Read More >>"> Moira (#15) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Moira
MENU
About Us  

.

.

.

Diana

.

.

.

Aku baru sadar belakangan ini otakku banyak dipakai untuk memikirkan sekelumit pikiran-pikiran tentang hidupku dan lingkungan yang ada di sekitarku, termasuk ucapan Nyonya Hellen dulu. Sebenarnya aku tidak berniat menutupi siapa aku sebenarnya, memangnya orang-orang akan percaya kalau di dalam sini bukan Diana, tapi seorang perempuan yang hidup sendirian di kota modern bernama Tiara.

Apakah Nyonya Hellen tahu sesuatu tentang kejadian yang menimpa Diana dan aku ya? Tapi waktu aku bertanya untuk mendengar penjelasannya, Nyonya Hellen pun tidak mengatakan apa-apa lagi. Bagaimana ini?

“Yang Mulia, ingin teh apa untuk pagi ini?” Nara memanggilku dari belakang, jauh dari tempatku, tapi karena danau ini sepi, aku bisa mendengar suara Nara yang sedang menata meja yang ada di dekat danau.

“Apa saja, Nara. Terserah,” kataku.

Nara punya ide untuk menikmati teh pagiku di pinggir danau. Katanya di musim semi kabut di atas danau terlihat indah, aku setuju dengan ucapannya. Saat ini aku sedang berdiri di sebuah dermaga kecil yang dibuat dari papan kayu yang sedikit berlumut. Danau ini tidak begitu besar, dan berbatasan dengan hutan di depanku. Hutan yang luas dan rindang. Mungkin hutan itu dulunya tempat tinggal si beruang.

Kadang-kadang ada suara burung yang bernyanyi, atau sebenarnya sedang berbicara dengan teman sesama burungnya, kadang juga ada suara serangga-serangga kecil yang nyaring, atau gesekan rerumputan dengan angin yang bertiup pelan-pelan. Sedikit demi sedikit, rasanya jiwaku ikut masuk dan berbaur dengan dunia ini. Aku semakin menikmati kehidupan di tempat ini. Mungkin salah satu penyebabnya karena aku berusaha melindungi Diana dari hal-hal buruk yang kutahu dari dalam novel. Semoga saja, nanti ketika Diana kembali, dia bisa hidup bahagia dengan pilihannya.

Dan semoga Lucas bukan salah satu pilihannya itu.

BYURRRRRR!!!

“YANG MULIA!!!”

Aku tidak sadar apa yang terjadi untuk sepersekian detik, tubuhku tiba-tiba saja sudah masuk ke dalam danau yang dingin. Cahaya matahari untungnya membantuku menenangkan diri akibat situasi yang tiba-tiba dan mengejutkan. Aku mengendalikan tubuhku dan berenang hingga ke permukaan sebelum pasokan udara di paru-paruku habis.

Begitu aku bisa menghirup udara, kulihat sekeliling, ada Nara yang sedang ditahan oleh dua orang ksatria, juga ada Cecilia yang berdiri di tempatku berdiri barusan, ia sedang melihat-lihat ke arah danau dan tidak menyadari keberadaanku.

Aku berenang hingga ke tepian. Dan di saat yang bersamaan, Cecilia melangkah menjauhi danau. Aku menangkap lengannya dan ia terkejut karena kemunculanku.

“Tindakanmu bisa membahayakan seseorang, Cecilia!” kataku geram. Untung saja yang ia ceburkan ke danau adalah aku, bukan Diana yang asli.

Cecilia berusaha melepas tanganku, tapi aku gigih untuk meremukkan tulang-tulangnya. Kali ini dia sudah kelewatan.

“Memang itu tujuanku!” katanya dengan nada yang sangat menyebalkan. “Seharusnya kau mati saja temani nenekmu sekalian!”

PLAK!

Iya. Aku menamparnya. “Jaga ucapanmu. Kau kira sedang berbicara dengan siapa, hah?!”

