Read More >>"> My Brother Falling in Love (54.Love in Confusion) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Brother Falling in Love
MENU
About Us  

Xiumin membuka kelopak matanya dan yang pertama kali dilihatnya adalah pemandangan yang begitu menyeramkan. Xiumin berdiri dan menggerayangi kepalanya yang begitu berat.

"Dimana ini?" Xiumin melangkah membuka pintu.

Dan ingatan saat ia diculik kemarin sepulang sekolah berputar kembali. Xiumin meringis berharap bisa keluar dari tempat itu. Tapi ia bingung kemana jalan keluarnya. Karena yang ia temukan selalu pintu,pintu dan pintu.

"Arrgh..."
Suara teriakan-teriakan memasuki gendang telinga Xiumin. Dan ia seperti mengenali suara itu. Dengan mengandalkan pendengaran nya, Xiumin mencoba mencari asal suara itu.

Dia membuka pintu lain didepannya. Namun yang selalu ia temui pasti pintu baru.

"Kenapa tempat ini penuh dengan pintu?"

Xiumin geram dan hampir menyerah. Mengingat kepalanya yang pusing membuat Xiumin mendudukan dirinya. Ia sedang mengatur nafas seraya berfikir ini akan baik-baik saja.

"Yakh!..."
Suara-suara aneh itu terus hinggap membuat Xiumin kembali menemukan kekuatannya untuk mencari.

***

"Yakh!..."

"Sunbae kau tidak apa-apa?"

Chanyeol mengambil posisi duduk dan diikuti Han Mel disebelahnya.

"Apa yang sebenarnya diinginkan penculik itu?" tanya Han Mel lebih tepat ditujukan pada udara saja. Tapi Chanyeol yang mendengar merasa bersalah. Bagaimanapun Han Mel ikut terjebak disana itu karena dirinya.

"Mian. ini semua karena kau menyelamatkan ku"

"Jangan bilang begitu"

Han Mel mengerucutkan bibirnya karena salah bicara tadi. Tapi tiba-tiba ia memegangi perutnya yang lapar. Sudah sejak kemarin ia tidak makan dan minum.

Keadaan Chanyeol bahkan lebih parah. Kalau saja ia tidak kuat pasti Chanyeol lemas dan rapuh. Bekas pukulannya masih terlihat.Tapi Chanyeol berusaha tegar untuk melindungi gadis yang bersamanya.

"Kau sangat berani meneriaki para penjahat itu" ucap Chanyeol.

"Mau bagaimana lagi. Aku ketakutan dan tidak bisa melawannya"

Chanyeol menatap kedua mata Han Mel. Seolah ia menemukan energinya dengan hanya melihatnya.

"Kalau itu Sehun apa kau juga akan melakukan hal yang sama? rela terjebak seperti sekarang"

"Entah. Mungkin aku akan membiarkan nya saja"

Mata Chanyeol membulat seketika.
"Ah Jinjja? wah...aku menang"

"Yakh! apa maksudmu?"

"Kalau aku mencobanya apa kau akan menolak ku?"

"Mencoba apa?"

"Setelah keluar dari tempat menyebalkan ini. Aku akan menyatakannya padamu"

Pipi Han Mel merah merona. Ternyata kalimat Chanyeol berhasil juga. Han Mel mengulum bibirnya seraya mencoba menetralkan degup jantungnya.

Apa Han Mel pernah merasakan hal seperti ini saat bersama Sehun?

"Kalau kita terjebak disini selam--"

Cup!

Chanyeol membekap mulut Han Mel dengan mencium bibirnya. Hanya sekilas tapi mampu membuat Han Mel terdiam saat sesuatu yang lembab menempel dibibirnya. Apa baru saja seseorang mencuri sesuatu dari Han Mel?

"Kita pasti akan keluar. Jangan berkata begitu"

Han Mel mengalihkan pandangannya menjadi membelakangi Chanyeol.Ia sungguh kesal beraninya Chanyeol mengambil ciuman pertamanya.

