Read More >>"> Hamufield (Bab 29) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hamufield
MENU
About Us  

Tokyo

 

Kelas pertama di hari Jumat itu sudah dipenuhi oleh para murid. Chang Min yang hampir terlambat itu segera berjalan cepat ke arah tempat duduk Jun Su, menatap anak itu dengan tajam meski wajahnya terlihat kacau dengan kantung mata hitam yang tebal.

“Hey, datanglah ke apartment–ku besok sabtu.” Chang Min berusaha menutupi rasa gugup dan canggungnya. Perasaannya camur aduk, terlebih karena ia dapat merasakan pandangan teman-teman sekelasnya. Sebenarnya ia gengsi untuk meminta Jun Su ke pestanya. Selama ini ia selalu yakin semua orang ingin datang ke pestanya.

Yang Chang Min tidak sadari adalah; wajahnya terlihat angkuh, lengkap dengan suara yang terdengar dingin dan memaksa.  

Sam yang berada tidak jauh di belakang Chang Min hanya bisa terdiam dengan alis yang terangkat. Ia, -dan sebenarnya semua yang menyaksikan kejadian itu, tidak mengerti kenapa Chang Min mengundang anak yang, mereka pikir, Chang Min bully beberapa hari lalu.

Sementara Jun Su hanya memandang Chang Min tanpa ekspresi, seperti biasa. ‘Ada apa dengan anak ini? Kemarin ia baik dan sekarang menyebalkan.’

Tidak bisa melihat mata sayu itu lebih lama sebelum wajahnya memerah, Chang Min segera berbalik dan duduk di mejanya. Berusaha menutupi perasaannya dari semua orang, tapi justru melihatnya seperti marah.

Jun Su lega karena anak itu akhirnya pergi. Ia tidak pernah nyaman menjadi pusat perhatian di dunia yang ini.

 

 

Hari sabtu yang kembali dinantikan Chang Min akhirnya datang. Sama seperti waktu itu, Chang Min memastikan tempat duduknya menghadap lurus ke arah pintu masuk.

“Hey, kau tidak akan berbuat macam-macam pada anak itu, ‘kan?” Sam yang saat ini sudah berdiri di hadapan Chang Min dengan sekaleng beer di tangannya itu terlihat ragu.

“Apa yang kau bicarakan?” Chang Min mengerutkan keningnya dan menyandarkan diri ke kursinya.

“Semua anak sudah menebak-nebak apa yang akan kau lakukan untuk mem-bully anak itu hari ini.” Sam menghela nafasnya. Tidak senang dengan beberapa orang yang datang hanya untuk melihat anak malang itu diterka oleh temannya. Sam memang tidak pernah mengobrol dengan anak itu, tetapi ia tetap merasa kasihan.

“Aku tidak ingin mem-bully siapa pun.”

Mata Sam terbuka lebar oleh jawaban Chang Min yang terlihat bingung dengan ucapannya.

“Anak itu, yang kau ganggu di kelas beberapa hari lalu, yang kau suruh datang hari ini!” Sam terlihat frustasi, berusaha menjelaskan anak yang ia maksud karena ia sudah lupa namanya.

“Jun Su?” nada suara Chang Min terdengar ragu, tetapi Sam sudah menjentikkan jarinya dengan keras.

“Ya! Dia!” Sam terlihat lega dan bersemangat.

“Aku mengundangnya untuk bersenang-senang. Kenapa kau pikir aku akan melakukan hal buruk padanya?” Chang Min masih terlihat bingung.

“Kau bercanda? Semua orang yang kau ‘undang’ seperti itu akan ketakutan!”

“Apa yang salah?” wajah Chang Min terlihat sedikit panik.

Sam memijit keningnya, tidak mengerti dengan jalan pikiran temannya yang satu ini, “Apa itu caramu untuk mengundang orang lain ke pesta? Bagiku itu seperti mengajak berkelahi.”

Chang Min hanya ternganga, berusaha mengingat kembali bagaimana caranya berbicara pada Jun Su kemarin.

