Read More >>"> I N E O (6 ; Red Balloon) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - I N E O
MENU
About Us  

"Selamat pagi Seungwoo, apa kamu bisa tidur semaㅡ loh? Kok gak ada?"

Sora yang belum sepenuhnya tersadar dari tidurnya, memaksakan untuk turun dari ranjang hingga membuat badannya limbung dan jatuh ke kasur lipat yang berada di samping bawah ranjangnya. Ia melebarkan matanya sambil mencari Seungwoo ke seluruh penjuru kamarnya, namun lelaki itu tidak ada.

Sora berjalan dengan gontai ke arah pintu kamar, namun pintu kamarnya masih tetap terkunci seperti semalam. Artinya, Seungwoo tidak mungkin keluar dari kamar. Sora menatap ke arah jam di dinding kamar, dan untungnya sekarang masih jam setengah lima pagi. Jadi masih ada banyak waktu untuk membawa Seungwoo keluar, mumpung kedua orangtuanya belum bangun.

Sora memutuskan untuk mencuci muka sejenak di dalam kamar mandi, dan betapa terkejutnya ketika ada Seungwoo yang tengah tertidur di lantai dekat bathtub dengan kondisi baju yang masih basah. Sora memilih untuk berjongkok dan menggoyang-goyangkan tubuh Seungwoo dengan pelan untuk membangunkannya, namun lelaki itu hanya mengerang dan tetap tidak mau bangun.

"Seungwoo? Kamu kenapa tidur disini sih? Nanti sakit! Ayo bangun!"

Sora terus menggoyang-goyangkan badan Seungwoo, membuat lelaki tersebut memutar tubuhnya menghadap Sora sambil menggaruk-garuk pipinya, sebelum akhirnya ia membuka kedua matanya.

Seungwoo pada awalnya kebingungan dan langsung melihat ke arah ujung kakinya, namun untung saja bagian siripnya sudah berubah kembali menjadi kaki manusia, jadi ia tidak perlu panik jika identitasnya diketahui oleh Sora.

Sora tertegun melihat tingkah Seungwoo yang terlihat kebingungan itu, namun karena dirinya didesak oleh waktu, ia langsung menarik tangan Seungwoo agar lelaki itu segera berdiri.

"Kamu kenapa malah tidur di kamar mandi?"

Seungwoo hanya mengedipkan matanya beberapa kali sambil memandangi Sora. Sebenarnya ia ingin sekali berbicara dengan wanita di hadapannya ini, namun ia tidak bisa berbicara dengan bahasa manusia. Ia memang sedikit paham dengan apa yang dikatakan Sora, hanya saja ia tidak tahu bagaimana cara menjawabnya.

Bibir Seungwoo hanya bergerak secara perlahan untuk memberikan respons terhadap pertanyaan Sora, namun Sora tetap tidak paham apa maksud dari gerakan bibir yang dilakukan oleh Seungwoo. Tanpa bertanya lagi, Sora segera mencuci muka dan membawa Seungwoo untuk berganti pakaian di kamar Byungchan.

Beruntung kakaknya itu tidak pernah mengunci pintu kamarnya, sehingga Sora bisa masuk ke dalam kamar Byungchan dengan mudah. Tidak peduli dengan Byungchan yang sedang mendengkur dengan mulut terbuka lebar, Sora segera membuka lemari pakaian Byungchan untuk mencarikan baju yang pas untuk Seungwoo.

Setelan kemeja berwarna putih dengan celana jeans berwarna biru tampaknya cocok untuk Seungwoo, dan setelah itu ia mencari handuk dan memberikannya pada lelaki yang hanya memerhatikan gerak gerik Sora itu.

"Pakai handuk ini untuk mengeringkan tubuhmu. Lalu pakai kemeja putih ini dan juga celananya. Sudah tau cara berganti pakaian kan? Semalam harusnya kamu sudah tau waktu aku membantumu memakai pakaian."

Dengan sabar Sora menjelaskan perkataannya dengan menggunakan gerakan tubuhnya, lalu ia segera mendorong Seungwoo untuk masuk ke kamar mandi. Setelah itu ia ambil sebuah bantal yang ada di sisi ranjang Byungchan, dan langsung ia timpa wajah Byungchan dengan bantal tersebut.

"Hhhaaahhh hhhoiii! Gue tenggelam! Tolong hhoii gue gak bisa napasss!"

Sora tertawa terpingkal-pingkal sembari melepaskan Byungchan yang sudah terkapar tak berdaya seperti ikan yang terdampar di daratan, dan betapa jengkelnya Byungchan ketika ia tahu bahwa adiknya yang ternyata sedang mengerjainya.