"Kau...marah?" tanya Chanyeol.

Han Mel tidak membalikkan badannya.
"Kenapa kau mencuri ciuman pertamaku?"

Hati Chanyeol mencelos. Jadi yang menjadi ciuman pertama Han Mel adalah Chanyeol. Bukan Sehun, meski selama ini Chanyeol tahu bahwa gadis itu pernah berpacaran dengan Sehun.

Chanyeol tersenyum dan membalik badan Han Mel.
"Heii...itu bahkan bukan ciuman"

"Apa? Jadi kau sering melakukan hal itu pada gadis lain?"

Chanyeol menggeleng.
"Enak saja, itu juga yang pertama bagiku"

Han Mel memilih memandang sekelilingnya. Ia tidak bisa berlama-lama menatap Chanyeol kalau mau jantungnya sehat.

"Ayo kita cari jalan keluar, kita beri tanda untuk pintu-pintu yang sudah kita lewati" ujar Han Mel.

"Ayo lakukan" Chanyeol berdiri dan menggenggam Han Mel melewati pintu demi pintu serta menandainya. Chanyeol bahkan memberi tanda bagi pintu yang ternyata jalan buntu. Semakin ia menemukan banyak pintu, Han Mel semakin bisa menemukan ciri-cirinya antara mana pintu yang berisi jalan atau ruangan.

***

"Baekhyun...Baekhyun sadarlah"

"Baekhyun buka matamu"

Rye Hyun menangis menumpahkan kekesalannya bersamaan dengan tangannya yang mengguncang tubuh Baekhyun supaya sadar. Ia sangat takut berada ditempat gelap seperti itu.

Ini persis seperti didalam mimpinya, tapi bedanya ada Baekhyun disana. Meski masih belum sadarkan diri.

Rye Hyun beranjak dari tempatnya dan membuka sebuah pintu. Kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri mengamati tempat apa sebenarnya dia berada.

"Tempat apa ini?" Rye Hyun berjongkok seraya menutupi wajahnya karena takut.Ia berharap Baekhyun sadar dan membantunya.

"Rye Hyun-ah..."

Rye Hyun mendongak dan mendapati Baekhyun ada dihadapannya. Sedetik kemudian gadis itu mendekap tubuh namja didepannya. Rye Hyun senang akhirnya Baekhyun sadar.

"Kau baik-baik saja kan, Baekhyun?" tanya Rye Hyun masih dengan posisinya. Baekhyun menaruh dagunya diatas bahu Rye Hyun. Terdapat kenyamanan disana. Baekhyun bisa merasakan kehangatan.

"Aku takut sendirian. Jangan tinggalkan aku"

"Tidak akan. Aku tidak akan meninggalkanmu"

Sadar dengan apa yang dilakukannya, Rye Hyun melerai pelukan itu. Ia merasa tiba-tiba saja pipinya menghangat. Gadis itu malu sendiri.

"Apa ini sakit?" tanya Rye Hyun sembari menyentuh pipi Baekhyun yang lecet dan membiru akibat dipukuli.

Seriangaian Baekhyun pun muncul kepermukaan.
"Ne, Nomu appo"

Wajah Rye Hyun berubah sedih melihat Baekhyun kesakitan. Ini semua salahnya, andaikan Baekhyun tidak mencoba menyelamatkan dia.

"Mian Baekhyun. Tadi seharusnya kau tidak usah menyelamatkan aku" ujar Rye Hyun.

"Tidak-tidak ini bukan salahmu. Aku memang mencoba membongkar pelakunya. Tapi, karena kekuatanku lebih lemah dari para orang jahat itu, aku jadi babak belur begini deh. Hehe..." kekeh Baekhyun.

"Kenapa kau malah tertawa?"

