Read More >>"> I N E O (11 ; Jinhyuk's Friend) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - I N E O
MENU
About Us  

"Sor, gue harus ngapain ini sama sepupu lo? Gue gak pernah ngehadapin anak autis atauㅡ ya yang sebangsanya gitu lah."

"Ajak dia jalan-jalan atau main game atau ngapain gitu kek. Intinya jagain dia selama gue pergi. Gue takut dia ngilang lagi kalo ditinggal sendirian."

"Abang lo kemana sih? Kenapa gak minta suruh jagain abang lo aja?"

"Dia gak bisa diandalin. Entar si Seungwoo malah ditelantarin lagi sama si dajjal satu itu. Udah lah Han, gue minta tolong banget karena cuma lo yang bisa gue andalkan. Gue janji gak akan lama kok perginya. Jangan lupa kasih dia makan juga."

"Lo kira dia kucing apa? Bahasa lo gitu banget."

"Ya, ya intinya jangan buat dia kelaparan. Nafsu makan dia besar banget soalnya. Udah dulu ya, gue mau ketemu papa dulu. Kalo ada apa-apa chat gue aja."

"Bayarannya jangan lupa. Traktir gue fish & chips. Titik."

Tuuut...tuuut...

"Anjir."

Sora mengumpat pada Yohan sambil menghentakkan kakinya dengan kesal, namun setelah ia pikir-pikir lagi, tak masalah juga jika hanya mentraktir Yohan fish & chips. Terlebih ia memang jarang sekali meminta bantuan kepada Yohan, jadi sesekali menyenangkan temannya setelah direpotkan olehnya tentu tidak masalah bukan?

Meskipun saat ini uang jajannya tidak banyak, untungnya ia masih punya uang tabungan sendiri yang memang khusus dipergunakan dalam keadaan genting seperti tadi. Mentraktir Yohan contohnya. Dan sepertinya, untuk kedepannya nanti uang tabungannya itu akan ia pergunakan terus untuk menghidupi kebutuhan Seungwoo.

Dan saat ini Sora tengah memantapkan dirinya untuk masuk ke dalam rumah yang sudah ditinggalkannya selama dua hari. Begitu ia menampakkan dirinya setelah membuka pintu utama, beberapa pasang mata langsung menatap tajam ke arahnya.

Papanya, mamanya, dan yang satu lagi adalah Byungchan. Sora meneguk salivanya dan memilih untuk berjalan mendekat sambil menundukkan kepalanya, takut jika akan disemprot oleh ketiga orang yang paling disayanginya ini.

"Anak mama masih inget rumah juga ternyata. Mama kira kamu kena amnesia terus lupa jalan pulang."

Suaminya hanya berdeham sambil melirik sekilas ke arah istrinya, lalu ia menyuruh istri dan anak lelakinya itu untuk pergi meninggalkan mereka berdua. Namun karena kedua orang tersebut menolak dengan alasan ingin ikut mendengar alasan Sora yang kabur dari rumah, membuat ayahnya memilih untuk mengajak Sora masuk ke dalam ruang kerjanya yang kedap suara.

Sora hanya bisa patuh dan mengikuti papanya, sedangkan mamanya dan Byungchan terpaksa mengalah sambil terus memberikan tatapan tajam mereka hingga Sora masuk ke ruang kerja papanya.

"Duduk dulu."

Sora mengangguk seperti seorang pelayan yang patuh dengan majikannya, dan ia mendudukkan dirinya di kursi yang berada tepat di hadapan papanya. Sudah seperti ingin di sidang rasanya. Sora meremas ujung bajunya sambil menunduk, memikirkan alasan yang tepat jika papanya itu bertanya tentang mengapa ia membeli apartemen baru yang harganya selangit.

"Sora, waktu kamu bilang beli apartemen pakai uang papa, awalnya papa kaget. Dan sekarang papa mau tahu alasan yang sebenarnya kenapa kamu membeli apartemen itu dan kabur dari rumah? Apa kamu bertengkar lagi dengan Byungchan?"

"Sora cuma mau belajar mandiri pah. Sora janji uangnya bakal Sora balikin, tapi Sora balikinnya nyicil."

Sora menggaruk tengkuknya sambil terkekeh pelan karena ia belum menemukan alasan yang tepat agar papanya tidak curiga. Dan ia asumsikan juga pasti Byungchan belum memberitahu kehadiran Seungwoo, terlihat dari papanya yang bahkan sepertinya tidak tahu.

