Read More >>"> Loneliness (1 : Rencana) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Loneliness
MENU
About Us  

       Esok hari akan menjadi ajang pertemuan dan pamer bagi mereka yang sudah sangat menanti-nanti acara esok begitu lama. Ketika kabar ini tersiar, seluruh tamu undangan mempersiapkan segalanya dengan sesempurna mungkin.

       Ya, mereka harus terlihat sempurna di mata kawan dan lawan mereka terdahulu.

       Sejak semalam hotel cabang milik keluarga Leo yang berada di Bali, sudah ramai dengan kedatangan rombongan dari para tamu undangan. Hotel tersebut dipilih untuk melaksanakan acara reuni yang akan dilaksanankan esok. Reuni megah ini sudah dirancang setahun lalu oleh Hazen, seorang ketua BEM di masanya kuliah yang sekarang menjadi seorang arsitektur handal di sebuah perusahaan ternama di Jakarta.

       Untuk mengadakan acara tersebut Hazen meminta pada pihak hotel untuk tidak menerima tamu lain. Dia ingin pihak hotel fokus melayani para tamu undangannya.

       “Sempurna.” Ujar Fani yang berdiri disamping Hazen, menatap sekeliling ballroom yang akan di gunakan untuk esok hari. Ballroom tersebut sangat megah, dengan dekorasi berwarna emas dan merah maron.

       “Sudah aku bilang, aku bisa melakukannya. Ini sangat mudah.” Sahut Hazen tersenyum bangga dengan hasil kerja EO yang bekerjasama dengannya.

       “Kau sangat hebat!” Puji Leo yang berjalan mendekat, setelah puas berkeliling melihat isi ballroom.

       “Bolehkah aku ikut di acara kalian besok?” Tanya Fani begitu antusias. Dia menduga, jika acara esok akan sangat meriah. Para tamu undangan yang berlalu lalang di sekitar hotel terlihat penuh pesona.

       “Tentu saja boleh. Bukankah aku yang merancang ini semua! Siapa pun boleh menghadirinya atas izinku.” Jawab Hazen menyombongkan diri.

       “Perfect!” seru seorang wanita secara mengejutkan.

       Semua pandangan langsung mengarah pada sumber suara. Mereka menemukan seorang wanita yang menggunakan pakaian kantor berdiri di ambang pintu. Wanita itu tersenyum dan perlahan melangkah mendekat.

       “Rona” Leo berkata sangat pelan, karena melihat dari penampilannya, dia tidak yakin jika wanita tersebut adalah Rona, teman sekelasnnya semasa kuliah.

       “Rona Amandini Putri, benarkah ini kau? Sudah berapa lama kita tidak bertemu? Perubahan yang membanggakan?” Hazen terpesona dengan wanita tersebut, dia menelusurinya dari atas hingga bawah. Hazen bahkan mengacukan jempolnya, saat sadar rambutnya kini sudah berubah. Hitam menjadi kuning pirang.

       Mendapat pujian dari Hazen, Rona semakin melebarkan senyumannya dengan penuh kebanggaan. Ini pertemuan pertama mereka secara fisik setelah 6 tahun dinyatakan lulus dari universitas. Meski begitu, komunikasi mereka tidak pernah terputus.

       Pandangan Rona mengarah pada Leo. Dia menatapnya dengan begitu bangga. Tidak ada yang berubah dari gayanya sejak dulu. Sikap dan caranya tersenyum, masih sama. Hanya saja, dia semakin mempesona dengan penampilannya kini. Tak beda dengannya, Leo juga masih mengenakan pakaian formalnya. Mungkin dia juga baru tiba.

       “Kenapa kau memandang ku seperti itu?” Ujar Leo risih.

       “Kau semakin mempesona Leo.” Jawab Rona tertawa kecil.

       “Kau tertarik padaku? Jangan memujiku berlebihan seperti itu.” Canda Leo tersenyum miris. Rona sering sekali mengatakan hal itu padanya ketika masa kuliah. Mungkin dulu dia senang, namun sekarang dia jengah. Untuk apa banyak orang berkata seperti itu, jika pada akhirnya dia tidak bisa mendapatkan gadis yang disukainya.

