Read More >>"> Black Lady the Violinist (Kapitel xiv) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Black Lady the Violinist
MENU
About Us  

Pengharapan Kenan serasa runtuh setiap kali wajah Lena yang selalu tersenyum pura-pura kuat terbayang. Ia kehabisan akal untuk bersikap pada Lena, bahkan pada dirinya sendiri. Hidupnya penuh gelimpang harta, sementara dunia Lena adalah kotak sempit rumah sakit dan untuk seumur hidup ia takkan pernah meninggalkan obat, infus, suntikan, dan selang-selang yang makin hari makin bertambah banyak jumlahnya.

Sesakit apapun hati Kenan diiris-iris melihat Lena, ia sudah berjanji tak ada tangisan lagi. Sosok Lena yang hidupnya terpuruk tetapi masih saja sukacita cukup membuat Kenan punya semangat hidup. Kenapa harus sedih? Kenapa harus kalah pada keadaan? Pada keadaan Lena juga pada keadaan saat itu dimana suhu udara menusuk tulang. Ia lelah memikirkan masalah karena segalanya takkan ada habisnya.

Esok paginya sebelum ke sekolah ia menyempatkan diri mampir ke minimart terdekat. Ada sesuatu yang harus ia beli dan tak terlupakan juga susu kotak kesukaannya yang baru ia sadari beberapa saat yang lalu kalau harganya memang mahal sekali.

“Pantas Sam curiga.”

 

“Kau suka sekali sama susu itu ya? Lagi banyak uang?” tanya Sam curiga.

“Tidak juga. Ada satu boks penuh persedian. Kau mau? Besok kubawa.”

Sam menatapnya heran. “Susu itu sudah disiapkan? Kerabatmu itu benar-benar kaya raya, baik, dan perhatian ya. Aku jadi ingin lihat mereka dan tempat tinggalmu.”

“Hanya rumah biasa saja. Tak perlu dilihat karena bisa kugambarkan.”

“Terdengar seperti sarang lebah.” Sam tertawa sambil duduk di bangkunya. “Oh, kau sudah beli harmonika?” tanya Sam. “Asal kau masih ada niat belajar harmonika, kecuali kalau kau setuju menerima violin Melque.”

“Melque serius?” Tangan Kenan memukul dahi. “Ah, aku lupa harmonikanya. Nanti pulang sekolah ingin sekali aku beli. Toko musik dimana?” tanya Kenan.

“Kau mau pergi bersamaku? Aku ingin beli senar baru sekalian.”

Sebelum Kenan sadar kalau ia hendak mengangguk, ia lebih dahulu terkesiap ketika mengingat kalau ia belanja selalu menggunakan kartu kredit atau kartu debit pemberian keluarga Challysto. Juga, ia teringat sesuatu yang tadi sudah disiapkannya.

“Ah, aku lupa pulang sekolah nanti aku harus ke perpustakaan,” elaknya.

“Perpustakaan? Untuk apa?” tanya Sam yang tidak curiga Kenan beralasan.

“Dari dulu aku suka perpustakaan. Baru kemarin aku tak sengaja menemukan perpustakaan sekolah ini. Besar sekali. Luar biasa. Berbagai macam buku ada.”

Sam tertawa. “Jangan konyol. Sekolah ini seperti istana. Sampai sekarang pun aku tak pernah tahu di mana perpustakaannya.”

Bodohnya anak ini keterlaluan juga… “Maaf, aku memilih perpustakaannya.”

“Tidak apa-apa. Lagipula kita bisa pergi sama-sama lain kali,” jawab Sam mengiyakan dengan santai.

Ia memang tidak peka kalau Kenan sedang membohonginya. Satu hal yang membuat Kenan nyaman berteman dengannya dan bukan dengan Melque dkk. Lebih mudah membohongi anak bloon daripada bocah tukang gosip.

 

Seperti ucapannya tadi, sepulang sekolah Kenan langsung pergi ke perpustakaan untuk menjalankan maksudnya sendiri, bukannya membaca.

