Read More >>"> Moira (#47 (End)) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Moira
MENU
About Us  

Pekan itu adalah minggu terakhir pesta lampion. Tentu saja acara itu sangat ditunggu-tunggu oleh Lucas, dan kali ini aku juga menunggu perayaan itu. Kami pernah membuat geger satu istana karena menghilang seharian, kali ini, akulah yang menjadi pemimpin pergerakkan itu. Keadaannya persis seperti yang terjadi tahun kemarin, Lucas membawaku ke dalam hutan dan mengambil jubah hitamnya untuk kami pakai sebagai penyamaran. Mungkin dulu aku terpaksa diseret olehnya, tapi percayalah, kali ini aku sangat menantikan minggu terakhir musim semi.

“Kali ini aku membawa uang,” kataku memperlihatkan kantung uangku. Ya, sekarang ini adalah uang milikku.

Lucas membetulkan jubah yang kupakai, “Tidak perlu membawanya juga tidak masalah. Aku tidak pernah kekurangan uang untuk menyenangkanmu.”

“Kau mengatakan itu kedengarannya seperti aku sedang memerasmu.” Aku menangkap tangannya, “Ayo pergi!”

Tidak ada pertengkaran atau paksaan seperti tahun lalu. Kali ini aku lebih jelas merasakan genggaman tangan laki-laki ini yang hangat, meski berbeda dengan raut wajahnya yang selalu dingin dan tajam. Kami membicarakan banyak hal selama perjalanan, salah satunya soal buku yang sempat membuatku banjir air mata. Lucas salah mengira dan hampir membakar rumah si penulis. Untung saja aku bisa menjinakkan singa itu dan menjelaskan apa yang terjadi.

“Aku menyukainya, buku itu sangat luar biasa. Apalagi waktu penulisnya bisa membuat emosi pembacanya sampai keluar di akhir cerita. Kau harus membacanya, Lucas.”

“Dan menangis sepertimu.”

“Karena ceritanya benar-benar bagus.”

“Kau sangat menyukainya, ya? Jarang mendengarmu memuji orang lain.”

“Aku sering memujimu, kok.”

“Bukan itu yang kumaksud.”

“Jangan cemburu, kau luar biasa hebatnya.”

Lucas semakin mengeratkan genggamannya, “Apa kita undang saja penulis buku itu? Kau bisa mengajaknya makan siang.”

“Bolehkah? Benar! Kita harus mengapresiasi penulis itu.” Aku menyunggingkan deretan gigiku.

“Ada lagi yang kau inginkan?”

“Emm… aku menginginkanmu,” kataku serius yang membuat daun telinga Lucas kembali memerah. “Hahaha…”

Kami sampai di kedai bir bekas tempat kerja Tuan Liam. Kedai itu dibiarkan kosong dan sepertinya tidak banyak orang yang terlalu terganggu dengan kedai itu.

“Kalau kita hanya rakyat biasa, bagaimana jika kita membuka toko kue. Aku yang akan menjualnya, dan kau menjadi pegawai di istana.”

“Kenapa aku masih harus di istana?”

“Uang hasil berjualan kue tidak akan cukup memenuhi kehidupan kita sehari-hari, Lucas.”

“Sebaiknya kau tetap di istana saja, bagaimana pelangganmu bisa nyaman jika pemilik toko bisa lebih menyeramkan dariku.”

“Kau ini… mana mungkin aku lebih seram darimu?”

“Kau akan kelelahan sebelum tiga hari berjualan. Sudah! Tetap di istana saja.”

Aku mengaitkan genggamanku pada lengannya dan tersenyum simpul. Seandainya pekerjaan kami bisa diganti, aku akan membujuk Lucas untuk tinggal di kota dan berjualan. Aku masih nyaman menjadi rakyat biasa.

Kami masih membeli roti krim di toko yang sama, Lucas lagi-lagi terlihat tidak senang.

“Kau masih cemburu pada Alpha?” tanyaku.

“Kau masih bisa menebak dengan benar, tapi tetap membelinya?”

“Kau percaya jika Alpha yang memberi tahuku?”

“Lalu?”

“Hahaha… Lucas, kau bilang kita pernah bertemu saat masih remaja, di hari itulah aku menemukan roti krim ini, aku menemukannya sendiri.” Tentu saja ini hanya kebohongan lain.

