Read More >>"> Keep Moving Forward or Nothing
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Keep Moving Forward or Nothing
MENU
About Us  

Kebanyakan orang tahu betul beasiswa adalah incaran paling berharga untuk setiap mahasiswa. Termasuk aku. Aku yang sedari malam tadi tak bisa tidur karena menunggu pengumuman beasiswa regular hari ini.

Ini kali ketiga aku mendaftar beasiswa. Sebelumnya aku gagal beasiswa bidikmisi dan beasiswa PPA.

“Tenanglah Risa, kalau rezeki gak bakalan lari kok,” saut Ega yang sepertinya sudah pusing melihat aku mondar-mandir sedari tadi.

Ega adalah salah satu sahabat terbaikku di kampus. Tegas, namun sangat penyayang dan tenang. Berbeda dengan aku yang cerewet dan terlalu tergesa-gesa. Kami berdua pencari beasiswa sejati. Seperti kebanyakan mahasiwa-mahasiswi lainnya.

“Lama sekali pengumumannya Ga, aku sudah gelisah sejak tadi malam, gak bisa tidur padahal aku ngantuk sekali,” jawabku panik.

Aku masih saja mondar-mandir. Tak sedetikpun aku bisa duduk tenang.

***

“Silahkan kalian cek mahasiswa yang berhak mendapatkan beasiswa regular di papan pengumuman sebelah ruangan prodi sekarang.”

Suara salah satu staf prodi mengagetkanku. Sontak saja aku dan Ega bergegas dan mencari nama kami di papan pengumuman.

Rasanya sudah lebih dari lima kali aku mengulang membaca nama-nama mahasiswa yang diterima dari awal sampai akhir, bahkan tak satu pun yang aku lewatkan. Tetapi tetap saja tak kutemukan namaku atau pun nama Ega.

“Ga, kayaknya gak ada nama kita, mungkin gagal lagi,” keluhku.

“Bukan rezeki Ris, mungkin lain waktu, sekarang ayo kita pulang.”

Untuk ketiga kalinya kami harus pulang dengan melapangkan dada. Harus ikhlas, harus ikhlas, harus ikhlas Risa. Gumamku dalam hati. Mungkin saja akan ada beasiswa lainnya yang akan menerimaku. Semangatku pada diri sendiri.

Satu bulan berlalu, dan aku sudah mulai lupa tentang beasiswa itu. Satu minggu lagi kami akan ujian semester. Kemudian akan menikmati liburan panjang.

“Ga, udah tiga semester kita lewati, tapi tak satu pun beasiswa yang nempel ke kita.”

“Tenang Risa, masih ada beberapa semester lagi. Masih ada waktu untuk berjuang, kamu harus semangat ya.”

Kami mengakhiri percakapan hari ini begitu saja dan segera pulang untuk mempersiapkan ujian esok hari.

***

Liburan adalah hal yang menyenangkan, namun kadangkala membosankan. Maka aku putuskan setengah liburan kali ini akan kuhabiskan di kosan ku, dan akan pulang ke rumah setengah liburannya. Lagipula aku sedang sibuk dengan organisasi ku di kampus yang sedang sibuk mempersiapkan beberapa kegiatan-kegiatan besar yang akan dilaksanakan pasca liburan nanti.

Klinggg… suara handphone ku menandakan ada pesan masuk. Aku yang saat ini sedang tak sibuk langsung membuka dan membacanya. Ternyata pesan dari Ega sahabatku. Dia mengajakku mendaftar beasiswa BAZNAS, dan sebagai informasi tambahan beasiswa ini pertama kalinya dikeluarkan oleh pihak BAZNAS pusat.

Aku membalas pesannya ragu, apa mungkin kali ini akan berhasil. Entahlah. Namun setelah percakapan panjang via SMS, aku mengiyakan ajakannya untuk mendaftar. Coba-coba aja dulu, siapa tau rezeki pikirku.

Hari ini deadline pendaftarannya. Pagi-pagi sekali kami menyiapkan berkas-berkas dan segala macam persyaratannya. Kemudian bergegas menuju rektorat.

Meskipun hari ini banyak kejadian yang menyebalkan. Seperti kami harus bolak-balik rektorat dan dekanat untuk menyelesaikan segala administrasi, tetapi semua urusan itu dimudahkan. Tidak seperti biasanya untuk  mendapatkan satu tanda tangan pak dekan pun sulit karena beliau terlampau sibuk. Syukurlah hari ini semuanya mengalir begitu saja. Tenang meskipun berombak.

