Read More >>"> KAFE IN LOVE (BAB 2) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - KAFE IN LOVE
MENU
About Us  

Jadilah akhirnya aku berada di ruangan ini, yah.. ada satu ruangan yang ternyata terlewat dari perhatianku selain gudang barang kecil di sebelah dapur. Yaitu ruang pemilik kafe ini alias Bos Besar-ku. Setelah bertemu dengan para senior di kafe ini dan berkenalan dengan mereka, aku digiring ke ruangan ini oleh Sri. Sebelum keluar dia membisikkan kata “Anggap aja latihan mental” yang ku terima dengan kening berkerut tanda tak mengerti maksud ucapannya.

Ruangan ini tak terlalu besar, berisi dua kursi saling berhadapan dengan meja besar diantaranya yang di atasnya terdapat berkas-berkas yang tidak aku ketahui dan aku tidak ingin tahu. Aku duduk di depan meja besar itu. Ada sofa panjang yang di letakkan di belakangku beserta mejanya, satu tanaman hias di sudut ruangan dekat sofa. Mataku kembali mengitari seisi ruangan dan ada beberapa lukisan yang di pajang di dindingnya yang putih bersih. Dan ada pendingin ruangan tepat di atas sofa. Tiba-tiba mataku menangkap sebuah frame kecil di atas meja, ketika aku akan melihat foto siapa yang ada di frame itu, tiba-tiba saja aku mendengar suara pintu terbuka. Langsung saja niatku itu kuurungkan dan langsung berdiri menyambut siapa saja yang akan muncul dari balik pintu itu.

Yang terlihat kali ini adalah sosok malaikat yang lain, oh tidak! Kenapa Sri tidak pernah cerita kalau bos dan rekan kerjanya adalah jelmaan malaikat sih? Sontak aku langsung mengembangkan senyum termanisku, atau menurut si malaikat adalah senyum teraneh yang pernah ia lihat (mungkin). Dengan membawa tas kecil di tangan kirinya dia melangkah melewatiku untuk duduk di kursinya. Aku-pun langsung duduk di kursiku semula masih dengan senyum mengembang. Kenapa aku tiba-tiba deg-degan begini? Si malaikat mulai menatapku dengan mata sipitnya. Oh no! aku paling lemah terhadap orang bermata sipit dan senyuman manis. Si malaikat mulai membuka berkas yang berada di atas mejanya.

“Siapa kamu?” tiba-tiba si malaikat bertanya dingin. Senyumku menghilang seketika. Apa-apaan ini?! Jangan bilang dia belum tahu bahwa aku akan menggantikan karyawannya yang keluar.

“Saya Aura pak,” jawabku bingung. Oh tidak! Mata sipitnya membesar. Dia tersenyum sinis.

“Maksud saya, ada maksud apa kamu ke ruangan saya?” tanyanya kemudian, yang langsung membuatku gelagapan. Bukannya dia tanya aku siapa?

“Saya hanya disuruh untuk menunggu bapak saja di sini oleh mereka,” jawabku lagi. Suaraku tidak bergetar kan? kenapa aku harus menghadapi situasi seperti ini sih? Kenapa juga pemilik kafe ini punya kepribadian penindas. Penampilan luarnya saja yang seperti malaikat, hatinya.. devil. “Bukannya saya sudah mengirimkan resume saya ke bapak ya? Dan katanya saya diterima? Makanya hari ini saya datang, dan mereka menyuruh saya menunggu bapak di sini.” Si malaikat berhati devil itu melirik ke arahku dengan sebelah bibir terangkat. Oh tidak! Aku berada di penghujung napasku. Di berhenti dari aktivitas memeriksa berkas dan beralih menatapku. Mengapa hanya dengan tatapan mata sipitnya itu aku merasa terintimidasi. Aku mulai menunduk sambil meremas tanganku yang mendingin. Apa ini yang dimaksud Sri dengan ‘latihan mental’ itu?. Haishh... harusnya aku memintanya menemaniku di sini.

“Kamu sudah tahu kan tugas kamu apa, dan apa yang harusnya kamu kerjakan?” tanyanya yang berhasil membuatku mengangguk seketika. “Jadi, daripada kamu membuang waktu saya lebih banyak lagi, lebih baik kamu segera melaksanakn tugas kamu. Mengerti?” aku benar-benar shock dengan kejadian ini. Bagaimana bisa dia mengusirku pergi begitu saja setelah membuat tubuhku dingin menggigil tak keruan begini. Aku masih membatu di tempat dudukku. “Kamu tahu pintu keluar kan?” tanyanya seraya mengarahkan mata dan dagunya ke arah pintu di belakangku. Tanpa banyak basa-basi aku langsung keluar dari ruangan ini dengan kecepatan cahaya. Siapa yang tahu, jika aku lebih lama di ruangan itu tahu-tahu saja keluar dari sana aku jadi sepuluh tahun lebih tua karena terkena semprotan Bos berhati devil itu. Siapa yang mau jadi anak SMA berwajah nenek-nenek, membayangkan saja aku sudah merinding.