       “Aku yakin, seperti biasa, semua mata akan tertuju padamu. Apalagi, pengemar berat mu, Seina dan Silvi. Kira-kira bagaimana kabar mereka sekarang? Aku sudah tidak sabar menunggu besok.”

       Sesaat, Leo terpaku mendengar perkataan Rona. Bayangan Seina dan Silvi muncul di kepalanya, bagaimana saat keduanya saling sindir-menyindir, saat Silvi pura-pura sakit dan minta diantar pulang, dan ketika Seina mengobati luka dilututnya karena terjatuh saat bermain bola. Kedua gadis itu selalu memperebutkan dirinya dan perhatiannya.

       Leo selalu berusaha untuk membagi rata perhatiannya. Hal itu dilakukan agar mereka tidak semakin bertingkah yang aneh-aneh, meski pada akhirnya dia tidak bisa membagi rata perhatian tersebut.  Sebab, salah satu di antara kedua gadis itu, sudah mengisi hatinya.

       Dia juga masih sangat ingat, tentang sosok Seina yang pintar dan menjadi pujaan mahasiswa di kampus. Lalu, Silvi yang enerjik dan selalu terdepan dalam setiap kegiatan kampus. Banyak hal yang di ingat Leo tentang mereka. Mereka sangat ceria dan bahagia dengan hidup mereka.

       “Apa kau teringat pada mereka berdua?” Tanya Rona menyikut pelan bahu Leo, sehingga membuyarkan lamunannya.”Kau sudah bertemu  kedua orang itu?”

       Leo tersenyum.”Untuk apa membahas mereka, kalau disini banyak yang perlu dibahas. Bagaimana bisa kau merubah warna rambutmu? Itu terlihat seperti tumpukan jerami. Rok mu juga terlalu pendek. Lipstick mu terlalu merah.”

       “Leo!” Rona melotot kesal lantaran penampilannya di protes.

       Pria itu sengaja mengalihkan topik pembicaraan, bukan karena dia tidak penasaran dengan keadaan Seina ataupun Silvi, saat ini. Tetapi, dia tidak ingin membahas kedua gadis itu dengan Rona. Sebab, dia paham, jika pembahasan itu akan membuat mereka ribut, seperti saat kuliah dulu.

       Mungkin bisa jadi, rasa ingin tahunya terhadap kedua gadis itu lebih besar dibanding Rona. Dia ingin tahu segala tentang kedua gadis itu. Bagaimana kabar mereka? Apa mereka sudah menikah? Punya anak? Seperti apa sikap mereka saat ini? Apa yang mereka lakukan saat ini? Atau apakah mereka masih seperti yang dulu? Enerjik, seria, dan suka tersenyum. Bagaimana jika keduanya bertemu besok? Apa dirinya masih menjadi topik utama mereka?

How do you feel about this chapter?

3 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (15)
  • TikaHariani

    Suka banget dengan tema reuni. Semangat ya, kak.

    Comment on chapter 18 : Pertanyaan Leo
  • Riyuni

    @yuliana Terima Kasih Ana :-D

    Comment on chapter 1 : Rencana
  • yuliana

    Mantaapp.. 😊👍

    Comment on chapter 1 : Rencana
  • Riyuni

    @rifkhod terima kasih atas koreksinya, kak.

    Comment on chapter 1 : Rencana
  • rifkhod

    Koreksi.

    “Sempurna,” ujar Fani—dan seterusnya. Setauku dialog tag itu , (koma), narasi baru . (Titik) ka. Selebihnya suka

    Comment on chapter 1 : Rencana
  • Riyuni

    @YUYU iya, kak masih on-going. Tidak tau, nih, kapan complete-nya.
    Terima Kasih Kak Yuyu sudah mampir.

    Comment on chapter 15 : Selesai Ujian
  • YUYU

    Masih on-going? Semangat ya kak!

    Comment on chapter 15 : Selesai Ujian
  • Riyuni

    @MukhlisSinaga Terima kasih sudah mampir.

