Read More >>"> Wanna Be (Gang Kecil) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Wanna Be
MENU
About Us  

Di usia yang bukan anak kecil lagi, kehidupan tentu telah dihiasi dengan urusan percintaan. Untuk orang-orang yang sibuk menyusun tangga kesuksesan, apa bisa jatuh cinta dengan mudahnya?

“Oke Miss Kim, saya akan segera berangkat kesana. Segera. Iya segera. Saat ini saya sedang menuju garasi. Saya tutup dulu telponnya.” PIP. Lagi-lagi ia harus berbohong demi menenangkan hati Miss Kim, bosnya yang disiplin sekali akan waktu. Ia tidak ingin jika ia berkata jujur, semburan omongan Miss Kim akan meluncur dari handphonenya dan membuang-buang waktunya yang berharga-bagi Miss Kim.

Linda meraih sikat gigi dan mengulurkannya kepada sebuaah alat yang menempel di dinding kamar mandinya. Perlahan pasta gigi keluar dan mendarat tepat di bulu-bulu sikat gigi berwarna biru yang digenggamnya. Linda langsung mengaktifkan mode fast pada otaknya dan tentu mode multitasking pada tubuhnya.

Tangan kanannya dengan cepat menggosok gigi putihnya. Matanya dengan cepat memindai seluruh ruangan untuk selanjutnya diproses oleh otaknya. Kakinya melangkah cepat menuju pojok ruang tengah untuk menghampiri tas ransel berisi berkas-berkas miliknya dan tangan kirinya menyambar sebuah laptop yang terletak tepat di samping tas ranselnya. Dipindahkannya barang-barang berharganya itu ke sebuah sofa merah marun di depan TV, tak jauh dari tempat barang-barang itu sebelumnya berada.

Tangan kanannya masih sibuk menggosok giginya dengan semangat. Hingga ia kembali lagi ke kamar mandi untuk berkumur dan menata penampilannya.

Cermin kamar mandinya memnag selalu tidak berhasil memberikan kepuasan bagi Linda di pagi hari. Rambut yang berantakan, kulit yang pucat, bibir yang pecah-pecah, dan mata yang bengkak. Itulah yang selalu ditampilkan oleh cermin kamar mandinya setiap pagi.

Matanya melirik cepat ke arah jam , dan tentunya sudah tidak ada waktu lagi bagi ia untuk berdandan sempurna. Lagipula, ia juga tidak pernah menata penampilannya dengan serius. Mencuci wajah dan mengoleskan lipbalm di bibirnya sudah cukup untuk membuang efek pucat wajahnya. Tidak perlu mandi, cukup menyemprotkan parfum banyak-banyak di seluruh tubuhnya, Linda pun sudah percaya diri untuk menjalani hari.

PIP PIP

Linda memencet kunci mobilnya seraya memakai sneakers kesukaannya. “Hari ini aku harus membuat alasan lain selain macet kepada Miss Kim. ‘Maaf Miss Kim, saya terlambat. Tadi saya tidak sengaja menabrak seekor kucing.’ Ah, tidak-tidak, terlalu sederhana. Aku harus membuat alasan yang lebih kompleks dan meyakinkan.” Linda bergumam sendiri sambil masuk ke dalam mobilnya.

Linda menekan tombol start pada mobilnya. Tidak terlihat tanda-tanda mobilnya menyala. Ia tekan sekali lagi, lebih menekan daripada yang sebelumnya, namun hasilnya sama. Mesin Mobilnya tetap tidak mau hidup. Kini Linda menekan berkali-kali tombol start dengan muka yang sudah menegang. “Ya!!!! Apa yang salah dengan mobil ini? Mobil, kali ini kau harus berpihak padaku dan baik kepadaku, jebal. Sebelum besok aku tak lagi bisa menaikimu karena dimakan Miss Kim.” Kali ini Linda berbicara pada mobilnya.

Mobilnya tetap tak mau menyala. Ini sudah cukup menjadi permulaan hari yang berat bagi Linda.

“Aiisshh, kalau kali ini tidak berhasil, aku akan bertindak kasar!” Linda menekan tombol start lagi, namun hasilnya nihil. Mobil tetap tidak menyala. Linda mengepalkan tangannya dan mulia memukul-mukulkan tangannya ke stir mobilnya. “Yaaaaaaa!” Linda memekik kesal, masih dengan kepalan tangannya yang perlahan memukul stir dengan lemas. 

