Read More >>"> Raha & Sia (4| Surat Misterius) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Raha & Sia
MENU
About Us  

"HEYYO SISTA WHAT'S UP!"

"Allahuakbar ngagetin gua aja sih lu, sendok sayur!" Sebut Helen menetralkan perasaannya di pagi ini. Di sampingnya, Sia cengengesan karena sudah berhasil menjalankan misi dadakannya : Membuat Helen bertanduk.

"Bahasa Jermannya selamat pagi apa ya?"

Hari ini Helen dan Sia datangnya bersamaan, dan sekarang mereka berjalan bersisian menuju ke kelas. 

"Guten Morgen." Jawab Helen bernada tak ikhlas. 

"Morgen? Itu kan personil SMASH kan ya?"

"Terserah." Helen mendahului Sia namun Sia berhasil mensejajarkan langkah mereka lagi. 

"Yahh bule Jermannya Sia ngambek. Jangan ngambek, dong. Helen jelek kalo lagi ngambek, noh bibirnya jontor noh." 

Helen tak peduli dan saat mereka masuk ke kelas, Sia menyempatkan diri mengatakan, "guten Morgen," pada angin. 

"Yakin nih baru kita berdua yang datang?" Sia tercengang melihat kelas yang kosong. "Tumben. Ya sudahlah."

Ia dan Helen duduk di tempat duduk urutan kedua dari belakang. Untuk umur pertemanan, mereka berteman saat awal-awal MOS karena kebetulan saat itu mereka satu gugus.

"Hel, kapan-kapan kalo sepupu Helen ngajak makan lagi, Helen jangan sungkan-sungkan ya ngasih tahu ke Sia?"

"Yeh itu mah maunya elo!" Helen berdecak, mendecaki Sia yang di kepalanya hanya ada makanan, makanan dan makanan. 

"Oh ya, btw btw sepupu Helen itu bule lokal juga ya, sama kayak Helen. Kan?" Tanya Sia lagi sembari menepikan tasnya ke bangku.

"Iya. Eh tunggu, bule lokal maksud lo blasteran, kali?" 

"Itu deh pokoknya. Tapi ya, dari namanya Sia kira dia bukan bule, lho. Rahardi, Indonesia banget ya kan?" Sambung Sia, nadanya semangat sekali. "Nama Helen kan Helena Glitzern. Pas deh sama muka Helen yang kebarat-baratan. Jadi western-nya kerasa gitu. Yaa meskipun cara Helen ngomong ngalahin slangnya preman pasar tapi se-"

"Ngomong apa lo? Minta ditebas ya?"

"Nah, kan. Apa Sia bilang." Sia menjauhkan dirinya sedikit dari Helen. Untuk jaga-jaga karena Helen ini hanya anggun dari luarnya saja. 

"Cantik gini dibilang preman." Sementara Helen merapikan poninya sendiri. "Asal lo tahu ya, Rahardi itu nama pemberian papanya. Nama Indonesianya. Sedangkan di akta kelahiran dan di Jerman, namanya itu Raha Diano Gilbert."

Sia manggut-manggut pertanda paham. "Ohhhh begitu toh. Dia yang Jerman apa nih, mama atau papanya?"

"Nyokapnya."

"Terus, ini pertama kalinya dia ke sini?"

"Kan semalam udah dibilangin, dia di sini itu 6 tahun yang lalu. Setelah bonyoknya pisah dia ikut nyokapnya ke Berlin."

"Ohh. Dia ngapain di Berlin?"

"Bernapas. Ya hidup kek orang-orang, lah."

Sia jadi gemas sendiri dengan jawaban Helen barusan. "Ih! Maksud Sa kuliah kek kerja kek apa kek gitu. Ah."

"Dia udah lulus kuliah. Waktu kuliah dia ngambil jurusan Tata Boga."

"Seriusan Tata Boga? Cowok? Tata Boga?" Sia menganga. "Bagian masak atau make up atau apa spesifiknya?"

"Katanya sih fokus ke urusan makanan. Nah, mau nanya apa lagi lo? Udah buruan mumpung lagi mood." Helen melihat satu persatu teman kelasnya datang. Perlahan-lahan kelas itu pun mulai ramai mengingat jam sudah menunjukkan angka berapa. 

"Oke, Sia mau nanya lagi." Lanjut Sia setelah memikirkan pertanyaannya. Hitung-hitung sekedar mengisi waktu di pagi hari ini. "Bahasa Jermannya 'aku' apa?"

Helen menaikkan alis. "Ich. Emang kenapa?"

"Hm. Kalo mencintai?" Lanjut Sia lagi.

"Lieben. Bentar, bentar. Lo suka sama cowok?" 

Sia lantas memandangi Helen dengan tatapan risih. "Apaan sih Helen! Sia tuh mau tanya bahasa Jermannya' aku mencintai makanan' apa?"

Helen menghela napas. Berbicara dengan Sia, apapun topiknya pasti ujung-ujungnya akan kembali pada yang namanya makanan. "aku cinta makanan. Ich liebe Essen." 

"Ich liebe Essen? Wahaha Sia liebe Essen." Sia bicara sendiri. Helen memutar bola mata malas.

"Apaan sih, Si. Nggak jelas banget pagi-pagi."

"Sabodo. Sia mau nulis kalo ich liebe Essen!" Sia merogoh laci di kolong mejanya. "Kemarin pulpen Sia ketinggalan nih." Namun bukan pulpen yang ia temukan, melainkan sebuah amplop berwarna hitam.