Aku hampir menampar Cecilia untuk kali kedua, tapi tiba-tiba Lucas muncul dan menahan tanganku, juga melepaskan genggaman tanganku. Wajahnya terlihat geram ketika menatapku, aku pun membalas menatapnya dengan geram.

“Sudah cukup, Diana!”

“Jangan ikut campur! Pergi sana!”

Lucas semakin ketat menggenggam tanganku, “Aku tidak suka tindakanmu yang kasar itu!”

“Kenapa?! Kaget melihatku jadi seperti ini?!”

“Aku memberimu pekerjaan supaya kau tidak mengacau di istana ini, tapi sepertinya aku salah menilaimu, Diana!”

Aku melepaskan genggaman Lucas sekeras yang kubisa, lalu memukulnya. “Ambil lagi saja pekerjaanku!!! Memangnya aku senang bekerja bersamamu!!!”

Aku melenggang pergi melewati Lucas dengan amarah yang masih meluap. Lalu menghadap dua orang ksatria yang menahan tubuh Nara, “Kalian berdua ingin aku pukul juga? Lepas!”

Mereka pun menunduk lalu melepaskan Nara. Aku berjalan melewati mereka tanpa alas kaki. Sepatu yang kupakai dua-duanya terlepas dan jatuh ke dasar danau, padahal itu salah sepatu favoritku, tapi rasa kesal membuatku ingin menjauh dari mereka semua. Lucas memang brengsek dari awal, apalagi ketika ia membela Cecilia padahal dia tahu jika kondisiku lebih parah dari bocah itu. Aku memang harus melakukan berbagai cara agar bisa terlepas dari Lucas atau istana ini. Persetan dengan Diana yang mencintai Lucas, akan kucarikan laki-laki yang jauh lebih baik darinya! Seribu kali lebih baik dari Lucas!

Alpha yang sekarang menjadi ksatria pengawal Lucas menghalangi jalanku, wajahnya terlihat sedih, ia lalu berbalik dan berlutut, “Kaki Yang Mulia terluka, biar saya antar hingga ke kamar.”

Sakit! Kakiku sakit karena tadi tergores batu-batu yang tajam, saking sakitnya aku marah agar air mataku tidak jatuh di hadapan Lucas.

 

**

 

Setelah Nara mengganti bajuku yang basah kuyup, Alpha masuk ke dalam kamarku lalu mengobati luka-luka di kakiku. Ia tak banyak bicara seperti biasanya, hanya terus saja mengobati lukaku. Sebagian pakaiannya basah karena menggendongku sampai kemari.

“Bajumu basah,” kataku.

“Saya tidak apa-apa,” jawabnya dingin. Beda sekali dengan Alpha yang kukenal.

“Maaf ya,” kataku tidak enak.

Alpha tiba-tiba saja berhenti dari kegiatannya itu, lalu menaruh obat merah itu di lantai. Kepalanya masih menunduk tapi aku masih mendengar helaan napasnya yang kasar, “Yang Mulia mengkhawatirkan baju saya, saya justru sedang marah karena perlakuan Yang Mulia Raja.”

“Maaf ya.” Aku sendiri juga tidak tahu kenapa aku meminta maaf padanya berkali-kali. Aku bingung harus mengucapkan apalagi.

“Yang Mulia jangan meminta maaf, saya benci melihat Yang Mulia seperti ini.”

Lama kami diam sampai Alpha kembali membuka suara.

“Nona Cecilia tahu jika Yang Mulia tidak bisa berenang, itu keterlaluan. Tapi, bagaimana caranya Yang Mulia bisa keluar dari danau itu?”

“Ah! Aku… aku menggerakkan semua tubuhku.”

“Belakangan saya selalu melihat Anda sebagai sosok yang berbeda, sosok asing yang tidak saya kenali.”

Waduh!!!

“Ada sosok yang hilang, tapi banyak sosok yang baru dan berbeda muncul. Apapun yang sebenarnya terjadi, saya hanya ingin Yang Mulia hidup bahagia dan baik-baik saja. Jika kejadian ini terus berulang, saya jadi ingin mengeluarkan Yang Mulia dari tempat ini, Anda selalu menderita di tempat ini, saya mulai tidak bisa menahannya.”

