Read More >>"> STORY ABOUT THREE BOYS AND A MAN (Empat Belas) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - STORY ABOUT THREE BOYS AND A MAN
MENU
About Us  

"Lala, bangun, udah jam empat! Siap-siap gih, kita mau berangkat ke Surabaya!" Yose mendorong-dorong bahuku dengan keras. Kata-katanya tadi hanya sebagian yang dapat kudengar, tetapi dorongannya itu yang membuatku jengkel setengah mati. Ganggu aja!

"Masih jam empat, Yos. Keretanya jam setengah Sembilan, yaoloh!" jawabku masih malas beranjak dari kasur yang hangat. Aku kembali tertidur, mungkin agak lama. Aku sempat bermimpi, tapi aku tidak bisa mengingat mimpi apa yang tadi kualami.

"La, bangun! Udah jam lima! Udah siang ini. Lo, kan, mandinya lama banget. Ayo bangun!" Suaranya kembali mengusik tidur nyenyakku. Yose begitu bersemangat hari ini.

"Duh, Yos. Ntar aja jam tujuh baru bangunin gue. Lo packing aja sono." Tanganku melambai di udara memberinya kode untuk tidak mengusikku.

"Gue, kan, udah packing kemaren. Lo yang belom packing, Neng."

"Ya udah packing-in barang gue deh, ntar jam tujuh baru bangunin. Gue masih ngantuk banget ini Yose." Bener-bener deh Yose, siapa yang ada urusan di luar kota, siapa yang jadinya paling bersemangat?

Sepanjang hari kemarin, Yose selalu mengulang kata yang sama dengan intonasi yang kedengaran sangat menjengkelkan bagi telingaku. "Pegi bedua~ Pegi bedua~"

Katanya ia sangat senang karena Nicko tidak akan ikut dan sudah lama kami tidak bepergian berdua seperti ini. Well, kita tidak pergi untuk bertamasya, Yos.

Sejam berikutnya ia tidak ingin aku menawar lagi. "Lala! Bangun! Ga mau tau, bangun sekarang! Udah jam enam! Barang lo udah beres semua. Pokoknya bangun sekarang ah, bete gue bangunin mulu tiap satu jam!"

"Duh, iya-iya bangun, bawel banget sih lu!" Perlahan kupaksakan mataku yang masih pedih untuk terbuka. Kulihat Yose berdiri di samping tempat tidurku sambil bertolak pinggang. Bukan main! Ia sudah rapi!

"Lo kapan bangunnya? Jam begini udah siap aja. Keretanya jam setengah sembilan kali, Yos."

"Ih, bodo. Gue ga bisa tidur gara-gara terlalu excitedPegi bedua ... pegi bedua ...."

Aku hanya melongo melihatnya menari-nari seperti bebek sedang mengepak-ngepakkan sayapnya. "Sakit jiwa ini orang," ujarku sambil geleng-geleng kepala. Yose benar-benar sudah tidak waras.

"Mandi gih, Neng, biar cantik. Jelek banget lu kalo baru bangun, belek sama iler di mana-mana," ejeknya sambil mengacak-acak rambutku. Kubalas ejekannya dengan geplakan di belakang kepalanya, kuharap kewarasannya dapat kembali setelah itu.

"KDRT! Dokter Boyke tolooong!" Yose menjerit dengan suara seraknya yang dibuat sebanci mungkin. Tidak berhasil tenyata.

Pukul tujuh aku baru keluar dari kamar mandi. Butuh waktu sekitar satu jam untuk memastikan bahwa segala isi perut yang dapat menyebabkan pengen pup di kereta sudah dikeluarkan semuanya.

"Lama banget njir." Yose mengeluh begitu melihat aku keluar dari kamar mandi sambil cengengesan. Aku sudah bisa menebak ia akan mengeluh, karena selama aku di dalam tadi, ia sudah mengetuk pintu kamar mandi sebanyak empat kali. Lengkap dengan keluhan macam ibu-ibu yang takut anaknya terlambat ke sekolah.

"Kan pup dulu," jawabku membela diri.

"Makanya belajar supaya bisa berak di tempat lain, La. Bisa mati kali lu, kalo kamar mandi di rumah tiba-tiba mampet."

"Bodo amat," acuhku sambil menjulurkan lidah. Dari dulu penyakitku memang tidak bisa buang air besar di tempat lain selain di rumah. Em ... sebenarnya bisa sih, tapi itu juga terpaksa dan rasanya sangat tidak nyaman. Yose pernah mengejek, katanya kotoranku ini sebenarnya punya nyawa sendiri. Karena mereka tidak akan mau keluar, kalau bukan di kloset rumah. Sableng, kan, dia?