"Lucu saja. Aku ingin menyelamatkan gadis yang aku suka tapi aku malah kalah.ck.ck.ck"

Apa baru saja Baekhyun mengatakan ia menyukai Rye Hyun? tolong sadarkan gadis itu bahwa ia tidak salah dengar.

"Kau...sudah tau kalau aku akan diculik?" tanya Rye Hyun tiba-tiba.

"Iya. Kai yang mengatakan kalau korban terakhir adalah dirimu. Makanya aku buru-buru mencarimu disekolah. Waktu itu kenapa kau bisa ada diluar?"

"Aku mendapat pesan ada yang ingin menemui ku. Dia menungguku diluar sekolah. Bodoh, seharusnya aku curiga karena satpam penjaga sekolah tertidur. Sepertinya mereka sengaja membuat penjaga sekolah kita tidak sadar"

Baekhyun mengeraskan rahangnya. Emosinya naik ketika mendengar rencana mulus Kyungsoo. Sebenarnya manusia macam apa dia yang tega melakukan hal itu pada teman-temannya sendiri.

"Memangnya siapa saja yang diculik?"

"Chanyeol, Chen, Xiumin, bahkan teman Sis Kae. Hari ini kau dan aku"

"Huh?"

"Kau kenapa?" melihat ekspresi terkejut dari Rye Hyun, Baekhyun semakin khawatir.

"Kenapa yang dibawa kesini teman-teman terdekat kita, Baekhyun"

Baekhyun bergeming ditempatnya. Apa sekarang saja Baekhyun jujur kalau sebenarnya Kyungsoo memiliki dendam dimasa lalu. Tentang pembunuhan Na Ri.

"oh...astaga Bagaimana keadaan Xiumin?"

Baekhyun meringis mendengar kalimat Rye Hyun. Bahkan setelah mendengar nama Xiumin, gadis itu langsung merasa khawatir.

***

Layaknya bangun dari tidur, namja itu menguap dan merentangkan tangannya ke udara. Bahkan dengan mata yang masih terpejam ia sesekali melakukan peregangan. Karena badanya terasa sakit semua.

Tapi saat kedua kelopak matanya terbuka hal pertama yang dilakukan adalah berteriak.
Dia berteriak histeris karena ketakutan. Bayangkan ia pingsan dan terbangun sendirian ditempat yang begitu menyeramkan.

"Arrrgh....."
Chen berlari membuka pintu ruangan tempatnya pingsan tadi. Namun ia masih tidak sanggup melangkah sendirian.

Waktu melangkahkan kaki menuju jalan didepannya, Chen teringat bahwa ia tidak sendirian disini. Ada gadis bernama Go Han Mel. Iya, dan Chen harus menemukan gadis itu.Sumpah demi EXO, Chen ingin menghilang saja seperti butiran debu.

"Han Mel...."

"Go Han Mel...."

"Dimana Kau..."

Chen terus berusaha mencari jalan keluar meski dengan rasa gugup sekalipun. Sesekali Chen juga terjatuh karena tidak fokus memperhatikan langkahnya dan juga minimnya pencahayaan.

"Pintu lagi...pintu lagi"
Bulu kuduk Chen sudah berdiri semua. Ia mengeratkan jas sekolahnya karena gelisah. Bagaimana ia bisa bertahan.

Tangan Chen terulur untuk menyentuh hendel pintu, namun tiba-tiba sebuah suara mengagetkannya.Ia pun semakin ketakutan dan segera sembunyi disebuah ruangan.

Duk...duk...duk...
Semakin mendengarkan suara itu, Chen semakin meringis dan memejamkan mata seraya merapal doa apapun yang dikeluarkan dari mulutnya.

"Eomma...Chen takut"

"Eh...? bagaimana kalau itu si Go Han Mel"

Dengan mengumpulkan segala kekuatannya, Chen memberanikan diri keluar dari persembunyian dan mencari sumber suara itu.