Di perpustakaan besar yang luasnya seperti pabrik Coca-Cola itu, Kenan mencari buku yang menurutnya lumayan normal apabila dibaca anak sepantarannya. Sekembalinya dari menjelajah, ia meletakkan tumpukan buku itu di meja dengan tidak ada hasrat ingin membacanya sama sekali. Hanya basa-basi.

Kenan mulai iseng membuka-buka halaman buku yang penuh dengan istilah Inggris rumit lalu diletakkan lagi. Dengan sengaja ia mengabaikan larangan untuk membawa makanan dan minuman dan dengan sengaja pula menumpahkan sebotol susu strawberry yang tadi pagi ia beli ke meja. Penjaga perpustakaan menghampiri lalu memarahinya.

Satu jam lebih ia terjebak di perpusatakaan untuk membersihkan ulahnya. Begitu usai, ia dapat bonus hukuman merapikan buku-buku yang berantakan. Percayalah, itu makan banyak waktu dan tenaga tapi memang itulah yang ia harapkan. Berlama-lama dengan cara yang wajar sampai semua murid pergi.

 

Suara pintu terbuka. Kenan tak sempat bersembunyi.

“Sudah kuduga. Ternyata memang kau,” ujar Ryan. Dahinya berkerut.

“Kau langsung lari ke sini begitu mendengarkan suara violinku? Instingmu hebat.” Kenan menoleh. “Jadi, gosip itu sudah sampai ke SMA?” tanya Kenan lagi pada Ryan yang hanya diam memandanginya. “Sampai kau yang anak emas turun tangan.”

 “Tentu saja. Harusnya mereka curiga pada suara yang tiba-tiba muncul beberapa minggu setelah kedatangan murid baru. Kenapa kau jadi ‘The Pernambuco’?”

“Memangnya aku yang menamai diriku dengan nama bodoh itu? Ada yang salah dengan penghuni sekolah ini. Dan mereka saja yang langsung percaya aku tak bisa main musik,” jelas Kenan sewot. “Lalu, kau yang paling mengenal nadaku kenapa kemari? Mau mengiringiku dengan flute atau mau main violin sama-sama?”

Ryan berkacak pinggang. Ekspresinya adalah emosi wajah yang tak pernah Kenan lihat sebelumnya. “Tahu darimana aku bisa main flute? Aku tak pernah bilang apalagi menunjukkannya padamu. Terus, bagaimana kau bisa ambil violin dari ruang kesenian yang selalu terkunci rapat itu?”

 “Tempat itu seperti gudang harta alat musik ya.” Pikiran Kenan memutar kembali memori di saat ia yang sudah tak punya apa-apa menumpang di rumah keluarga Lena yang miskin dulu. “Aku sudah bilang, jangan tanya yang kau sudah tahu jawabannya. Siapa yang tak kenal seluk beluk Ryan Ferliaz Challysto di tempat ini??”

“Jawab sajalah, Ken.”

“Ada satu jendela yang kuncinya longgar. Mudah membukanya dari luar.”

Kaki Ryan melangkah maju untuk mendekati Kenan.

“Kenapa? Kau itu sebenarnya kenapa? Apa yang kau pikirkan? Aku tak mengerti. Aku menghargai mimpi dan tekadmu. Selalu. Tapi dari awal, apa untungnya buatmu jaga jarak dariku? Dari Challysto, Kenan?” tanya Ryan yang akhirnya menumpahkan perasaannya, putus asa untuk mendekatkan diri pada sepupu kecilnya.

Pertanyaan-pertanyaan itu membuat Kenan menyeringai marah. Mata Kenan menyala, melotot melihat Ryan yang warna irisnya sama sepertinya, cokelat madu.

“Jangan bakar amarahku, Ryan Ferliaz Challysto. Aku bukan siapa-siapa yang perlu repot-repot jaga jarak dari kau dan keluargamu. Jangan rusak kesepatakan kita karena emosi sesaat itu. Jadi, aku minta tolong jaga ucapanmu. Tidak pantas.”

