Read More >>"> INTERTWINE (Voglio Conoscerti) PART 2 (SNOW WHITE) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - INTERTWINE (Voglio Conoscerti) PART 2
MENU
About Us  

                                                                                                               Snow White

 

 

Seluruh panitia School Drama telah mengumumkan lima nominasi terpilih yang bakal diikutsertakan dalam pensi School Drama akhir bulan ini. Semua perwakilan telah berkumpul di SMA 21. Mereka saling berkenalan satu sama lain demi membentuk kerjasama tim dalam mewujunkan sebuah kerjasama.

Salah satu pensi yang akan ditampilkan adalah pertunjukkan seni drama berjudul Snow White. Bernuansa remaja dan bergenre romance comedy.

Sudah satu minggu ini perwakilan dari SMA 45 yang terpilih menjadi pemain drama  mengikuti kegiatan latihan bersama para pemain yang lain di gedung seni SMA 21. 

Hari ini seluruh pemain sudah berkumpul untuk berlatih akting seperti biasanya. Selain anak kelompok drama, tim yang lain seperti vokal grup, dance, tari tradisional, juga tengah melatih kekompakan demi bisa menampilkan pertunjukkan terbaik mereka.

Dalam keramaian suasana di ruang latihan, tampak percakapan serius antara Vella dan sutradara drama, Noval.

What?! Aku jadi Snow White? Bukannya harusnya Mella? Aku tuh jadi peri?” protes Vella.

Noval mengusap dagunya tampak berfikir keras. “Jadi gini, setelah gue pikir-pikir, lo lebih cocok jadi snow white.” Terangnya terdengar penuh pertimbangan.

“Aku juga setuju. Nggak apa-apa aku yang jadi peri. Soalnya aku pikir bakat acting kamu sia-sia banget kalau cuma jadi peri. Kamu lebih pas jadi Snow White-nya.” Ucap Mella berusaha membuat Vella yakin.

“Lagian kamu kan satu sekolah sama Aga. Kan lebih gampang kalau mau latihan bareng, iya nggak?”

Mendengar nama Aga disebut, sukses membuat Vella bungkam. Sampai detik ini dia nggak punya jawaban harus bersikap gimana, saat situasi mempertemukan dia dengan Aga. Yap, sejak kejadian ulang tahunnya beberapa waktu lalu. Vella merasa salting aja kalau ketemu Aga.

“Bener banget, bener banget!”

Vella manyun. “Itu dia.”

“Apanya?”

Mendadak, lidah Vella terasa kelu. “Yaa...itu... karena aku satu sekolah sama dia, aku tuh—

paling males nanggepin segala bentuk protes fans-nya dia kalau mereka tahu aku kudu beradu akting sama Aga.” Ia berusaha menjelaskan unek-unek semrawut di kepalanya. Ia nggak habis fikir, gimana jadinya kalau harus beradu akting sama cowok itu!

Mella terkejut mendengarnya. “Serius kamu Vell?” tanyanya panik. “Jadi Aga punya fans?”

“Ya iyalah—“

“Ah perasaan kamu aja kali.”

“Serius—“

“Oke fix. Aku juga nggak mau kalau seandainya harus terlibat sama fans-nya Aga.” Potong Mella. Dia melangkah menghampiri Vella, kemudian memberikan naskah drama dengan cover bertuliskan Snow White pada Vella. “Udah aku tandain biar bacanya lebih gampang. Aku yakin, kamu pasti bisa!”

“Nggak bisa gitu dong!” Vella segera mengembalikan naskahnya pada Mella. Namun Mella menolaknya dengan mengabaikannya. Dan terjadilah keributan kecil antara Mella dan Vella.

Akhirnya Noval buru-buru menengahi keduanya. Dia mengambil naskah yang sempat terlempar itu lalu memberikannya pada Vella.

“Kok aku sih?”

“Jadi ini karena kalian nggak mau diganggu fans-nya Aga.” kekeh Noval.

Mella dan Vella masih ngedumel sendiri. Saat itulah Mella punya ide. Ia lekas menemukan Aga di ruang latihan ini. Yaiyalah gampang banget menemukan Aga di antara lautan manusia yang lagi latihan di sini. Aga itu ibarat bintang yang cahayanya terang banget. Sebenarnya karena sosoknya yang tinggi, kulit putih, dan penampilan kerennya itu, membuat Aga lebih mudah ditemukan.

“Aga!” panggil Mella tiba-tiba seraya melambaikan tangannya begitu ia berhasil menemukan Aga.

Cowok cakep bertubuh tinggi yang tengah sibuk bercakap dengan lawan bicaranya lekas menengok ke sumber suara. Ia melihat Mella, tengah melambaikan tangan meminta perhatian.

“Bisa ke sini bentar nggak? Ada yang mau sutradara omongin ke kita!” lanjut Mella.

Aga terkesiap. Ia melihat Mella tengah berdiri bersama Noval dan Vella. Sadar kalau tiga orang itu tengah menatap ke arahnya, ia menduga pasti ada sesuatu yang penting. Ia bergegas menghampiri ketiganya.

