Read More >>"> Kala Senja (Bersama Sahabat) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kala Senja
MENU
About Us  

Begitu aku kembali ke mejaku, ketiga sahabatku itu memandangiku sambil mengulum senyuman. Aku tahu apa yang sedang mereka pikirkan. Kemudian, aku pun memegang kedua pipiku yang mulai memanas karena ditatap seperti itu oleh mereka.

One step closer,” komentar Prisil.

“Apaan sih, Sil,” protesku.

Citra dan Mia tiba-tiba tertawa pelan.

“Kamu lucu tau gak,” kata Mia. “Keliatan tegang kayak minta acc dari Presiden aja.”

“Iya. Jangan tegang dan kaku lah, Sya. Santai aja,” tambah Citra.

Santai katanya, bagaimana bisa aku santai di dekat orang yang sudah lama aku kagumi diam-diam.

Bukan tanpa alasan aku diam saja tanpa berniat mengungkapkan perasaanku pada Davi. Tapi, kenyataan tidak bisa mendukungku. Davi terlalu luar biasa untukku yang hanya siswa terlampau sederhana, hanya keajaiban yang bisa membuat Davi bisa menyukaiku juga. Faktanya, tak mungkin seorang yang luar biasa seperti Davi melirik gadis biasa-biasa saja sepertiku.

Dan hal lainnya, tentu saja ada perempuan lain yang juga santer mendekati Davi lebih gigih dari siapapun.

“Davi.” Suara nyaring seorang perempuan memanggil nama Davi di tengah keributan saat istirahat di kelasku.

Davi pun menghampiri orang yang memanggilnya. Perempuan itu sedang berdiri di luar kelasku.

“Apa La?” tanya Davi.

“Liat deh, film yang kamu bilang waktu itu udah tayang di bioskop,” jawab perempuan itu sambil memperlihatkan ponselnya pada Davi.

Akupun penasaran dan melihat ke arah dua insan itu. Namanya Mila. Satu-satunya perempuan yang begitu akrab dengan Davi sejak kelas satu. Dan satu-satunya perempuan yang pastinya bisa membuka pintu hati Davi untuk ia masuki. Mila cantik, sangat. Ibunya adalah salah seorang pemain film terkenal di Indonesia. Tentu saja Mila pasti menurunkan gen cantik dari ibunya. Dilihatpun kedua orang itu sudah pasti cocok satu sama lain.

“Jalang!” komentar Citra.

“Eh?!” Aku terkejut mendengar ucapan Citra yang juga tengah melihat ke arah Davi dan Mila.

“Kamu ngomong apa, Cit? Gak baik ih!” protes Mia.

“Kamu inget gak waktu kelas satu kaca depan mobilku tiba-tiba penuh cat air,” kata Citra.

Kami semua mengangguk.

“Dia tuh dalangnya. Katanya dia gak suka kalau aku bawa mobil ke sekolah,” jawab Citra membuat kami terkejut.

“Dia?” tanya Mia.

“Kaget kan? Sama!” jawab Citra. “Kasian Davi, dililit Ular Kobra kayak Mila.”

Aku tak berkomentar. Lebih tepatnya hanya bisa diam. Bagaimana ya? Untuk yang satu ini, sejujurnya aku tak yakin apakah Mila seburuk itu, sebab yang kulihat Davi sepertinya nyaman bersama Mila. Tidak mungkin kan, orang sebaik Davi bisa seakrab itu dengan orang jahat?

“Kamu pepet terus, Sya. Aku sih gak ridho ya, kalau si Medusa itu pacaran sama Davi,” kata Citra.

“Kenapa ujung-ujungnya bawa aku juga?” tanyaku.

“Ya karena diantara kita yang suka sama Davi cuma kamu,” jawab Citra.

Akupun kembali melihat ke arah Davi. Ia masih anteng berbincang dengan Mila. Jangankan untuk bisa mengambil hati Davi, untuk bisa seperti Mila pun aku tidak mampu. Bersanding dengan Davi, maka aku haru sederajat dengannya.

“Tapi syukur sih si Medusa itu masuk IPS. Gak kebayang kalau dia di IPA dan satu kelas sama kita!” komentar Mia.

Aku pun hanya mengernyitkan dahiku. Tidak percaya jika Citra dan Mia memanggil Mila dengan panggilan Medusa. Memangnya semengerikan itu Mila?

