Read More >>"> Teater (Eps. 37) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Teater
MENU
About Us  

Jean mengusap keringat di dahinya. Cuaca hari ini sungguh terik. Belum lagi, latihan yang semakin intens. Jean meraih tasnya dan mengeluarkan minuman dingin yang tadi sempat dibagikan pada istirahat pertama. Ia kini duduk di belakang panggung, menghindari teriknya matahari. Tidak hanya Jean yang berada di sana, karena nyaris semua anggota yang nantinya ikut pentas berteduh di belakang panggung.

“Gak kebayang, kalo nanti pentas dan cuacanya kayak gini. Kulit gue makin gosok entar.” Keluh Dias yang baru saja turun dari atas panggung. Ia kemudian duduk di samping Jean seraya mengibas-ibaskan kipas yang sengaja dibawanya (setiap saat).

Jean mengangkat salah satu alisnya, menatap heran ke arah Dias. “Bukannya hobi lo ke pantai? Masa panas segini lo gak tahan.”

“Orang gue selalu datengnya sore, bukan pas panas terik kayak gini.” Dumel Dias.

“Mana minuman gue abis lagi.”

Jean kembai meminum minumannya dan menghiraukan Dias yang terus mengeluh kehausan di sampingnya. “Is! Lo jadi temen peka dikit napa. Bagi minum!”

Jean kembali melirik ke arah Dias. “Orang ini jatah gue.”

“Bagi dikittttt.”

“Tiga teguk cukup, kan?” Jean menyodorkan minumannya pada Dias.

“Ih! Pelit banget.” Dias mengambil air minum dari tangan Jean.

“Minuman dingin datang!!!” Teriak salah satu anggota dengan satu kotak besar berisi minuman dingin.

Jean buru-buru bangkit dari duduknya dan meninggalkan Dias. Beberapa orang juga ikut mendekat pada kotak itu.

Jean mendapatkan satu botol air mineral dingin. Ia kembali pada tempatnya tadi, dan memandang Dias yang berada dibagian luar dari kerubungan itu.

“Ih! Kok udah abis?! Ada yang ngambil dua, ya?!” Dias berteriak dan memandang pada semua orang yang ada. Tapi tak seorang pun yang menyahuti. Dias menatap tajam ke arah Jean yang tengah menengguk minuman dingin dan membuatnya dramatis.

“Lo kan masih punya air mineral ditangan lo. Kalo gak cukup, di kotak masih ada es batu. Lo masukkin aja tuh es batu ke dalem botol, entar juga cair.” Ujar orang yang membawa minuman tadi. Dias menghentakkan kakinya kesal dan berjalan ke arah Jean.

Jean terkekeh pelan, melihat wajah jutek Dias.

>>>>><<<<<

Jean menatap fokus pada kedua mata Rangga yang menjadi lawan mainnya, sambil teru bergerak mengikuti irama musik. Beberapa orang yang juga ikut berada di atas panggung bersama Jean dan Rangga, ikut memainkan peran mereka dengan sebaik mungkin. Ini merupakan latihan terakhir sebelum, besok mereka pentas sebenarnya.

Di deretan kursi penonto nampak pak Aryanto dan pak Rian tengah menyaksikan pertunjukan yang sebentar lagi akan segera berakhir. Tak lupa sebuah kamera dokumentasi yang terus bertengger dari semenjak mereka latihan di gedung hingga pentas esok.

Lantunan musik yang dimainkan dengan begitu apik telah berakhir sejalan dengan mereka yang berada di atas panggung. Menampilkan senyum terbaik sekalipun napas mereka terengah-engah. Pak Aryanto dan pak Rian, berdiri dan bertepuk tangan sekeras mungkin.

Selesai dengan latihan, mereka semua berkumpul untuk kelancaran pementasan besok siang. Setelahnya semuanya kembali pada sebuah bangunan sementara yang digunakan sebagai tempat beristirahat pada anggota, karena jarak panggung dengan gedung yang lumayan jauh, membuat mereka memutuskan untuk berada di sini sehingga tidak ada anggota yang terlambat datang esok hari.

Pak Aryanto dan pak Rian berjalan menghampiri Rangga.
“Saya sungguh puas dengan pementasan kalian tadi.” Pak Aryanto menepuk pelan lengan Rangga. Dan dibalas dengan senyum lebar oleh Rangga.

“Terima kasih pak. Semoga besok semuanya berjalan dengan lancar.” Rangga meng-amini. “Baiklah saya harus segera memeriksa yang lainnya. Selamat beristirahat.”