"Gila lo! Sinting! Masa mau ngebunuh kakak lo sendiri? Sengaja mau masuk penjara lo?"

"Habis lo ngoroknya kenceng banget. Mumpung masih pagi nih gue bangunin lo, soalnya kita harus buru-buru keluar dari rumah sebelum mama sama papa bangun. Si Seungwoo lagi gue suruh ganti baju di kamar mandi lo."

"Hah? Lo ngambil baju gue buat dia? Gak! Gak bisa! Gue gak mau minjemin baju gue buat orang gila kayak dia!"

Byungchan hendak berdiri untuk melabrak Seungwoo yang sedang berganti di dalam kamar mandi, namun Sora dengan santainya mendorong tubuh Byungchan hingga kembali terjatuh ke ranjang.

"Sekali aja lo bisa kooperatif gak sih? Ini kita harus cepet-cepet bawa dia keluar rumahㅡeh? Pffttt."

Sora menahan tawanya ketika pintu kamar mandi telah terbuka, menampilkan sosok Seungwoo yang salah berpakaian dengan rambut yang acak-acakan pula.

"Huahahaha! Fix! Ini orang kalo gak orang gila, ya kelainan mental!"

"Heh! Jaga mulut lo dajjal!"

Sora menampar pelan bibir Byungchan dengan tangannya, lalu ia kembali menatap Seungwoo dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Yung, lo cepetan siap-siap gih. Sambil nunggu lo, gue mau benerin cara berpenampilan dia dulu."

"Ckk! Untuk hari ini gue bakal ngalah. Intinya kita kelarin semuanya hari ini. Kalo keluarganya gak bisa kita temuin juga, tinggalin aja dia di mana kek terserah."

Sora hendak memukul kepala Byungchan, namun lelaki tersebut sudah terlebih dahulu bangun dan berjalan ke kamar mandi sambil menatap malas pada Seungwoo.

"Gak usah dimasukin ke dalam hati ya omongan dajjal satu itu? Aku pasti bakal bantuin kamu buat bertemu dengan keluargamu lagi."

Dengan telaten Sora membenarkan kancing kemeja Seungwoo yang berantakan. Kancing atasnya dikancing pada lubang bagian bawah, lalu kancing lainnya juga dikancing dengan asal.

Dalam hati Sora merasa kasihan dengan lelaki di hadapannya, dan semisal nanti keluarganya tidak bisa ditemukan, Sora tetap akan menggunakan ide yang sudah ia pikirkan semalam. Menyewa sebuah apartemen dan tinggal bersamanya untuk sementara waktu.

💦

"Setelah diperiksa secara menyeluruh, tidak ada yang salah dengan kakak anda. Dari hasil ct-scan, otaknya baik-baik saja, tidak ada luka ataupun benturan. Tapi melihat dari tingkahnya yang terlihat seperti anak kecil ini, saya sarankan anda untuk berkonsultasi saja dengan psikiater. Mungkin anda akan menemukan jawabannya."

"Jadi, secara medis dia terlihat sehat dok? Sama sekali tidak sakit?"

Dokter dengan snelli putih dan stetoskop yang setia melingkar di lehernya itu hanya mengangguk sambil tersenyum manis. Sora hanya bisa tertegun, lalu setelah itu ia mengatakan terima kasih pada sang dokter dan berniat untuk langsung membawa Seungwoo ke psikiater di rumah sakit yang sama.

Mereka memang pergi ke rumah sakit bersama Byungchan setelah berhasil mengendap-endap keluar dari rumah pagi hari tadi, namun Byungchan ada presentasi pagi itu, jadi dirinya hanya bisa mengantarkan Sora dan Seungwoo sampai depan rumah sakit saja.

Tak lupa juga Byungchan meminjamkan kartunya agar Sora bisa membayar biaya rumah sakit dengan mudah. Sora tidak mungkin berani meminjam kartu papanya, bisa-bisa mamanya menjadi curiga karena Sora memang anak yang jarang meminta uang langsung kepada orangtuanya.

Dan sekarang mereka sedang menunggu antrian untuk berkonsultasi dengan psikiater setelah menyelesaikan biaya administrasi untuk pemeriksaan ct scan dan konsultasi dengan dokter tadi. Keduanya kini duduk di sebuah bangku yang kosong, dan entah mengapa Seungwoo terlihat tenang, meskipun tetap saja tingkahnya masih terlihat aneh di matanya.

💦

"Pasien atas nama Han Seungwoo, silakan masuk ke dalam."

Sora yang hampir tertidur di bangku langsung terkejut setelah nama Seungwoo disebut. Sudah hampir satu jam lamanya ia menunggu, akhirnya nama lelaki itu dipanggil juga untuk berkonsultasi.