Tapi laki-laki di sampingku ini selalu memenangkan hatiku, baik ketika ia terlihat manis, atau cemburu seperti ini. Lucas seperti tidak ada bedanya dengan anak-anak kecil yang melewati kami berkali-kali. Keramaian ini seperti tidak memberikan kami panggung perhatian, mereka sibuk dengan urusannya masing-masing, dan di momen itulah aku mengecup singkat pipi laki-laki ini, dan reaksinya benar-benar tidak pernah membuatku bosan.

“Diana!”

“Tidak penting apa yang terjadi di masa lalu, kita sudah tidak bisa mengubahnya. Sekarang kan yang bersamamu itu aku, yang menggenggam tanganmu masih aku. Aku juga tidak akan menghilang.”

Lucas tidak menjawab dan hanya memandangiku.

“Apa aku membuatmu jatuh cinta sekarang?”

“Emm.”

 

**

 

Meski banyak yang terjadi setahun kemarin, pesta lampion ini masih tetap dirayakan. Lucas yang memerintahkannya, ia bilang untuk tidak mengkhawatirkan keadaan di istana dan tetap merayakannya sebagai bentuk perhatian terhadap rakyatnya. Sebenarnya hanya aku yang tahu apa maksudnya, Lucas memang tidak ingin melewatkan acara ini saja.

Kami masih duduk di tempat yang sama. Orang-orang mulai meninggalkan alun-alun dan mencari tempat yang lebih tinggi yang bisa mereka temukan. Lucas kemudian datang dengan segelas coklat untukku, tentu saja kopi untuknya.

“Padahal sekarang sudah tidak terlalu dingin,” kataku.

“Tetap saja kau mudah terkena flu, Diana,” jawabnya.

“Hehehe…”

Aku menyesap minuman hangat ini. Tempat kami berada seperti saksi bagaimana Lucas dan aku bersama dengan ciuman itu. Memikirkan masa lalu masih membuatku malu. Tapi rasa itu pernah ada dan masih tersimpan cukup rapi. Rasanya manis dan juga pahit. Kami pernah menyatu tapi tidak benar-benar seirama. Keadaan membuat segalanya lebih jauh dan terasa asing. Aku masih menyimpan rasa bersalah dan penyesalanku itu, bahkan sampai sekarang pun, aku masih tidak bisa jujur padanya tentang apa yang terjadi padaku sebagai Tiara yang datang ke tempat ini, dan Diana yang baru seperti yang terlihat di matanya. Lucas mungkin akan menganggapku konyol.

Memang beberapa hal dirasa cukup menjadi rahasia yang tidak perlu dibeberkan pada semesta.

“Kau tidak membuka suara lagi?”

“Hm? Aku? Aku kehabisan cerita.”

“Apa di sini tidak nyaman?”

“Tidak, tidak, kita di sini saja.”

“Kau pernah bilang ada harapan yang ingin kau sampaikan?”

Aku memperhatikan Lucas. Percakapan soal harapan waktu itu ya, “Sekarang sudah tidak lagi, harapannya sudah terkabul.”

“Begitu.”

“Harapanmu? Apa sudah terkabul?”

“Mungkin.”

“Mungkin?”

“Mungkin sudah, mungkin belum.”

“Apa harapanmu memindahkan gunung? Kenapa ambigu begitu?”

“Kau ingin tahu harapanku?”

Aku tidak membuka suara, hanya terus memandangi Lucas dengan intensitas paling erat yang bisa kulakukan. Aku penasaran apa yang diharapkannya dulu, apa ada hubungannya denganku ya?

“Apa?”

Lalu ia menggenggam tanganku, sedikit menggeser tubuhnya untuk lebih dekat denganku.

“Aku harap Diana akan selalu sehat dan bahagia.”

Dan satu kecupan singkat mendarat di bibirku.

“Diana akan selalu berada di sisiku.”

Satu lagi kecupan yang lain.

“Diana akan mencintaiku lagi.”

Lagi, dan lagi kecupan itu mendarat dengan hangat yang seragam.

“Diana akan… membuatku selalu menemukannya dimana pun ia berada…”

Jarak kami hanya tinggal beberapa senti lagi. Kali ini sunyi mengitari kami, tidak ada suara atau gerakkan tidak perlu yang bisa ditangkap panca indraku, hanya Lucas yang memenuhi seluruh udara di paru-paruku.

Mata yang dingin dan tajam itu sepenuhnya menunjukkan kehangat paling candu dan menggoda. Seperti kekesalan di masa lalu, kecurigaan yang tak jelas, bahkan keraguan dan kesepian diantara kami berdua seolah hanya mimpi di masa lalu yang tidak bisa kami tangkap lagi.

