Read More >>"> Hamufield (Bab 70) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hamufield
MENU
About Us  

Hamufield

 

Akhir musim ini ditutup oleh pertunjukan musikal yang dibintangi oleh Jun Su. Suara merdu Jun Su yang lantang mengisi seluruh sudut ruangan besar itu. Orang-orang di sekitarnya hanya bisa terdiam mengagumi suara Jun Su sementara ia menyanyikan lagunya dengan sepenuh hati, dengan pikiran-pikiran yang memenuhi kepalanya.

Jun Su tahu ia akan merindukan Chang Min dan keluarganya. Ia tahu ibunya akan sangat terpukul... tetapi tidak ada yang bisa ia lakukan. Ia merasa bersalah dengan semua itu, tetapi sebagian dari dirinya justru merasa lega. Itu seperti mengakhiri mimpi buruk yang dialaminya selama lebih dari dua puluh tahun.

Jun Su membuka matanya, dan ia bisa mendengar suara tepuk tangan para penonton. Melihat tatapan puas mereka, Jun Su tersenyum lebar, meski air mata sudah menuruni pipinya entah sejak kapan.

 

 

Chang Min berusaha membuka matanya sedikit demi sedikit. Samar-samar, ia melihat orang-orang berwajah mirip menatapnya. Mereka semua mengenakan topi runcing dengan warna berbeda satu sama lain, namun telinga merah mereka yang panjang dan lancip masih terlihat jelas, seakan berdiri di samping topi masing-masing. Apakah ini yang dinamakan malaikat kematian? Tetapi mereka lebih terlihat seperti peri.

Apakah ini mimpi? Ataukah ini yang semua orang rasakan ketika mereka mati? Ya, Chang Min ingat hal terakhir yang dilakukannya sebelum ia merakasan sakit di sekujur tubuhnya, dan semuanya berubah gelap.

 

 

Jun Su hanya melamun di ujung aula besar tempat para crew merayakan keberhasilan pertunjukan mereka musim ini. Tidak peduli sebera keras ia berusaha untuk tidak memikirkan apa pun tentang orang-orang di Seoul, ia tetap tidak bisa.

Teddy mengulurkan segelas champagne, “Kau sangat hebat.”

Lamunan Jun Su segera buyar. Ia tersenyum lebar dan menerima gelas itu, “Terimakasih.”

Teddy menghela nafasnya dan hanya tertawa kecil melihat para rekan kerjanya yang sedang bersenang-senang di tengah aula. “Aku tidak sabar ingin melihat anak baru itu. Kau akan datang ke balai kota nanti?” Teddy mencoba membuka percakapan.

“Ada pendatang baru?” Jun Su menyesap champagne di tangannya.

Teddy mengangguk heran, “Kau tidak tahu?”

 

 

Chang Min hanya bisa diam keheranan mendengarkan peri-peri kecil itu berbicara dengan bahasa yang aneh dan tidak pernah Chang Min dengar sebelumnya. Tetapi yang lebih aneh adalah; Chang Min mengerti setiap kata yang mereka ucapkan.

‘Mimpi yang aneh...’

Ya, Chang Min yakin ia sedang bermimpi. Ia membiarkan peri-peri yang mengelilinginya itu membawanya berjalan menembus hutan pinus, melewati gereja tua yang membuatnya merasa seperti di Eropa. Suasana tempat ini, hutan dan bangunan tuanya, peri-peri itu; ini lebih seperti berada dalam film fantasi bagi Chang Min.

 

 

“Jadi, di mana pemuda itu akan tinggal?” suara berat ayah Yun Ho mengisi seluruh sudut ruang tamu. “Aku rasa dia sudah terlalu besar untuk diadopsi. Hanya beberapa tahun lebih muda darimu.”

Yun Ho mengangguk mengerti, “Aku tidak keberatan berbagi kamar dengannya hingga ia menemukan rumah sendiri.”

“Masuklah.” suara kakek Yun Ho terdengar, dan seketika, semua orang di ruangan itu memandang ke arah pintu.