Kami berangkat ke stasiun lebih cepat dari yang sudah kujadwalkan. Tentu saja karena Yose sudah tidak sabaran sejak pukul empat pagi! Setelah mencetak tiket kereta untuk kami berdua, kami menunggu di peron. Tidak terlalu banyak orang di stasiun, mungkin saja nanti hanya sedikit penumpang yang akan berangkat menuju Surabaya.

Kuperhatikan Yose yang sedang merokok di dekat toilet umum. Tadi aku sempat melarangnya untuk merokok, kubilang di sini tidak boleh merokok. Ia tidak percaya lalu nekat bertanya pada petugas yang ada di peron. Akhirnya di sanalah Yose sekarang, sedang menjadi kereta api hidup. Tatapan kami bertumbukkan, dari kejauhan Yose menyodorkan rokoknya ke arahku.

"Mau?" tanya Yose hanya dengan gerakan bibir.

"No!" tolakku juga dengan gerakan bibir dan gelengan cepat. Ia sedang sarapan, tapi aku aku tidak berminat untuk gabung bersamanya.

Ngomong-ngomong soal Yose yang merokok, ia sudah pernah berhenti tahun lalu. Penyebab ia berhenti, karena ia terserang batuk yang tidak sembuh-sembuh sampai tiga bulan. Yang paling parah lagi, batuknya itu sampai mengeluarkan darah. Dokter menganjurkannya untuk berhenti merokok jika ia mau sembuh, maka Yose terpaksa berhenti. Lalu entah sejak kapan ia kembali merokok. Kutebak mungkin saat beberapa minggu lalu ketika kami sedang jarang bertemu itu, ia mulai merokok lagi. Tunggu saja sampai batuknya kambuh! Biar tau rasa! Yose, kan, tidak bisa dibantah, tidak bisa diberi saran, tidak suka diatur-atur, kalian juga tahu itu, kan? Jadi, biarkan ia kena batunya dulu, baru tobat.

Setelah Yose menghabiskan dua batang rokok, kulihat gerbong kereta datang dari kejauhan. Yose bergegas kembali dengan senyum lebar, tanpa harus disuruh ia langsung mengangkat ransel kami berdua. Meski otaknya geser, paling tidak ia masih cukup gentle untuk membawakan ransel juga tas kameraku yang beratnya minta ampun.

"Sabar Yos, belom nyampe keretanya."

"Kan, siap-siap, La. Takut keduluan orang," jawabnya polos.

"Lo kira naik angkot, takut keduluan orang. Kan, udah ada tiket masing-masing," Sebenarnya ada apa ya di dalam kepalanya? Kenapa ia tidak mirip dengan orang-orang normal lainnya? Sepertinya batas antara polos, tidak waras dan bodoh memang benar-benar tipis, pemirsa-pemirsa.

Yose hanya tertawa kecil. Kutarik badannya mendekat, "Kesinian dong, Yos. Silau."

"Bangke, gue dijadiin tembok buat ngalangin matahari! Enak banget emang jadi orang kecil kayak upil. Ini kayaknya gara-gara mata lo, La. Makanya, Neng, punya mata jangan gede-gede. Intensitas nyerap sinar mataharinya makin gede, kan, jadinya?"

Combo! Double kill!! Kurang ajar memang manusia ini.

"Gua tinggal di sini baru tau rasa lu," serangku balik.

"Yah jangan dong, ntar lu ga kuat ngangkat tas. Kan, badan lu seupil," elaknya dengan sangat cerdik. Cengiran polos tersungging di bibirnya.

"Tinggal manggil Nicko, susah amat," balasku lagi. Kami jadi saling serang begini, persis seperti anak kecil yang sedang adu bacot.

"Nicko lo itu, kan, sibuk. Lagian, mana mau dia disuruh ngangkat tas? Jangankan ngangkat tas, gue jamin dia ga pernah megang sapu." Yose membantah dengan percaya diri.

Aku mendelik ke arahnya. Ia memang sangat tidak menyukai Nicko. "Sinis lo."

"Bodo amat!" Hasil akhirnya, aku kalah adu bacot. Yose memang punya skill mumpuni jika berhubungan dengan bacot-membacoti, berdebat, dan sinis soal Nicko. Dia juaranya.

Jika boleh kukatakan, Yose ini adalah gabungan dari dua gen, gen pria dewasa yang membentuk badannya menjadi setinggi dan seseksi ini, juga gen ibu-ibu arisan yang membuat bacotannya tak tertandingi. Hybrid adalah julukan yang pas untuk mengklasifikasikan makhluk seperti apa Yose ini. Luar biasa.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (30)
  • kania_young

    @yurriansan sama sama ... 😄😄

    Comment on chapter TIGA SEKAWAN
  • yurriansan

    @kania_youngmksh looh udah mmpirin cerita absurd ini.

