Read More >>"> KONTRA DIKSI (PINCANG) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - KONTRA DIKSI
MENU
About Us  

PINCANG 
Oleh : Heru Patria

Pori-pori kulit yang mengucurkan darah 
Sebab keringat terkuraslah sudah 
Kemakmuran yang didamba sejak dulu kala 
Hancur tertindas kepentingan penguasa 

Harga sembako yang melambung tinggi 
Berpacu dengan biaya sekolah yang tak terkejar lagi 
Sementara lapangan kerja masih tanda tanya 
Peluang kerja telah dikuasai orang manca 

Petani menjerit akibat pupuk langka 
Nelayan meratap karena kehilangan jala 
PKL menjerit gusar, lapaknya digusur paksa 
Aparat tertawa lebar, sombong melangkah dengan gagahnya 

Guru tertindas payung hukum tak lagi jelas 
Pedagang kecil gulung tikar, komoditi impor merajalela 
Mulut rakyat tak bisa berkoar, kritik dianggap makar 
Orang kecil menahan lapar, istana berpesta hingar bingar 

Tak kau lihatkah burung bangkai yang mengintai 
Sembunyi di balik pohon di antara lebatnya daun 
Incar tulang iga yang mencuat dalam diri 
Kala nasip baik tak berpihak, hanya bisa tertegun 

Tanah kerontang sisakan duka panjang 
Hutan meranggas hati tertimbun rasa was-was 
Longsor menghadang timbun harapan semua orang 
Paceklik menghajar, penghuni istana tertidur pulas 

Orang negeriku berjalan pincang penuh ragu 
Dipaksa lewati samudra luka berair pilu 
Meski tertatih bahu ringkih melangkah sedih 
Terpaksa hadapi kerasnya hidup berbaur pedih 

Mati, matilah saja jika itu bisa akhiri duka 
Kubur, kuburlah jiwa berkafan resah mendera 
Lewatilah jalan berliku penuh kerikil dan berlubang 
Resapi tangis, peluklah luka walau kaki pincang  

Pincang kakimu 
Pincang hidupmu 
Pincang nasipmu 
Pincang negaramu 

Pincang pula setiap kata yang kueja  
Koyak puisiku jadi sajak tanpa makna 
Yang diberangus oleh pemegang kuasa 
Bela pincangmu, pincang pula pikiranku  

Blitar, 7 Nopember 2019 
Salam Literasi Indonesia

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • rara_el_hasan

    kusuka banget bang... lanjutkan

    Comment on chapter KETIAK
Similar Tags
Antisipasi
17      17     0     
Short Story
N.B : Kesamaan nama dan tempat hanya kebetulan semata
Kisah yang Kita Tahu
92      64     0     
Romance
Dia selalu duduk di tempat yang sama, dengan posisi yang sama, begitu diam seperti patung, sampai-sampai awalnya kupikir dia cuma dekorasi kolam di pojok taman itu. Tapi hari itu angin kencang, rambutnya yang panjang berkibar-kibar ditiup angin, dan poninya yang selalu merumbai ke depan wajahnya, tersibak saat itu, sehingga aku bisa melihatnya dari samping. Sebuah senyuman. * Selama lima...
Black World
68      48     0     
Horror
Tahukah kalian? Atau ... ingatkah kalian ... bahwa kalian tak pernah sendirian? *** "Jangan deketin anak itu ..., anaknya aneh." -guru sekolah "Idih, jangan temenan sama dia. Bocah gabut!" -temen sekolah "Cilor, Neng?" -tukang jual cilor depan sekolah "Sendirian aja, Neng?" -badboy kuliahan yang ...
Frekuensi Cinta
11      11     0     
Romance
Sejak awal mengenalnya, cinta adalah perjuangan yang pelik untuk mencapai keselarasan. Bukan hanya satu hati, tapi dua hati. Yang harus memiliki frekuensi getaran sama besar dan tentu membutuhkan waktu yang lama. Frekuensi cinta itu hadir, bergelombang naik-turun begitu lama, se-lama kisahku yang tak pernah ku andai-andai sebelumnya, sejak pertama jumpa dengannya.
Sang Musisi (2)
10      9     0     
Short Story
Apakah kau mengingat kata-kata terakhir ku pada cerita "Sang Musisi" ? MENYERAH ! Pada akhirnya aku memilihnya sebagai jalan hidupku.
Aku dan Saya
11      11     0     
Inspirational
Aku dan Saya dalam mencari jati diri,dalam kelabilan Aku yang mengidolakan Saya yang sudah dewasa.
The Revenger
10      10     0     
Action
A group of super heroes that fight a mighty titan
Angan di Atas Awan
20      14     0     
Short Story
Mimpi adalah angan, manakala takdir tak merestui. Vanya hanya bisa mendekap sendu, di antara kegembiraan dua insan yang bersatu. Dan ikhlas, semudah itukah kata terucap?
Unthinkable
339      179     0     
Romance
Cinta yang tidak diketahui keberadaannya, namun selalu mengawasi di dekat kita
29.02
10      10     0     
Short Story
Kau menghancurkan penantian kita. Penantian yang akhirnya terasa sia-sia Tak peduli sebesar apa harapan yang aku miliki. Akan selalu kunanti dua puluh sembilan Februari