Read More >>"> REVIVE TIME (A New Life) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - REVIVE TIME
MENU
About Us  

Sesampai di sekolah, aku merasa bingung. Begitu pula teman-temanku yang kebingungan melihatku yang sedang kebingungan ini. “Kevin, ada apa? Duduklah di tempatmu”, ucap guruku. Namanya adalah George Bell, dia Guru Bahasa Inggris sekaligus wali kelasku. Aku biasa memanggilnya Mr. Bell. Di usianya yang sekarang ini, dia seumuran denganku yang berasal dari masa depan.

Aku mengikuti pelajaran hingga bel sekolah berbunyi. Triiingggg. Aku langsung lari sekuat tenaga keluar kelas menuju rumah. Saat sampai di pintu sekolah, seorang anak bertanya padaku, “Kevin, mau kemana kamu?”. “Aku mau ke WC,” jawabku. “Terserah kau saja lah,” balasnya dengan acuh. Namanya adalah Kenta, murid tercerdas di sekolahku. Menurutku dia sudah tahu apa yang akan aku lakukan. Setelah menyelesaikan pembicaraan aku langsung menuju rumahku.

Akhirnya aku sampai di depan rumah lamaku. Sesampainya ditempat itu, aku mengetuk-ngetuk rumahku dengan keras sambil berteriak, “Ibu!!! Ibu!!!”. Aku baru teringat kebiasaan ibuku yang menaruh kunci didalam sepatu yang berjejer di depan rumah sebelum berangkat kerja. Lantas aku langsung mengambil kunci di dalam salah satu sepatu yang berada di depan rumah. Ternyata benar, kunci itu terlihat tergeletak di dalam sepatu bersama beberapa kunci lainnya. Tanpa basa-basi aku langsung membuka pintu rumahku. Sontak aku bernostalgia dengan kenangan di rumah ini. Ya, rumah ini berbeda dengan rumah yang kutempati 15 tahun yang akan datang.  Aku melihat ke sudut ruangan, disana terdapat topeng “Kamen Rider” milikku beserta mainanku yang lainnya. Aku menangis karena gagal melindungi ibuku di masa depan, tapi takkan kubiarkan diriku jatuh ke lubang yang sama. Aku akan berusaha semaksimal mungkin dengan kedua tanganku ini untuk mengubah masa ini dan masa depan. Aku terus menangis dan memeluk bantal hingga tak sadar diriku tertidur sampai petang. Suara langkah kaki yang datang dari tangga membuat kedua mataku terbuka lebar. Suaranya semakin dekat. Hingga akhirnya dia berdiri tepat didepanku. Ternyata dia adalah ibuku yang baru saja pulang kerja. Aku melihatnya sampai berkaca-kaca. “Kevin, mau makan opor atau bakso?”, tanya ibuku. “Opor”, jawabku dengan bahagia.

“Silakan makan, jangan lupa baca doa dan basmalah”, ucap ibu. “Bimillahirrohmanirrohiim allahumma bariklana wa kina azabanar, Selamat makan!” balasku. “Wah.. wah.. padahal tadi pagi kau bertengkar dengan ibu, tapi sepertinya kau sudah melupakannya,” ujar ibu. Sebentar, aku bertengkar dengan ibu? Tapi bertengkar karena apa? Akupun berpikir dan melihat kembali di sekitar dapur dan aku melihat ada vas bunga yang pecah karena tersenggol oleh lenganku yang sedang memakai jaket. Lalu, ibu memarahiku dan akupun kesal hingga berlari sampai sekolah tanpa berpamitan dengannya. “Ibu... aku minta maaf,” Ucapku sambil menunduk dengan menyesal. “Ya... ibu maafkan, tapi kau tidak perlu menangis seperti itu kan?” balas ibuku. Tanpa sadar aku sudah mengucurkan air mata. “Ibu makanan ini enak sekali,” sahutku. “Kevin, kau cukup aneh hari ini,” balas ibu.

Pagi ini seperti biasa yang dialami anak-anak sekolah. Sembari berangkat, aku memikirkan mengapa terjadi pengulangan waktu ini. “Sepertinya pembunuhan ibu di masa depan ada hubungannya dengan pembunuhan teman kelasku. Berarti, aku harus menghentikan pembunuhan di masa ini”. Pertama-tama aku harus mendekati calon korban dengan cara yang sewajarnya anak kecil lakukan. Korban pertama adalah Lyanna. Seorang wanita pendiam dan cuek, bahkan jarang sekali ada orang yang mengobrol dengannya. Dirinya selalu mengenakan jaket merah.