    Comment on chapter TIGA SEKAWAN
  • kania_young

    saking seriusnya nulis sampe lidahnya kegigit... Tio... Tio... hihi

    Comment on chapter TIGA SEKAWAN
  • yurriansan

    @aianawoww mksi :D. aku blum smpt slsaiin, masih nyelsain naskah lomba. jadi ini masih separuh. ini perpaduan humor dan romance. ada sedihnya dikit (rencana) tapi gk seperih Toni.

    Comment on chapter TIGA SEKAWAN
  • aiana

    Baru tau kalau udah release ceritaaa. Udah endingkan ya? Aku cuma berharap nggak se sedih si Toni. Sejauh ini kocak. Sma-able bgt dg ciri khas anak laki2. Salut saya dg cerita gini. Cewe tp bicara dg sudut pandang cowo.

    Comment on chapter TIGA SEKAWAN
  • yurriansan

    @risajey09wah mksh ya udah mampirin, mksh juga udah sve :D.
    ceritamu juga bagus

    Comment on chapter TIGA SEKAWAN
  • risajey09

    Nice, humornya bikin aku gemes.....
    Aku langsung save story

    Comment on chapter TIGA SEKAWAN
  • yurriansan

    @PenaLara iya. emang sngaja pke nma yg umum dan gampang diingat. biar kecantol d hati pembaca. xixi

    Comment on chapter BAGUS PULANG
  • PenaLara

    Namanya 'Bagus' kaya temenku dulu, sekarang nggak tahu kemana TT

    Comment on chapter BAGUS PULANG
  • yurriansan

    @[dear.vira] oke makasih ya sarannya

    Comment on chapter BAGUS PULANG
Similar Tags
My Andrean
159      95     0     
Romance
Andita si perempuan jutek harus berpacaran dengan Andrean, si lelaki dingin yang cuek. Mereka berdua terjebak dalam cinta yang bermula karena persahabatan. Sifat mereka berdua yang unik mengantarkan pada jalan percintaan yang tidak mudah. Banyak sekali rintangan dalam perjalanan cinta keduanya, hingga Andita harus dihadapkan oleh permasalahan antara memilih untuk putus atau tidak. Bagaimana kisah...
Mimpi Milik Shira
11      11     0     
Short Story
Apa yang Shira mimpikan, tidak seperti pada kenyataannya. Hidupnya yang pasti menjadi tidak pasti. Begitupun sebaliknya.
My Sunset
173      113     0     
Romance
You are my sunset.
Gue Mau Hidup Lagi
13      13     0     
Short Story
Bukan kisah pilu Diandra yang dua kali gagal bercinta. Bukan kisah manisnya setelah bangkit dari patah hati. Lirik kesamping, ada sosok bernama Rima yang sibuk mencari sesosok lain. Bisakah ia hidup lagi?
Laci Meja
11      11     0     
Short Story
Bunga yang terletak di laci meja Cella akhir-akhir ini membuatnya resah. Dia pun mulai bertekad untuk mencari tahu siapa pelakunya dan untuk apa bunga ini dikirim. Apa ini....teror?
LARA
219      128     0     
Romance
Kau membuat ku sembuh dari luka, semata-mata hanya untuk membuat ku lebih terluka lagi. Cover by @radicaelly (on wattpad) copyright 2018 all rights reserved.
Venus & Mars
241      135     0     
Romance
Siapa yang tidak ingin menjumpai keagunan kuil Parthenon dan meneliti satu persatu koleksi di museum arkeolog nasional, Athena? Siapa yang tidak ingin menikmati sunset indah di Little Venice atau melihat ceremony pergantian Guard Evzones di Syntagma Square? Ada banyak cerita dibalik jejak kaki di jalanan kota Athena, ada banyak kisah yang harus di temukan dari balik puing-puing reruntuhan ...
From Ace Heart Soul
9      8     0     
Short Story
Ace sudah memperkirakan hal apa yang akan dikatakan oleh Gilang, sahabat masa kecilnya. Bahkan, ia sampai rela memesan ojek online untuk memenuhi panggilan cowok itu. Namun, ketika Ace semakin tinggi di puncak harapan, kalimat akhir dari Gilang sukses membuatnya terkejut bukan main.
KETIKA SENYUM BERBUAH PERTEMANAN
323      251     3     
Short Story
Pertemanan ini bermula saat kampus membuka penerimaan mahasiswa baru dan mereka bertemu dari sebuah senyum Karin yang membuat Nestria mengagumi senyum manis itu.
Just a Cosmological Things
16      11     0     
Romance
Tentang mereka yang bersahabat, tentang dia yang jatuh hati pada sahabatnya sendiri, dan tentang dia yang patah hati karena sahabatnya. "Karena jatuh cinta tidak hanya butuh aku dan kamu. Semesta harus ikut mendukung"- Caramello tyra. "But, it just a cosmological things" - Reno Dhimas White.