Chang Min hanya bisa terdiam memandang satu per satu wajah orang-orang asing yang menatapnya itu. Dengan ragu, Chang Min memasuki rumah bernuansa Inggris kuno itu.

“Hai, namaku Yun Ho. Selamat datang.” Yun Ho mengulurkan tangannya dengan seulas senyum menawan dan mata tajam yang selalu bersinar.

 

 

Seoul

 

Kediaman keluarga Shim terasa begitu gelap dan sepi. Mungkin karena rumah itu terlalu besar. Namun tidak, kali ini, sepi di rumah itu jauh lebih tidak mengenakkan ketimbang biasanya.

Foto keluarga yang terpampang di ruang tengah seakan hanya menjadi memori menyakitkan. Mereka semua tersenyum, mengenakan jas dan gaun yang rapi. Keluarga papan atas yang begitu dihormati di Seoul, yang ternyata tetap tidak bisa bahagia walau dengan uang yang berkelimpahan.

 

 

Hamufield

 

‘Hamufield? Tempat apa ini?’

Chang Min hanya memandang teh panasnya dalam diam. Haruskah ia mencubit dirinya dan bangun? Mimpi ini benar-benar aneh, dan terasa begitu… nyata. Itu sedikit membuatnya takut.

“Kau sudah siap? Orang-orang sudah menunggu untuk melihatmu.” Yun Ho tersenyum ramah.

“Apa yang harus kulakukan?” Chang Min measa aneh mendengar dirinya sendiri berbicara begitu lancar dengan bahasa yang baru pertama kali ia dengar.

Yun Ho terlihat berpikir untuk beberapa saat, “Kau hanya perlu memperkenalkan namamu. Kau akan menganal orang-orang di kota ini dengan cepat.”

 

 

Orang-orang sudah terlihat memenuhi balai kota meskipun walikota belum naik ke atas panggung itu. Para penduduk terlihat bersemangat, sudah sangat lama tidak ada orang baru yang datang.

“Aku dengar dia sudah besar.”

“Seorang pemuda?”

“Kenapa dia kemari?”

Jun Su hanya mendengar bisikan-bisikan di sekitarnya dalam diam. Tidak begitu banyak pertanyaan dalam kepalanya. Ia hanya ingin melihat pendatang baru itu.

Sosok kakek Yun Ho yang naik ke panggung segera membuat mata semua orang tertuju ke atas panggung. Perlahan, suara-suara bisikan orang-orang lenyap dan balai kota itu menjadi sepi.

“Kali ini, kita kedatangan seorang pemuda. Ia akan tinggal di rumahku hingga ia menemukan rumah yang cocok. Dia sudah cukup umur untuk tinggal sendiri.” suara kakek Yun Ho mengisi ketenangan balai kota itu. “Namanya, Shim Chang Min.”

Mendengar nama itu, Jun Su merasakan hatinya yang perih.

Sesosok pemuda tinggi yang tampan berjalan ke tengah-tengah panggung dengan tatapan kosong.

Jun Su hanya bisa menatap pemuda yang sama sekali tidak melihat itu dalam diam. Nafasnya terasa berat.

 

 

Segera setelah ia mendapat sambutan meriah dari penduduk kota kecil itu, Chang Min kembali pulang ke rumah walikota yang tidak jauh dari balai kota itu. Sepanjang jalan hingga kembali ke kamar Yun Ho, Chang Min hanya diam; berkutat dengan pikirannya sendiri.

Wajah kelam Chang Min hanya menatap lantai dengan tatapan kosong, ia tidak peduli dengan suara pintu kamar yang terbuka. Seseorang masuk ke kamar itu dengan perlahan.

Chang Min menunggu seseorang itu untuk berbicara. Yun Ho biasanya selalu memulai percakapan terlebih dahulu, tapi kali ini, seseorang itu hanya berdiri dalam diam.

Chang Min melirik kaki orang itu dengan ujung matanya. Tidak. Bukan Yun Ho.

