Read More >>"> May be Later (Bingkai 13 : Lelaki itu) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - May be Later
MENU
About Us  

“Masih main HP? Bukannya istirahat,” Rion mengalihkan tatapannya dan melihat Gify yang berjalan dari arah dapur menuju ruang tengah dengan segelas jeruk peras hangat.

“Cuman ngecek aja kok, bentar lagi juga istirahat.”

“Cuman ada jeruk hangat nih, kulkas kamu kosong,” Gify sekarang sudah duduk di samping Rion menyodorkan gelas yang dibawanya. Walau Gify sudah sanagat sering ke rumah Rion tapi masuk ke kamar pribadi adalah hal tabu bagi pasangan ini mereka masih memegang batasan, jadi Rion memilih untuk istirahat di ruang tengah.

“Gini nih kalo bunda ikut ayah dinas gak ada yang belanja,Mbak Dii ga bisa diharepin” Gify hanya terkekeh melihat Rion yangmulai mengeluh khas gaya kekanakan dengan bibir mengerucut, ya wajar saja sih kalau dua kakak beradik ini ditinggal di rumah berdua saja, memang tidak bisa diharapkan bisa mengurus rumah. Dua-duanya sama-sama sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, kalau Rion jarang pulang, Mbak Dii pulang kerjanya malam terus dan kadang juga tidak pulang kalau lembur.

“Nanti aku belanja deh isi kulkas kamu, bunda kan pulang masih minggu depan,” Rion menggeleng dengan cepat membuat Gify mengernyit heran kenapa tidak boleh?

“Ga usah nanti biar aku minta tolong Bi Ayu aja, lagi pula ga perlu penuh kok kulkasnya, cuman aku sama Mbak Dii aja ga ada yang makan lagi,” Gify hanya mengangguk paham lalu mengeluarkan laptopnya.

“Aku minta maaf ya lagi-lagi aku susah dihubungin, maaf ya karna kesibukan aku, sampai lupa sama hari jadian kita padahal itu hari penting.”

“Masih dibahas aja sih, cuman hari jadian kan? Yang paling penting kan hubungan kita baik-baika aja, itu yang patut kita syukuri, lagi pula kesibukan kamu, itu kan memang tuntutan pekerjaan kamu bahkan kamu bisa kerja dari pagi sampai ketemu pagi lagi, sekarang yang penting kamu istirahat kamu pasti capek banget,” Rion hanya mengangguk dan tersenyum tipis, Rion pun akhinya memutuskan untuk istirahat.

“Nanti sidang skripsi keluarga, kerabat atau temen boleh datang lho,”

“Cuman ga boleh masuk ruangan nunggu di luar,” Gify bercerita tentang sidang skripsinya,  sambil memerhatikan Rion yang matanya sudah setengah terpejam.

“Oke deh aku jadwalin buat datang ya kalau ga ada kerjaan, aku ga janji,” Gify tersenyum dengan sangat manis, sontak dia bahagia saat tahu di saat paling menegangkan selama masa kuliahnya akan ditemani kekasihnya nanti.

***

Pagi ini Gify sangat bersemangat sekaligus jantungan, bagaimana tidak? Hari ini adalah penentuan nasibnya di perkuliahan, mama dan papanya juga sudah sibuk mencekokinya dengan berbagai makanan yang kata papanya dapat menambah kosentrasi, tiba-tiba ia seperti pasien rumah sakit yang sedang mengalami terapi diet.

Sejak tadi pula ia berusaha menelpon atau mengirimi Rion pesan agar lokasi dan waktu sidang skripsinya, tapi sepertinya Rion masih tidur jadi tidak mengangkat panggilannya. Ah tapi tak apalah, untuk apa juga Rion datang tepat waktu kan yang sidang bukan Rion jadi datang telat pun tak masalah yang penting datang, ia berharap Rion bisa datang.

“Fy udahan dandannya, habisin susunya masih sisa nih.”

“Iya Mah sabar,” balas Gify berteriak

“Cepetan nanti telat, gelasnya udah mau Mama cuci nih,” Gify hanya meringis mendengar suara dahsyat nan cempreng mamanya yang terdengar sampai kamarnya, apa nanti saat ia jadi emak-emak ia akan kehilangan suara lemah nan lembut miliknya dan akan berubah menjadi suara toa seperti mamanya?

***

“Gelisah banget Fy?” Gify hanya memasang wajah melas terhadap Raden yang hari ini juga sidang skripsi sepertinya, sedang Revia? Gadis itu mendapat giliran besok.

“Santai aja Fy kalo tegang bange malah buyar yang udah lo pelajarin, banyak zikir.”

“Tumben lo bener,” gurau Gify sekadar melepaskan ketegangan yang kini seperti melilit perutnya.

“Ah lo sama aja kaya sohib lo ngeremehin gue mulu, gini-gini gue lagi mempersiapkan diri untuk jadi imam keluarga yang baik,” Raden berbicara dengan gaya khas tebar pesonanya, yang pastinya ga bakal mempan sama Gify yang sudah punya Rion, Rion? Aduh kalau ingat Rion jadi tambah tegang pemuda itu masih belum juga mengangkat telpon terakhirnya lima menit yang lalu, apa pemuda itu masih ketiduran?

