Read More >>"> Kala Senja (Perlahan Lebih Baik) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kala Senja
MENU
About Us  

Aku menghampiri Mila saat ia sedang berada di pinggit lapangan sendirian.

“Kenapa Davi bilang gitu?” tanyaku padanya.

Mila menatap sinis ke arahku, ia mengabaikan pertanyaanku.

“Jawab aku Mila!” kataku lagi meninggikan satu oktaf.

“Aku gak pernah bilang sama Davi! Puas?!” kata Mila sambil bangkit dan menatapku intens. “Aku gak akan pernah bisa.”

Serius! Jadi selama ini Mila tak pernah mengatakan perasaannya, dia bohong padaku? Kedekatan antar keduanya yang kuanggap sudah lebih dari sekedar sahabat itu, kenyataannya memang sebatas sahabat. “Kenapa?” tanyaku.

“Kamu pikirlah sendiri!” Mila melangkah pergi meninggalkanku, tapi aku tetap menahannya.

“Aku gak ngerti kenapa kamu gak bilang Davi. Kalian kan udah deket,” kataku.

“Kamu lebih seneng aku pacaran sama Davi, gitu?”

Aku bungkam.

Mila menepis pegangan tanganku, ia berbalik dan kembali menatapku nanar. “Kamu itu bodoh! Harusnya kamu gak pernah muncul di sekolah ini. Mulai sekarang jauh-jauh sana dari aku, jangan ikut campur urusanku. Aku juga gak mau ketemu atau sekedar papasan sama kamu. Kamu buat aku muak, Tasya.”

Dan setelah itu Mila benar-benar pergi dari hadapanku, dengan meninggalkan beragam kebingungan di kepalaku. Dari ucapannya, Mila seperti ada nada marah juga kecewa. Di sisi lain, aku merasa kebingungan, meski di sisi yang lain aku merasa damai.

~KALA SENJA~

“Mentemen, beres UTS foto kelas yuk!” ajak Raka. “Mia bilang mau traktir kita,” kata Raka yang langsung menerima pukulan di pergelangannya oleh Mia.

Maneh mah, dasar gelo!” protes Mia (Kamu tuh, dasar gila!).

Mila menempelkan sebuah poster dari salah satu tempat makan. “Aku dapet kupon diskon makan lumayan banyak. Cukuplah buat sekelas, jadi beres foto kelas kita bisa makan-makan. Kita kan belum pernah kumpul bareng.”

Aku yang baru saja kembali ke kelas pun hanya bisa mengangguk menyetujui karena hampir separuh orang-orang setuju dengan usulan Mia.

Tak jauh dari tempat Mia yang berdiri di depan kelas, Davi baru saja masuk ke dalam kelas pandangan kami saling beradu diantara hiruk pikuk orang-orang. Hal yang kurindukan adalah ketenangan saat menatap Davi. Tak ada rasa bersalah, tak ada rasa sedih, semua sama seperti dulu.

Lalu, Davi tersenyum. Membuatku merona dan ingin berlari menjauh darinya untuk selanjutnya berteriak karena gembira. Tapi aku mengangkat tanganku dan melambaikan tangan padanya, aku pun ikut tersenyum. Ada dorongan tak kasat mata yang membuatku ingin melihat Davi lebih lama dari biasanya.

‘Ikut ya.’ Kulihat bibir Davi berucap namun suaranya tak terdengar jelas karena riuh yang masih mendominasi.

Aku mengangguk dan kembali tersenyum melihatnya. Begitu pula dengan Davi.

Kehadiran Davi itu memang tak pernah selamanya dalam jarak pandangku. Aku mengagumi kebaikannya, juga senyumannya. Davi itu indah tapi sesaat, seperti senja, indah tapi cuma sebatas singgah.

Setelah itu aku kembali ke bangkuku. Di sana ada Prisil dan Citra yang sedang sibuk menonton cuplikan video K-pop. Kulihat sekilas Davi ikut bergabung dengan kerumunan laki-laki yang sedang memperebutkan kupon yang dibagikan Mia dan Raka.

Tunggu!

“Sejak kapan mereka berdua dekat gitu?” tanyaku terkejut.

Prisil melihat sekilas ke depan kelas, lalu kembali melihat ponselnya. “Aku seneng Sya kamu akhirnya jatuh cinta lagi, tapi jangan lupa sahabatmu dong. Raka lagi PDKT sama Mia.”

“Apa?! Serius Sil?”

“Iyalah Sya.”

“Kapan?”

Prisil menggendikkan bahunya. “Tau-tau si Raka suka ngintilin Mia kalau pulang.”

Hari ini aku cukup banyak mendapatkan kejutan. Pertama, tak ada yang terjadi antara Davi dan Mila. Kedua, Raka sama Mia lagi dekat dan aku tidak tahu sama sekali.

