Read More >>"> Karma (02.) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Karma
MENU
About Us  

"Hai, Beb ... ada sarapan di meja, makanlah." Sapa Lelaki setengah telanjang yang sedang berdiri di dapurnya sambil memanggang omelet, Tony memang seksi. Mereka sudah menikah tiga tahun, namun di matanya, keseksian lelaki itu tidak berkurang sama sekali.

"Hmm ... harum sekali, Hon!" Windy berseru tertahan ketika wangi telur panggang melewati indra penciumannya. Ia segera mengikuti jejak harum itu ke arah Tony dan berbisik, "Kamu juga harum."

Lengan Windy memeluk pinggang telanjang Tony dari belakang dan menyandarkan kepala di punggungnya. Gerakan itu mengundang tawa Tony. "Kangen sama aku?"

"Ya iya lah. Sudah berapa lama kamu tidak pulang dan tidur disini. Rapat ... lembur ... dinas... aku benci pada atasanmu."

Tony tidak menjawab, ia melempar omelet itu di udara dan menangkapnya dengan cekatan kembali ke panggangan. Sebentar kemudian, omelet itu dipindahkannya ke atas piring.

"Maaf ya membuatmu menunggu terus." Bisiknya di telinga Windy sambil menggandeng wanita itu, menuntunnya ke meja makan.

"Tidak masalah. Aku terbiasa. Aku hanya takut kau mencari wanita lain, seseorang yang bisa memberimu anak." Jawab Windy lirih, mengingat lagi hasil laboratorium dan vonis dokter bahwa rahimnya tidak bisa dibuahi karena satu dan lain alasan.

Ia langsung meminta cerai dari Tony ketika dilihatnya betapa terpukul lelaki itu. Pikirannya yang kalut membuatnya melakukan beberapa percobaan bunuh diri, namun tidak berhasil. Waktu itu adalah hari tergelap hidupnya. 

Ia sangat tau bahwa Tony sangat menginginkan seorang anak, namun Tony menyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja, bahwa cinta Tony padanya tidak akan berubah. Kemudian ia mengikuti saran Tony untuk mengambil terapi psikologis demi ketenangan jiwanya.

"Jangan konyol. Aku mencintaimu, walaupun dokter mengatakan kau mandul, bagiku itu bukan masalah. Mari makan." Mereka sarapan dalam diam.

Sesuatu melintas di pikiran Windy dan dengan segera ia menyuarakannya, "Kau tau, penghuni di sini menggosipkan seorang wanita hamil di lantai 15. Kabarnya dia tidak bersuami dan seorang pelacur."

Tony terdiam, kemudian bunyi alat makan di hempaskan membuat Windy terkesiap. Dipandangnya Tony dengan tatapan heran. Tony tidak menatapnya, dia masih menatap piring di depannya.

"Kurasa bukan hak kita untuk menilai orang lain, Win, apalagi orang itu tidak kita kenal sama sekali." Suaranya terdengar datar dan berbahaya.

"Kamu aneh banget. Aku cuma cerita apa yang aku dengar. Kurasa kau tidak perlu sampai marah-marah begitu?"

Toni mengangkat wajahnya menatap Windy, mata itu menyorot tajam sementara suaranya menghardiknya kasar. "Kamu juga ... untuk apa mendengar gosip yang tidak jelas begitu? Sementara kita sendiri tidak mempunyai anak, kau malah menertawakan wanita lain yang sedang hamil. Apa kau belum menyadari itu? Jangan-jangan ini karma!"

"Ton ... kata-katamu kejam! Aku tau aku mandul, Aku sadar! Kau tidak perlu mengingatkanku lagi atas kekuranganku. Kalau hatimu tidak terima, kita bisa cerai!" Windy tidak bisa bersabar lagi, air mata membayangi penglihatannya. Persaannya tersayat-sayat mendengar sindiran Tony akan kondisinya. Sebulir dua bulir air mata itu menggelinding turun dan diusirnya kasar.

"Win, dengarkan. Aku hanya mau menyadarkanmu saja bahwa tidak baik untuk membicarakan orang lain. Aku malah berpikir, apa tidak lebih baik kita tanyakan padanya apakah anak itu bisa kita adopsi."