“Mau ngomong apaan?” tanya Aga enteng menatap satu persatu tiga orang di hadapannya.

Vella menoleh. Selama sepersekian detik matanya beradu pandang dengan sosok Aga. Ia buru-buru berpaling.

“Aku duluan, sorry.” ceplos Vella segera melambaikan tangan pada semuanya. Ia bergegas pergi dari sana membuat semua orang memasang tampang bingung.

“Vella tunggu!” panggil Noval.

Vella nggak memperdulikannya.

“Tuh, begitu kamu dateng, dia pergi gitu aja. Dia kenapa?” selidik Noval. “Kamu punya masalah sama dia—“

Fans kamu sering gangguin cewek yang lagi deket sama kamu ya? Termasuk Vella?” selidik Mella seraya menyipitkan mata.

Aga melangkah mundur saat ia diberondong pertanyaan begini. Alih-alih ia berusaha tidak penasaran kenapa tiba-tiba Vella pergi begitu dia bergabung di sini.

“Kalian ngomong apa si?” balas Aga bingung. Alih-alih ia mencuri perhatian berusaha menemukan sosok Vella yang sepertinya sudah hilang di antara kerumunan. Sampai sekarang dia juga nggak ngerti kenapa Vella seolah selalu ngehindar darinya. Nggak di sekolah nggak di tempat latihan.

“Ga!” panggil Noval.

Aga menoleh. “Iya iya, sebenernya kalian mau ngomongin apaan?” ulangnya lagi. Ia menatap keduanya curiga.

Mella dan Noval saling lempar pandang.

Mella berdehem. “Oke, sebenernya kami mau bilang kalau pemeran Snow White-nya diganti.” Tegas Mella.

“Nggak jadi kamu yang meranin?”

Mella menggeleng. “Bukan aku, tapi Vella.” Ia menghela napas. “Meskipun belum bisa dipastiin Vella mau nerima perannya yang sekarang, yang jelas aku nggak mau berurusan sama fans kamu,” terang Mella. Dia mulai beranjak.

Aga merasa terusik mendengarnya. “Tu—tunggu! Kamu bilang fans aku?”

Mella menoleh. Sebelah alisnya terangkat mewakili pertanyaannya. Ia berbalik. Membuang muka dan mendengus malas.

“Jadi kamu nggak tahu apa pura-pura nggak tahu? Atau kamu emang nggak pernah menyadarinya?”

Aga berjengit mendapati pernyataan tidak jelas macam ini. Dalam hati dia membenarkan kalau cewek itu emang makhluk paling susah dimengerti di dunia ini, titik.

“Nggak tahu soal apa, menyadari soal apa? Kalau ngomong yang jelas dong.” Cerocos Aga berusaha menekan emosi di dadanya karena merasa dipermainkan.

Mella terkekeh kecil. “Kamu itu punya banyak fans kan termasuk di sekolah ini juga pasti ada. Nah, siapapun orangnya yang dekat sama kamu, apapun alasannya, dia pasti bakal jadi

korban fans kamu! Dan bisa jadi sasarannya adalah pemeran

Snow White karena kamu yang bakal meranin pangerannya!” Ia memiringkan kepalanya.

Aga memiringkan kepalanya. Ia mencerna baik-baik pernyataan gadis berambut sebahu beralis tebal ini.

“Kamu takut ada fans yang ngeganggu kamu kalau kamu meranin snow white gitu?” celetuk Aga berusaha menarik kesimpulan.

Mella menjentikkan jarinya. “Bener banget.”

Aga terbelalak mendengarnya. “Apa iya bakal separah itu.” ia mengusap-usap dagunya. “Kalian nggak lagi lebay kan,” gumamnya masih tidak mempercayainya. Betapa dia tidak mengerti tentang hal ini.

“Coba deh kamu lebih respect sama sekitar kamu. Pasti kamu bakal tahu apa sebenarnya yang terjadi.”

Aga termenung. Buknakah ini aneh. Dia merasa dia bukanlah siapa-siapa tetapi tanpa dia tahu dia memiliki banyak fans. Dia ingin suatu saat fans-nya berhenti bersikap berlebihan. Dia harus meluruskan hal ini. Dia akan melakukan apapun agar mereka tidak lagi melakukan hal-hal yang membuatnya terlihat berbeda dari yang lainnya.

Aga mengangguk. “Oke. Kalau emang omongan kalian ada benernya. Aku bakal mengurus kekeliruan semacam ini. Thanks.” Ia bergegas beranjak meninggalkan Noval dan Mella.

“Oya!”

“Apa lagi?” Aga berbalik.

“Itu sebabnya aku putuskan tukeran peran sama Vella—“

“Apa? Vella?!” potong Aga kaget.

Pernyataan terakhir ini sukses membuyarkan fokusnya.

“Maksudmu Vella yang bakal jadi snow white?” tanya Aga tanpa memberikan penekanan pada suaranya.

Noval dan Mella mengangguk bersamaan dengan senyum lebar.