“Assalamualaikum, Hai Lyanna”, salam lembut yang jarang terucap akhirnya terpaksa kuucapkan. Tanpa mengindahkan satu kata pun ia kembali ke dalam kelas. “Assalamualaikum, Hai Lyanna”, salam kedua dariku hari ini saat makan siang. Lagi-lagi tanpa memedulikan diriku ia pergi dari kantin dengan membawa roti. “Assalamualaikum, Hai Lyanna”. Kali ini aku yakin bahwa salam dariku bukanlah hal yang langka lagi. Untuk ketiga kalinya ia tidak berminat sama sekali dengan salamku, tapi aku yakin bahwa dirinya menjawab dalam hati karena hukum menjawab salam kan wajib. “Ada apa? Sepertinya kau sedang memikirkan seseorang,” sahut Kenta tanpa basa-basi.  “Wah… apa itu benar?” balas Bran dengan lembut. Bran adalah salah satu korban dari pembunuhan teman kelasku setelah Lyanna jadi aku harus tetap mengawasinya. “Kau sudah dewasa ya Kevin!” ucap Ricon dengan wajah sok pintarnya itu. “Tenang saja... aku akan membantumu Kevin!” ucap John dengan keras hingga seisi kelas menengok kearahku. “Sudah-sudah, sekarang waktunya kita belajar bahasa inggris,” balas Mr. Bell yang baru muncul dari luar dengan membawa buku. Seisi kelas kembali ke tempat duduknya masing-masing dengan cepat.

“Aku harus menemukan cara lain untuk mendekatinya,” ucapku dalam hati. “Tapi aku juga harus tetap mengamati siapa saja orang yang berpotensi menjadi pembunuh,” lanjutku dalam hati. Setelah selesai pelajaran, aku langsung mengikuti Lyanna pulang dengan mengendap-endap. Aku melihatnya belok ke arah kiri di pertigaan pertama. Sontak aku langsung terburu-buru mengejarnya dan dengan cepat berpamitan dengan teman-temanku yang sedang berjalan sekali dengaku. “Dah!!” ucapku terburu-buru. Aku melihatnya menuju ke arah taman kota. Disana ia sendirian menghadap ke sebuah pohon besar yang berdiri di taman. Setelah itu ia mulai duduk dan menulis sesuatu di buku.

“Wah... rupanya dia sering kemari, pantas saja aku jarang melihatnya,” seseorang mengatakannya begitu saja dari arah belakangku.

“Iya, aku juga baru tahu hal ini”, jawabku dengan spontan. “Tunggu bukankah seharusnya aku sendirian, mengapa ada seseorang yang berkata di belakangku?” pikirku.

“Jangan-jangan di belakangku ini adalah...” Aku langsung menengok dengan cepat.

“Huhhhh.... aku kira siapa,” lanjutku dalam hati. Ternyata itu adalah ibuku sendiri, padahal aku sudah mengira kalau di belakangku adalah pembunuhnya.

“Kenapa? Kau suka dengannya ya!” tanya ibu dengan memaksa.

”Tidak bu, aku hanya mengawasinya agar tidak terjadi sesuatu. Lagipula dalam islam dilarang pacaran bu,” balasku dengan setengah jujur.

“Ohhh... begitu. Terserah kau bilang apa. Lagipula untuk anak kecil tidak apa kok kalau suka-sukaan belum lagi dia cantik bukan. Namanya kalau tidak salah Lyanna betulkan?” jawab ibu dengan nada tidak percaya.

"Iya," balasku dengan jutek.

“Kalau begitu ayo kita pulang,” lanjut ibu.

"Ta... tapi bu", ujarku.

"Kenapa? mau nunggu Lyanna? beneran suka sama Lyanna kan?".

"Bukan begitu bu, ah sudahlah pulang saja," dengan terpaksa aku mengatakan hal tersebut karena tidak ingin melibatkan ibu dalam rencanaku.

Hasil rencanaku nihil.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

1 0 2 0 0 0
Submit A Comment
Comments (9)
  • Dane

    @Yell menurut saya sebagai pembaca webtoon sih, prolog itu cuman ngeliatin sekilas doang dan gak mesti sebagai urutan pertama dalam kronologis.

    Comment on chapter Prolog
  • Yell

    Baca prolognya, baca chapter duanya, saya kok gagal paham, ya? Mungkin otak saya yang lamban.

    Comment on chapter When Despair Comes
  • Jodi

    ini update nya kapan lagi ya?

    Comment on chapter Prolog
  • dennyth3k1d

    #SemangatNulis

    Comment on chapter Prolog
  • dwidasa16

    @Rous Terimakasih atas dukungannya. Ikuti terus ceritanya ya!

    Comment on chapter Prolog
  • Rous

    Penasaran sama kelanjutannya

    Comment on chapter Prolog
  • SusanSwansh

    Sama2. Saya hanya sedikit berbagi ilmu saja. Semoga bermanfaat. Salam.

    Comment on chapter When Despair Comes
  • dwidasa16

    @SusanSwansh Terimakasih atas sarannya. Kedepannya akan saya lebih perhatikan lagi penulisan tanda bacanya. Mohon maaf kalau merasa kurang nyaman dengan ceritanya.

    Comment on chapter When Despair Comes
  • SusanSwansh

    Halo, salam kenal penulis misteri. Saya suka ceritanya. Cuma mau kasih saran saja. Untuk penulisan tanda baca dalam sebuah dialog, itu di letakan di depan. Sebelum tanda petik. ("Tidak mau.")

