Nama ku Ica, si pecinta malam dan si pecandu sendu.
Kerap kali aku dilambangkan biru, denotasi kesedihan.
Aku pemurung, tertutup, dan sedikit sulit bersosialisasi.
Perspektif ku berbeda dengan kalian.
Aku melihat semua dari sisi sendu.
Ku tahu ini salah, ku tahu ini tak baik.
Tapi apa daya? Aku telah terkurung dalam hal ini hingga belasan tahun lamanya.
Hingga suatu saat, aku bertemu dia.
Si perubah sendu menjadi bahagia.
--------
Bahagia itu senderhana, katanya.
Ya, ku buktikan itu sekarang.
Bertemu dengan mu adalah bahagia yang sederhana versi ku.
Tak peduli apa kata yang lain. Berlebih? Mungkin.
--------
Senja di bulan Januari kala itu,
masih terpampang jelas diingatan akan bagaimana aku kenal kamu.
Kamu si ceria yang sangat bertolak belakang dengan ku.
Kamu tertawa, membawa keceriaan bagi sekitarmu.
Sedangkan aku? si pemurung, yang hanya membawa duka bagi kerabat ku.
yang hanya membawa khawatir tiap kali mereka melihat ku.
-------
Banyak dari mereka yang enggan berkenalan dengan ku.
Sekedar menyapa pun tak mau.
Tapi, kamu....
Datang dengan penuh keyakinan, menghampiri.
Bagaikan pelangi yang muncul tuk meredakan hujan yang sedang turun.
Membawa terang nan bahagia.
Entah keberanian dari mana yang kamu dapatkan? Aku tak mengerti.
Aku jujur masih bingung.
-----
Seorang kamu yang diidolakan banyak orang,
tapi malah memilih mendekati ku yang mungkin dengan tanda kutip dijauhi orang.
Siapa yang mau mendekati ku atau berteman?
Tak ada.
Bagi mereka aku aneh, murung tiada kenal henti.
Tapi, kamu lain....
Entah dengan motif hanya penasaran atau apa kamu mendekatiku... aku tak tahu?