Setelah keluar dari sana aku langsung menghampiri Sri yang menyambutku dengan cengiran paling nyebelin yang pernah kulihat. Dengan cekatan dia menghampiriku, lalu menyenggol lenganku dengan keras.

“Gimana latihan mentalnya?” godanya. Aku menghela napas panjang.

“Sukses buat gue menggigil, hebat ya bos lu. Emang juara buat orang berasa kencing di celana tau nggak??!” jawabku dengan sengak.

“Eitss..! sekarang bos lu juga kali!” sambung Sri masih dengan cengirannya yang nyebelin.

“Hahaha...!! akhirnya kamu ngerasain juga Ra?” tiba-tiba mas Egi nimbrung.

“Jangan diambil hati. Kepribadiannya emang nggak nyenegin. Tapi dia baik kok.” Sambung mbak Lana sambil berjalan ke dapur. Sedangkan mas Risky tahu-tahu aja udah menepuk bahuku dan memberikan tatapan prihatinnya. Aku hanya mampu menghela napas keras-keras. Kenapa mereka bisa betah kerja di sini. Kali ini gantian aku yang memberikan tatapan prihatin kepada mereka semua.

“Seharusnya kalau baik diiringi dengan kepribadian yang nyenengin juga dong” ujarku kemudian dengan kepala menunduk seraya berjalan ke belakang konter dan langsung disambut tawa pelan dari yang lainnya.

*

Bunda sempat komentar saat aku ketahuan pulang malam. Aku hanya membalas dengan senyuman termanis yang kupunya dan langsung memeluk lengan bunda.

“Ada proyek sama Sri bun,” kataku kemudian. Bunda mengerutkan kening, dan memaksaku menampakkan mata kucingku.

“Proyek apa Ra? Kamu jangan aneh-aneh ya!”

“Proyek membangun kemandirian bun,” sebuah wejangan hampir keluar kalau tidak segera kucegah.

“Proyek pacaran kali tuh bun!” tahu-tahu aja mas Ega keluar kamar dengan komentarnya. Aku melengos.

“Nggak aneh-aneh kok bun, lagian ini penting buat aku. Beneran deh!” bujukku lagi. Bunda hanya menghela napas panjang dan mengacungkan jari telunjuknya di depan wajahku, dengan refleks aku memundurkan posisi wajahku dari lengan bunda.

“Nggak aneh-aneh lo ya...?!” bunda memberikan penekanan. Aku mengangguk-angguk semangat. “Kamu tahu kata aneh-aneh dalam kamus bunda kan? nggak boleh nar......... ”

“Bun, Aura udah hapal dengan jelas kok,” ujarku cepat sebelum malamku akan menjadi lebih panjang lagi di lengan bunda. Dengan buru-buru aku ngacir ke kamar, seraya memberikan tatapan sebal pada mas Ega yang dengan santainya menyilangkan kaki di sofa sambil menonton acara bola. Dia hanya melengos. Aku mendesis sebal. Sejak kapan aku ngomongin pacaran di depan mukanya? Kok tahu-tahu aja dia nyebut-nyebut pacaran di muka bunda. Sudah kuduga kalau dia bakal jadi kakak bermulut bocor. Huhhh... kayaknya aku belum pernah ngomongin rahasia kan ya sama mas Ega? Kalau sudah pernah, sudah dapat dipastikan seluruh dunia akan tahu dengan kecepatan kilat. Oke aku mulai ngelantur. Walaupun itu bisa menjadi sebuah kemungkinan.

Punya kakak laki-laki tidak selalu menyenangkan. Okelah.. ada yang bilang dia bakal melindungi adiknya. Tapi enggak buat kakak laki-lakiku ini, yang ada malah membuatku setiap hari bakal kena semprot omelan bunda dengan pengaduan-pengaduan yang tidak jelas darinya. Walaupun tampangnya lumayan, dan tingginya yang 184 cm dan berhasil membuatku terlihat bergelayutan di keteknya kalau sedang jalan berdua karena tinggiku yang hanya 159 cm. Penampilannya memang mahasiswa, tapi mentalnya preman kelas berat. Tapi, ada keuntungannya juga, selain bisa dipamerin ke teman-teman sekolah. Karena perasaan cewek-cewek SMA yang kekurangan pemandangan indah di sekolah. Karena populasi cowok ganteng sudah mulai punah. Dia juga bisa dimanfaatkan sebagai alat pentraktir paling handal, dan tameng berlindung dari cowok-cowok iseng yang kurang kerjaan.