Ryan balik memelototi Kenan dan mengabaikan pengusirannya. “Bukan siapa-siapa? Siapa? Aku? Aku sepupumu! Aku kakakmu, Kenan Grace Chall –“

“Diam!!” Kenan melempar bow dari tangannya.

Ryan terlompat kaget karena Kenan berteriak sangat keras. Jeritan penuh emosi yang baru pertama kali ia dengar dari sepupunya yang jadi semakin pemurung setibanya di Inggris.

Ryan menenangkan dirinya sendiri. “Darahmu tak bisa kau tolak, Kenan.” Ryan mulai menguraikan semua yang mengganggu hatinya selama ini. “Dari awal masalah sakitnya Lena, berikutnya rumah, dsb, lama-lama terlihat alasan-alasan yang kau sembunyikan. Kenapa kau menghindari kami? Kenapa kau menolak kami? Apakah sampai saat ini pikiran ‘rasa bersalah, aku hanya anak hilang, aku tidak pantas’ itu masih saja ada di kepalamu sampai kau bisa secara sengaja mengabaikan orang-orang yang sayang padamu? Kenan di hadapanku yang sudah lama kehilangan senyumannya juga sudah kehilangan hatinya ya.”

Kenan diam mematung, menunduk. Wajahnya tertutupi oleh poni.

“Aku tidak peduli pada itu semua, Ferliaz. Dari awal aku memang yatim piatu. Dari awal aku sudah tak punya apa-apa. Hartaku tinggal Lena dan violin.

“Siapapun itu, paman Anderson dan bibi Vani, hanya peduli padaku ketika aku ditemukan mewarisi darah yang sama denganmu. Kalau tidak, aku tetap saja anak yatim piatu yang hidup sebatang kara!” Kenan sudah mendongak dengan gigi gemelatukan. “Satu hal, Ryan. Lebena segalnya bagiku, dia duniaku saat tidak ada siapapun yang dapat kuharapkan. Jadi, hatiku yang ada pada Lena hancur melihat Lena hancur! Kau yang punya segalanya tidak akan mengerti itu!!” Kenan menggertakkan giginya keras-keras. “Uang dan harta keluarga Challysto yang dapat membeli sepertiga Eropa juga tidak dapat menemukan apalagi membeli hatiku yang memang sudah hilang!” ujar Kenan dalam.

Ryan menarik tangan Kenan lalu melayangkan tangannya ke pipinya. Ia menampar Kenan, sepupunya yang ia anggap adiknya sendiri.

“Beli apa katamu!?” tanya Ryan dengan sangat marah. “Otakmu memang makin rusak kena salju Inggris dan obat-obatan rumah sakit yang menguap!”

Kenan memegangi pipinya yang memerah. Ia berhenti bersikap tempramental dan jadi tenang sambil menyusuni semua barang-barangnya. “Ini tempatku, kediamanku, tuan Challysto. Tolong pergilah dengan menutup mulutmu dari Brokeveth, juga Inggris.” Tas di pundak kiri sementara tas violin di lengan kanan, Kenan berjalan pergi menuju pintu. Ia pula masih ingat memungut bow yang ia lempar. Jari telunjuk kirinya menekan-nekan pelipisnya. “Oh iya, kau benar, otakku rusak akibat salju, obat, dan uang-uang yang kalian sodorkan padaku.” Kenan menarik pintu agar tertutup. “Sayangnya uang itu tidak berhasil juga mencari dimana hatiku.”

“Kenan!” seru Ryan sekuat tenaga.

Beberapa detik kemudian ia berlari dan membuka paksa pintu, tapi ia tak mendapati seorang pun di balik pintu itu.