“Udahlah, gak usah mikirin si Medusa,” kata Prisil ikut-ikutan menyebut nama Mila dengan panggilan Medusa. “Gimana kalau pulang nanti kita beli ice cream?” ajaknya.

“Oh iya.” Citra pun mengambil sesuatu dari kantung seragamnya dan mengambil sebuah kertas kecil. “Aku dapet potongan harga 50% dong! Kalau kita beli ice cream di tempat favorit kita,” katanya antusias.

“Yuk!!!” Mia berseru.

Suasana kesal tadi entah kenapa bisa dengan mudah meguar dan berganti dengan antusiasme cukup besar dari potongan harga ice cream. Baguslah!

“Ia gak usah di ajak,” goda Citra ketika melihat Mia antusias.

“Woy! Parahlah!” protes Mia.

“Hahaha….” Aku dan Prisil hanya tertawa melihat tingkah laku konyol dua sahabat kami di depan.

~KALA SENJA~

Kedai ice cream yang kami kunjungi letaknya berada di dalam sebuah mall di daerah Jalan Merdeka. Kedai ini di dominasi warna kuning, dengan lampu-lampu gantung berbentuk ice cream. Kami sudah sering kemari karena harganya, juga promo yang sering ditawarkan.

“Eh tau gak? Anak basket sekolah kita menang pertandingan lagi,” kata Mia memulai percakapan.

Aku yang berada di samping Mia pun mencondongkan tubuhku dan melihat layar ponsel milik Mia.

“Eh iya bener,” kataku.

Secara refleks, aku dan Mia melihat ke arah Prisil yang sepertinya tidak peduli dengan ucapan kami.

Prisil akhirnya menyadari jika kami sedang menatapnya sedari tadi.

Seriously?” tanya Prisil tak percaya. “Aku kagak peduli dia mau menang atau kagak.”

“Yah, Sil. Kita kan kepo,” kata Citra ikut-ikutan. “Kak Rio jago basker, loh. Gak akan nyesel kamu nolak dia?”

“Kalau kalian tahu, kalian juga pasti satu pemikiran sama aku. Dia bukan cowo baik-baik,” kata Prisil mencoba meyakinkan kami.

Pesanan kami pun akhirnya datang, dan kami masih tetap melanjutkan obrolan kami.

“Daripada mikirin aku, kenapa gak obrolin soal Davi,” kata Prisil yang kini sukses membuatku bingung.

“Kok Davi?” tanyaku yang berhenti melahap ice cream-ku.

“Sya, kamu tuh dikasih kesempatan buat deketin Davi,” kara Citra,

“Deketin apaan? Kalian tau kan yang suka sama Davi itu banyak. Bukan cuma aku doang. Dia pasti milih-milihlah,” kataku. “Gak mungkin dia pilih aku.”

“Di dunia ini gak ada yang gak mungkin, Sya,” kata Citra. “Buktinya dia pilih kamu jadi sekertaris dari banyaknya orang-orang yang justru pernah sekelas sama dia.”

“Iya, Sya. Coba aja dulu PDKT mah gak salah kok,” kata Mia menyetujui ucapan Prisil.

“Hati orang gak ada yang tau. Siapa tau setelah kamu PDKT sama Davi, hati Davi berbalik suka sama kamu.” tambah Prisil.

Kuakui memang maksud sahabat-sahabatku ini hanya ingin menyenangkan juga meyakinkanku bahwa tidak ada yang mustahil di dunia ini. Termasuk juga hati manusia. Tapi, pikiranku mengenai jarak antara aku dan Davi juga terlalu kuat dan besar.

Kau mungkin akan berusaha mati-matian jika ini hanya settingan sebuah drama remaja. Tapi nyatanya, kau harus sadar diri tentang bagaimana seharusnya hatimu berlabuh. Jika ia yang kau kagumi terlampau jauh untuk digapai,  maka yang kau lakukan hanya memperhatikannya dari jauh.

Aku mencoba mengalihkan pembicaraan pada hal lain. apapun itu, yang penting tidak mengarah pada Davi. Karena, apapun yang kami lakukan, bahkan pada hal-hal yang memalukan sekalipun, begitu berarti. Termasuk membicarakan Davi, atau hal-hal tidak penting lainnya.

