Read More >>"> May be Later (Bingkai 10 : Awal Bermula) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - May be Later
MENU
About Us  

Rion memilih mengasingkan diri dari para kru yang sedang asik bersenda gurau ditemani live music yang di sajikan di restoran salah satu hotel yang mereka inapi di Bangkok. Pemuda itu lebih memilih berdiri menatap pemandangan kota itu dari balkon, membiarkan angin malam menyentuhnya, menggerakkan sedikit rambutnya yang sudah agak panjang, melepaskan penat selama perjalanan seharian ini.

Ia baru sampai di tempat ini tengah hari, setelah memburu dan menyambangi tempat makan terkenal dan halal di Thailand, Rion dan para krunya pun memulai meeting untuk membahas jadwalnya selama di Thailand. Lalu pergi mengunjungi rumah pejabat Kedutaan Republik Indonesia.

Selama itu ia menghibur para tuan rumah ternyata yang menyambutnya bukan hanya si tuan rumah tapi juga para warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia dan masyarakat asli Thailand yang mengidolakan para bintang Indonesia ini, mereka tentu sudah sangat tak sabar melihat dan menyapa idola mereka. Rion pun sempat berkenalan dengan pejabat itu beserta keluarganya inilah salah satu kelebihan artis, bisa membangun relasi dengan siapa saja dari kalangan apa saja karena popularitasnya. Rion sempat berkenalan dengan putri sang pejabat yang ternyata sangat mengidolakan dirinya, gadis itu seumuran dengan Gify bahkan mengambil jurusan kuliah yang sama.

Sesaat Rion tersadar ia belum sempat menghubungi kekasihnya seharian ini, pantas saja rasanya ada yang kurang, ah mungkin dengan mendengar suara kekasihnya itu bisa mengobati lelahnya dan kerinduannya yang kemarin baru sebentar saja bisa memiliki waktu bersama.

***

Padahal hari telah cukup larut tapi entah kenapa, mata Gify belum bisa tertutup. Sedari tadi ia hanya bergerak risih di tempat tidurnya, berbolak-balik ke kanan dan ke kiri. Nakas di samping tempat tidurnya sudah terdapat tiga novel yang baru dibelinya berharap bisa membuatnya mengantuk, tapi baru membaca lembar pertama saja sudah membuatnya tak berselera untuk melanjutkannya.

Ia sudah mematikan lampu, minum air putih dan mendengar musik. Berharap usahanya bisa membuatnya mengantuk agar besok tidak telat kuliah, tapi apa daya ia masih resah seolah ada yang masih ditunggunya. Saat menatap langit-langit kamarnya terlintas di otaknya berarti kini Rion sedang bersama Naira, mungkin beberapa hari ke depan atau bahkan sebulan ke depan atau bahkan lebih mereka akan sering berinteraksi. Oh apa yang kini di pikirannya? Apa ia tengah cemburu? Dan ini mengganggunya. Di tengah puncak frustasinya untuk tidur, Gify merasa ponselnya bergetar dan melihat foto kekasihnya yang terpampang di layar ponsel, Rion menelpon. Seketika senyum terbit di wajah gadis itu. Ah ternyata ini yang ditunggu-tunggu gadis itu.

***  

Jadi udah beberapa kali sama Naira dia gimana orangnya?”

“Dia? Dia orangnya baik, ramah, menyenangkan di ajak bicara, kayanya kerja sama kami bukan hanya berjalan lancar tapi bakal jadi seru,” Rion hanya mendengar suara di seberang telpon yang hanya ber-o pendek lalu hening. Cukup lama Rion menunggu gadis itu yang hanya diam saja.

“Ngomong-ngomong tumben ga mempan udah baca novel, minum air, matiin lampu, sama dengerin musik,” Rion sedikit heran biasanya gadisnya akan sangat mudah tidur kalau sudah melakukan serentetan  kegiatan itu.

“Ga tahu,”

“Kamu masih kangen kali sama aku,” Rion terkekeh, menggoda gadis mungil itu dan membuatnya kesal akan sangat menyenangkan, soalnya gadis itu sangat cuek, dan saat kesal gadis itu akan lebih ekspresif.

“Iiiiii PD abis si, pokoknya ga mau tahu harus bawa oleh-oleh, kamu kan sebenarnya janju mau ajak aku liburan sama hunting foto ke sana,” Gify mencoba mengingatkan janji pemuda itu dulu.

“Oh iya ya, oke deh soal liburan sama hunting foto nanti kita atur jadwalnya ya kalau aku udah ga sibukm kalau oleh-oleh tenag aja aku pasti bawa, sekarang yang penting jangan kemaleman tidurnya ntar telat lagi, bete lagi, aku lagi yang disalahin,”

“Iya ini udah mau tidur,”

“Assalamualaikum, have nice dream,”

“Waalaikum salam, you too,”

Rion tersenyum menatap layar ponselnya yang sudah gelap, slalu sama rasanya saat berinteraksi dengan gadis itu.  Ah kalau begini jadi pingin balik Jakarta.