Sora membelalakkan matanya karena ternyata Seungwoo tidak ada di sebelahnya. Padahal jelas-jelas tadi tangan lelaki itu terus ia genggam dengan erat, namun sepertinya terlepas ketika Sora hendak masuk ke dalam alam mimpinya.

"Apa tuan Han Seungwoo ada disini?"

"Kakak saya sepertinya sedang pergi ke toilet. Saya susul dia dulu."

Sora menggaruk kepalanya sambil tertawa hambar kepada asisten psikiater yang hanya mengangguk itu. Dengan langkah cepat Sora segera mencari Seungwoo di koridor rumah sakit, berharap agar Seungwoo belum pergi terlalu jauh.

Sora memicingkan matanya ketika ia melihat sesosok lelaki yang sedang berjalan mengikuti seorang anak kecil yang membawa balon berwarna merah.

Dan sudah bisa Sora pastikan jika lelaki itu adalah Seungwoo karena tingkahnya yang terlihat sangat kekanak-kanakan. Kedua tangannya terus menggapai-gapai balon milik anak kecil itu, berusaha untuk memegang balon yang berada lebih tinggi dari jangkauannya.

Sora segera berlari karena takut jika Seungwoo membuat ulah di rumah sakit, dan dengan cepat Sora menarik kemeja Seungwoo ke belakang sebelum lelaki itu berhasil mengambil balon yang diincarnya.

"Huft! Menyusahkan sekali. Ayo ikut aku, dokternya sudah menunggu."

"Uuu..."

Kepala Seungwoo terus tertuju ke belakang sambil tangan kirinya menunjuk-nunjuk balon yang dipegang oleh anak kecil itu, namun Sora tidak menggubrisnya dan terus menarik tangan kanan Seungwoo untuk masuk ke ruangan dokter.

"Ahh..."

"Ada apa?"

Sora berhenti di depan pintu ruangan dokter untuk merespons Seungwoo. Namun Seungwoo tetap terus menunjuk-nunjuk ke arah sang anak kecil tadi dengan tatapan sedihnya kepada Sora, dan entah mengapa Sora mulai paham dengan apa yang diinginkan Seungwoo.

"Iya, nanti aku belikan balon. Tapi kamu konsultasi dulu."

Seungwoo tersenyum lebar sambil membelai rambut Sora dengan tangannya yang bebas, membuat Sora kembali menjadi salah tingkah dan langsung menarik Seungwoo untuk masuk ke ruangan dokter.

"Silakan duduk dulu."

Sora berusaha tersenyum semanis mungkin kepada sang psikiater, lalu menyuruh Seungwoo untuk duduk di kursi yang sudah dipersiapkan. Awalnya Seungwoo bingung, namun lelaki itu hanya menurut saja karena sudah diiming-imingi oleh balon.

"Ada yang bisa saya bantu?"

"Ini dok, kakak saya tingkahnya seperti anak kecil. Dia bahkan sulit untuk berbicara. Tadi saya sudah memeriksakan kondisi otak dan fisiknya, tapi kata dokter tidak ada yang salah dengannya. Bahkan otaknya sehat-sehat saja. Saya jadi bingung mengapa kakak saya menjadi seperti ini."

"Sejak kapan kakak anda mulai berubah tingkah lakunya?"

"Ehm... saya tidak tahu dok. Dulu kakak saya ini menghilang dan baru ditemukan beberapa hari yang lalu, tapi keadaannya malah menjadi aneh seperti ini."

'Aduh kok gue ngerasa berdosa karena mgebohongin dokternya. Ya tapi gimana lagi, gue udah pusing."

Psikiater yang seumuran dengan ibu Sora itu hanya mengangguk dan mulai mengamati Seungwoo. Lalu dokter tersebut mulai mengajak Seungwoo berbicara dan hendak melakukan beberapa tes untuk mengetahui penyebabnya, namun Seungwoo hanya diam saja.

Sora terus melirik ke arah Seungwoo yang hanya menatap sang psikiater dengan tatapan bingung, lalu perhatiannya teralihkan ketika ada pesan yang muncul pada ponselnya. Segera ia baca sambil menunduk ke bawah, karena ternyata ada pesan penting dari ibunya.

Ibu negara

Sora, mama sama papa hari ini sampai tiga hari ke depan mau mengecek supply makanan di cabang perusahaan papa yang ada di kota sebelah. Kamu sama Byungchan di rumah berdua gak apa-apa kan? Kalau males masak ya tinggal order online aja, gak usah kayak orang susah. Tadi kartu punya papa udah mama taruh di kamar kamu. Buat jajan katanya.