 

 

Hamufield

 

Pub yang selalu ramai itu dipenuhi oleh sorak-sorai pengunjung yang menikmati penampilan Jae Joong. Seperti biasa, Jun Su kembali menjadi penonton dengan tepuk tangan paling keras untuk Jae Joong. Setelah berterimakasih pada penontonnya, Jae Joong menuruni panggung itu dan disambut oleh Yun Ho yang tidak pernah menyerahkan posisinya sebagai standing audience terdepan. Mereka segera menuju ke arah meja Jun Su dan bergabung dengan rombongan adiknya.  

“Jae, kapan kau akan mengajari kami bernyanyi solo?” Yoo Chun menunjuk dirinya sendiri dan Jun Su.

 

 

Tokyo

 

Satu jam… dua jam… tiga jam…

Chang Min menghela nafasnya. Anak itu kembali mengabaikan undangannya. Tetapi kali ini ia tidak merasa kesal. Ia justru merasa cemas.

‘Apa dia membenciku? Apa aku menakutinya?’

Chang Min mengumpat dan mengacak rambutnya.

 

 

Tokyo

 

Senin pagi ini diawali oleh Chang Min yang kembali masuk ke kelas dengan kantung mata tebal dan langkah cepat menuju meja Jun Su. Sebenarnya ia cukup lega karena anak itu masih mau masuk kelas.

Chang Min menghembuskan nafas perlahan, berusaha tidak mengacaukan niatya kali ini. Jun Su hanya menatap tingkah lakunya yang tidak biasa itu dengan ekspresi dan tatapan mata yang sama.

“Hey, aku tidak pernah bermaksud kasar padamu.” Chang Min berkata dengan penuh kehati-hatian.

Jun Su sedikit terkejut dengan perkataan Chang Min.

Chang Min kembali merasakan wajahnya memanas. “Hanya itu yang ingin kukatakan.” Chang Min berkata cepat dan segera berbalik menuju mejanya sendiri, meninggalkan Jun Su yang masih tercengang dengan kelakuan Chang Min yang beruba-ubah. Chang Min hanya bisa berharap orang-orang di kelas itu tidak menyadari kegugupannya.

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Maaf katamu? Buat apa?
11      10     0     
Short Story
“Kamu berubah. Kamu bukan Naya yang dulu.” “Saya memang bukan Naya yang dulu. KAMU YANG BUAT SAYA BERUBAH!”
pat malone
155      89     0     
Romance
there is many people around me but why i feel pat malone ?
SERENA (Terbit)
321      180     0     
Inspirational
Lahir dalam sebuah keluarga kaya raya tidak menjamin kebahagiaan. Hidup dalam lika-liku perebutan kekuasaan tidak selalu menyenangkan. Tuntutan untuk menjadi sosok sempurna luar dalam adalah suatu keharusan. Namun, ketika kau tak diinginkan. Segala kemewahan akan menghilang. Yang menunggu hanyalah penderitaan yang datang menghadang. Akankah serena bisa memutar roda kehidupan untuk beranjak keatas...
Kutu Beku
9      9     0     
Short Story
Cerpen ini mengisahkan tentang seorang lelaki yang berusaha dengan segala daya upayanya untuk bertemu dengan pujaan hatinya, melepas rindu sekaligus resah, dan dilputi dengan humor yang tak biasa ... Selamat membaca !
ADRI
9      9     0     
Short Story
Untuk yang terlambat jatuh cinta.
DEWS OF MOCCACINO ICE
12      12     0     
Short Story
PALETTE
9      9     0     
Fantasy
Sinting, gila, gesrek adalah definisi yang tepat untuk kelas 11 IPA A. Rasa-rasanya mereka emang cuma punya satu brain-cell yang dipake bareng-bareng. Gak masalah, toh Moana juga cuek dan ga pedulian orangnya. Lantas bagaimana kalau sebenarnya mereka adalah sekumpulan penyihir yang hobinya ikutan misi bunuh diri? Gak masalah, toh Moana ga akan terlibat dalam setiap misi bodoh itu. Iya...
DELUSI
282      222     0     
Short Story
Seseorang yang dipertemukan karena sebuah kebetulan. Kebetulan yang tak masuk akal. Membiarkan perasaan itu tumbuh dan ternyata kenyataan sungguh pahit untuk dirasakan.
The Past or The Future
9      9     0     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?
IMAGINE
11      11     0     
Short Story
Aku benci mama. Aku benci tante nyebelin. Bawa aku bersamamu. Kamu yang terakhir kulihat sedang memelukku. Aku ingin ikut.