“Ga gabung sama yang lain,” lamunan Rion buyar saat mendengar suara wanita yang menyapanya dari samping, saat menoleh ternyata calon lawan mainnya yang menyapa.

“Lo sendiri?” Rion malah menjawab dengan pertanyaan singkat, gadis itu hanya mendengus.

Angle dari sini bagus,”wanita itu membentuk jarinya menjadi bentuk segi empat dan matanya memicing seolah sedang membidik gambar untuk di foto. Sedang Rion hanya mengangkat kedua alisnya, Rion bingung kenapa gadis ini selalu punya bahan untuk dibicarakan dan terkadang tak ada hubungannya dengan obrolan semula, tadi bertanya tujuanya tak bergabung dengan kru lain, kini malah berbicara tentang angle foto. Berbeda dengan gadis itu yang berpikir pasti pemuda ini sedang meragukan kemampuannya membidik foto, ah mentang-mentang dia cowok gue cewek, cewek juga jago kali foto-foto.

“Lo meragukan kemampuan fotografi gue?”

“Lo tertarik dengan fotografi?” mereka bertanya hampir bersamaan.

“Ahahah gue dulu banget waktu SMP sekarang udah enggak,” Rion tersenyum tipis melihat gadis itu yang terlalu ekspresif.

“Sama,” Rion menjawab dengan singkat lagi.

“Pas SMP juga?”

“Ngga, pas awal kuliah, tapi sama-sama udah ngga lagi sekarang”gadis itu mendengus lagi, pemuda ini singkat-singkat sekali memberi informasi, menyebalkan.

“Itu ga sama namanya,” ujar gadis itu emosi sambil memukul lengan Rion, Rion hanya mengaduh sambil tertawa, dan lagi malam itu mereka habiskan dengan obrolan panjang sampai tengah malam.

***

Gify hanya diam memandangi SC kegiatan baksos yang diurusnya, sekaligus kakak tingkatnya, sekaligus dosennya yang Gify tahu bernama Abriel, orang yang begitu sinis padanya di awal jumpa. Lelaki itu tengah sibuk berbicara dengan kepala kelurahan tempat mereka akan mengadakan baksos. Lelaki itu sangat ramah dan sopan dalam berbicara, dan setelah lima jam mereka bersama mengurus persiapan baksos Gify mulai tahu lelaki ini bukannya jahat atau apa, hanya saja dia memang sangat tegas dan berdisiplin tinggi tidak heran ia sudah sukses di usia semuda ini, baru 26 tahun. Lelaki itu pun bukan lah tipe pendedam yang terus mengingat masalah masa lalu, buktinya hari ini ia memperlakukan Gify dengan baik, dia tidak akan marah pada orang yang benar. Dan ia akan sangat tegas pada yang bersalah.

“Fy kamu udah catat poin-poin penting yang disebutin Pak Galih tadi kan?” Gify refleks  menatap Pak Galih yang telah menjauh dari dirinya dan Abriel, lalu cepat-cepat melirik buku catatan kecilnya, huft untung saja walau melamun Gify tetap menyimak dan mencatat hal penting yang menyangkut kegiatan baksos mereka.

“Udah kok Kak,” setelah beberapa kali berurusan dengan lelaki ini Gify memang memanggilnya ‘Kak’ kalau urusannya di luar perkuliahan, teman-temannya yang lain pun begitu.

“Oke nanti kamu follow up aja terus semua persiapannya, dan jangan lupa koordinasikan sama rekan kamu yang lain,” Gify mengangguk mantap mendengar perintah Abriel, lalu ia sedikit bingung saat melihat Abriel yang tak berjalan ke arah mobilnya tapi malah hendak menyebrang jalan, mau ke mana lagi lelaki ini, tak cukup kah mereka keliling kelurahan ini lima jam demi mengurus semuanya.

“Saya tunggu di KFC depan, ajak anak-anak lain juga nyusul, saya traktir,” seketika kerutan kening Gify berganti dengan senyuman cerah , asikkkk.

***

Seluruh teman-teman Gify yang terlibat di acara baksos  tentu terlihat senang dan sumringah mendapat traktiran dari Abriel, apalagi anak rantau yang uang jajannya dikirimi perbulan, banyak-banyak bersyukur uang makan siang hari ini bisa dipakai untuk yang lain, teman-teman Gify yang sempat kena semprot karena miss koordinasi pun seketika sirna wajah muramnya, Abriel memang pandai memimpin seketika kami merasa di didik dan dirangkul.

Melihat ayam goreng tepung yang kini sudah ludes dihadapannya entah mengapa membuat pikirannya sempat terbayang wajah Rion, pemuda itu sudah tidak menghubunginya sejak malam itu, berarti sudah terhitung hampir sebulan, banyak pesan-pesannya yang hanya masuk, terbaca namun tidak terbalas, sibuk sekali sepertinya orang itu. Saat tiba-tiba ponselnya bergetar dengan cekatan Gify meraih ponselnya memastikan si pengirim pesan. Seketika pula bahu gadis itu merosot hanya pesan dari layanan kartu prabayar mengingatkan untuk segera isi ulang pulsa.