“Alhamdulillah, walau pun ribet tapi semua berjalan lancar hari ini Ga, bismillah ya.”

“Iya Ris, kita tunggu pengumuman tes dan wawancaranya. Mudah-mudahan kali ini rezeki kita.”

Hari ini kami pulang dengan penuh harapan.

***

Liburan telah pergi ! Hoahhh !!! Rasanya cepat sekali ! aku masih terbuai dengan kemalasan yang masih melekat di setiap hari-hari ku, dan sekarang harus kupaksakan beraktifitas penuh.

Sudah satu minggu kami masuk kuliah. Aku dan Ega baik-baik saja, bahkan kami tak ingat bahwa kami pernah mendaftar beasiswa. Tiba-tiba Ega menghampiriku dan mengatakan bahwa ia mendapat pesan dari pihak BAZNAS untuk melaksanakan tes dan wawancaranya tiga hari lagi. Aku yang sedari tadi tak mengecek handphone ku, lantas segera kuambil. Benar saja, ada sebuah pesan. Sama persis seperti pesan yang diterima Ega.

“Alhamdulillah Ga, semoga tes dan wawancaranya dimudahkan ya.”

“Iya Risa, amin.”

***

Hari ini kami berangkat pagi-pagi sekali. Seperti biasa, Ega menjemputku dan cusss melaju dengan kecepatan dan harapan yang penuh.

Ada beberapa pengarahan sebelumnya. Dan kemudian tes dan wawancara pun berlangsung.

***

Seperti biasanya aku menantikan pengumuman kelulusan beasiswa. Sejak hari setelah tes dan seminggu berikutnya aku sudah tak tenang dan tak sabar menunggu. Handphone tak kubiarkan jauh dari ku. Berharap akan segera ada yang menghubungi dan mengatakan bahwa aku lulus.

Tepat dua minggu yang dijanjikan panitia. Namun sudah larut malam aku dan Ega tetap saja tak menerima pesan atau telepon dari siapapun. Kami masih berharap dan sangat penuh harap. Sampai akhirnya kami tertidur pulas. Lupa tentang pengumuman itu.

***

“Ga, Risa belum dapat pesan apa pun.”

“Sama Risa, aku juga.”

“Mungkin bukan rezeki kita lagi Ga.”

“Sabar ya Ris.”

Selalu begitu, kata sabar lah yang selalu terlontar dari Ega tiap kali aku mengeluh. Raut wajahnya yang tenang itu selalu berhasil membuatku tersihir. Aku yang tadinya gelisah dan siap marah-marah, seketika lupa begitu saja. Ah! Ega selalu begitu.

***

Satu bulan setelah tes beasiswa itu, tak sekali pun kami membahas dan mengingatnya. Kami juga tak berlarut-larut. Dan tetap beraktifitas seperti biasanya dengan baik.

Ketika aku sedang latihan paduan suara untuk mempersiapkan yudisium. Ega datang dengan wajah yang tak biasa. Terlihat begitu bahagia. Tentu saja aku langsung menemui dan menyakan ada apa padanya. Dengan terbata-bata dia mengatakan bahwa baru saja dia mendapat telepon dari pihak BAZNAS dan dinyatakan lulus. Aku segera mengambil handphone ku, dan benar saja aku juga sudah ditelepon, tapi aku tak mengangkatnya karena sedang latihan. Aku segera menelpon balik namun pulsa ku tak cukup. Akhirnya aku dan Ega bergegas turun tangga dekanat dan mencari penjua pulsa terdekat, kemudian langsung menelpon balik pihak BAZNAS.

Gemetar dan sesak rasanya berkali-kali kutelpon, namun tak ada yang mengangkat. Hampir saja aku putus asa, tiba-tiba suara seorang wanita mengagetkanku. Sumringah senyumku mendengar jawabannya, Alhamdulillah kali ini perjuangan kami ada hasilnya. Esok hari kami akan ke kantor BAZNAS untuk pengarahan selanjutnya.

***

Hari ini, meskipun aku tahu aku telah resmi dinyatakan lulus, aku masih saja tak mempercayainya. Seperti biasa semalam aku tak bisa tidur meskipun mengantuk. Aku selalu begitu ketika terlalu bahagia dan apalagi terlalu galau memikirkan beasiswa. Aneh memang.

Setelah sampai dan berkumpul di aula kantor BAZNAS, kami mendapatkan beberapa pengarahan dan kemudian mengisi formulir untuk pembuatan tabungan dan rekening.