Sebenarnya sejak kemarin aku kemana saja ya? Sampai tidak menyadari banyak yang berubah di sekitarku. Aku terlalu memikirkan perasaan sedihku itu, hingga lupa dan mengabaikan hal-hal kecil yang dapat memberikan efek bahagia untuk diriku sendiri.

Tak ada yang senang dengan perasaan sedih dan juga patah, tapi beberapa menikmati candu patah hati dengan sangat apik dan mengabadikannya dalam rentetan kata. Bagiku, lebih baik perasaan itu menggantung dan di bawa pulang saja oleh senja.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • zufniviandhany24

    ka jangan lupa mampir untuk bantu vote ceritaku https://tinlit.com/view_story/1078/1256

    Comment on chapter Satu Kelas
Similar Tags
Pasha
30      26     0     
Romance
Akankah ada asa yang tersisa? Apakah semuanya akan membaik?
Kyna X Faye
130      89     0     
Romance
Keiko Kyna adalah seorang gadis muda pemilik toko bunga. Masa lalu yang kelam telah membuat gadis itu menjauhi dunia keramaian dan segala pergaulan. Namun siapa sangka, gadis pendiam itu ternyata adalah seorang penulis novel terkenal dengan nama pena Faye. Faye sama sekali tak pernah mau dipublikasikan apa pun tentang dirinya, termasuk foto dan data pribadinya Namun ketika Kenzie Alcander, seo...
Cinta (tak) Harus Memiliki
99      91     0     
Romance
Dua kepingan hati yang berbeda dalam satu raga yang sama. Sepi. Sedih. Sendiri. Termenung dalam gelapnya malam. Berpangku tangan menatap bintang, berharap pelangi itu kembali. Kembali menghiasi hari yang kelam. Hari yang telah sirna nan hampa dengan bayangan semu. Hari yang mengingatkannya pada pusaran waktu. Kini perlahan kepingan hati yang telah lama hancur, kembali bersatu. Berubah menja...
Dia yang Terlewatkan
9      9     0     
Short Story
Ini tentang dia dan rasanya yang terlewat begitu saja. Tentang masa lalunya. Dan, dia adalah Haura.
Love Dribble
188      112     0     
Romance
"Ketika cinta bersemi di kala ketidakmungkinan". by. @Mella3710 "Jangan tinggalin gue lagi... gue capek ditinggalin terus. Ah, tapi, sama aja ya? Lo juga ninggalin gue ternyata..." -Clairetta. "Maaf, gue gak bisa jaga janji gue. Tapi, lo jangan tinggalin gue ya? Gue butuh lo..." -Gio. Ini kisah tentang cinta yang bertumbuh di tengah kemustahilan untuk mewuj...
Little Spoiler
54      44     0     
Romance
hanya dengan tatapannya saja, dia tahu apa yang kupikirkan. tanpa kubicarakan dia tahu apa yang kuinginkan. yah, bukankah itu yang namanya "sahabat", katanya. dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku, rahasianya, cinta pertamanya, masalah pribadinya bahkan ukuran kaos kakinya sekalipun. dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku yang menyembunyikan sesuatu dariny...
ORIGAMI MIMPI
1004      382     0     
Romance
Barangkali, mimpi adalah dasar adanya nyata. Barangkali, dewa mimpi memang benar-benar ada yang kemudian menyulap mimpi itu benar-benar nyata. Begitulah yang diyakini Arga, remaja berusia tujuh belas tahun yang menjalani kehidupannya dengan banyak mimpi. HIngga mimpi itu pula mengantarkannya pada yang namanya jatuh cinta dan patah hati. Mimpi itu pula yang kemudian menjadikan luka serta obatnya d...
Laci Meja
15      15     0     
Short Story
Bunga yang terletak di laci meja Cella akhir-akhir ini membuatnya resah. Dia pun mulai bertekad untuk mencari tahu siapa pelakunya dan untuk apa bunga ini dikirim. Apa ini....teror?
PELANGI SETELAH HUJAN
10      10     0     
Short Story
Cinta adalah Perbuatan
Sampai Kau Jadi Miliku
63      41     0     
Romance
Ini cerita tentang para penghuni SMA Citra Buana dalam mengejar apa yang mereka inginkan. Tidak hanya tentang asmara tentunya, namun juga cita-cita, kebanggaan, persahabatan, dan keluarga. Rena terjebak di antara dua pangeran sekolah, Al terjebak dalam kesakitan masa lalu nya, Rama terjebak dalam dirinya yang sekarang, Beny terjebak dalam cinta sepihak, Melly terjebak dalam prinsipnya, Karina ...