Sora
Siap paduka ratu ❤

Sora tersenyum lebar karena mama papanya tidak akan berada di rumah selama tiga hari ke depan. Jadi ada waktu untuk menampung Seungwoo sambil melakukan pencarian terhadap keluarganya. Apalagi ia bisa dengan bebas menggunakan kartu milik papanya, dan akan ia gunakan sebaik mungkin untuk kebutuhan mereka bertiga selama orangtuanya pergi.

"Nona, sepertinya kakak anda terkena depresi berat. Apa nona berkenan jika kakak anda di terapi?"

💦

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Little Spoiler
54      44     0     
Romance
hanya dengan tatapannya saja, dia tahu apa yang kupikirkan. tanpa kubicarakan dia tahu apa yang kuinginkan. yah, bukankah itu yang namanya "sahabat", katanya. dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku, rahasianya, cinta pertamanya, masalah pribadinya bahkan ukuran kaos kakinya sekalipun. dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku yang menyembunyikan sesuatu dariny...
Noterratus
8      8     0     
Short Story
Azalea menemukan seluruh warga sekolahnya membeku di acara pesta. Semua orang tidak bergerak di tempatnya, kecuali satu sosok berwarna hitam di tengah-tengah pesta. Azalea menyimpulkan bahwa sosok itu adalah penyebabnya. Sebelum Azalea terlihat oleh sosok itu, dia lebih dulu ditarik oleh temannya. Krissan adalah orang yang sama seperti Azalea. Mereka sama-sama tidak berada pada pesta itu. Berbeka...
Anderpati Tresna
64      51     0     
Fantasy
Aku dan kamu apakah benar sudah ditakdirkan sedari dulu?
Stuck in the Labyrinth
141      104     0     
Fantasy
“Jay, Aku kesal! mengapa ayah tak pernah bilang padaku tentang hal itu? Setidaknya sebelum dia menghilang, dia memberi tahu ibu kemana dia akan pergi. Setahun lamanya aku menunggu kedatangannya, dan aku malah menemuinya di tempat yang sangat asing ini bagiku, aku tidak habis pikir Jay...” suara tangisnya memecah suasana pada malam hari itu. Langit menjadi saksi bisu pada malam itu. Jay menger...
SEPATU BUTUT KERAMAT "Antara Kebenaran & Kebetulan"
83      45     0     
Humor
Bukan sesuatu yang mudah memang ketika dalam hidup berhadapan dengan hal yang membingungkan, antara kebenaran dan kebetulan. Inilah yang dirasakan oleh Youga dan Hendi saat memiliki sebuah Sepatu Butut Keramat....
PROMISES [RE-WRITE]
102      71     0     
Fantasy
Aku kehilangan segalanya, bertepatan dengan padamnya lilin ulang tahunku, kehidupan baruku dimulai saat aku membuat perjanjian dengan dirinya,
CHANGE
10      10     0     
Short Story
Di suatu zaman di mana kuda dan panah masih menguasai dunia. Dimana peri-peri masih tak malu untuk bergaul dengan manusia. Masa kejayaan para dewa serta masa dimana kesaktian para penyihir masih terlihat sangat nyata dan diakui orang-orang. Di waktu itulah legenda tentang naga dan ksatria mencapai puncak kejayaannya. Pada masa itu terdapat suatu kerajaan makmur yang dipimpin oleh raja dan rat...
Bye, World
151      96     0     
Science Fiction
Zo'r The Series: Book 1 - Zo'r : The Teenagers Book 2 - Zo'r : The Scientist Zo'r The Series Special Story - Bye, World "Bagaimana ... jika takdir mereka berubah?" Mereka adalah Zo'r, kelompok pembunuh terhebat yang diincar oleh kepolisian seluruh dunia. Identitas mereka tidak bisa dipastikan, banyak yang bilang, mereka adalah mutan, juga ada yang bilang, mereka adalah sekumpul...
Blocked Street
388      225     0     
Horror
Ada apa dengan jalan buntu tersebut? Apa ada riwayat terakhir seperti pembunuhan atau penyiksaan? Aryan dan Harris si anak paranormal yang mencoba menemukan kejanggalan di jalan buntu itu. Banyak sekali yang dialami oleh Aryan dan Harris Apa kelanjutan ceritanya?
Kebaikan Hati Naura
14      13     0     
Romance
Naura benar-benar tidak bisa terima ini. Ini benar-benar keterlaluan, pikirnya. Tapi, walaupun mengeluh, mengadu panjang lebar. Paman dan Bibi Jhon tidak akan mempercayai perkataan Naura. Hampir delapan belas tahun ia tinggal di rumah yang membuat ia tidak betah. Lantaran memang sudah sejak dilahirikan tinggal di situ.