Read More >>"> Aku Sakit (Chapter 5 ) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Aku Sakit
MENU
About Us  

“Gue udah nggak sabar ingin lihat Kak Dani,” ujar Vanesa ketika kami berada di bawah tangga menuju aula.

“Lo mau lihat Kak Dani, atau ikut audisi?”

“Lo kenapa sih, Bell, kok ketus gitu tiap kali gue nyebut nama Kak Dani?”

“Ya nggak apa-apa ... maksud gue, lo mau ikut audisi atau cuma ingin lihat Kak Dani? Kalau cuma ingin lihat Kak Dani mending kita balik, lo bisa lihat dia kapan aja di kelasnya atau di kantin. Nggak perlu repot-repot daftar audisi.”

“Ya ikut audisi juga dong Bella, kan sekalian sambil menyelam minum air, siapa tahu ini langkah awal supaya gue bisa lebih kenal Kak Dani, iya kan?” Vanesa menyeringai dan aku memilih tidak menanggapinya lagi.

Ketika kami menaiki anak tangga, Stefani bersama gengnya tahu-tahu saja menyerobot. Cewek itu sengaja menabrak bahuku.

“Hey Bella, coba lihat rokmu, tembus tuh.”

Spontan aku memeriksa rok bagian belakang. Kupikir Stefani serius, ternyata cuma iseng.

Gotcha. Hihihi!

“Heh, iseng  banget sih lo, dasar kurang kerjaan!” seru Vanesa, dan mereka buru-buru kabur.

“Udahlah Nes, biarin aja nggak usah diladenin.”

“Orang-orang kayak mereka nggak bisa didiemin terus, Bell. Uh, kalau gue jadi lo udah kubalas."

"Nggak usah merusak mood sendiri, orang-orang seperti mereka justru makin senang kalau ditanggapin."

 

***

Pendaftaran audisi ternyata diminati banyak siswa, mulai dari siswa kelas sepuluh hingga siswa kelas duabelas. Mereka mengantre dan membentuk barisan panjang. Sementara itu, selang beberapa jarak dari tempat kami berdiri, Stefani sedang cekikikan bersama gengnya.

Vanesa berdiri di belakangku. Tampaknya dia sangat khawatir aku akan melarikan diri sehingga punddakku terus dipeganginya. Sesekali dia berusaha melihat sosok Dani dengan menjinjit-jinjit.

Setelah mengantre selama kurang lebih lima menit, akhirnya kami sampai di meja pendaftaran. Aku berdiri sejajar di samping Vanesa. Dan, ketika itu juga kulihat Stefani dan gengnya pergi seperti iring-iringan itik.

“Hey ...” sapa Dani. Cowok itu tersenyum ramah.

“Hai Kak Dani, kita ketemu lagi ya,” sapa Vanesa dengan suara bergetar.

“Oh ya, kalian yang tadi pagi kan ... so, kalian berdua mau ...”

Kata-kata Dani terputus karena suara ponsel Vanesa tiba-tiba berdering. “Haduh mama ngapain sih nelepon. Sori, gue angkat telepon dulu ya, Kak.” Buru-buru Vanesa menyingkir dan berjalan ke sisi jendela.

Kini hanya aku di hadapan Dani. Entah mengapa kegugupan tiba-tiba saja melanda.

“Nama lengkap?” tanya Dani.

“B-Bella Natalia.”

Sejenak kuperhatikan jemari cowok itu menuliskan namaku dalam daftar nama peserta.

“Kelas?”

“Kelas sebelas IPA-1.”

“Oke, tanda tangan di sini ya, Bella.” Dia menyodorkan daftar nama tersebut.

Pletak! Tiba-tiba saja pena yang kupegang melanting dan jatuh tepat di bawah kaki Dani.

“S-sori.”

“No problem,” balasnya kemudian mengambil pena lain dari saku. “Lo pakai aja pena yang ini, kayaknya itu udah rusak.”

Aku menerimanya sembari tersenyum kikik, kemudian membubuhkan tanda tangan di samping nama.

Sejurus Dani menoleh ke arah Vanesa. “Ng, teman lo kayaknya masih sibuk, bisa sebutin aja nama dan kelasnya? Biar gue tulis sekalian.”

“Vanesa ... Vanesa Izalia, kelas sebelas IPA-1.”

“Oh, kalian sekelas?”

“Ya, kami sekelas.”

“Kok, gue nggak pernah lihat lo ya?” Cowok itu mengernyitkan dahi.

Sebetulnya apa maksudnya bertanya seperti itu? Basa-basi, kah? Selama ini tidak pernah satu pun cowok berbasa-basi padaku, tapi seorang Dani Christian melakukannya? Ah, itu pasti karena dia sedang bertugas.

Aku berpura-pura mengalihkan pandangan ke arah Vanesa, lalu berkata, “Ng, apa ini udah selesai, Kak? Gue mau balik lagi ke kelas.”

Cowok itu mengubah ekspresi wajahnya.  “Oh iya, udah selesai kok, tinggal tanda tangan buat temen lo di sini.”

Aku menandatangani nama Vanesa dengan gerakan cepat, lalu menaruh kembali pena milik Dani. Saking gugupnya, aku membalikan badan sampai lupa mengucapkan terima kasih.