    Comment on chapter When Despair Comes
Similar Tags
Pensil Kayu
13      13     0     
Romance
Kata orang cinta adalah perjuangan, sama seperti Fito yang diharuskan untuk menjadi penulis buku best seller. Fito tidak memiliki bakat atau pun kemampuan dalam menulis cerita, ia harus berhadapan dengan rival rivalnya yang telah mempublikasikan puluhan buku best seller mereka, belum lagi dengan editornya. Ia hanya bisa berpegang teguh dengan teori pensil kayu nya, terkadang Fito harus me...
Cinta Kita Yang Tak Sempurna
177      110     0     
Romance
Bermula dari kisah awal masuk kuliah pada salah satu kampus terkenal di Kota Malang, tentang Nina yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang aktivis di UKM Menwa yang bernama Aftar. Namun Nina tidak menyadari bahwa ada seseorang yang diam-diam memperhatikannya dan tulus mencintainya bahkan rela berkorban pada akhirnya, dia adalah Gio. Namun dipertengahan cerita muncul-lah Bayu, dia ad...
Silver Dream
260      150     0     
Romance
Mimpi. Salah satu tujuan utama dalam hidup. Pencapaian terbesar dalam hidup. Kebahagiaan tiada tara apabila mimpi tercapai. Namun mimpi tak dapat tergapai dengan mudah. Awal dari mimpi adalah harapan. Harapan mendorong perbuatan. Dan suksesnya perbuatan membutuhkan dukungan. Tapi apa jadinya jika keluarga kita tak mendukung mimpi kita? Jooliet Maharani mengalaminya. Keluarga kecil gadis...
Apakah kehidupan SMA-ku akan hancur hanya karena RomCom? [Volume 2]
38      26     0     
Romance
Di jilid dua kali ini, Kisaragi Yuuichi kembali dibuat repot oleh Sakuraba Aika, yaitu ia disuruh untuk bergabung dengan klub relawan yang selama ini ia anggap, bahwa melakukan hal seperti itu tidak ada untungnya. Karena godaan dan paksaan dari Sakuraba Aika terus menghantui pikirannya. Akhirnya ia pun terpaksa bergabung. Seiring ia menjadi anggota klub relawan. Masalah-masalah merepotkan pun d...
North Elf
60      47     0     
Fantasy
Elvain, dunia para elf yang dibagi menjadi 4 kerajaan besar sesuai arah mata angin, Utara, Selatan, Barat, dan Timur . Aquilla Heniel adalah Putri Kedua Kerajaan Utara yang diasingkan selama 177 tahun. Setelah ia keluar dari pengasingan, ia menjadi buronan oleh keluarganya, dan membuatnya pergi di dunia manusia. Di sana, ia mengetahui bahwa elf sedang diburu. Apa yang akan terjadi? @avrillyx...
Upnormal
224      131     0     
Fantasy
Selama kurang lebih lima bulan gadis delapan belas tahun ini sibuk mencari kerja untuk kelangsungan hidupnya. Sepertinya Dewi Fortuna belum memihaknya. Nyaris puluhan perusahaan yang ia lamar tak jodoh dengannya. Selalu coba lagi. Belum beruntung. Faktor penyebab atas kegagalannya ialah sang makhluk lain yang selalu menggodanya hingga membuat gadis itu naik pitam. Maklum usia segitu masih labil. ...
Jalan-jalan ke Majapahit
116      88     0     
Fantasy
Shinta berusaha belajar Sejarah Majapahit untuk ulangan minggu depan. Dia yang merasa dirinya pikun, berusaha melakukan berbagai macam cara untuk mempelajari buku sejarahnya, tapi hasilnya nihil. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah website KUNJUNGAN KE MAJAPAHIT yang malah membawanya menyebrangi dimensi waktu ke masa awal mula berdirinya Kerajaan Majapahit. Apa yang akan terjadi pada Shinta? ...
Kenangan Masa Muda
235      151     0     
Romance
Semua berawal dari keluh kesal Romi si guru kesenian tentang perilaku anak jaman sekarang kepada kedua rekan sejawatnya. Curhatan itu berakhir candaan membuat mereka terbahak, mengundang perhatian Yuni, guru senior di SMA mereka mengajar yang juga guru mereka saat masih SMA dulu. Yuni mengeluarkan buku kenangan berisi foto muda mereka, memaksa mengenang masa muda mereka untuk membandingkan ti...
JUST A DREAM
11      11     0     
Fantasy
Luna hanyalah seorang gadis periang biasa, ia sangat menyukai berbagai kisah romantis yang seringkali tersaji dalam berbagai dongeng seperti Cinderella, Putri Salju, Mermaid, Putri Tidur, Beauty and the Beast, dan berbagai cerita romantis lainnya. Namun alur dongeng tentunya tidaklah sama kenyataan, hal itu ia sadari tatkala mendapat kesempatan untuk berkunjung ke dunia dongeng seperti impiannya....
A D I E U
55      49     0     
Romance
Kehilangan. Aku selalu saja terjebak masa lalu yang memuakkan. Perpisahan. Aku selalu saja menjadi korban dari permainan cinta. Hingga akhirnya selamat tinggal menjadi kata tersisa. Aku memutuskan untuk mematikan rasa.