"Benar hanya karena alasan ingin mandiri kamu memilih kabur dari rumah? Memangnya tidak bisa kamu bicarakan dengan papa sama mama baik-baik sebelumnya? Tingkah kamu yang kabur kemarin membuat papa sama mama shock, Sora."

"Ma-maaf pah. Sora beli apartemennya juga yang deket sama kampus kok pah. Jadi Sora gak perlu naik kendaraan umum atau nebeng si Buyung kalau mau ke kampus. Sora pengen aja gitu ngerasain rasanya tinggal sendiri, kayak temen-temen Sora yang lain. Mereka kan anak kos semua pah, jadi daripada nyari kos-kosan, mending Sora beli apartemen sekalian, biar kepake sampe nanti. Terus biar Sora juga bebas kalo mau ngajak temen-temen Sora main atau nginep. Kalo di rumah kan gak enak, takut ganggu dan ada si Buyung juga."

"Hmm, papa gak marah sebenarnya kalau kamu beli apartemen. Cuma papa menyayangkan sikap kamu yang malah seakan sedang menutupi masalah terus kabur begitu saja. Lagi pula papa memang berniat untuk membelikan kalian masing-masing satu unit apartemen nantinya. Tapi karena kamu sudah beli sendiri, jadi tinggal papa belikan buat kakakmu saja."

Sora membelalakkan matanya dan menajamkan indera pendengarannya, seakan tidak percaya dengan ucapan yang baru saja terlontar dari papa kesayangannya ini. Sora berteriak dalam hati, ia tidak menyangka jika papanya sama sekali tidak marah setelah tahu anaknya menguras habis uang miliknya hanya untuk membeli apartemen.

"Papa merasa kamu sudah punya pacar. Dan kamu memilih buat tinggal sendiri itu biar privasi kamu tidak terganggu. Feeling papa benar tidak?"

"Eh? Eng-enggak kok pah. Sora masih single. Belum punya pacar, soalnya belum ada yang pas di hati Sora."

'Kalo aja Seungwoo normal, udah gue jadiin pacar deh. Tipe gue banget soalnya.'

"Papa tidak melarang kamu untuk dekat dengan siapa saja karena kamu sudah besar. Yang terpenting kamu harus bisa jaga diri baik-baik, jangan sampai anak kesayangan papa ini hamil sebelum menikah."

Sora mengangguk dengan pasrah sambil tersenyum getir. Pacar saja ia tidak punya, terlebih ia juga tidak mau jika ada lelaki yang dengan seenak jidat membobolnya sebelum sah.

Namun entah mengapa fantasi liar di dalam otaknya itu malah sedang merekam adegan tak senonoh dirinya dengan Seungwoo di atas ranjang. Dan sebelum kewarasannya hilang, ia langsung menampar pipinya sendiri agar segera tersadar dari pikiran kotornya, lalu memeluk papanya dengan erat.

"Jadi, Sora boleh tinggal di apartemen kan pah?"

"Iya, boleh sayang. Tapi usahakan setiap minggu kamu pulang ya? Papa tidak mau melihat mamamu khawatir."

"Ayayay kapten."

💦

"Halo Sor?"

"Seungwoo gimana? Baik-baik aja kan? Rewel gak dia?"

"Anjir beneran berasa ngurus bayi gue Sor. Lo kapan balik? Gue capek ini sumpah."

"Lo ngapain aja sama dia? Terus sekarang lagi dimana? Ini gue baru aja selesai di sidang sama papa gue. Bentar lagi gue kesana."

"Tadi gue ajak jalan aja ini sepupu lo keliling kota. Berasa kayak ngeliat surga tau gak? Heboh banget buset dah. Jujur gue malu sih karena jadi pusat perhatian orang-orang, tapi gue maklum karena gue tau dia spesial. Terus ini gue lagi di jalan pulang sambil gandeng dia biar gak kabur."

"Maaf ya gue ngerepotin lo. Soalnya gue gak tau harus minta tolong sama siapa lagi."

"Yoi santai. Yang penting fish & chips-nya jangan lupa. Lo kan anak sultan."

"Dasar! Iya-iya, nanti gue traktir fish & chips dah. Sepuas lo, asal..."

"Asal? Asal apaan? Jangan buat gue patah semangat deh."

"Kalo gue butuh bantuan lo buat jagain Seungwoo lagi, lo harus siap."