Setelah berpikir beberapa saat, Linda memutuskan untuk pergi menggunakan bis saja. Ia segera mengambil barang-barangnya yang telah ia letakkan di bagasi mobilnya, dan bergegas keluar dari garasi mobil. Jam menunjukkan pukul 07.00. Masih cukup pagi bagi orang lain, namun sudah sangat terlambat bagi Miss Kim kali ini. Setelah dihitung-hitung, Linda sudah telat 30 menit dihitung dari saat Miss Kim menghubunginya tadi pagi. Entah semburan apa yang akan Linda terima nanti, Linda tidak mau memikirkannya.

Linda menarik napas dalam-dalam, men-charge­ kembali semangatnya setelah ia habiskan dengan mobilnya.

“Linda fighting! Fighting! Fughting!” Linda mengepalkan kedua tangannya dan di ikuti senyuman tipisnya, menandakan pergantian mood yang baru.

“Oke! Lewat gang pertokoan saja! Lebih dekat ke halte!” Linda memutuskan untuk menuju ke halte bis melalui gang kecil dekat apartemennya. Berada di antara pertokoan, gang tersebut semakin terasa sempit dengan banyaknya barang-barang bekas yang diletakkan para meilik toko di sepanjang gang. Linda berlari kecil. Ia tak sanggup berlari kencang karena ransel yang dibawanya sudah seperti berisi batu. Sangat berat dan besar. Ditambah lagi ia belum sempat sarapan pagi saat ini.

Masih berlari kecil menyusuri gang itu, dari kejauhan tampak samar-samar bayangan hitam mendekati Linda dari arah yang berlawanan. Masih terlihat samar sampai Linda telah cukup jauh berjalan kedepan, mendekati bayangan itu. Perlahan, bayangan itu  mulai menampakkan wujud aslinya. Linda tahu benar, matanya tidak rabun atau sejenisnya. Tapi untuk saat ini Linda masih belum cukup jelas melihat seseorang yang masih berjarak sekitar 10 meter di depannya.

Gang yang berada di celah-cel;ah pertokoan, membuat sinar matahari pagi tidak cukup terang menyinari gang itu. Ditambah sosok itu sepertinya mengenakan pakaian serba gelap, dan mungkin faktor Linda yang belum sarapan, membuat penglihatannya memburuk pada saat itu.

Linda melambatkan langkahnya saat ia menyadari kecepatan sosok itu juga melambat.

Oh, dia melambat. Tapi kelihatannya dia sedang tidak baik. Oh, dia sepertinya terhuyung-huyung’  Pikiran Linda seketika dipenuhi rasa penasaran terhadap sosok itu seiring ia dapat melihat dengan jelas sosok itu.

Sepertinya seorang laki-laki´  Otak Linda terus dipaksakan untuk menganalisa semua yang dilihatnya.

Seorang laki-laki dengan hoodie hitam, celana hitam, dan masker hitam?

Seorang laki-laki serba hitam?

Alien?

Pikiran Linda terus berpikir hingga Linda memutuskan untuk menghentikan langkahnya sambil memerhatikan gerak-gerik sosok itu dari jarak yang lebih dekat dari sebelumnya.

Jangan-jangan dia laki-laki yang belum sadar dari mabuk? Orang jahat?´Pikiran Linda semakin terisi oleh pikiran negatif akan sosok itu. Mmebuat Linda lupa bahwa ia telah membuang waktu cukup lama hanya untuk menganalisa semua yang dilihatnya.  Masih terdiam hingga Linda melihat sosok itu berdiri diam seperti Linda, namun dengan tubuh yang tak seimbang.

Linda memutuskan untuk melanjutkan berjalan, Linda memasang muka santai, dan membuang rasa penasarannya jauh-jauh seketika ia teringat Miss Kim. Namun sepertinya matanya tak bisa mengikuti keinginannya. Matanya terus saja melihat kearah sosok itu, dan pada akhirnya membuat pesan kepada otaknya untuk kembali memikirkan sosok itu.

Sosok itu sedikit lebih tinggi dibanding Linda. Linda sudah semakin jelas melihat sosok itu dan tanpa ia sadari, ia terus melihatnya sembari terus berjalan melewatinya.