“Lah tadi gelisah sekarang bengong,” Raden menggelengkan kepala melihat teman seangkatannya yang sanagt jarang ia goda, karena seingatnya dulu saat masih menjadi mahasiswa baru Gify sudah punya pacar dari lain fakultas dan setahunya belum ada terdengar kabar putus dari Gify.

“Ngomong-ngomong kenapa lo lagi belajar jadi imam yang baik, habis lulus nanti lo mau nikah?”

“Wo iya dong, cowok itu kalau serius dan cinta sama ceweknya harusnya ngajak nikah bukan pacaran, apalagi kalu udah mapan, pendidikan udah kelar, punya penghasilan apa lagi coba yang dicari? Mendingan nikah kan? Pacarannya halal,” Gify sampai terperangah dengan penjelasan Raden, yang benar saja hal seperti itu sempat terpikir di otak playboy kampus itu.

“Wah beruntung dong ya cewek yang lo taksir.”

“Tapi sahabat lo kayanya ga merasa begitu,” Gify mengernyit bingung apa maksud cowok dihadapannya ini.

“Eh udah ya Fy, udah giliran gue masuk nih, doain ya,” Gify kembali menormalkan ekspresinya lalu tersenyum memberi kepalan jari untuk menyemangati teman seeperjuangannya itu. Setelah Raden masuk ke ruangan dan tak terlihat lagi, kini Gify mulai berpikir Rion sudah mapan dan berpenghasilan , bila Rio benar-benar serius mencintainya apa Rion akan segera melamarnya?

***

Selangkah keluar dari ruanga sidang Gify masih merasakan kakinya gemetar, diluar ia melihat wajah cemas teman-temannya. Raut wajah mereka seolah bertanya, gimana hasilnya?

Gify hanya mengangguk beberapa kali dengan mata berkaca-kaca sebagai jawaban pertanyaan mereka, sontak mereka pun berteriak memberi semangat, akhirnya ia lulus dan mendapat gelar S1 nya. Selesai sudah perjalanan perkuliahannya, terbayar sudah pengorbanannya merevisi skripsi berkali-kali, bahkan sempat gonta-gabti judul awalnya.

Para mantan mahasiswa itu melakukan perayaan kecil memberi selamat pada satu sama lain, menangis bahagia, hebatnya lagi mereka yang sidang hari ini dinyatakan lulus semuanya, bertambahlah kebahagiaan itu, rasanya seperti baru saja pulang menag perang. Bahkan sangking gilanya, para anak laki-lagi melompat ke kolam di halaman gedung sidang, untung pak satpam hanya menggeleng maklum, sudah dari tahun ke tahun ia menghadapi perilaku para mahasiswa yang aneh-aneh mengekspresikan rasa bahagianya. Sedang para wanita sudah ancang-ancang melempari sepatu mereka bila saja anak laki-laki itu nekat mendorong mereka ikut masuk ke kolam sehingga sebagai ganti para lelaki mencipratkan air dari kolam yang mengundang jeritan histeris para wanita yang takut penampilannya rusak.

“Gue habis ini mau nemuin cowok gue Raden, gila banget ya lo nyipratin air bocah banget tahu gak,” rengek Sinta yang menjadi korban Raden.

Setelah puas dengan euforia, satu persatu dari mereka pun mulai memisahkan diri, ada yang ingin bertemu orang tuanya, ada yang sudah ditunggui sahabatnya, ada yang sudah dijemput pacarnya, kalau yang cowok-cowok tadi tentu saja langsung pulang sebelum masuk angin, masa nanti ga datang wisuda gegara masuk angin.

Gify sendiri hanya berdiri terpaku menatap teman-temannya yang sudah pamit, ia mencoba mengedarkan andangannya berharap melihat mobil Rion atau bahkan Rion yang mungkin saja sedang bersembunyi karena takut keberadaanya diketahui public, tapi nihil, Gify tak melihat keberadaan Rion. Ponselnya pun sekarang tak bisa dihubungi, hanya mbak-mbak operator yang menjawab kalau sang pemilik ponsel sedang menonaktifkan ponselnya. Rion kamu dimana sih?

Sesaat kemudian Gify merasakan ponselnya bergetar.

Dafrion A.:

Congratulation my princess, selamat ya sekarang kamu sudah jadi sarjana ilmu komunikasi, semoga kamu bisa menjadi lulusan yang bermanfaat bagi masyarakat seperti yang kamu cita-citakan. Maaf aku ga bisa datang ke sidang skripsi kamu, tiba-tiba tadi pagi dipanggil untuk briefing promo film, tapi aku akan usahain untuk datang saat kamu wisuda nanti, sekali lagi selamat dan maaf

Gify hanya menghembuskan napas lelah, Rion ternyata tidak datang, ah salahnya juga terlalu banyak berharap, Rion kan sudah bilang kemarin kalu ia tak janji datang.