“Alhamdulillah Risa, kali ini kita dapat rezeki, sudah kubilang tak ada perjuangan yang sia-sia, selama ini kita hanya menghabiskan jatah gagal, agar kelak kita selalu berhasil. Kamu jangan ngeluh lagi ya, harus lebih semangat kuliahnya.”

“Iya Ga Alhamdulillah. Kamu benar Ga, kita berjuang jangan tanggung-tanggung, atau nanti kita tak akan menimati hasilnya.”

"Yups, keep moving forward or nothing"

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Slap Me!
53      39     0     
Fantasy
Kejadian dua belas tahun yang lalu benar-benar merenggut semuanya dari Clara. Ia kehilangan keluarga, kasih sayang, bahkan ia kehilangan ke-normalan hidupnya. Ya, semenjak kejadian itu ia jadi bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Ia bisa melihat hantu. Orang-orang mengganggapnya cewek gila. Padahal Clara hanya berbeda! Satu-satunya cara agar hantu-hantu itu menghila...
High Quality Jomblo
1072      406     0     
Romance
"Karena jomblo adalah cara gue untuk mencintai Lo." --- Masih tentang Ayunda yang mengagumi Laut. Gadis SMK yang diam-diam jatuh cinta pada guru killernya sendiri. Diam, namun dituliskan dalam ceritanya? Apakah itu masih bisa disebut cinta dalam diam? Nyatanya Ayunda terang-terangan menyatakan pada dunia. Bahwa dia menyukai Laut. "Hallo, Pak Laut. Aku tahu, mungki...
With You
215      70     0     
Fan Fiction
Kesan pertama yang dapat diambil dari seorang Jevano ketika pertama kali bertemu adalah laki-laki berparas tampan dengan aura dingin dan berwawasan luas, tapi sayangnya Jevano tidak peka. Tampannya Jevano itu lengkap, manis, ganteng, cool, dan ga bikin bosen. Bahkan kalau dilihat terus-terusan bikin tambah sayang. Bahkan perempuan seperti Karina yang tidak pernah tertarik dengan laki-laki sebelum...
Simplicity
296      167     0     
Fan Fiction
Hwang Sinb adalah siswi pindahan dan harus bertahanan di sekolah barunya yang dipenuhi dengan herarki dan tingkatan sesuai kedudukan keluarga mereka. Menghadapi begitu banyak orang asing yang membuatnya nampak tak sederhana seperti hidupnya dulu.
KETIDAKBAHAGIAAN
283      222     0     
Short Story
seorang siswa penyendiri yang terlihat paling cuek namun dia-lah yang paling perhatian. Esa
RARANDREW
468      232     0     
Romance
Ayolah Rara ... berjalan kaki tidak akan membunuh dirimu melainkan membunuh kemalasan dan keangkuhanmu di atas mobil. Tapi rupanya suasana berandalan yang membuatku malas seribu alasan dengan canda dan godaannya yang menjengkelkan hati. Satu belokan lagi setelah melewati Stasiun Kereta Api. Diriku memperhatikan orang-orang yang berjalan berdua dengan pasangannya. Sedikit membuatku iri sekali. Me...
Kisah Alya
8      8     0     
Romance
Cinta itu ada. Cinta itu rasa. Di antara kita semua, pasti pernah jatuh cinta. Mencintai tak berarti romansa dalam pernikahan semata. Mencintai juga berarti kasih sayang pada orang tua, saudara, guru, bahkan sahabat. Adalah Alya, yang mencintai sahabatnya, Tya, karena Allah. Meski Tya tampak belum menerima akan perasaannya itu, juga konflik yang membuat mereka renggang. Sebab di dunia sekaran...
When I Met You
12      12     0     
Romance
Katanya, seorang penulis kualat dengan tokohnya ketika ia mengalami apa yang dituliskannya di dunia nyata. Dan kini kami bertemu. Aku dan "tokohku".
Nothing Like Us
1097      375     0     
Romance
Siapa yang akan mengira jika ada seorang gadis polos dengan lantangnya menyatakan perasaan cinta kepada sang Guru? Hal yang wajar, mungkin. Namun, bagi lelaki yang berstatus sebagai pengajar itu, semuanya sangat tidak wajar. Alih-alih mempertahankan perasaan terhadap guru tersebut, ada seseorang yang berniat merebut hatinya. Sampai pada akhirnya, terdapat dua orang sedang merencanakan s...
pat malone
155      89     0     
Romance
there is many people around me but why i feel pat malone ?