Read More >>"> 1 Kisah 4 Cinta 2 Dunia (CINTA DAN IKHLAS [FINA DAN HANIFA]) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - 1 Kisah 4 Cinta 2 Dunia
MENU
About Us  

CINTA DAN IKHLAS [FINA DAN HANIFA]

Beberapa hari berlalu begitu saja. Firman kembali menjalani hari dengan aktifitas seperti biasanya, mengantar Nana sekolah, ke kantor dan menghabiskan waktu bersama Nana. Sedangkan Fina melanjutkan hari dengan skripsi dan bimbingan di kampus dan tak lama lagi ia akan ujian. Seakan tak pernah bertemu, mereka beberapa hari ini tak lagi saling menghubungi. Semenjak pertemuan mereka dengan orang yang ia rindukan seakan semua dimulai dari awal. Firman begitu semangat untuk melanjutkan hari demi masa depan anaknya sedangkan Fina begitu sedih karena kembali berpisah dengan Raihan. Sesekali mereka saling mengingat namun tak ada yang ingin memulai percakapan atau sekedar saling menghubungi.

Sehabis bimbingan skripsi, Fina berjalan menuju arah parkiran, ia menyempatkan diri menyapa dan bercerita ke beberapa teman yang duduk di bangku taman. Hari ini Fina ingin bertemu satu dosen lagi kemudian ia bisa mendapatkan jadwal ujian. Sambil menunggu dosen tersebut ia memilih untuk duduk menyendiri di sudut taman kampus. Tempat itu tak begitu jauh dari tempat ia terakhir bersama Raihan. Di tengah keramaian orang, tempat itu memang jarang untuk di tempati melirik ke arahnya pun jarang karena letaknya tak begitu nampak dari koridor tempat beberapa orang sibuk berjalan.

Di tempat itu terdapat tembok begitu panjang setinggi pinggang orang dewasa, tembok itu biasa digunakan para mahasiswa untuk duduk dan berkumpul di jam-jam tertentu. Hari ini di tempat itu kosong hanya ada Fina yang duduk fokus membaca beberapa coretan perbaikan pada lembaran skripsinya.

"Terkadang.... Bertahan itu lebih menyakitkan daripada merelakan dan mengikhlaskan." Kata seorang wanita yang tiba-tiba duduk di samping Fina.

Fina mendengar suara dan perkataan itu. Dalam hati Fina berkata, "Sejak kapan wanita ini berada disini? Aku tak pernah merasakan langkahnya. Mungkin karena aku terlalu fokus membaca."

"Terkadang.... Kita harus merelakan sesuatu itu pergi, untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik lagi." Kata wanita berbaju putih itu.

Lagi-lagi Fina mendengar perkataannya. Fina merasa jika perkataan itu tertuju padanya. Namun baginya itu tak mungkin sebab tak ada yang tau apa yang ia rasakan setelah kejadian itu. Fina pun berbalik melihat wanita yang ada di sebelahnya.

"Aku belum pernah melihat wanita ini sebelumnya? Dia begitu cantik dan bersih, dia bukan mahasiswi, mungkin ia dosen baru atau mungkin senior alumni? Dia kelihatan masih begitu muda." Kata Fina dalam hati sambil melirik wanita itu.

Tiba-tiba pandangan mereka saling bertemu dan merekapun saling menyapa dengan senyum.

"Hai, maaf yah aku mengganggu, aku lagi latihan mengucapkan sesuatu kepada seseorang yang belum pernah mengenal dan bertemu denganku." Kata wanita itu.

"Iya tidak apa-apa, lagian disini juga tempat umum." Balas Fina.

"Oh iya, kamu sedang apa disini? Kelihatannya kamu memendam sedih dibalik wajah yang ceria itu?" Tanya wanita itu.

"Hehehe... Banyak yang bilang begitu, setiap orang kan memang pernah merasakan sedih apalagi disaat menjelang ujian skripsi tapi setiap kesedihan mengajarkan diriku untuk tegar. Aku selalu berusaha berdamai dengan hati untuk proses menjadi dewasa." Jawab Fina dengan senyum.

"Berusaha berdamai dengan hati? Selama ini hati kamu berontak dengan kerinduan dan kesedihan? Sepertinya kamu pernah kehilangan sesuatu yang begitu kamu sayangi sehingga keikhlasan itu belum begitu tampak di wajahmu." Senyum wanita berbaju putih.

Saat itu entah mengapa Fina tiba-tiba saja menceritakan semua kisahnya, bahkan kisah perasaannya kepada seorang pria yang telah mempunyai satu anak. Ini untuk pertama kalinya Fina curhat kepada orang yang baru ia kenal bahkan belum ia ketahui siapa namanya. Tapi cerita pertemuannya dengan Raihan beberapa hari yang lalu ia tidak ceritakan dengan alasan itu rahasia yang sulit untuk dipercaya manusia.