Me:

Makasih… Okey ga papa, btw tahu dari mana aku lulus?

Dafrion A.:

Aku yakin dong kamu pasti lulus

Sekali lagi maaf ya, pokoknya waktu kamu wisuda nanti aku bakal datang, karena saat itu bener-bener hari penting banget kan buat kamu

 Me :

Can’t wait that time, can’t wait to see you, yaudah lanjut gih kerjanya, jangan lupa makan

Dafrion A.:

<3

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • camarseptakum

    @aryalfaro terima kasih sudah mampir

    Comment on chapter Bingkai 1 : Anak itu
  • aryalfaro

    Chapter 1 saya sudah menyenangkan ceritanya ^^ Saya akan membaca chapter selanjutnya ^^

    Comment on chapter Bingkai 1 : Anak itu
Similar Tags
REVIVE TIME
98      74     0     
Mystery
Kesalahan ada pada setiap orang. Kesalahan pernah terjadi pada setiap orang. Bagaimana caramu memperbaiki kesalahan di masa lalu? Yah, mungkin memang tidak bisa diperbaiki. Namun, jika kamu diberikan kesempatan untuk kembali ke masa lalu akankah kamu memperbaikinya?
Parloha
223      141     0     
Humor
Darmawan Purba harus menghapus jejak mayat yang kepalanya pecah berantakan di kedai, dalam waktu kurang dari tujuh jam.
Reach Our Time
321      173     0     
Romance
Pertemuan dengan seseorang, membuka jalan baru dalam sebuah pilihan. Terus bertemu dengannya yang menjadi pengubah lajunya kehidupan. Atau hanya sebuah bayangan sekelebat yang tiada makna. Itu adalah pilihan, mau meneruskan hubungan atau tidak. Tergantung, dengan siapa kita bertemu dan berinteraksi. Begitupun hubungan Adiyasa dan Raisha yang bertemu secara tak sengaja di kereta. Raisha, gadis...
JEOSEUNGSAJA 'Malaikat Maut'
319      179     0     
Fan Fiction
Kematian adalah takdir dari manusia Seberapa takutkah dirimu akan kematian tersebut? Tidak ada pilihan lain selain kau harus melaluinya. Jika saatnya tiba, malaikat akan menjemputmu, memberikanmu teh penghilang ingatan dan mengirim mu kedimensi lain. Ada beberapa tipikel arwah manusia, mereka yang baik akan mudah untuk membimbingnya, mereka yang buruk akan sangat susah untuk membimbingny...
SEPATU BUTUT KERAMAT "Antara Kebenaran & Kebetulan"
80      45     0     
Humor
Bukan sesuatu yang mudah memang ketika dalam hidup berhadapan dengan hal yang membingungkan, antara kebenaran dan kebetulan. Inilah yang dirasakan oleh Youga dan Hendi saat memiliki sebuah Sepatu Butut Keramat....
Aku & Sahabatku
417      231     0     
Inspirational
Bercerita tentang Briana, remaja perempuan yang terkenal sangat nakal se-SMA, sampai ia berkenalan dengan Sari, sifatnya mengubah hidupnya.
Melawan Tuhan
73      53     0     
Inspirational
Tenang tidak senang Senang tidak tenang Tenang senang Jadi tegang Tegang, jadi perang Namaku Raja, tapi nasibku tak seperti Raja dalam nyata. Hanya bisa bermimpi dalam keramaian kota. Hingga diriku mengerti arti cinta. Cinta yang mengajarkanku untuk tetap bisa bertahan dalam kerasnya hidup. Tanpa sedikit pun menolak cahaya yang mulai redup. Cinta datang tanpa apa apa Bukan datang...
Balada Valentine Dua Kepala
10      10     0     
Short Story
Di malam yang penuh cinta itu kepala - kepala sibuk bertemu. Asik mendengar, menatap, mencium, mengecap, dan merasa. Sedang di dua kamar remang, dua kepala berusaha menerima alasan dunia yang tak mengizinkan mereka bersama.
Di Balik Jeruji Penjara Suci
0      0     0     
Inspirational
Sebuah konfrontasi antara hati dan kenyataan sangat berbeda. Sepenggal jalan hidup yang dipijak Lufita Safira membawanya ke lubang pemikiran panjang. Sisi kehidupan lain yang ia temui di perantauan membuatnya semakin mengerti arti kehidupan. Akankah ia menemukan titik puncak perjalanannya itu?
Sampai Nanti
140      100     0     
Romance
Sampai nanti bukan jaminan, bahwa kau dan aku akan bertemu dengan saling merindu. ----- Baskara tidak pernah bermimpi akan bertemu Tiara, sosok yang mengubah hari-hari biasanya menjadi luar biasa; sosok yang mengajarkannya banyak hal. Bahwa kau bisa tampak malu-malu namun memiliki hati yang begitu berani. Bahwa kau bisa tampak lemah lembut, namun memiliki tekad sekuat baja. Kau bisa berharap, ...