Sementara Aga, masih meratapi waktu yang seakan melambat. Tubuhnya terasa begitu ringan, dan cuma ada satu fakta yang menguras logikanya.

“Itu artinya—aku bakal beradu akting sama dia?”

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (4)
  • kania_young

    @yurriansan makasiih banyak yaaa ... ☺️

    Comment on chapter FLASH BACK
  • yurriansan

    @kania_young iya, crta mu asik loh dbcanya. moga rame like ya...

    Comment on chapter FLASH BACK
  • kania_young

    @yurriansan
    haha... iya kah XD ..... semoga lekas menemukan konfilknya... hihihi... okeyy meluncuurr...

    Comment on chapter FLASH BACK
  • yurriansan

    belumk etemu konfliknya, tapi asik untuk dibaca.
    mampir2 juga ya ke ceritaku... :D

    Comment on chapter FLASH BACK
Similar Tags
Special
46      30     0     
Romance
Setiap orang pasti punya orang-orang yang dispesialkan. Mungkin itu sahabat, keluarga, atau bahkan kekasih. Namun, bagaimana jika orang yang dispesialkan tidak mampu kita miliki? Bertahan atau menyerah adalah pilihan. Tentang hati yang masih saja bertahan pada cinta pertama walaupun kenyataan pahit selalu menerpa. Hingga lupa bahwa ada yang lebih pantas dispesialkan.
Ending
64      30     0     
Romance
Adrian dan Jeana adalah sepasang kekasih yang sering kali membuat banyak orang merasa iri karena kebersamaan dan kemanisan kedua pasangan itu. Namun tak selamanya hubungan mereka akan baik-baik saja karena pastinya akan ada masalah yang menghampiri. Setiap masalah yang datang dan mencoba membuat hubungan mereka tak lagi erat Jeana selalu berusaha menanamkan rasa percayanya untuk Adrian tanpa a...
Dessert
15      8     0     
Romance
Bagi Daisy perselingkuhan adalah kesalahan mutlak tak termaafkan. Dia mengutuk siapapun yang melakukannya. Termasuk jika kekasihnya Rama melakukan penghianatan. Namun dia tidak pernah menyadari bahwa sang editor yang lugas dan pandai berteman justru berpotensi merusak hubungannya. Bagaimana jika sebuah penghianatan tanpa Daisy sadari sedang dia lakukan. Apakah hubungannya dengan Rama akan terus b...
Mimpi Milik Shira
6      6     0     
Short Story
Apa yang Shira mimpikan, tidak seperti pada kenyataannya. Hidupnya yang pasti menjadi tidak pasti. Begitupun sebaliknya.
FLOW in YOU (Just Play the Song...!)
37      22     0     
Romance
Allexa Haruna memutuskan untuk tidak mengikuti kompetisi piano tahun ini. Alasan utamanya adalah, ia tak lagi memiliki kepercayaan diri untuk mengikuti kompetisi. Selain itu ia tak ingin Mama dan kakaknya selalu khawatir karenanya. Keputusan itu justru membuatnya dipertemukan dengan banyak orang. Okka bersama band-nya, Four, yang terdiri dari Misca, Okka, dan Reza. Saat Misca, sahabat dekat A...
Behind Friendship
76      33     0     
Romance
Lo harus siap kalau rasa sahabat ini bermetamorfosis jadi cinta. "Kalau gue cinta sama lo? Gue salah? Mencintai seseorang itu kan hak masing masing orang. Termasuk gue yang sekarang cinta sama lo," Tiga cowok most wanted dan dua cewek receh yang tergabung dalam sebuah squad bernama Squad Delight. Sudah menjadi hal biasa jika kakak kelas atau teman seangkatannya meminta nomor pon...
Sekotor itukah Aku
4      4     1     
Romance
Dia Zahra Affianisha, Mereka memanggil nya dengan panggilan Zahra. Tak seperti namanya yang memiliki arti yang indah dan sebuah pengharapan, Zahra justru menjadi sebaliknya. Ia adalah gadis yang cantik, dengan tubuh sempurna dan kulit tubuh yang lembut menjadi perpaduan yang selalu membuat iri orang. Bahkan dengan keadaan fisik yang sempurna dan di tambah terlahir dari keluarga yang kaya sert...
Luka Adia
10      6     0     
Romance
Cewek mungil manis yang polos, belum mengetahui apa itu cinta. Apa itu luka. Yang ia rasakan hanyalah rasa sakit yang begitu menyayat hati dan raganya. Bermula dari kenal dengan laki-laki yang terlihat lugu dan manis, ternyata lebih bangsat didalam. Luka yang ia dapat bertahun-tahun hingga ia mencoba menghapusnya. Namun tak bisa. Ia terlalu bodoh dalam percintaan. Hingga akhirnya, ia terperosok ...
Trust
35      19     0     
Romance
Kunci dari sebuah hubungan adalah kepercayaan.
Andaikan waktu bisa diperlambat
602      416     11     
Short Story
kisah dua sahabat bernama Bobby dan Labdha yang penuh dengan tawa dan tantangan soal waktu.