"Ini untuk pertama kalinya aku mencurahkan isi hati kepada seseorang yang baru aku kenal." Kata Fina.

"Bercerita untuk sedikit meringankan beban itu lebih baik daripada harus memendam sendiri, bahagia tak datang hanya dari satu orang jadi perbanyaklah sahabat untuk bisa berbagi suka dan dukamu. Apakah aku boleh menjadi sahabatmu?" Tanya si wanita berbaju putih itu.

"Menjadi sahabatku? Bagaimana bisa kita menjadi sahabat jika kita tak saling mengenal?" Tanya Fina.

"Anggap saja aku si wanita misterius pendengar curhatan wanita galau, hahaha..." Kata wanita itu.

"Bagaimana bisa aku menyukai sahabatku jika aku tak mengenal siapa dirinya? Apakah sahabatku nantinya bisa membawaku ke arah yang lebih baik?" Tanya Fina yang menatap dengan senyum sedikit meledek.

"Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak." Jawab wanita itu dengan wajah sedikit maju ke arah Fina.

"Itu kan? Itu pengertian dari surah Al-Baqarah ayat 216 ? Dan... Aroma mulut wanita ini begitu wangi, dia ini sebenarnya siapa? Apakah dia malaikat? Ataukah dia hanya wanita biasa?” Kata Fina dalam Hati.

"Kalau itu aku tak bisa melawan lagi, hehehe... Tapi kamu kesini ingin bertemu dengan siapa? Siapa orang yang kamu maksud itu, seseorang yang belum pernah bertemu dan mengenalmu? Kalau boleh aku akan membantu sahabatku untuk mencarinya." Kata Fina.

"Kamu tak perlu repot mencarinya, aku sudah bertemu dengannya namun ia belum mengenalku karena ini pertama kalinya kami bertemu." Jawabnya.

"Apakah aku mengenalnya? Boleh dong aku sebagai sahabat mengetahui namanya? Ayolah..." Bujuk Fina.

Tampaknya mereka memang seperti seorang sahabat, hanya beberapa menit ia bisa saling mengakrabkan diri.

"Mungkin kamu mengenalnya lebih dari siapapun karena dia adalah kamu Fina." Jawabnya lembut dengan senyuman.

Fina begitu heran karena wanita itu mengetahui namanya, "Kenapa dia mengetahui namaku? Siapa dia sebenarnya? Jadi perkataan di awal ia datang benar ditujukan padaku? Apakah dia malaikat? Jika benar dia adalah malaikat ku harap dia bukan malaikat maut." Ucap Fina dalam hati.

"Tak perlu heran seperti itu melihatku Fina, aku bukan seperti yang kamu kira." Kata Wanita yang sebenarnya adalah Hanifa.

"Siapa kamu sebenarnya? Kita tak pernah bertemu sebelumnya tapi mengapa kamu mengetahui namaku?" Tanya Fina.

"Aku adalah Hanifa." Jawabnya tersenyum menatap Fina.

"Ini tidak mungkin, tapi ini nyata, kenapa aku juga bertemu dengan Hanifa? Aku tak mengerti dengan yang terjadi padaku." Kata Fina dalam hati sambil menatap wajah Hanifa dengan begitu heran.

"Hei, pliss jangan menatapku seperti itu, aku hantu yang baik loh!" Teriak Hanifa.

"Ma... Maaf kak... Aku benar-benar tak mengenal Kak Hanifa." Kata Fina.

"Dia adalah Hanifa? Ya Tuhan aku merasa minder dengan kecantikannya, bahkan aromanya yang wangi membuatku malu sebagai wanita. Apakah aku pantas buat Firman jika dibandingkan dengan Hanifa?" Kata Fina dalam hati.

"Apakah kamu takut setelah mengetahui seorang hantu berbicara denganmu? Hahaha..." Tanya Hanifa yang tertawa.

"Hehehe... Aku bahkan kagum setelah mengetahui jika hantu itu Kak Hanifa, beberapa hari yang lalu aku juga bertemu seorang hantu pria yang tampan namanya Raihan."  Kata Fina yang sedikit merasa canggung.

"Raihan? Beberapa hari ini aku tak pernah melihatnya lagi, kemana dia? Dia banyak cerita tentang kamu loh Finn." Kata Hanifa menatap Fina.

"Maksud Kakak? Kalian pernah bertemu?  Dia cerita apa ke Kakak?" Tanya Fina penuh penasaran.