*

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Dieb der Demokratie
0      0     0     
Action
"Keadilan dan kebebasan, merupakan panji-panji dari para rakyat dalam menuntut keadilan. Kaum Monarki elit yang semakin berkuasa kian menginjak-injak rakyat, membuat rakyat melawan kaum monarki dengan berbagai cara, mulai dari pergerakkan massa, hingga pembangunan partai oposisi. Kisah ini, dimulai dari suara tuntutan hati rakyat, yang dibalas dengan tangan dingin dari monarki. Aku tak tahu...
Gagal Menikah
81      66     0     
Fan Fiction
Cerita ini hanya fiktif dan karanganku semata. Apabila terdapat kesamaan nama, karakter dan kejadian, semua itu hanya kebetulan belaka. Gagal Menikah. Dari judulnya udah ketahuan kan ya?! Hehehe, cerita ini mengkisahkan tentang seorang gadis yang selalu gagal menikah. Tentang seorang gadis yang telah mencoba beberapa kali, namun masih tetap gagal. Sudut pandang yang aku pakai dalam cerita ini ...
Game Z
165      115     0     
Science Fiction
Ia datang ke ibukota untuk menuntut ilmu. Tapi, anehnya, ia dikejar dengan sekolompok zombie. Bersama dengan temannya. Arya dan Denayla. Dan teman barunya, yang bertemu di stasiun.
Forgetting You
83      58     0     
Romance
Karena kamu hidup bersama kenangan, aku menyerah. Karena kenangan akan selalu tinggal dan di kenang. Kepergian Dio membuat luka yang dalam untuk Arya dan Geran. Tidak ada hal lain yang di tinggalkan Dio selain gadis yang di taksirnya. Rasa bersalah Arya dan Geran terhadap Dio di lampiaskan dengan cara menjaga Audrey, gadis yang di sukai Dio.
Untuk Reina
444      218     0     
Romance
Reina Fillosa dicap sebagai pembawa sial atas kematian orang-orang terdekatnya. Kejadian tak sengaja di toilet sekolah mempertemukan Reina dengan Riga. Seseorang yang meyakinkan Reina bahwa gadis itu bukan pembawa sial. Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi pada Riga?
Error of Love
45      34     0     
Romance
Kita akan baik-baik saja ketika digoda laki-laki, asalkan mau melawan. Namun, kehancuran akan kita hadapi jika menyerah pada segalanya demi cinta. Karena segala sesuatu jika terlalu dibawa perasaan akan binasa. Sama seperti Sassy, semua impiannya harus hancur karena cinta.
Let Me Go
92      70     0     
Romance
Bagi Brian, Soraya hanyalah sebuah ilusi yang menyiksa pikirannya tiap detik, menit, jam, hari, bulan bahkan tahun. Soraya hanyalah seseorang yang dapat membuat Brian rela menjadi budak rasa takutnya. Soraya hanyalah bagian dari lembar masa lalunya yang tidak ingin dia kenang. Dua tahun Brian hidup tenang tanpa Soraya menginvasi pikirannya. Sampai hari itu akhirnya tiba, Soraya kem...
Happiness Is Real
11      11     0     
Short Story
Kumpulan cerita, yang akan memberitahu kalian bahwa kebahagiaan itu nyata.
Kisah yang Kita Tahu
81      63     0     
Romance
Dia selalu duduk di tempat yang sama, dengan posisi yang sama, begitu diam seperti patung, sampai-sampai awalnya kupikir dia cuma dekorasi kolam di pojok taman itu. Tapi hari itu angin kencang, rambutnya yang panjang berkibar-kibar ditiup angin, dan poninya yang selalu merumbai ke depan wajahnya, tersibak saat itu, sehingga aku bisa melihatnya dari samping. Sebuah senyuman. * Selama lima...
Infatuated
35      29     0     
Romance
Bagi Ritsuka, cinta pertamanya adalah Hajime Shirokami. Bagi Hajime, jatuh cinta adalah fase yang mati-matian dia hindari. Karena cinta adalah pintu pertama menuju kedewasaan. "Salah ya, kalau aku mau semuanya tetap sama?"