Read More >>"> Gilan(G)ia (Bab 1) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Gilan(G)ia
MENU
About Us  

"Sepuluh IPS satu sampai empat silakan menuju lantai dua!"

Suara dari wakil kesiswaan itu berhasil memekakkan telinga Gia, sampai-sampai suara microphonenya menggema ke penjuru lapangan upacara. Melihat murid lain langsung lari tergesa, Gia kicep dan ikut-ikutan lari ke gedung seberang.

Demi mendapatkan bangku paling depan, ia rela tubuhnya terombang-ambing akibat dorongan murid lain. Lalu, ia memilih menyerah dan menepi di sudut koridor untuk mengatur deru napasnya.

"Woi, yang di depan lambat amat sih!"

"Eh, jangan tarik-tarik tas mahal gue dong!"

"Minggir, aer panas, cuka parang!" seru kerumunan itu.

"Rame banget dah, berasa ketemu pangeran aja. Kalau gini terus bisa mati kejepit gue." Gia berceloteh sendiri sambil mengibas-ngibaskan wajahnya, ia gerah dan risih karena murid baru di SMA Capella ini seperti tidak ada habisnya.

"Tenang, gue kipasin."

Tiba-tiba Gia teringat seseorang dari masa lalu yang selalu ada menemaninya ke mana pun ia butuh. Lucu, takdir seolah benci melihatnya bahagia karena sosok itu dibuat pergi.

Gia merasa aneh karena bukan hatinya yang dingin, melainkan sebelah kakinya, ia lantas menunduk dan terkejut mengetahui sebelah sepatunya hilang. "Lah, sepatu gue ke mana?"

Mata Gia memicing, menyusuri setiap undakan tangga yang tengah dilewati kerumunan kaki manusia. Tak mungkin ia kembali masuk dalam kerumunan itu, setelah tahu sepatunya tengah terinjak-injak seperti keset.

“Udah rusak, tambah dinjek-injek. Rongsokan emang."

Begitu para gerombolan mulai berangsur sepi, inilah kesempatan Gia untuk meraih sepatunya. Namun, ada seseorang yang lebih dulu mengambil sepatunya. Gia mendongak dan menatap cowok rambut keriting dengan hidung mancung yang tidak terlalu besar, sungguh menambah daya tarik bagi Gia. Gia berani jamin kalau cowok yang sekarang berdiri di depannya ini blesteran.

"Punya lo?" Mendadak Gia mematung, ingin menghilang saja dari muka bumi karena senior ini mau saja menyodorkan sebelah sepatunya yang sudah bau dan usang.

"Iya. Makasih banyak, Kak...."

"Kevin Noel. Panggil aja Kevin. Gue anggota OSIS yang bakal ngebimbing kalian nanti."

"Oh gitu, maaf, Kak Kevin udah repot-repot ngambilin sepatu gue."

“Gak masalah.”

Gia yang tak mau bertambah malu, segera mengambil sepatunya dari tangan Kevin dan memakainya kembali, lalu bersikap seolah biasa saja. "Gue--"

"Tunggu, gak perlu sebut nama lo. Kasih tau nomor hape lo aja."

Gia mendelik, sepertinya Kevin salah paham atau memang Kevin sengaja menjadikan sepatunya sebagai kesempatan untuk modus. "Maaf, Kak. Maksud gue bukan ngasih tau nama, gue permisi mau cari kelas. Takut gak kebagian bangku."

"Udah terlambat juga. Lo pasti belum diundang ke grup angkatan.”

“Grup angkatan?”

“Iya, grup angkatan di WA, isinya seluruh siswa angkatan kalian. Biar bisa sharing informasi.”

"Gak deh, Kak. Nanti aja.”

"Loh, temen-temen lo yang lain udah pada gabung.”

Sekali lagi, Gia ingin menolak karena tidak percaya dengan ucapan Kevin yang seolah tidak cukup menerima informasi dari sekolah langsung. Namun, bisa jadi ini kesempatan Gia untuk memiliki banyak teman, mungkin tak ada salahnya mencoba.

“Ya udah deh, Kak.” Gia pun menyebutkan satu-persatu nomor ponselnya.

Setelah nomor ponsel Gia disimpan oleh Kevin, Gia lantas pamit untuk pergi ke kelasnya. Gia berdoa semoga dirinya diterima baik oleh teman-teman.

Satu sahabat lebih baik daripada seribu teman yang mementingkan diri sendiri. Mungkin kedengarannya menyenangkan bagi Gia, tapi bagaimana jika sahabat itulah yang mementingkan dirinya sendiri.

Oleh sebab itu, Gia ingin mencari seribu teman dan bertekad menjadikan hari ini adalah Gia yang baru. Gia yang penuh dengan semangat dan percaya diri. Untuk kali pertama, Gia menghela napas panjang, sebelum membuka pintu dan masuk dalam kelas.

"Hello epribadeh!"

Hanya segelintir orang yang membalas sapaan Gia dengan 'hai' sedangkan, sisanya menatap heran. Gia tak merasa malu apalagi kesal, toh Gia yang sekarang adalah Gia tanpa mengenal rasa takut.

Gara-gara ketinggalan masuk kelas, hanya tersisa satu bangku kosong di bagian pojok dekat jendela, bersama seorang cowok yang sepertinya tengah tidur dengan wajah yang menelungkup di atas meja.

Baru juga masuk udah tidur. Batin Gia.