"Tak begitu banyak yang penting, Tapi ketika ia tau jika suatu saat akan kehilanganmu, ia hanya berpikir untuk belajar merelakan. Sampai akhirnya ia sadar bahwa ternyata ucapan itu tak semudah kenyataan. Makanya ia mungkin bermaksud untuk menemuimu demi mengikhlaskan segalanya dan menyampaikan beberapa pesan penting untukmu." Jawab Hanifa.

"Darinya pula aku belajar tulus mencintai meski tak harus memiliki, Belajar ikhlas merelakan meski harus kehilangan." Balas Fina dengan senyuman.

"Apakah kali ini kamu mau belajar ikhlas menerima dan memberi cinta?" Tanya Hanifa.

"Maksud Kakak?" Balas Fina bertanya.

"Jujur yah, sebenarnya Firman suka sama kamu dan kamu juga suka sama Firman, hanya saja kalian belum sepenuhnya mencintai dalam ikhlas." Ungkap Hanifa.

"Kalau perasaan Kak Firman aku belum mengetahuinya tapi... Apakah kakak ingin aku bersamanya? Kakak rela berbagi perasaan? Apakah Kakak ikhlas untuk melepaskan?" Tanya Fina dengan pelan seolah takut dengan ucapannya.

"Semasa hidupku, bagiku Firman begitu berarti buatku namun pada akhirnya aku menyadari bahwa hanya tiga hal yang berarti dalam hidup ini, yaitu seberapa banyak kau mencintai, seberapa lembut kau menjalani hidup, dan seberapa ikhlas kau melepaskan sesuatu yang ditakdirkan bukan untukmu. Aku ikhlas jika Firman ingin membuka hati dan memulai hidup dengan seorang wanita pilihannya namun yang membuatku datang ke dunia ini bukan karena keikhlasanku pada Firman namun kerelaanku untuk melepas anakku Nana. Tapi entah mengapa aku melihat jika kamu dan Nana begitu akrab dan dekat, itu membuatku sedikit tenang ditambah lagi jika kamu bersedia menjadi pendamping hidup Firman mungkin aku akan tenang selamanya." Kata Hanifa begitu jelas.

"Fina berjanjilah satu hal kepadaku." Lanjut Hanifa.

"Iya kak, apa itu?" Tanya Fina.

"Jika suatu saat hatimu terbuka buat Firman dan jika takdir memang mengharuskan kalian untuk bersama, kumohon cintailah dia sepenuh hatimu dan kumohon sayangilah Nana, didiklah ia dengan kasih sayang dan jadilah sahabat sekaligus ibu untuknya." Pinta Hanifa.

"Untuk saat ini aku tak bisa berjanji sama Kakak, meskipun aku sanggup tapi jika kenyataannya takdir yang telah tertulis untukku berbeda aku tak dapat berbuat apa-apa. Namun jika takdir mempertemukan kami, Kak Hanifa tak meminta pun pasti akan ikhlas kulakukan sepenuh hatiku." Kata Fina yang sesekali menghela nafasnya.

"Jujur ku katakan, selama ini hatiku tertutup untuk siapapun tapi kehadiran Nana dan Kak Firman membuatku merasa sedikit berbeda. Seketika aku merasa ceria bersama mereka. Tanpa ada syarat aku bisa membuka hati untuk mereka, tanpa ada kata pengecualian aku ingin selalu bertemu dan berbagi ceria dengan mereka. Jujur aku sangat merindukan mereka!" Lanjut Fina.

"Nah! Itulah yang namanya ikhlas dalam cinta. Namun perlu kamu ingat ketika kita ikhlas mempersilakan cinta itu masuk ke hati, maka kita juga harus mampu menanggung segala resiko termasuk kebahagiaan dan luka yang akan diakibatkan oleh rasa itu." Kata Hanifa kemudian melanjutkan, "Sepertinya aku sudah banyak memberi nasehat, maaf yah kalau aku banyak bicara. Mungkin ini pertemuan kita yang pertama dan terakhir, kumohon rahasiakan pertemuan kita ini, anggap ini pertemuan antara sahabat! Aku senang bisa mengenalmu meskipun saat ini kita berada di dunia yang berbeda."

Fina begitu senang mendengar perkataan Hanifa. Ia juga begitu senang bisa bertemu langsung dengan Hanifa.

Di tengah suasana gembira tanpa sengaja Fina menyenggol tumpukan kertas skripsi yang ada di sebelahnya. Kertas pun terjatuh berhamburan, dengan cepat Fina melompat untuk memungut serta merapikan kembali tumpukan kertas tersebut.