Kata-kata Tony membuatnya terperangah, bagaimana mungkin dia mengangkat anak dari seorang pelacur yang benih lelakinya tidak tau dari siapa.

"Jujur kata, aku ingin sekali punya anak, Win. Aku tidak minta banyak-banyak ... satu saja." Ujarnya lirih.

Ia melihat kesedihan di kedalaman mata suaminya dan hati Windy tergerak. Ia mendekatinya dan memeluk kepala lelaki itu di dadanya dengan sayang. "Menurutmu begitu? Apakah kau yakin? Kita bahkan tidak tau wanita itu siapa dan bapak anak itu siapa. Apakah bibit bebet bobot tidak penting untukmu?"

"Penting, tapi aku percaya jika kita mendidik anak itu dengan benar, maka dia akan menjadi benar. Tapi, lupakanlah. Anggap saja ini hanya ide gilaku. Cepat habiskan makananmu, aku punya rencana lain untukmu hari ini."

"Kita tidak jadi ke Bandung?"

"Kurasa lebih baik kita di rumah, berada dalam selimut hangat dan ...," Kata-katanya berhenti, gantian tangan kekar Tony menarik wanita itu dengan kasar ke pangkuannya, bibirnya segera melumat setiap inci kulit mulus yang bisa dijelajahinya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
Similar Tags
Mimpi Membawaku Kembali Bersamamu
404      305     4     
Short Story
Aku akan menceritakan tentang kisahku yang bertemu dengan seorang lelaki melalui mimpi dan lelaki itu membuatku jatuh cinta padanya. Kuharap cerita ini tidak membosankan.
Mata Senja
5      4     0     
Romance
"Hanya Dengan Melihat Senja Bersamamu, Membuat Pemandangan Yang Terlihat Biasa Menjadi Berbeda" Fajar dialah namaku, setelah lulus smp Fajar diperintahkan orangtua kebandung untuk pendidikan nya, hingga suatu hari Fajar menemukan pemandangan yang luarbiasa hingga dia takjub dan terpaku melihatnya yaitu senja. Setiap hari Fajar naik ke bukit yang biasa ia melihat senja hingga dia merasa...
Sebuah Jawaban
7      6     0     
Short Story
Aku hanya seorang gadis yang terjebak dalam sebuah luka yang kuciptakan sendiri. Sayangnya perasaan ini terlalu menyenangkan sekaligus menyesakkan. "Jika kau hanya main-main, sebaiknya sudahi saja." Aku perlu jawaban untuk semua perlakuannya padaku.
Dominos
5      5     0     
Short Story
Find out what is the relation between dominos and people
Slap Me!
31      23     0     
Fantasy
Kejadian dua belas tahun yang lalu benar-benar merenggut semuanya dari Clara. Ia kehilangan keluarga, kasih sayang, bahkan ia kehilangan ke-normalan hidupnya. Ya, semenjak kejadian itu ia jadi bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Ia bisa melihat hantu. Orang-orang mengganggapnya cewek gila. Padahal Clara hanya berbeda! Satu-satunya cara agar hantu-hantu itu menghila...
Senja Menggila
7      7     0     
Romance
Senja selalu kembali namun tak ada satu orang pun yang mampu melewatkan keindahannya. Dan itu.... seperti Rey yang tidak bisa melewatkan semua tentang Jingga. Dan Mentari yang selalu di benci kehadirannya ternyata bisa menghangatkan di waktu yang tepat.
A Night Owl State of Mind
14      9     0     
True Story
Basically an author's diary and honest thoughts... Mostly during many sleepless nights as a night owl.
Why Him?
6      6     0     
Short Story
Is he the answer?
Run Away
145      67     0     
Romance
Berawal dari Tara yang tidak sengaja melukai tetangga baru yang tinggal di seberang rumahnya, tepat beberapa jam setelah kedatangannya ke Indonesia. Seorang anak remaja laki-laki seusia dengannya. Wajah blesteran campuran Indonesia-Inggris yang membuatnya kaget dan kesal secara bersamaan. Tara dengan sifatnya yang terkesan cuek, berusaha menepis jauh-jauh Dave, si tetangga, yang menurutnya pen...
SURAT CINTA KASIH
368      300     6     
Short Story
Kisah ini menceritakan bahwa hak kita adalah mencintai, bukan memiliki