Pak Aryanto dan Rangga menganggukkan kepala pada pak Rian.

“Kehadiran kamu memang  tidak perlu diragukan lagi Rangga.”

“Semua ini berkat kerja sama dari semua orang pak, tidak mungkin karena saya seorang.” Balas Rangga merendah.

“Semoga semua ini menjadi awal yang baik untuk teater ini.”

~

Oleh Luthfita A.S.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
A - Z
73      52     0     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
Reason
8      8     0     
Romance
Febriani Alana Putri, Perempuan ceria yang penuh semangat. Banyak orang yang ingin dekat dengannya karena sikapnya itu, apalagi dengan wajah cantik yang dimilikinya menjadikannya salah satu Perempuan paling diincar seantero SMA Angkasa. Dia bukanlah perempuan polos yang belum pernah pacaran, tetapi sampai saat ini ia masih belum pernah menemukan seseorang yang berhasil membuatnya tertantang. Hing...
AILEEN
165      109     0     
Romance
Tentang Fredella Aileen Calya Tentang Yizreel Navvaro Tentang kisah mereka di masa SMA
Mencintaimu di Ujung Penantianku
137      101     0     
Romance
Perubahan berjalan perlahan tapi pasti... Seperti orang-orang yang satu persatu pergi meninggalkan jejak-jejak langkah mereka pada orang-orang yang ditinggal.. Jarum jam berputar detik demi detik...menit demi menit...jam demi jam... Tiada henti... Seperti silih bergantinya orang datang dan pergi... Tak ada yang menetap dalam keabadian... Dan aku...masih disini...
ARABICCA
89      61     0     
Romance
Arabicca, seorang gadis penderita schizoid personality disorder. Selalu menghindari aktivitas sosial, menjauhi interaksi dengan orang lain, tertutup dan mengucilkan diri, terpaksa harus dimasukkan ke sekolah formal oleh sang Ayah agar dia terbiasa dengan aktivitas sosial dan berinteraksi dengan orang lain. Hal tersebut semata-mata agar Arabicca sembuh dari gangguan yang di deritanya. Semenj...
L & A
116      90     0     
Romance
LA (From Aquarius to Leo) ____ The Blue adalah sebuah perusahaan majalah tempat di mana Riu bekerja. Dia bisa ada di sana karena bantuan seorang kepala editor yang memberikan ia kesempatan bekerja di sana. Riu bertemu dengan banyak orang. Dia memiliki usia paling muda di antara semua orang di perusahaan itu. Riu bekerja di tim editor bersama beberapa orang lainnya. Hari itu ia tidak s...
An Invisible Star
76      53     0     
Romance
Cinta suatu hal yang lucu, Kamu merasa bahwa itu begitu nyata dan kamu berpikir kamu akan mati untuk hidup tanpa orang itu, tetapi kemudian suatu hari, Kamu terbangun tidak merasakan apa-apa tentang dia. Seperti, perasaan itu menghilang begitu saja. Dan kamu melihat orang itu tanpa apa pun. Dan sering bertanya-tanya, 'bagaimana saya akhirnya mencintai pria ini?' Yah, cinta itu lucu. Hidup itu luc...
Cinta Tau Kemana Ia Harus Pulang
235      147     0     
Fan Fiction
sejauh manapun cinta itu berlari, selalu percayalah bahwa cinta selalu tahu kemana ia harus pulang. cinta adalah rumah, kamu adalah cinta bagiku. maka kamu adalah rumah tempatku berpulang.
(Un)Perfect Wedding
31      25     0     
Romance
Kalluna adalah definisi gadis liar dari kota besar. Membolos kuliah, mabuk-mabukkan, clubbing, hanyalah sedikit dari keliarannya. Kalluna yang liar, nyatanya begitu naif bila berhubungan dengan lelaki yang dicintainya, lelaki yang dikejarnya namun tak sedikitpun menoleh padanya. Lalu dunia Kalluna bagai jungkir balik ketika suatu malam dia ditarik paksa dari club oleh seorang lelaki dewasa. &...
Koma
400      224     0     
Romance
Sello berpikir bisa menaklukkan Vanda. Nyatanya, hal itu sama halnya menaklukkan gunung tinggi dengan medan yang berbahaya. Tidak hanya sulit,Vanda terang-terangan menolaknya. Di sisi lain, Lara, gadis objek perundungan Sello, diam-diam memendam perasaan padanya. Namun mengungkapkan perasaan pada Sello sama saja dengan bunuh diri. Lantas ia pun memanfaatkan rencana Sello yang tak masuk akal untuk...