“Lagi nunggu SMS pacar?” Gify berjingkat kaget mendengar pertanyaan tiba-tiba Revia, gadis itu memang duduk tepat di sebelahnya. Revia mungkin sedikit terkejut juga dengan reaksi berlebihan Gify yang duduk di sebelahnya menerima pesan dan sudah menebak kekasih sahabatnya ini pasti ngilang lagi, lama-lama gue kerangkeng aja ntar pacar lo Fy biar lo ga sedih lagi. Sedang Gify hanya tersenyum kecut.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • camarseptakum

    @aryalfaro terima kasih sudah mampir

    Comment on chapter Bingkai 1 : Anak itu
  • aryalfaro

    Chapter 1 saya sudah menyenangkan ceritanya ^^ Saya akan membaca chapter selanjutnya ^^

    Comment on chapter Bingkai 1 : Anak itu
Similar Tags
Neverends Story
116      73     0     
Fantasy
Waktu, Takdir, Masa depan apa yang dapat di ubah Tidak ada Melainkan hanya kepedihan yang di rasakan Tapi Harapan selalu menemani perjalananmu
Why Joe
18      16     0     
Romance
Joe menghela nafas dalam-dalam Dia orang yang selama ini mencintaiku dalam diam, dia yang selama ini memberi hadiah-hadiah kecil di dalam tasku tanpa ku ketahui, dia bahkan mendoakanku ketika Aku hendak bertanding dalam kejuaraan basket antar kampus, dia tahu segala sesuatu yang Aku butuhkan, padahal dia tahu Aku memang sudah punya kekasih, dia tak mengungkapkan apapun, bahkan Aku pun tak bisa me...
Black Roses
864      435     0     
Fan Fiction
Jika kau berani untuk mencintai seseorang, maka kau juga harus siap untuk membencinya. Cinta yang terlalu berlebihan, akan berujung pada kebencian. Karena bagaimanapun, cinta dan benci memang hanya dipisahkan oleh selembar tabir tipis.
a Little Braver
12      12     0     
Romance
Ketika takdir yang datang di setiap kehidupan membawanya pada kejutan-kejutan tak terduga dari Sang Maha Penentu, Audi tidak pernah mengerti kenapa Dia memberikannya kehidupan penuh tanya seperti ini?
Dandelion
7      7     0     
Short Story
Sepasang gadis kembar, menjalani masa muda mereka dengan saling mengisi. Lika-liku kehidupan menjadikan mereka gadis-gadis yang berani layaknya bunga dandelion.
AraBella [COMPLETED]
604      243     0     
Mystery
Mengapa hidupku seperti ini, dibenci oleh orang terdekatku sendiri? Ara, seorang gadis berusia 14 tahun yang mengalami kelas akselerasi sebanyak dua kali oleh kedua orangtuanya dan adik kembarnya sendiri, Bella. Entah apa sebabnya, dia tidak tahu. Rasa penasaran selalu mnghampirinya. Suatu hari, saat dia sedang dihukum membersihkan gudang, dia menemukan sebuah hal mengejutkan. Dia dan sahabat...
The Secret Of Bond (Complete)
151      83     0     
Romance
Hati kami saling terikat satu sama lain meskipun tak pernah saling mengucap cinta Kami juga tak pernah berharap bahwa hubungan ini akan berhasil Kami tak ingin menyakiti siapapun Entah itu keluarga kami ataukah orang-orang lain yang menyayangi kami Bagi kami sudah cukup untuk dapat melihat satu sama lain Sudah cukup untuk bisa saling berbagi kesedihan dan kebahagiaan Dan sudah cukup pul...
unREDAMANCY
210      144     0     
Romance
Bagi Ran, Dai adalah semestanya. Ran menyukai Dai. Ran ingin Dai tahu. Simple. Celakanya, waktu tak pernah berpihak pada Ran. Ini membingungkan. Ran tak pernah berpikir akan mengalami cinta sendirian begini. Semacam ingin bersama tapi dianya nggak cinta. Semacam ingin memaksa tapi nggak punya kuasa. Semacam terluka tapi ingin melihatnya bahagia. Ini yang namanya bunuh dir...
Du Swapped Soul
218      120     0     
Fantasy
Apa kamu pernah berasumsi bahwa hidupmu lah yang paling sempurna? Apakah kamu pernah merasakan rasanya menjalani kehidupan orang lain? Dan apakah... kamu pernah mempunyai sahabat yang aneh, tapi setia? Kalau belum, kau akan menemukan semuanya di sini, di kehidupan Myung-Joo yang akan diperankan oleh Angel.
Langit Jingga
0      0     0     
Romance
Mana yang lebih baik kau lakukan terhadap mantanmu? Melupakannya tapi tak bisa. Atau mengharapkannya kembali tapi seperti tak mungkin? Bagaimana kalau ada orang lain yang bahkan tak sengaja mengacaukan hubungan permantanan kalian?