Dugaannya benar, seorang laki-laki serba hitam, bahkan ia tahu persis, di celananya terdapat topi hitam yang dikaitkan di belt-nya. Dan Linda tahu persis, sepertinya dia sedang dalam keadaan yang tidak baik. Linda ingin sekali menanyakan keadaannya dan memastikan dia baik-baik saja. Namun, waktu tak bisa di perlambat. Waktu terus berjalan.

Dia akan baik-baik saja kan? ‘

‘Pasti akan ada yang menegurnyakan?’

‘Pasti akan ada yang menolongnya kan?’

‘Tenang Linda, dia baik-baik saja, waktumu tak banyak, ayo terus jalan, Maaf ya’

How do you feel about this chapter?

2 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
Similar Tags
Akai Ito (Complete)
117      94     0     
Romance
Apakah kalian percaya takdir? tanya Raka. Dua gadis kecil di sampingnya hanya terbengong mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Raka. Seorang gadis kecil dengan rambut sebahu dan pita kecil yang menghiasi sisi kanan rambutnya itupun menjawab. Aku percaya Raka. Aku percaya bahwa takdir itu ada sama dengan bagaimana aku percaya bahwa Allah itu ada. Suatu saat nanti jika kita bertiga nant...
Cadence's Arcana
154      102     0     
Inspirational
Cadence, seorang empath, tidak suka berhubungan dengan orang lain. Ketika dia kalah taruhan dari kakaknya, dia harus membantu Aria, cewek nomor satu paling dihindari di sekolah, menjalankan biro jasa konseling. Segalanya datar-datar saja seperti harapan Cadence, sampai suatu saat sebuah permintaan klien membawanya mengunjungi kenangan masa kecil yang telah dikuburnya dalam-dalam, memaksanya un...
Love in the Past
314      259     4     
Short Story
Ketika perasaan itu muncul kembali, ketika aku bertemu dengannya lagi, ketika aku harus kembali menyesali kisah itu kesekian kali.
Simplicity
296      167     0     
Fan Fiction
Hwang Sinb adalah siswi pindahan dan harus bertahanan di sekolah barunya yang dipenuhi dengan herarki dan tingkatan sesuai kedudukan keluarga mereka. Menghadapi begitu banyak orang asing yang membuatnya nampak tak sederhana seperti hidupnya dulu.
Cute Monster
10      10     0     
Short Story
Kang In, pria tampan yang terlihat sangat normal ini sebenarnya adalah monster yang selalu memohon makanan dari Park Im zii, pekerja paruh waktu di minimarket yang selalu sepi pengunjung. Zii yang sudah mencoba berbagai cara menyingkirkan Kang In namun selalu gagal. "Apa aku harus terbiasa hidup dengan monster ini ?"
Segaris Cerita
9      9     0     
Short Story
Setiap Raga melihat seorang perempuan menangis dan menatap atau mengajaknya berbicara secara bersamaan, saat itu ia akan tau kehidupannya. Seorang gadis kecil yang dahulu sempat koma bertahun-tahun hidup kembali atas mukjizat yang luar biasa, namun ada yang beda dari dirinya bahwa pembunuhan yang terjadi dengannya meninggalkan bekas luka pada pergelangan tangan kiri yang baginya ajaib. Saat s...
God's Blessings : Jaws
51      39     0     
Fantasy
"Gue mau tinggal di rumah lu!". Ia memang tampan, seumuran juga dengan si gadis kecil di hadapannya, sama-sama 16 tahun. Namun beberapa saat yang lalu ia adalah seekor lembu putih dengan sembilan mata dan enam tanduk!! Gila!!!
Perahu Waktu
11      11     0     
Short Story
Ketika waktu mengajari tentang bagaimana hidup diantara kubangan sebuah rindu. Maka perahu kehidupanku akan mengajari akan sabar untuk menghempas sebuah kata yang bernama rindu
Dari Sahabat Menjadi...
336      252     4     
Short Story
Sebuah cerita persahabatan dua orang yang akhirnya menjadi cinta❤
Penumpang Di Sebelahku
11      11     0     
Short Story
Sore itu, aku keluar kantor agak malam. Karenanya, beberapa angkot yang lewat selalu penuh. Saat satu angkot berhenti dan pask sopir menawarkan duduk bertiga di depan, bersamanya dan satu penumpang lain, aku langsung mengangguk. Namun penumpang di depan menghalangi aku masuk dan duduk. Walau aku sudah memberitahunya, lebih dari satu kali, dia tetap saja menghalangi, bersikeras angkot ini tidak ...