***

Chanyeol dan Han Mel berhasil menemukan sebuah tangga. Bahkan tempat itu belum pernah mereka lewati. Tapi masih ada kendala lain yang menghadang. Mereka harus berhasil membuka sebuah pintu.

Duk...duk...duk
Chanyeol mencoba memukul-mukul pintunya namun nihil pintu itu terkunci.

"Aku menemukan kuncinya" Han Mel segera melemparnya kepada Chanyeol. Mereka pun berhasil keluar dari sana namun kembali bertemu dengan pintu-pintu.

Chanyeol menghela nafas lelah. Sementara Han Mel menepuk-nepuk bahu seniornya itu supaya kembali semangat.

"Biar ku tandai yang ini dulu" Han Mel beranjak dari sana dan mencoret pintunya agar mereka tidak perlu melewati jalan yang sama. Han Mel menggunakan sebuah besi kecil untuk menandainya.

"Ayo kita lanjutkan, Sunbae"

"Kau semangat sekali sih" Chanyeol salut pada Han Mel. Sejak satu jam yang lalu semangatnya tidak pernah luntur. Apalagi ide-ide gadis itu selalu membuat Chanyeol bangga.

Duk!
Kepala Chanyeol membentur sesuatu didepannya karena sibuk melihat Han Mel.

"Hahaha....kau kasihan sekali, Sunbae. Haha..."

Chanyeol meringis memegangi kepalanya. Tapi melihat Han Mel tertawa begitu renyah membuat rasa sakitnya hilang begitu saja.

"Yakh! Go Han Mel"

"Go Han Mel kemari kau"
Chanyeol menggelitiki Han Mel hingga gadis itu menggeliat kesana-kemari dengan tawanya yang mengisi gedung itu.

"Hahaha.....Yakh! Park Chanyeol hentikan"

Keduanya berhenti bermain-main karena kehabisan tenaga. Mereka duduk disebuah anak tangga dan saling menghela nafas.

Chanyeol menyentuh kepala Han Mel dan menaruhnya di bahu kirinya. Han Mel tidak menolaknya karena ia juga merasa nyaman?

"Aku lapar..." lirih Chanyeol.

"Iyaa aku juga"

Saat ini jika mengingat makanan mereka akan langsung merasa lemas. Perut Han Mel melilit sedari tadi pagi. Sekarang diluar sana pasti sudah siang.

"Oh...bagaimana dengan sekolah?"

"Kita sudah bolos tiga hari. Kenapa kau khawatir pada sekolah?" pekik Chanyeol.

"Aku ketua kelas"

"Ohh...eh? Kau? Wah...gadis ku hebat sekali"

Han Mel memalingkan wajahnya lagi. Kini ia tidak bersandar lagi pada Chanyeol.

"Bagaimana dengan Eomma?oh...pasti Eomma khawatir padaku" Han Mel sedih kalau ternyata pemikiran buruknya terjadi.

Chanyeol juga memikirkan tentang Orangtuanya. Apa mereka tahu kalau anaknya diculik. Bagaimana kalau ternyata tidak tahu?

"Chanyeol!!"

"Akhirnya aku menemukan kalian. Kyaaa...!!!"

Chanyeol kewalahan menerima pelukan keras Chen. Orang lagi lemas dan kelaparan didekap tanpa aba-aba membuat Chanyeol limbung dan hampir saja jatuh.

"Kenapa kau ada disini Chen?"
Tanya Chanyeol.

Mereka duduk kembali di anak tangga dan mendengar cerita Chen tentang penculikan itu. Bahkan Han Mel juga mendengar bahwa Sis Kae diluar sana sedang khawatir padanya. Ada perasaan menghangat dari Han Mel. Mereka tahu kalau penculiknya mengirim surat palsu.Itu juga yang membuat orangtua mereka tidak khawatir.
Mereka sedikit lega setidaknya tidak membuat orangtua sedih.

.
.
.
.
.
.
.