"Apaan nih?" Dikeluarkannya amplop itu dan memperlihatkannya pada Helen. "Punya Helen ya?"

Helen yang ikut penasaran lalu mengambil amplop itu, memperhatikan sisinya sebentar. Kemudian menggeleng, "bukan. Lagian ngapain gue make amplop?"

"Atau barangkali ini amplop surat izin temen kita yang sakit, kali ya?" Tebak Sia seraya membuka amplop itu, penasaran dengan isinya dan penasaran kenapa bisa ada di laci mejanya. 

Hingga apa yang ia temukan adalah secarik kertas. Dan di kertas itu ada tulisan yang membuat Sia mengernyit bingung. 

"Apa isinya?" Tanya Helen penasaran juga.

"Cuman kertas. Tapi ada tulisannya."

"Coba lihat," Helen merebut kertas itu kemudian membulatkan mata. 

ICH LIEBE DICH.

Tulisan yang tertera di sana. 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Once Upon A Time: Peach
26      18     0     
Romance
Deskripsi tidak memiliki hubungan apapun dengan isi cerita. Bila penasaran langsung saja cek ke bagian abstraksi dan prologue... :)) ------------ Seorang pembaca sedang berjalan di sepanjang trotoar yang dipenuhi dengan banyak toko buku di samping kanannya yang memasang cerita-cerita mereka di rak depan dengan rapi. Seorang pembaca itu tertarik untuk memasuki sebuah toko buku yang menarik p...
HADIAH PALING BERHARGA
369      255     4     
Short Story
Seorang wanita yang tidak bisa menerima kenyataan, keharmonisannya berubah menjadi kebencian, sebuah hadiah yang mengubah semua hal tentangnya .
I FEEL YOU AS A HOME
54      30     0     
Romance
Ini seriusan, lho. Bagi Lentera Kamasean, dikejar-kejar cowok sekece Al Virzha Diemen Salim bukanlah berkah, melainkan musibah. Karena, sejak kehadiran cowok itu, hidupnya yang setenang langit malam di tengah samudra mendadak kacau kayak kota yang baru disapu puting beliung. Kesal, sebal, benci, marah, dan muak, semua itu Lentera rasakan serta lalui seorang diri sampai pahlawannya datang. Lalu ...
One of The Boys
470      335     8     
Romance
Summer is here, and Mercy O\'Keefe\'s will consist of sun, sea, sand - and her cousin Blake and his friends. But for Mercy, being \'one of the boys\' is about to take on a whole new meaning.
Meta(for)Mosis
152      60     0     
Romance
"Kenalilah makna sejati dalam dirimu sendiri dan engkau tidak akan binasa. Akal budi adalah cakrawala dan mercusuar adalah kebenaranmu...." penggalan kata yang dilontarkan oleh Kahlil Gibran, menjadi moto hidup Meta, gadis yang mencari jati dirinya. Meta terkenal sebagai gadis yang baik, berprestasi, dan berasal dari kalangan menengah keatas. Namun beberapa hal mengubahnya menjadi buru...
Beach love story telling
9      4     0     
Romance
"Kau harus tau hatiku sama seperti batu karang. Tak peduli seberapa keras ombak menerjang batu karang, ia tetap berdiri kokoh. Aku tidak akan pernah mencintaimu. Aku akan tetap pada prinsipku." -............ "Jika kau batu karang maka aku akan menjadi ombak. Tak peduli seberapa keras batu karang, ombak akan terus menerjang sampai batu karang terkikis. Aku yakin bisa melulu...
Semanis Rindu
199      94     0     
Romance
Aku katakan padamu. Jika ada pemandangan lain yang lebih indah dari dunia ini maka pemandangan itu adalah kamu. (Jaka,1997) Sekali lagi aku katakan padamu. Jika ada tempat lain ternyaman selain bumi ini. Maka kenyamanan itu ada saat bersamamu. (Jaka, 1997) Jaka. nama pemuda jantan yang memiliki jargon Aku penguasa kota Malang. Jaka anak remaja yang hanyut dalam dunia gengster semasa SM...
Jane and His Zombie
2      2     0     
Short Story
This story is about a girl who meet a zombie and she fell in love with the zombie
Should I Go(?)
123      65     0     
Fan Fiction
Kim Hyuna dan Bang Chan. Saling mencintai namun sulit untuk saling memiliki. Setiap ada kesempatan pasti ada pengganggu. Sampai akhirnya Chan terjebak di masa lalunya yang datang lagi ke kehidupannya dan membuat hubungan Chan dan Hyuna renggang. Apakah Hyuna harus merelakan Chan dengan masa lalunya? Apakah Kim Hyuna harus meninggalkan Chan? Atau justru Chan yang akan meninggalkan Hyuna dan k...
Mars
26      14     0     
Romance
Semenjak mendapatkan donor jantung, hidup Agatha merasa diteror oleh cowok bermata tajam hitam legam, tubuhnya tinggi, suaranya teramat halus; entah hanya cewek ini yang merasakan, atau memang semua merasakannya. Dia membawa sensasi yang berbeda di setiap perjumpaannya, membuat Agatha kerap kali bergidik ngeri, dan jantungnya nyaris meledak. Agatha tidak tahu, hubungan apa yang dimiliki ole...