Perlahan, Chang Min mengangkat wajahnya, dan segera bertemu dengan wajah orang itu; matanya segera melebar menatap pemuda yang paling ia rindukan itu.

‘Jun Su?’

 

 

Jun Su hanya diam di tempatnya berdiri. Ia masih tidak percaya. Benarkah ini Chang Min? Bagaimana Chang Min bisa kemari? Bukankah ini Hamufield?

Perlahan, Chang Min bangkit dari ujung ranjang yang didudukinya. Mata merah pemuda itu juga menatap Jun Su dengan pandangan tidak percaya.

Membutuhkan waktu cukup lama bagi Jun Su untuk dapat bereaksi, sebelum akhirnya ia tersenyum kecil. Dan untuk pertama kali dalam hidupnya, Jun Su melihat air mata menetes di wajah pemuda itu.

Tanpa berkata apa pun, Chang Min memeluknya dengan erat. Tubuhnya bergetar hebat saat ia mulai menangis seperti anak kecil, membuat Jun Su benar-benar bingung untuk sesaat.

Jun Su tersenyum kecil. Ia membalas pelukan Chang Min dan mengelus punggung laki-laki itu perlahan.

 

 

Seoul

 

Laki-laki yang sudah berumur itu hanya bisa duduk termenung di kursi kerjanya yang besar. Usianya tidak lagi muda. Bisnisnya sudah sukses dan menghasilkan harta yang berlimpah.

Bukankah seharusnya ia sudah pensiun sekarang? Bukankah seharusnya ia bersenang-senang dan bermain dengan cucunya?

Bagaimana ia bisa melupakan hal itu...

Ia memandang foto Chang Min yang terpampang di meja kerjanya. Dalam foto itu, Chang Min tersenyum menatapnya. Menyadarkannya bahwa ia memiliki seorang anak laki-laki yang cerdas dan gagah. Seorang anak laki-laki yang sempurna untuk bisa ia banggakan. Seorang penerus bisnis yang handal. Bukankah itu sudah cukup?

Perlahan, mata tua Tuan Shim menerawang. Ia kembali terbawa oleh memori masa mudanya yang dipenuhi oleh kerja keras pagi dan malam. Ia lupa untuk bersenang-senang dengan ketiga buah hatinya, ia lupa untuk membagi waktu dengan istrinya. Kini pada masa tuanya, ia begitu sibuk menjadikan anaknya penerus yang baik. Ia terlalu sibuk dengan ambisinya untuk membesarkan usahanya lebih dan lebih lagi. Dan sekarang ia menyadari, harta duniawi dan kekuasaan yang ia miliki tidak pernah cukup.

Apa yang Chang Min sukai? Apa yang si kembar Ji Hyo dan Ji Hye inginkan? Apa yang dilakukan Nyonya Shim sehari-hari? Ia tidak tahu.

Andai ia bisa memutar kembali waktu... Ia ingin bisa mengenal keluarganya lebih baik.

 

 

Hamufield

 

“Apa yang terjadi padamu?” Jun Su menatap dalam-dalam mata Chang Min, sementara kedua tangannya mengelus pipi Chang Min yang masih basah dengan air mata.

Chang Min hanya tersenyum dan menggeleng.

“Bagaimana kau bisa kemari?”

Belum sempat Chang Min menjawab, pintu kamar itu kembali terbuka. Ji Hyo segera menghambur masuk dan memeluk Chang Min erat-erat. Ia menangis begitu kencang. Chang Min hanya bisa mematung, tidak mengerti dengan keadaan ini.

“Ji… Hyo?” Chang Min bertanya lebih pada dirinya sendiri.

 

 

Seoul

 

Ji Hye hanya terdiam, memandangi foto Chang Min yang dikelilingi bunga putih. Asap dupa mengahalagi foto pemuda dengan senyum lebar itu.