"Aduhh maaf yah Kak, hehehe..." Ucap Fina yang kemudian kaget menatap ke arah tempat Hanifa duduk.

Hanifa menghilang entah kemana. Kini perasaan sedih Fina perlahan menjadi ceria setelah pertemuannya dengan Hanifa. Fina pun berjanji akan mengikuti beberapa perkataan dan nasehat dari Hanifa dan ia berjanji akan menyimpan rahasia pertemuan mereka sebagai seorang sahabat.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • yurriansan

    @Rifad ohh, oke...oke
    sama ya, dengan ceritaku yang Rahasia Toni, tokokhku juga terserang leukimia.

    mampir2 juga ya, ke cerita terbaruku :D

    Comment on chapter FINA [DUA]
  • Rifad

    @yurriansan di Fina Bagian II dijelaskan kok, dia sakit akibat penyakit leukimia ☹️

    Comment on chapter FINA [DUA]
  • yurriansan

    wah udah sampai end.
    aku baru baca sampi chapter 6. aku lagi mencari sebab kematian Raihan, aku miss atau memang belum dijelasin, ya? :D

    Comment on chapter RAIHAN [DUA]
Similar Tags
Secarik Puisi, Gadis Senja dan Arti Cinta
11      11     0     
Short Story
Sebuah kisah yang bermula dari suatu senja hingga menumbuhkan sebuah romansa. Seta dan Shabrina
Ojek Payung
10      10     0     
Short Story
Gadis ojek payung yang menanti seorang pria saat hujan mulai turun.
Will Gates
5      5     0     
Short Story
Persamaan Danang dan Will Gates: Sama-sama didrop-out dari sekolah. Apa itu artinya, Danang bisa masuk ke dalam daftar salah satu dari 100 orang terkaya di dunia versi majalah Corbes?
Tragedi Mawar-to
16      16     0     
Short Story
Mawarto sebut saja seperti itu. Dia terkenal sebagai playboy desa yang juga Punya kisah kelam selama mengarungi masa masa cinta monyetnya.
Why Joe
21      19     0     
Romance
Joe menghela nafas dalam-dalam Dia orang yang selama ini mencintaiku dalam diam, dia yang selama ini memberi hadiah-hadiah kecil di dalam tasku tanpa ku ketahui, dia bahkan mendoakanku ketika Aku hendak bertanding dalam kejuaraan basket antar kampus, dia tahu segala sesuatu yang Aku butuhkan, padahal dia tahu Aku memang sudah punya kekasih, dia tak mengungkapkan apapun, bahkan Aku pun tak bisa me...
ONE SIDED LOVE
24      20     0     
Romance
Pernah gak sih ngalamin yang namanya cinta bertepuk sebelah tangan?? Gue, FADESA AIRA SALMA, pernah!. Sering malah! iih pediih!, pedih banget rasanya!. Di saat gue seneng banget ngeliat cowok yang gue suka, tapi di sisi lain dianya biasa aja!. Saat gue baperan sama perlakuannya ke gue, dianya malah begitu juga ke cewek lain. Ya mungkin emang guenya aja yang baper! Tapi, ya ampun!, ini mah b...
Suami Untuk Kayla
136      83     0     
Romance
Namanya Kayla, Hobi Futsal kaya laki, Lola nya setengah mati dan kaya anak kecil bisa nya main in bola dan tiba-tiba harus menikah dengan seorang hafidz. Bagaimana kehidupan kayla pasca menikah ? check this out !
Senja Belum Berlalu
99      66     0     
Romance
Kehidupan seorang yang bernama Nita, yang dikatakan penyandang difabel tidak juga, namun untuk dikatakan sempurna, dia memang tidak sempurna. Nita yang akhirnya mampu mengendalikan dirinya, sayangnya ia tak mampu mengendalikan nasibnya, sejatinya nasib bisa diubah. Dan takdir yang ia terima sejatinya juga bisa diubah, namun sayangnya Nita tidak berupaya keras meminta untuk diubah. Ia menyesal...
LUCID DREAM
11      11     0     
Short Story
aku bertemu dengan orang yang misterius selalu hadir di mimpi walapun aku tidak kenal dengannya. aku berharap aku bisa kenal dia dan dia akan menjadi prioritas utama bagi hidupku.
Dear Diary
10      10     0     
Short Story
Barangkali jika siang itu aku tidak membongkar isi lemariku yang penuh buku dan tumpukan berkas berdebu, aku tidak akan pernah menemukan buku itu. Dan perjalanan kembali ke masa lalu ini tidak akan pernah terjadi. Dear diary, Aku, Tara Aulia Maharani umur 25 tahun, bersedia melakukan perjalanan lintas waktu ini.