 

**

 

Malamnya, setelah aku selesai dengan urusanku di kamar mandi dan hendak tidur, aku baru sadar kenapa hari ini aku begitu emosional. Memang sih, Cecilia dan Lucas membuatku kesal, apalagi si brengsek itu, bisa-bisanya dia mengatakan hal sekejam itu padaku. Ya, namanya juga orang yang dimabuk cinta.

Tapi, sewaktu aku tahu apa yang terjadi dengan kondisiku, aku sedikit malu dengan tindakanku pagi tadi. Siklus bulananku ternyata baru datang.

“Dasar!”

 

 

Salam Hangat,

SR

ig: @cintikus

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
Similar Tags
BORU SIBOLANGIT
10      10     0     
Short Story
Dua pilihan bagi orang yang berani masuk kawasan Hutan Sibolangit, kembali atau tidak akan keluar darinya. Selain citra kengerian itu, Sibolangit dikaruniakan puncak keindahan alami yang sangat menggoda dalam wujud Boru Sibolangit -Imora dan Nale, tidak sembarang orang beruntung menyaksikannya.
Shine a Light
10      10     0     
Short Story
Disinilah aku, ikut tertawa saat dia tertawa, sekalipun tak ada yang perlu ditertawakan. Ikut tersenyum saat dia tersenyum, sekalipun tak ada yang lucu. Disinilah aku mencoba untuk berharap diantara keremangan
love like you
12      12     0     
Short Story
Sweetest Thing
88      53     0     
Romance
Adinda Anandari Hanindito "Dinda, kamu seperti es krim. Manis tapi dingin" R-
The Red Haired Beauty
13      13     0     
Short Story
Nate Nilton a normal senior highschool boy but when he saw a certain red haired teenager his life changed
Dessert
33      24     0     
Romance
Bagi Daisy perselingkuhan adalah kesalahan mutlak tak termaafkan. Dia mengutuk siapapun yang melakukannya. Termasuk jika kekasihnya Rama melakukan penghianatan. Namun dia tidak pernah menyadari bahwa sang editor yang lugas dan pandai berteman justru berpotensi merusak hubungannya. Bagaimana jika sebuah penghianatan tanpa Daisy sadari sedang dia lakukan. Apakah hubungannya dengan Rama akan terus b...
Rain, Coffee, and You
314      249     3     
Short Story
“Kakak sih enak, sudah dewasa, bebas mau melakukan apa saja.” Benarkah? Alih-alih merasa bebas, Karina Juniar justru merasa dikenalkan pada tanggung jawab atas segala tindakannya. Ia juga mulai memikirkan masalah-masalah yang dulunya hanya diketahui para orangtua. Dan ketika semuanya terasa berat ia pikul sendiri, hal terkecil yang ia inginkan hanyalah seseorang yang hadir dan menanyaka...
Camelia
9      9     0     
Romance
Pertama kali bertemu denganmu, getaran cinta itu sudah ada. Aku ingin selalu bersamamu. Sampai maut memisahkan kita. ~Aulya Pradiga Aku suka dia. Tingkah lakunya, cerewetannya, dan senyumannya. Aku jatuh cinta padanya. Tapi aku tak ingin menyakitinya. ~Camelia Putri
Bulan dan Bintang
10      10     0     
Short Story
Bulan dan bintang selalu bersisian, tanpa pernah benar-benar memiliki. Sebagaimana aku dan kamu, wahai Ananda.
CHANGE
10      10     0     
Short Story
Di suatu zaman di mana kuda dan panah masih menguasai dunia. Dimana peri-peri masih tak malu untuk bergaul dengan manusia. Masa kejayaan para dewa serta masa dimana kesaktian para penyihir masih terlihat sangat nyata dan diakui orang-orang. Di waktu itulah legenda tentang naga dan ksatria mencapai puncak kejayaannya. Pada masa itu terdapat suatu kerajaan makmur yang dipimpin oleh raja dan rat...