Read More >>"> Hamufield (Bab 57) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hamufield
MENU
About Us  

Seoul

 

Jun  Su merasakan wajahnya yang panas. Batuk yang tidak kunjung berhenti membuat perutnya sakit. Ia memeluk tubuhnya yang kedinginan di balik selimut tebal kamar Chang Min. Kamar yang terasa hampa tanpa Chang Min.

Di saat seperti ini, ia membutuhkan laki-laki itu lebih dari apa pun… ia hanya bisa berharap Chang Min akan ada di sampingnya, merawatnya seperti biasa… tapi saat ini hal itu tidak mungkin.

 

 

Ji Hyo mengetuk pelan kamar kakaknya. Ia merasa bersalah karena tidak pernah mengobrol dengan Jun Su meski berada dalam satu atap. Pekerjaan di kantor keluarganya membuat Ji Hyo selalu sibuk, dan sudah lama Ji Hyo meninggalkan Hamufield untuk perlombaannya di luar kota.

“Jun Su, kau di dalam?”

“Ji Hyo? Masuklah.”

Ji Hyo tersenyum mendengar suara lembut Jun Su. Perlahan, Ji Hyo membuka pintu kamar itu dan berjalan masuk. Dahinya berkerut melihat pemuda di hadapannya menutupi hampir seluruh tubuhnya dengan selimut tebal.

“Kau baik-baik saja?” Ji Hyo segera berjalan mendekat. Matanya membulat melihat wajah pucat Jun Su. Ia segera meletakkan tangan di dahi laki-laki yang hanya tersenyum tipis itu, “Astaga! Tubuhmu sangat panas. Ayo ke dokter!” Ji Hyo terlihat panik sementara Jun Su menggeleng pelan.

“Ini bukan apa-apa.” Jun Su memaksakan senyumnya. “Aku hanya perlu tidur. Kau tidak melihat seberapa sehat aku di Hamufield?”

 

 

Busan

 

“Ayolah, angkat telponnya!” Chang Min menghela nafasnya dengan kesal.

 

Dari: Tukang Tidur

Ada apa menelpon?

 

Chang Min membaca pesan singkat itu dengan tidak percaya, “Ada apa?!”

 

Untuk: Tukang Tidur

Kenapa kau tidak mengangkat telponnya? 

 

Chang Min segera mengirim pesan singkat itu dengan tidak sabar.

 

Dari: Tukang Tidur

Fokuslah pada pekerjaanmu dulu. Bukankah ini masih jam kantor?

 

Untuk: Tukang Tidur

Ji Hyo bilang kau sakit. Kenapa tidak memberitahuku? Kau baik-baik saja?

 

 

Seoul

 

Senyuman kecil terulas di wajah Jun Su. Ia senang Chang Min mengkhawatirkannya.

Jun Su kembali terbatuk. Tubuhya terasa remuk dan kepalanya seperti ingin pecah.

 

Untuk: Shim Chang Min

Ini hanya demam biasa.

 

 

Jun Su terbangun saat suara panik Chang Min terdengar samar-samar.

“Apa yang terjadi padanya?” Chang Min berteriak marah pada siapa pun di sekitarnya.

Jun Su tidak mengerti apa yang terjadi, tapi ia senang mendengar suara Chang Min. Apakah ini hanya mimpi? Bukankah Chang Min masih harus berada di Busan hingga minggu depan?

“Kau sudah bangun? Kau baik-baik saja?”

Samar-samar, Jun Su bisa melihat Ji Hyo yang terlihat panik. Ia melihat selang infus terpasang di tangannya.

“Apa yang terjadi?” Jun Su mengerutkan alisnya.

“Keadaanmu makin parah, jadi aku memanggil dokter kemari. Tapi kau tidak perlu cemas, dokter bilang tidak ada yang serius.” Ji Hyo tersenyum lebar.

“Maaf merepotkan.” Jun Su berkata dengan nada menyesal.

“Sama sekali tidak. Hey, kita keluarga sekarang.” Ji Hyo kembali tersenyum menenangkan.

“Apa yang kau lakukan? Ayahmu marah besar! Kau meninggalkan pekerjaan yang begitu penting di Busan.” suara Nyonya Shim terdengar jelas hingga di kamar Chang Min. Jun Su dan Ji Hyo hanya terdiam dan menatap ke arah pintu.

“Bagaimana Jun Su bisa sakit separah itu dan kalian tidak memberitahuku?” kali ini suara marah Chang Min yang terdengar.

“Kau menyalahkan kami? Anak itu tidak pernah keluar dari kamar, bagaimana kami tahu? Bukankah dia sudah cukup besar untuk mengurus dirinya sendiri?” suara Nyonya Shim kembali terdengar.

Jun Su merasa dadanya sesak.

“Kau tidak perlu menghiraukan itu. Pertengkaran sudah biasa di rumah ini.” Ji Hyo berusaha tersenyum dan menenangkan Jun Su, tapi rasa bersalah tetap tidak bisa lepas darinya...

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
injured
44      24     0     
Fan Fiction
mungkin banyak sebagian orang memilih melupakan masa lalu. meninggalkannya tergeletak bersama dengan kenangan lainya. namun, bagaimana jika kenangan tak mau beranjak pergi? selalu membayang-bayangi, memberi pengaruh untuk kedepannya. mungkin inilah yang terjadi pada gadis belia bernama keira.
Rumah Arwah
6      6     0     
Short Story
Sejak pulang dari rumah sakit akibat kecelakaan, aku merasa rumah ini penuh teror. Kecelakaan mobil yang aku alami sepertinya tidak beres dan menyisakan misteri. Apalagi, luka-luka di tubuhku bertambah setiap bangun tidur. Lalu, siapa sosok perempuan mengerikan di kamarku?
PALETTE
6      6     0     
Fantasy
Sinting, gila, gesrek adalah definisi yang tepat untuk kelas 11 IPA A. Rasa-rasanya mereka emang cuma punya satu brain-cell yang dipake bareng-bareng. Gak masalah, toh Moana juga cuek dan ga pedulian orangnya. Lantas bagaimana kalau sebenarnya mereka adalah sekumpulan penyihir yang hobinya ikutan misi bunuh diri? Gak masalah, toh Moana ga akan terlibat dalam setiap misi bodoh itu. Iya...
LATE
9      8     0     
Short Story
Mark found out that being late maybe is not that bad
ADA SU/SW-ARA
73      26     0     
Romance
Ada suara yang terdengar dari lubuknya Ada Swara....
Old day
6      6     0     
Short Story
Ini adalah hari ketika Keenan merindukan seorang Rindu. Dan Rindu tak mampu membalasnya. Rindu hanya terdiam, sementara Keenan tak henti memanggil nama Rindu. Rindu membungkam, sementara Keenan terus memaksa Rindu menjawabnya. Ini bukan kemarin, ini hari baru. Dan ini bukan,Dulu.
Seseorang Bernama Bintang Itu
294      221     5     
Short Story
Ketika cinta tak melulu berbicara tentang sepasang manusia, akankah ada rasa yang disesalkan?
Give Up? No!
251      185     0     
Short Story
you were given this life because you were strong enough to live it.
Oscar
8      8     0     
Short Story
Oscar. Si kucing orange, yang diduga sebagai kucing jadi-jadian, akan membuat seorang pasien meninggal dunia saat didekatinya. Apakah benar Oscar sedang mencari tumbal selanjutnya?
Story of time
60      35     0     
Romance
kau dan semua omong kosong tentang cinta adalah alasan untuk ku bertahan. . untuk semua hal yang pernah kita lakukan bersama, aku tidak akan melepaskan mu dengan mudah. . .