"Sialan! Mending lo sekarang cepetan balik ke apartemen deh, biar gue bisa langsung ngebo setelah lo dateng. Gue gak kuat jagain bang Wooㅡ"

Tuut... tuut...

"Loh heh? Halo? Kok tut tut? Sora? Bangsat! Dimatiin."

Sora mematikan sambungan teleponnya dengan Yohan sambil tertawa dengan keras. Setelah beberapa menit tadi keluar dari ruang kerja papanya, ia merasa sangat lega. Sangat lega karena papanya tidak memarahinya sama sekali.

Setelah selesai mengambil barang-barang yang ia butuhkan sambil berbincang sebentar dengan mamanya di kamar, Sora berniat untuk segera kembali ke apartemen, namun suara gelak tawa dari lantai bawah membuat atensinya langsung tertuju ke sana. Bisa ia lihat kakaknya itu sedang heboh bermain game dengan teman-temannya.

Ia mengenal sosok Jinhyuk karena Jinhyuk memang sahabat Byungchan semenjak awal kuliah, namun sosok satunya lagi tidak ia kenal. Lelaki tersebut hanya tersenyum seadanya, bahkan terkadang pandangannya sangat sinis pada Byungchan.

Entah karena sosok tersebut merasa jika sedang diperhatikan oleh Sora dari atas atau tidak, namun pandangan lelaki misterius tersebut langsung tertuju pada Sora yang sedang berdiri di lantai atas.

Sora hampir saja terbuai dengan senyuman manisnya dan seakan ia merasa dirinya sangat bergairah hingga ingin bermain-main dengan lelaki tersebut, namun suara gelak tawa Byungchan dan Jinhyuk yang sangat keras langsung menyadarkannya.

'Heh! Dari tadi otak gue kenapa sih? Kotor banget mikirnya.'

Buru-buru ia menepuk kedua pipinya sendiri agar tidak memikirkan fantasi liarnya yang sedang bersetubuh dengan lelaki tersebut, dan senyuman lelaki itu sontak pudar ketika kedua lelaki yang sedang asyik bermain game ini menyadarkan lamunan Sora. Karena suasana hati Sora sangat senang, ia bergegas turun ke bawah untuk menyapa teman-teman kakaknya sebelum kembali ke apartemen.

"Oh Sora? Udah lama banget ya kita gak ketemu? Apa kabar lo? Kata Buyung lo kabur dari rumah bareng cowok? Terus cowok lo mana?"

"Tolong nanyanya satu-satu dong kak Jinhyuk. Aku jadi bingung gimana jawabnya."

"Dih, sok akuㅡkamu-an, biasanya juga pake loㅡgue. Eh bentar deh. Lo beli apartemen kemarin buat tinggal bareng si orang aneh itu kan? Terus kenapa lo kesini sendirian? Orang aneh itu kemana? Kabur?"

"Dia ada di apartemen gue. Kenapa? Kangen lo?"

"Dih. Tidak ada kata kangen di kamus Buyung."

"Ekhem..."

Atensi mereka bertiga beralih pada sosok lelaki yang sejak tadi diam sambil memerhatikan Sora. Ia sengaja berdeham karena pembahasan tentang lelaki yang tidak ingin ia dengar itu mengganggu indera pendengarannya. 

"Oh sampe lupa gue belum ngenalin lo ke adeknya si Buyung. Kenalin Sor, dia temen baik gue sesama model. Namanya Kim Wooseok."

Jinhyuk dengan sukarela memperkenalkan adik Byungchan ini kepada temannya, Wooseok. Jinhyuk memang sudah agak lama menekuni dunia permodelan meskipun untuk sesaat ia harus beristirahat sejenak karena harus fokus dengan skripsinya, dan selama ia menekuni dunia tersebut, ada Wooseok yang selalu menjadi teman sekaligus mentornya.

Wooseok mengulurkan tangannya sambil tersenyum manis kepada Sora, dibalas oleh senyuman dan juga uluran tangan dari Sora. Keduanya saling berjabat tangan sambil tersenyum satu sama lain, dan di waktu yang bersamaan, Seungwoo tiba-tiba saja memegangi dadanya sambil berteriak karena kesakitan, membuat Yohan yang sedang bersamanya menjadi panik dan kebingungan.

'Apa kamu sedang kesakitan disana, Seungwoo? Ini belum apa-apa. Lihat saja ke depannya nanti. Aku akan membuatmu lebih tersiksa daripada ini. Apalagi jika nanti kamu sudah bisa mengingat semuanya, aku jamin kamu akan menyesal karena berkorban untuk wanita ini.'