"Bella!" panggil Dani. Langkahku terhenti dan menoleh. Tanpa kuduga, cowok itu mengucapkan sesuatu, "Sampai ketemu di audisi."

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (5)
  • rezagustin

    yang nyangka bella hamil silakan balas komenan saya

    Comment on chapter Chapter 1
  • eR

    good story kak...
    banyak anak yg ngerasain ini :')

    Comment on chapter Chapter 1
  • Ardhio_Prantoko

    Next chapternya ditunggu. Mampir ke punyaku ya.

    Comment on chapter Chapter 1
  • Lovender

    Mampir kak ke ceritaku https://tinlit.com/story_info/4028

    Comment on chapter Chapter 1
  • ciputcute

    Nyimak kak .. ditunggu next chapternya.

    Comment on chapter Chapter 1
Similar Tags
Roger
72      56     0     
Romance
Tentang Primadona Sial yang selalu berurusan sama Prince Charming Menyebalkan. Gue udah cantik dari lahir. Hal paling sial yang pernah gue alami adalah bertemu seorang Navin. Namun siapa sangka bertemu Navin ternyata sebuah keberuntungan. "Kita sedang dalam perjalanan" Akan ada rumor-rumor aneh yang beredar di seluruh penjuru sekolah. Kesetiaan mereka diuji. . . . 'Gu...
Eternal Sakura
9      9     0     
Short Story
\"Sampai jumpa tahun esok Hana...!! di hari yang sama, di musim semi ketika bunga Sakura mekar, kami akan mengunjungi mu lagi.......!!\"
Just a Cosmological Things
19      14     0     
Romance
Tentang mereka yang bersahabat, tentang dia yang jatuh hati pada sahabatnya sendiri, dan tentang dia yang patah hati karena sahabatnya. "Karena jatuh cinta tidak hanya butuh aku dan kamu. Semesta harus ikut mendukung"- Caramello tyra. "But, it just a cosmological things" - Reno Dhimas White.
Like Butterfly Effect, The Lost Trail
147      85     0     
Inspirational
Jika kamu adalah orang yang melakukan usaha keras demi mendapatkan sesuatu, apa perasaanmu ketika melihat orang yang bisa mendapatkan sesuatu itu dengan mudah? Hassan yang memulai kehidupan mandirinya berusaha untuk menemukan jati dirinya sebagai orang pintar. Di hari pertamanya, ia menemukan gadis dengan pencarian tak masuk akal. Awalnya dia anggap itu sesuatu lelucon sampai akhirnya Hassan m...
My Brother Falling in Love
951      510     0     
Fan Fiction
Pernah terlintas berjuang untuk pura-pura tidak mengenal orang yang kita suka? Drama. Sis Kae berani ambil peran demi menyenangkan orang yang disukainya. Menjadi pihak yang selalu mengalah dalam diam dan tak berani mengungkapkan. Gadis yang selalu ceria mendadak merubah banyak warna dihidupnya setelah pindah ke Seoul dan bertemu kembali dengan Xiumin, penuh dengan kasus teror disekolah dan te...
Ich Liebe Dich
374      196     0     
Romance
Kevin adalah pengembara yang tersesat di gurun. Sedangkan Sofi adalah bidadari yang menghamburkan percikan air padanya. Tak ada yang membuat Kevin merasa lebih hidup daripada pertemuannya dengan Sofi. Getaran yang dia rasakan ketika menatap iris mata Sofi berbeda dengan getaran yang dulu dia rasakan dengan cinta pertamanya. Namun, segalanya berubah dalam sekejap. Kegersangan melanda Kevin lag...
Between Earth and Sky
31      27     0     
Romance
Nazla, siswi SMA yang benci musik. Saking bencinya, sampe anti banget sama yang namanya musik. Hal ini bermula semenjak penyebab kematian kakaknya terungkap. Kakak yang paling dicintainya itu asik dengan headsetnya sampai sampai tidak menyadari kalau lampu penyebrangan sudah menunjukkan warna merah. Gadis itu tidak tau, dan tidak pernah mau tahu apapun yang berhubungan dengan dunia musik, kecuali...
That Snow Angel
326      203     0     
Romance
Ashelyn Kay Reshton gadis yang memiliki kehidupan yang hebat. Dia memiliki segalanya, sampai semua itu diambil darinya, tepat di depan matanya. Itulah yang dia pikirkan. Banyak yang mencoba membantunya, tetapi apa gunanya jika dia sendiri tidak ingin dibantu. Sampai akhirnya dia bertemu dengannya lagi... Tapi bagaimana jika alasan dia kehilangan semuanya itu karena dia?
When You Reach Me
154      125     0     
Romance
"is it possible to be in love with someone you've never met?" alternatively; in which a boy and a girl connect through a series of letters. [] Dengan sifatnya yang kelewat pemarah dan emosional, Giana tidak pernah memiliki banyak teman seumur hidupnya--dengan segelintir anak laki-laki di sekolahnya sebagai pengecualian, Giana selalu dikucilkan dan ditakuti oleh teman-teman seba...
Pelukan Ibu Guru
14      14     0     
Short Story
Kisah seorang anak yang mencari kehangatan dan kasih sayang, dan hanya menemukannya di pelukan ibu gurunya. Saat semua berpikir keduanya telah terpisah, mereka kembali bertemu di tempat yang tak terduga.