TBC

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
A Ghost Diary
101      72     0     
Fantasy
Damar tidak mengerti, apakah ini kutukan atau kesialan yang sedang menimpa hidupnya. Bagaimana tidak, hari-harinya yang memang berantakan menjadi semakin berantakan hanya karena sebuah buku diary. Semua bermula pada suatu hari, Damar mendapat hukuman dari Pak Rizal untuk membersihkan gudang sekolah. Tanpa sengaja, Damar menemukan sebuah buku diary di tumpukkan buku-buku bekas dalam gudang. Haru...
Burn In Tears
12      12     0     
Short Story
Semua tanda bahwa kita pernah saling tergila-gila nyaris tandas dibakar air mata. Aku, jadi tanda yang paling lama menghadapi mati dan hilang.
CORAT-CORET MASA SMA
274      214     3     
Short Story
Masa SMA, masa paling bahagia! Tapi sayangnya tidak untuk selamanya. Masa depan sudah di depan mata, dan Adinda pun harus berpikir ulang mengenai cita-citanya.
Aku dan Dunia
11      11     0     
Short Story
Apakah kamu tau benda semacam roller coaster? jika kamu bisa mendefinisikan perasaan macam apa yang aku alami. Mungkin roller coaster perumpamaan yang tepat. Aku bisa menebak bahwa didepan sana ketinggian menungguku untuk ku lintasi, aku bahkan sangat mudah menebak bahwa didepan sana juga aku akan melawan arus angin. Tetapi daripada semua itu, aku tidak bisa menebak bagaimana seharusnya sikapku m...
ONE SIDED LOVE
24      20     0     
Romance
Pernah gak sih ngalamin yang namanya cinta bertepuk sebelah tangan?? Gue, FADESA AIRA SALMA, pernah!. Sering malah! iih pediih!, pedih banget rasanya!. Di saat gue seneng banget ngeliat cowok yang gue suka, tapi di sisi lain dianya biasa aja!. Saat gue baperan sama perlakuannya ke gue, dianya malah begitu juga ke cewek lain. Ya mungkin emang guenya aja yang baper! Tapi, ya ampun!, ini mah b...
Sweeter Than Sweet Seventeen
484      366     5     
Short Story
Menunggu papa peka akan suatu hal yang aku impi - impikan. Namun semua berubah ketika ia mengajakku ke tempat, yang tak asing bagiku.
Suara Kala
99      76     0     
Fantasy
"Kamu akan meninggal 30 hari lagi!" Anggap saja Ardy tipe cowok masokis karena menikmati hidupnya yang buruk. Pembulian secara verbal di sekolah, hidup tanpa afeksi dari orang tua, hingga pertengkaran yang selalu menyeret ketidak bergunaannya sebagai seorang anak. Untunglah ada Kana yang yang masih peduli padanya, meski cewek itu lebih sering marah-marah ketimbang menghibur. Da...
For Now
10      10     0     
Short Story
Honestly, it hurts a little Though I'm smiling in front of you
SURAT.
9      9     0     
Romance
Surat. Banyak rasa akan datang bersamanya. Bacalah dengan bisikan pelan. Sebutir demi sebutir perasaan akan mengalir bersama kata yang terangkai. Perlahan, keping rasa itu akan lengkap dan jatuh tepat di sebuah gubuk penampungan rasa di lubuk hati. Setelah berhasil diterjemahkan, barangkali tubuh akan kegirangan. Atau bibir akan tersenyum, mungkin tertawa. Atau mata taklagi sanggup membendung der...
Code: Scarlet
495      229     0     
Action
Kyoka Ichimiya. Gadis itu hidup dengan masa lalu yang masih misterius. Dengan kehidupannya sebagai Agen Percobaan selama 2 tahun, akhirnya dia sekarang bisa menjadi seorang gadis SMA biasa. Namun di balik penampilannya tersebut, Ichimiya selalu menyembunyikan belati di bawah roknya.