Topeng
Mana yang lebih menakutkan, memakai topeng atau bertemu dengan orang yang memakai topeng? keduanya memang menakutkan sepertinya. Bertemu dengan yang memakai topeng bisa tiba-tiba menikam dan jika diri sendiri yang memakai topeng bisa tiba-tiba mati karena kesulitan bernafas. Tapi sepertinya tak semua orang benar-benar ingin terus memakai topeng. Manusia tetap bisa berada di titik lelah menjadi yang bukan dirinya, yang bukan maunya, dan yang bukan mimpinya. Sesekali pasti ada yang ingin tak berpura-pura lagi.
Tetapi ketika melepas topeng itu, mengapa orang lain tidak bisa menerimanya. Bahkan mungkin, keluarga sendiri yang katanya dalam setiap detak dan alir nadinya mengandung darah yang sama tidak mau menerimanya. Selalu saja harus menjadi orang lain, harus saja mengikuti keinginan yang lain, harus saja bertindak yang lain, terus-menerus melawan hati sendiri. Terkadang seakan-akan diri ini diciptakan untuk memuaskan orang lain saja.
Disaat kembali menjadi seperti sebagaimana inginnya, selalu saja seakan tak diizinkan. Seperti hal: yang pendiam disuruh banyak bercanda dan yang banyak bercanda disuruh bungkam. Yang pemimpi disuruh berhenti berkhayal dan yang tak punya impian disuruh banyak berharap. Yang ingin bekerja sendiri disuruh berkelompok dan yang ingin berkelompok disuruh mandiri. Yang mudah menangis disuruh kebal dan yang kebal disuruh lebih berempati. Kadang heran, dunia ini memang punya banyak tempat. Tetapi mengapa manusia seringkali berada di tempat yang salah. Jika seorang pemberontak berada di area peperangan, ia mungkin akan segera menjadi pahlawan. Sungguh ... terkadang semua ini adalah masalah tempat.
Kalau dikatakan tidak berusaha mencari tempat yang tepat, tidak juga. Bukan karena tidak ingin, tetapi semua luka yang akhirnya membuat topeng semakin banyak adalah dari hasil kebanyakan mencari tempat yang tepat itu. Semakin mencari semakin terheran-heran, tempat ini yang aneh atau diri ini yang aneh. Berjalan di tempat dengan memakai topeng terasa tak nyaman ... namun berjalan mencari tempat untuk bisa melepas topeng juga tidak mudah bahkan beresiko. Mungkin diri ini harus lebih berani dan tegas lagi untuk menunjukkan serta menemukan tempat untuk hidup tanpa harus memakai topeng. Pada akhirnya, diri ini yang harus terus berdialog dengan diri asli ini. Berdua saja, tanpa topeng.
16:11, Medan, 19 November 2019