ROYALTI
Saya sebenarnya agak malas menjawab pertanyaan tentang royalti, tetapi saya lihat banyak sekali penulis pemula yang terlalu berharap pada royalti. Karena ada begitu banyak pertanyaan tentang royalti yang ditujukan kepada saya, maka saya akan menjawabnya dalam buku ini.
Saya akan menerangkan secara frontal dan singkat saja, bahwa jikalau Anda menulis hanya semata-mata untuk mendapatkan uang, mungkin Anda akan cepat menyerah dalam dunia tulis-menulis. Intinya, kalau Anda menulis karena semata-mata ingin mendapatkan uang, Anda mungkin akan kecewa.
Apalagi jika Anda menerbitkan buku melalui penerbit indie, biasanya keuntungan hanya 10% dari harga buku. Kalau penerbit mayor saya kurang tahu, karena saya belum pernah mencoba. Berharap atas royalti boleh saja, tetapi usahakan ini bukanlah satu-satunya alasan Anda menjadi penulis.
Pada saat saya masih pemula dulu, saya tidak terlalu memikirkan royalti, karena ketika ada yang mau membaca buku saya, saya akan memberikannya gratis untuk mengapresiasi mereka. Saya juga mengirim buku ke banyak reviewer. Ya, Anda tidak harus mengikuti jejak saya. Hanya saja, jangan terlalu berharap dapat banyak uang dari menulis. Memang tidak menutup kemungkinan bahwa Anda bisa mendapatkan banyak uang dari menulis, kalau memang sudah rezeki Anda tentu saja bisa, tetapi maaf, saya harus berkata bahwa faktor keberuntungan berperan besar untuk ini.
Saya juga mengenal banyak penulis indie yang lebih senior dari saya. Saya memperhatikan bahwa mereka juga sering melakukan hal yang sama, yaitu bagi-bagi buku. Baik secara give away, mengirimkan kepada banyak reviewer, dan memberikan bonus.
Saya sendiri, sebagai penulis yang sudah memiliki 9 buku solo. Bisa dibilang keuntungan saya dari segi materi belum banyak dan belum cukup menutupi modal menerbitkan kesembilan buku saya. Hanya saja, saya tidak akan berhenti menulis karena belum mendapatkan keuntungan, karena kembali lagi, saya menulis, karena saya memang mencintai menulis dan setiap proses ketika tulisan saya menjadi buku.
Mungkin Anda akan berpikir, berarti menerbitkan buku adalah kegiatan yang harus mengeluarkan uang dong? Sudah capek-capek berpikir malah harus mengeluarkan uang lagi. Sebenarnya, menulis itu termasuk hobi, kan? Hobi mana yang tidak mengeluarkan uang kecuali rebahan? Rebahan saja perlu mengeluarkan uang demi membeli kuota untuk browsing.
Balik lagi, Anda mencintai menulis atau tidak? Kalau Anda benar-benar mencintai menulis, tentu tidak akan terlalu memusingkan untuk berkorban. Namanya cinta, pasti ada pengorbanannya. Jika Anda memilih menerbitkan buku secara indie, sudah pasti Anda perlu mengeluarkan uang. Kalau menerbitkan secara mayor, kemungkinan semuanya akan gratis, tetapi saya juga tidak tahu pastinya mayor seperti apa karena belum pernah mencoba.
Anda pun jangan langsung berharap tinggi-tinggi karena melihat penulis yang menjadi miliarder, bahkan orang terkaya karena menulis. Menulis memang bisa saja memberikan penghasilan yang melimpah, tetapi sebelum mencapai titik itu, ada rintangan lain yang seharusnya lebih Anda perhatikan ketimbang royalti.
Teruslah menulis tanpa banyak ekspektasi. Sebuah ekspektasi memang bisa menyemangati, tetapi tak dapat dipungkiri bahwa ekspektasi jugalah yang menjadi alasan seseorang berhenti. Menulislah karena diri Anda adalah penulis dan penulis adalah diri Anda. Daripada sibuk memikirkan seberapa banyak keuntungan yang akan diraup dari naskah Anda, lebih baik memikirkan seberapa berkualitasnya naskah Anda.
RANGKUMAN
- Jikalau Anda menulis karena semata-mata ingin mendapatkan uang, Anda mungkin akan kecewa.
- Menulislah karena diri Anda adalah penulis dan penulis adalah diri Anda.
- Teruslah menulis tanpa banyak ekspektasi. Sebuah ekspektasi memang bisa menyemangati, tetapi tak dapat dipungkiri bahwa ekspektasi jugalah yang menjadi alasan seseorang berhenti.
Daripada sibuk memikirkan seberapa banyak keuntungan yang akan diraup dari sebuah naskah, lebih baik memikirkan seberapa berkualitasnya sebuah naskah.
-Juni Sari-