💦

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Teacher's Love Story
71      47     0     
Romance
"Dia terlihat bahagia ketika sedang bersamaku, tapi ternyata ia memikirkan hal lainnya." "Dia memberi tahu apa yang tidak kuketahui, namun sesungguhnya ia hanya menjalankan kewajibannya." Jika semua orang berkata bahwa Mr. James guru idaman, yeah... Byanca pun berpikir seperti itu. Mr. James, guru yang baru saja menjadi wali kelas Byanca sekaligus guru fisikanya, adalah gu...
If Sarcasm is A Human Being
9      9     0     
Short Story
Apa yang terjadi jika sebuah kata sifat yang abstrak memiliki rupa dan karakteristik bak seorang manusia? Sar tidak memilih hidupnya seperti ini, tetapi ia hadir sebagai satu sifat buruk di dunia.
NEET
336      267     4     
Short Story
Interview berantakan bukan pilihan. Seorang pria melampiaskan amarahnya beberapa saat lalu karena berkali-kali gagal melamar pekerjaan, tetapi tidak lagi untuk saat ini, karena dia bersama seseorang. Cerita ini dibuat untuk kontes menulis cerpen (2017) oleh tinlit. NEET (Not in Education, Employment, orTraining) : Pengangguran. Note: Cover sama sekali tidak ada hubungannya dengan cerita...
Agreements
7      7     0     
Short Story
A string of memories about a family, the world, and disagreements. And a kidnapped child.
Gloria
86      63     0     
Romance
GLORIA, berasal dari bahasa latin, berarti ambisi: keinginan, hasrat. Bagimu, aku adalah setitik noda dalam ingatan. Namun bagiku, kamu adalah segumpal kenangan pembuat tawaku.
Orkanois
102      65     0     
Fantasy
Ini adalah kisah yang ‘gila’. Bagaimana tidak? Kisah ini bercerita tentang seorang siswa SMA bernama Maraby, atau kerap dipanggil Mar yang dengan lantang menginginkan kiamat dipercepat. Permintaannya itu terwujud dengan kehadiran Orkanois, monster bertubuh tegap, berkepala naga, dengan tinggi 3 meter, dan ia berasal dari planet Orka, planet yang membeku. Orkanois mempunyai misi berburu tubuh ...
Once Upon A Time: Peach
38      29     0     
Romance
Deskripsi tidak memiliki hubungan apapun dengan isi cerita. Bila penasaran langsung saja cek ke bagian abstraksi dan prologue... :)) ------------ Seorang pembaca sedang berjalan di sepanjang trotoar yang dipenuhi dengan banyak toko buku di samping kanannya yang memasang cerita-cerita mereka di rak depan dengan rapi. Seorang pembaca itu tertarik untuk memasuki sebuah toko buku yang menarik p...
GEMINI
184      100     0     
Fantasy
Sang Raja tak terhentikan. Dia bermaksud menggunakan Blood Moon untuk menghidupkan istrinya dari kematian. Kehancuran total dipertaruhkan. Hanya keturunan asli kerajaan yang dapat menghentikannya. Namun, putra mahkota menghilang. Seorang gadis misterius muncul dan menyelamatkan nyawa putra mahkota tanpa tahu takdir mereka terkait. Siapa dia? Akankah gadis ini berperan penting untuk menghentik...
Memeluk Bul(a)n
684      279     0     
Fantasy
Bintangku meredup lalu terjatuh, aku ingin mengejarnya, tapi apa daya? Tubuhku terlanjur menyatu dengan gelapnya langit malam. Aku mencintai bintangku, dan aku juga mencintai makhluk bumi yang lahir bertepatan dengan hari dimana bintangku terjatuh. Karna aku yakin, di dalam tubuhnya terdapat jiwa sang bintang yang setia menemaniku selama ribuan tahun-sampai akhirnya ia meredup dan terjatuh.
the invisible prince
1229      709     7     
Short Story
menjadi manusia memang hal yang paling didambakan bagi setiap makhluk . Itupun yang aku rasakan, sama seperti manusia serigala yang dapat berevolusi menjadi warewolf, vampir yang tiba-tiba bisa hidup dengan manusia, dan baru-baru ini masih hangat dibicarakan adalah manusia harimau .Lalu apa lagi ? adakah makhluk lain selain mereka ? Lantas aku ini disebut apa ?