    Comment on chapter 1 : Rencana
  • MukhlisSinaga

    Bagus...

    Comment on chapter 1 : Rencana
  • Riyuni

    @SusanSwansh terima kasih kak, sudah mampir.

    Comment on chapter 1 : Rencana
Similar Tags
Army of Angels: The Dark Side
757      386     0     
Fantasy
Genre : Adventure, Romance, Fantasy, War, kingdom, action, magic. ~Sinopsis ~ Takdir. Sebuah kata yang menyiratkan sesuatu yang sudah ditentukan. Namun, apa yang sebenarnya kata ''Takdir'' itu inginkan denganku? Karir militer yang telah susah payah ku rajut sepotong demi sepotong hancur karena sebuah takdir bernama "kematian" Dikehidupan keduaku pun takdir kembali mempermai...
LUCID DREAM
10      10     0     
Short Story
aku bertemu dengan orang yang misterius selalu hadir di mimpi walapun aku tidak kenal dengannya. aku berharap aku bisa kenal dia dan dia akan menjadi prioritas utama bagi hidupku.
Kamu
11      10     0     
Romance
Untukmu yang saat ini berjalan denganku. Takut, kebahagiaan yang kita ciptakan dapat membawa kita kepada kekecewaan yang menakutkan. Takut, kepercayaan yang kuberikan menjadi pisau yang tak ingin berhenti menggores hati. Takut, Cerita pahit yang pernah singgah menghampiri lagi. Takut, sikap manis yang selalu membuat kenyamanan merubah menjadi menakutkan. Takut, Harapan sederhana saling me...
Rindu Yang Tak Berujung
316      239     7     
Short Story
Ketika rindu ini tak bisa dibendung lagi, aku hanya mampu memandang wajah teduh milikmu melalui selembar foto yang diabadikan sesaat sebelum engkau pergi. Selamanya, rindu ini hanya untukmu, Suamiku.
Kebahagiaan...
16      16     0     
Inspirational
Apa arti sesungguhnya dari bahagia? Dapat menghabiskan banyak waktu menyenangakan bersama orang yang kita sayangi dan bisa terus bersama adalah salah satu dari kebahagiaan yang tidak ternilai....
ANSWER
9      9     0     
Short Story
Ketika rasa itu tak lagi ada....
TEA ADDICT
7      7     0     
Romance
"Kamu akan menarik selimut lagi? Tidak jadi bangun?" "Ya." "Kenapa? Kan sudah siang." "Dingin." "Dasar pemalas!" - Ellisa Rumi Swarandina "Hmm. Anggap saja saya nggak dengar." -Bumi Altarez Wiratmaja Ketika dua manusia keras kepala disatukan dengan sengaja oleh Semesta dalam birai rumah tangga. Ketika takdir berusaha mempermaink...
SENJA
11      11     0     
Short Story
Cerita tentang cinta dan persahabatan ,yang berawal dari senja dan berakhir saat senja...
Secrets
86      64     0     
Romance
Aku sangat senang ketika naskah drama yang aku buat telah memenangkan lomba di sekolah. Dan naskah itu telah ditunjuk sebagai naskah yang akan digunakan pada acara kelulusan tahun ini, di depan wali murid dan anak-anak lainnya. Aku sering menulis diary pribadi, cerpen dan novel yang bersambung lalu memamerkannya di blog pribadiku. Anehnya, tulisan-tulisan yang aku kembangkan setelah itu justru...
The Red Eyes
333      140     0     
Fantasy
Nicholas Lincoln adalah anak yang lari dari kenyataan. Dia merasa dirinya cacat, dia gagal melindungi orang tuanya, dan dia takut mati. Suatu hari, ia ditugaskan oleh organisasinya, Konfederasi Mata Merah, untuk menyelidiki kasus sebuah perkumpulan misterius yang berkaitan dengan keterlibatan Jessica Raymond sebagai gadis yang harus disadarkan pola pikirnya oleh Nick. Nick dan Ferus Jones, sau...