Bagaimana tragedi ini dapat terjadi? Apa ini salahnya? Apa ia sudah membunuh kakaknya sendiri? Bagaimana caranya meminta maaf? Terlalu banyak pikiran dalam kepala gadis itu, hingga ia sendiri tidak bisa mengatakan sepatah kata pun.

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Mencari Virgo
296      232     2     
Short Story
Tentang zodiak, tentang cinta yang hilang, tentang seseorang yang ternyata tidak bisa untuk digapai.
Reminisensi Senja Milik Aziza
40      35     0     
Romance
Ketika cinta yang diharapkan Aziza datang menyapa, ternyata bukan hanya bahagia saja yang mengiringinya. Melainkan ada sedih di baliknya, air mata di sela tawanya. Lantas, berada di antara dua rasa itu, akankah Aziza bertahan menikmati cintanya di penghujung senja? Atau memutuskan untuk mencari cinta di senja yang lainnya?
Kutu Beku
9      9     0     
Short Story
Cerpen ini mengisahkan tentang seorang lelaki yang berusaha dengan segala daya upayanya untuk bertemu dengan pujaan hatinya, melepas rindu sekaligus resah, dan dilputi dengan humor yang tak biasa ... Selamat membaca !
Marry Me
10      10     0     
Short Story
Sembilan tahun Cecil mencintai Prasta dalam diam. Bagaikan mimpi, hari ini Prasta berlutut di hadapannya untuk melamar ….
Mengejarmu lewat mimpi
47      41     0     
Fantasy
Saat aku jatuh cinta padamu di mimpiku. Ya,hanya di mimpiku.
The Boy
52      34     0     
Romance
Fikri datang sebagai mahasiswa ke perguruan tinggi ternama. Mendapatkan beasiswa yang tiba-tiba saja dari pihak PTS tersebut. Merasa curiga tapi di lain sisi, PTS itu adalah tempat dimana ia bisa menemukan seseorang yang menghadirkan dirinya. Seorang ayah yang begitu jauh bagai bintang di langit.
Phi
51      39     0     
Science Fiction
Wii kabur dari rumah dengan alasan ingin melanjutkan kuliah di kota. Padahal dia memutus segala identitas dan kontak yang berhubungan dengan rumah. Wii ingin mencari panggung baru yang bisa menerima dia apa adanya. Tapi di kota, dia bertemu dengan sekumpulan orang aneh. Bergaul dengan masalah orang lain, hingga membuatnya menemukan dirinya sendiri.
Who You?
30      26     0     
Fan Fiction
Pasangan paling fenomenal di SMA Garuda mendadak dikabarkan putus. Padahal hubungan mereka sudah berjalan hampir 3 tahun dan minggu depan adalah anniversary mereka yang ke-3. Mereka adalah Migo si cassanova dan Alisa si preman sekolah. Ditambah lagi adanya anak kelas sebelah yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk mendekati Migo. Juya. Sampai akhirnya Migo sadar kalau memutuskan Al...
RANIA
62      42     0     
Romance
"Aku hanya membiarkan hati ini jatuh, tapi kenapa semua terasa salah?" Rania Laila jatuh cinta kepada William Herodes. Sebanarnya hal yang lumrah seorang wanita menjatuhkan hati kepada seorang pria. Namun perihal perasaan itu menjadi rumit karena kenyataan Liam adalah kekasih kakaknya, Kana. Saat Rania mati-matian membunuh perasaan cinta telarangnya, tiba-tiba Liam seakan membukak...
Like Butterfly Effect, The Lost Trail
147      85     0     
Inspirational
Jika kamu adalah orang yang melakukan usaha keras demi mendapatkan sesuatu, apa perasaanmu ketika melihat orang yang bisa mendapatkan sesuatu itu dengan mudah? Hassan yang memulai kehidupan mandirinya berusaha untuk menemukan jati dirinya sebagai orang pintar. Di hari pertamanya, ia menemukan gadis dengan pencarian tak masuk akal. Awalnya dia anggap itu sesuatu lelucon sampai akhirnya Hassan m...