Aku memiliki kepercayaan konyol tentangnya di saat itu, seperti ada perasaan saling memiliki, atau kami memang saling menemukan. Hawa dingin itu, kemudian menguar seperti cahaya lampion yang sedikit demi sedikit menyebar ke langit malam. Kami kembali bertaut tanpa tahu siapa yang memulai, menyatukan segala rasa yang pernah ada dan sisa-sisa kecanggungan dan penyesalan yang entah berasal darimana. Selebihnya hanya kasih sayang, rasa memiliki, dan pertemuan yang memberatkan keduanya. Kami saling menyesap rasa masing-masing, menarik kesadaran hingga tidak ada lagi yang peduli dengan angin yang memainkan tubuh kami, atau aroma kopi dan coklat yang sudah menyebar dan berbaur. Kami hanya saling mengisi dahaga yang sudah menumpuk terlalu lama.

Napas membuat kami dengan enggan melepas satu sama lain. Lucas dengan tatapannya yang redup dan daun telinga yang memerah, juga aku yang memiringkan kepala sembari tersenyum pada sang kekasih.

Lucas, ayo kita buat cerita yang berbeda. Kali ini, mari kita saling menemukan.

-END-

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
Similar Tags
DANGEROUS SISTER
286      173     0     
Fan Fiction
Alicea Aston adalah nama barat untuk Kim Sinb yang memiliki takdir sebagai seorang hunter vampire tapi sesungguhnya masih banyak hal yang tak terungkap tentang dirinya, tentang jati dirinya dan sesuatu besar nan misterius yang akan menimpanya. Semua berubah dan menjadi mengerikan saat ia kembali ke korea bersama saudari angkatnya Sally Aston yang merupakan Blood Secred atau pemilik darah suci.
From You
10      10     0     
Romance
Hanna George, hanyalah seorang wanita biasa berumur 25 tahun yang amat cantik. Ia bekerja sebagai HRD di suatu perusahaan. Hanna sudah menikah namun di saat yang bersamaan ia akan bercerai. Di tengah hiruk pikuknya perceraian yang berakhir dengan damai—mungkin, Hanna menyempatkan diri untuk pergi ke sebuah bar yang cukup terkenal. Di sanalah Hanna berada. Dalam ruang lingkup dunia malam, ber...
NADA DAN NYAWA
300      178     0     
Inspirational
Inspirasi dari 4 pemuda. Mereka berjuang mengejar sebuah impian. Mereka adalah Nathan, Rahman, Vanno dan Rafael. Mereka yang berbeda karakter, umur dan asal. Impian mempertemukan mereka dalam ikatan sebuah persahabatan. Mereka berusaha menundukkan dunia, karena mereka tak ingin tunduk terhadap dunia. Rintangan demi rintangan mereka akan hadapi. Menurut mereka menyerah hanya untuk orang-orang yan...
Pertama(tentative)
46      36     0     
Romance
pertama kali adalah momen yang akan selalu diingat oleh siapapun. momen pertama kali jatuh cinta misalnya, atau momen pertama kali patah hati pun akan sangat berkesan bagi setiap orang. mari kita menyelami kisah Hana dan Halfa, mengikuti cerita pertama mereka.
Cheonita
28      11     0     
Romance
Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s ...
Secret Melody
68      48     0     
Romance
Adrian, sangat penasaran dengan Melody. Ia rela menjadi penguntit demi gadis itu. Dan Adrian rela melakukan apapun hanya untuk dekat dengan Melody. Create: 25 January 2019
Million Stars Belong to You
6      6     0     
Romance
Aku bukan bintang. Aku tidak bisa menyala diantara ribuan bintang yang lainnya. Aku hanyalah pengamatnya. Namun, ada satu bintang yang ingin kumiliki. Renata.
Dibawah Langit Senja
45      32     0     
Romance
Senja memang seenaknya pergi meninggalkan langit. Tapi kadang senja lupa, bahwa masih ada malam dengan bintang dan bulannya yang bisa memberi ketenangan dan keindahan pada langit. Begitu pula kau, yang seenaknya pergi seolah bisa merubah segalanya, padahal masih ada orang lain yang bisa melakukannya lebih darimu. Hari ini, kisahku akan dimulai.
SENJA
11      11     0     
Short Story
Cerita tentang cinta dan persahabatan ,yang berawal dari senja dan berakhir saat senja...
Operasi ARAK
13      13     0     
Short Story
Berlatar di zaman orde baru, ini adalah kisah Jaka dan teman-temannya yang mencoba mengungkap misteri bunker dan tragedi jum'at kelabu. Apakah mereka berhasil memecahkan misteri itu?