Gia berjalan mendekat ke arah cowok itu dan duduk di sebelahnya. Gia yang tanpa malu menepuk pundak cowok itu sampai cowok itu terbangun dan mengubah posisinya menjadi duduk. Dari samping sih, sudah jelas kalau hidung cowok itu mancung, bisa saja Gia merosot di sana.

"Kenalin gue Gia, nama lo?"

Cowok itu lantas menoleh ke arah Gia, membuat hati Gia berdesir karena ketampanannya yang memiliki bentuk wajah oval dan mata elang yang membuat Gia tertarik sampai kedua alisnya ikut tertarik ke atas, ditambah lagi bibir tipis cowok itu yang nyaris hilang.

Gia merasa beruntung bisa sekelas dan duduk sebangku dengannya. Kalau begini, mau duduk di mana saja Gia tetap semangat. Hitung-hitung cuci mata.

"Kayaknya lo ngantuk banget. Gue ulangi lagi. Nama gue Gia. Nama lo siapa?" Kali ini Gia menjulurkan tangan ke arah cowok itu, tapi masih saja tak ditanggapi.

Gia mulai menarik kata-katanya yang mengatakan kalau cowok itu menarik.

"Kita kan sebangku nih, kalau butuh bantuan tanya aja, ya, jangan sungkan-sungkan. Gue bisa kok bantu lo.”

"Mana bisa bantu!" Cowok itu bangkit dari kursi lalu pergi keluar kelas.

Barusan gue ditolak?

----

Hi, gimana kesan kalian di part ini?

How do you feel about this chapter?

0 0 2 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • Rhyanfernanda

    Lanjut cuy, ngakak kocak hahahaha. Bikin penasaran.

    Comment on chapter Bab 1
Similar Tags
Luka Adia
30      25     0     
Romance
Cewek mungil manis yang polos, belum mengetahui apa itu cinta. Apa itu luka. Yang ia rasakan hanyalah rasa sakit yang begitu menyayat hati dan raganya. Bermula dari kenal dengan laki-laki yang terlihat lugu dan manis, ternyata lebih bangsat didalam. Luka yang ia dapat bertahun-tahun hingga ia mencoba menghapusnya. Namun tak bisa. Ia terlalu bodoh dalam percintaan. Hingga akhirnya, ia terperosok ...
Secret Melody
68      48     0     
Romance
Adrian, sangat penasaran dengan Melody. Ia rela menjadi penguntit demi gadis itu. Dan Adrian rela melakukan apapun hanya untuk dekat dengan Melody. Create: 25 January 2019
REWIND
335      222     0     
Romance
Aku yang selalu jadi figuran di kisah orang lain, juga ingin mendapat banyak cinta layaknya pemeran utama dalam ceritaku sendiri. -Anindita Hermawan, 2007-
Akselerasi, Katanya
8      8     0     
Short Story
Kelas akselerasi, katanya. Tapi kelakuannya—duh, ampun!
Ineffable class
9      9     0     
Mystery
Seluruh penghuni kelas XII IPS E rata-rata tidak waras. Di mana ketua bucin menjadi wakil ketua dan ketua kelas sendiri adalah musuhnya guru BK. Dari 15 siswa separuhnya kerapkali hilang saat jam pelajaran, 5 lainnya tidur, sisanya pura-pura menyimak guru. 15 kepribadian berbeda yang jarang akur ini, harus bersatu mencari wali kelas dikabarkan menghilang selama seminggu. Gawatnya, tuduhan tidak...
BELVANYA
4      4     0     
Romance
Vanya belum pernah merasakan jatuh cinta, semenjak ada Belva kehidupan Vanya berubah. Vanya sayang Belva, Belva sayang Vanya karna bisa membuatnya move on. Tapi terjadi suatu hal yang membuat Belva mengurungkan niatnya untuk menembak Vanya.
Batagor (Menu tawa hari ini)
7      7     0     
Short Story
Dodong mengajarkan pada kita semua untuk berterus terang dengan cara yang lucu.
Unsuitable
34      29     0     
Romance
Bagi Arin tak pernah terpikirkan sekalipun bersekolah dalam jerat kasus tak benar yang menganggapnya sebagai pelacur. Sedangkan bagi Bima, rasanya tak mungkin menemukan seseorang yang mau membantunya keluar dari jerat tuduhan yang telah lama menimpanya. Disaat seluruh orang memilih pergi menjauh dari Bima dan Arin, tapi dua manusia itu justru sebaliknya. Arin dan Bima dipertemukan karena...
Stuck On You
6      6     0     
Romance
Romance-Teen Fiction Kisah seorang Gadis remaja bernama Adhara atau Yang biasa di panggil Dhara yang harus menerima sakitnya patah hati saat sang kekasih Alvian Memutuskan hubungannya yang sudah berjalan hampir 2 tahun dengan alasan yang sangat Konyol. Namun seiring berjalannya waktu,Adhara perlahan-lahan mulai menghapus nama Alvian dari hatinya walaupun itu susah karena Alvian sudah memb...
Bulan Dan Bintang
118      81     0     
Romance
Cinta itu butuh sebuah ungkapan, dan cinta terkadang tidak bisa menjadi arti. Cinta tidak bisa di deskripsikan namun cinta adalah sebuah rasa yang terletak di dalam dua hati seseorang. Terkadang di balik cinta ada kebencian, benci yang tidak bisa di pahami. yang mungkin perlahan-lahan akan menjadi sebuah kata dan rasa, dan itulah yang dirasakan oleh dua hati seseorang. Bulan Dan Bintang. M...