Mungkin itulah makna sahabat. Kau tahu, SMA adalah masa di mana kau semakin dewasa namun tidak bisa melepas rasa kekanak-kanakanmu. Carilah sahabat-sahabat yang membantumu untuk tetap berkembang tanpa memaksa diri harus bersikap terlalu dewasa.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • zufniviandhany24

    ka jangan lupa mampir untuk bantu vote ceritaku https://tinlit.com/view_story/1078/1256

    Comment on chapter Satu Kelas
Similar Tags
Our Tears
64      49     0     
Romance
Tidak semua yang kita harapkan akan berjalan seperti yang kita inginkan
Revealed
16      16     0     
Short Story
Pembunuh bayaran yang di tuduh melakukan pembunuhan yang tidak dia lakukan memutuskan untuk bekerja sama dengan detektif yang bertanggung jawab dengan kasus itu. Semuanya itu tidak dia lakukan untuk dirinya sendiri, tapi untuk 'semuanya'.
LAST MEMORIES FOR YOU ARAY
343      269     5     
Short Story
Seorang cewe yang mencintai seorang cowo modus,php, dan banyak gebetannya. Sejak 2 tahun Dita menyukai Aray, tapi Aray hanya menganggapnya teman. Hingga suatu hari di hari ulang tahun Aray ia mengungkapkan perasaan yang selama ini bernama cinta, yang tak pernah ia sadari. Tapi semua sudah terlambat dihari ulang tahunnya juga hari dimana kepergian Dita untuk selama-lamanya.
Ich Liebe Dich
374      196     0     
Romance
Kevin adalah pengembara yang tersesat di gurun. Sedangkan Sofi adalah bidadari yang menghamburkan percikan air padanya. Tak ada yang membuat Kevin merasa lebih hidup daripada pertemuannya dengan Sofi. Getaran yang dia rasakan ketika menatap iris mata Sofi berbeda dengan getaran yang dulu dia rasakan dengan cinta pertamanya. Namun, segalanya berubah dalam sekejap. Kegersangan melanda Kevin lag...
Horses For Courses
264      147     0     
Romance
Temen-temen gue bilang gue songong, abang gue bahkan semakin ngatur-ngatur gue. Salahkah kalo gue nyari pelarian? Lalu kenapa gue yang dihukum? Nggak ada salahnya kan kalo gue teriak, "Horses For Courses"?.
Persinggahan Hati
62      42     0     
Romance
Pesan dibalik artikel Azkia, membuatnya bertanya - tanya. Pasalnya, pesan tersebut dibuat oleh pelaku yang telah merusak mading sekolahnya, sekaligus orang yang akan mengkhitbahnya kelak setelah ia lulus sekolah. Siapakah orang tersebut ? Dan mengakhiri CInta Diamnya pada Rifqi ?
Tsurune: Kazemai Koukou Kyuudoubu - Masaki dan Misaki dan Luka Masa Lalu-
92      57     0     
Fan Fiction
Klub Kyudo Kazemai kembali mengadakan camp pelatihan. Dan lagi-lagi anggota putra kembali menjadi 'Budak' dalam camp kali ini. Yang menjadi masalah adalah apa yang akan dilakukan kakak Masaki, Ren, yang ingin meliput mereka selama 3 hari kedepan. Setelah menjadi juara dalam kompetisi, tentu saja Klub Kyudo Kazemai banyak menjadi sorotan. Dan tanpa diketahui oleh Masaki, Ren ternyata mengundang...
The Boy
52      34     0     
Romance
Fikri datang sebagai mahasiswa ke perguruan tinggi ternama. Mendapatkan beasiswa yang tiba-tiba saja dari pihak PTS tersebut. Merasa curiga tapi di lain sisi, PTS itu adalah tempat dimana ia bisa menemukan seseorang yang menghadirkan dirinya. Seorang ayah yang begitu jauh bagai bintang di langit.
Yang Terlupa
9      9     0     
Short Story
Saat terbangun dari lelap, yang aku tahu selanjutnya adalah aku telah mati.
Cinderella Celdam
48      35     0     
Romance
Gimana jadinya kalau celana dalam kamu tercecer di lantai kantor dan ditemukan seorang cowok? - Cinderella Celdam, a romance comedy