Ryan memegangi keningnya. “Pikiranmu masih saja berbelit-belit. Apa yang salah dengan isi kepalanya? Apa karena terlalu kepintaran makanya anak 13 tahun bisa bicara seperti itu? Mau sampai kamu mau menutup diri, Kenan?” Ryan seperti hendak menahan tangis. “‘The Pernambuco’, sepupuku yang tak mengerti juga disayang.”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
High School Second Story
110      75     0     
Romance
Pekrjaan konyol yang membuat gadis berparas cantik ini kembali mengingat masa lalunya yang kelam. Apakah dia mampu menyelesaikan tugasnya? Dan memperbaiki masa lalunya? *bayangkan gadis itu adalah dirimu
Irresistible
42      31     0     
Romance
Yhena Rider, gadis berumur 18 tahun yang kini harus mendapati kenyataan pahit bahwa kedua orangtuanya resmi bercerai. Dan karena hal ini pula yang membawanya ke rumah Bibi Megan dan Paman Charli. Alih-alih mendapatkan lingkungan baru dan mengobati luka dihatinya, Yhena malah mendapatkan sebuah masalah besar. Masalah yang mengubah seluruh pandangan dan arah hidupnya. Dan semua itu diawali ketika i...
Welcome Aboard
12      12     0     
Inspirational
Inilah cerita kami, yang tak pernah kami ungkapan Dunia kami, yang tak pernah kalian ketahui Kebiasaan kami, yang tak pernah kalian bayangkan.
My sweetheart senior
550      308     0     
Romance
Berawal dari kata Benci. Senior? Kata itu sungguh membuat seorang gadis sangat sebal apalagi posisinya kini berada di antara senior dan junior. Gadis itu bernama Titania dia sangat membenci seniornya di tambah lagi juniornya yang tingkahnya membuat ia gereget bukan main itu selalu mendapat pembelaan dari sang senior hal itu membuat tania benci. Dan pada suatu kejadian rencana untuk me...
LARA
252      135     0     
Romance
Kau membuat ku sembuh dari luka, semata-mata hanya untuk membuat ku lebih terluka lagi. Cover by @radicaelly (on wattpad) copyright 2018 all rights reserved.
Purple Ink My Story
0      0     0     
Mystery
Berawal dari kado misterius dan diary yang dia temukan, dia berkeinginan untuk mencari tahu siapa pemiliknya dan mengungkap misteri yang terurai dalam buku tersebut. Namun terjadi suatu kecelakaan yang membuat Lusy mengalami koma. Rohnya masih bisa berkeliaran dengan bebas, dia menginginkan hidup kembali dan tidak sengaja berjanji tidak akan bangun dari koma jika belum berhasil menemukan jawaban ...
Popo Radio
202      108     0     
Romance
POPO RADIO jadi salah satu program siaran BHINEKA FM yang wajib didengar. Setidaknya oleh warga SMA Bhineka yang berbeda-beda tetap satu jua. Penyiarnya Poni. Bukan kuda poni atau poni kuda, tapi Poni siswi SMA Bhineka yang pertama kali ngusulin ide eskul siaran radio di sekolahnya.
TRIANGLE
272      135     0     
Romance
"Apa pun alasannya, yang namanya perselingkuhan itu tidak bisa dibenarkan!" TRIANGLE berkisah tentang seorang gadis SMA bernama Dentara dengan cerita kesehariannya yang jungkir balik seperti roller coaster. Berasa campur aduk seperti bertie botts bean. Berawal tentang perselingkuhan pacar tersayangnya. Muncul cowok baru yang berpotensi sebagai obat patah hati. Juga seorang dari ...
Du Swapped Soul
219      121     0     
Fantasy
Apa kamu pernah berasumsi bahwa hidupmu lah yang paling sempurna? Apakah kamu pernah merasakan rasanya menjalani kehidupan orang lain? Dan apakah... kamu pernah mempunyai sahabat yang aneh, tapi setia? Kalau belum, kau akan menemukan semuanya di sini, di kehidupan Myung-Joo yang akan diperankan oleh Angel.
Dream Space
13      13     0     
Fantasy
Takdir, selalu menyatukan yang terpisah. Ataupun memisahkan yang dekat. Tak ada yang pernah tahu. Begitu juga takdir yang dialami oleh mereka. Mempersatukan kejadian demi kejadian menjadi sebuah rangakaian perjalanan hidup yang tidak akan dialami oleh yang membaca ataupun yang menuliskan. Welcome to DREAM SPACE. Cause You was born to be winner!