Read More >>"> Rasa yang tersapu harap (Bersama menikmati malam) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Rasa yang tersapu harap
MENU
About Us  

 

•••••

 

Jangan pernah membenci seseorang begitu dalam. Karena kamu tidak akan tahu, entah esok atau lusa, kamu bisa saja jatuh dalam pesonanya.

 

🍎🍎🍎🍎🍎


Suasana meriah itu tiba-tiba saja menjadi sunyi karena kehadiran Darpa. Putra terdiam memperhatikan Darpa yang berdiri di sebelah Andra, membawa sekantung plastik sosis bakar dan bakso bakar. Andra bahkan hampir lupa jika pergi ke pasar malam bersama Darpa. Keasikan mengobrol dengan Putra.

"Siapa?" Tanya Darpa pada Andra. Cowok itu tidak menatap Putra maupun Jensen. Dia lebih memilih bertanya pada Andra, membuat gadis itu menahan napas sejenak. Menyiapkan kata yang pas, agar cowok itu tidak marah.

"Teman," balas Andra tersenyum.

"Sejak kapan kamu temanan sama dia?" Darpa menunjuk Jensen dengan sinis. Membuat cowok itu membalas menatap Darpa tajam. Permusuhan mereka sepertinya tidak pernah berakhir.

"Aku gak temenan sama dia," sergah Andra mendelik.

"Lalu?"

"Sama Kak Putra." Balas Andra menunjuk Putra yang diam memperhatikan kami. Darpa mendelik, menatap Putra menyelidik. Cowok itu mengambil napas sejenak, lalu mengembuskannya pelan.

"Darpa," ucap Darpa mengulurkan tangan. Berusaha tersenyum, bersahabat. Meski dalam hati sedikit dongkol.

Putra menjabat tangan Darpa dengan kuat. Tersenyum atas persetujuan pertemanan yang mereka lakukan. Darpa terkekeh, mungkin mereka bisa berteman. Jika mereka benar-benar cocok.

"Dirhamsyah Putra, panggil Putra aja. Gak usah panggil kak atau abang atau mas atau yang lain-lain." Balas Putra terkekeh.

Andra tersenyum, melihat mereka berteman. Tidak ada pandangan permusuhan di antara keduanya. Kecuali dengan Jensen. Cowok itu terus menatap sinis mereka, ingin menghindar dari percakapan yang dia benci. Tapi cowok itu tidak bisa, karena dia ke sini bersama Putra.

"Oke,"

"Kak Putra, Jensen siapanya kakak?" Tanya Andra karena gatal ingin mengetahui kebenaran di antara mereka. Rasa penasaran itu mendorongnya untuk bertanya lebih banyak. Mereka berlima menghabiskan waktu banyak malam itu, bersama, bersahabat.

Andra tertawa melihat Elin yang digendong Darpa, anak kecil itu ikut tertawa. Mereka terlihat cocok, lucu dan menggemaskan. Putra bilang, kami bisa main ke rumah mereka jika kangen dengan Elin. Dia membuka pintunya lebar untuk kami. Tapi tidak dengan Jensen, cowok itu menolak keras kedatangan kami ke rumah Putra.

"Enggak, enggak! Enak aja!" Tolak Jensen mendesis.

"Emang kenapa, sih? Mereka kan main ke rumah sebagai teman gue, bukan musuh lo!"

"Tetep aja gue gak suka, enak aja!"

"Lo kenapa sih, musuhan kok sama orang baik kayak mereka." Sindir Putra sinis.

"Baik apanya? Mereka itu gak lebih dari sampah." Sarkas Jensen.

"Sembarangan!" Ketus Andra. "Mulut kamu tuh yang kayak sampah. Ngomong suka seenaknya, enggak pernah disaring. Emang kamu pikir semua orang berhak kamu katain kayak gitu?!"

Darpa memegang tangan Andra, menahan agar emosinya tidak meledak. Genggaman itu cukup berpengaruh. Buktinya selepas omelannya, hatinyq kembali tenteram. Kembali damai dengan keadaan. Tapi tetap saja, Jensen begitu menyebalkan.

Jensen masih menatap Andra tajam, tapi tatapan itu tidak berpengaruh lagi. Bagi Andra, lebih seram saat tatapan meneduhkan Darpa berubah menjadi tajam. Itu baru menakutkan. Jika cuma Jensen, rasa takutnya sudah menguap entah ke mana.

Malam semakin larut, Andra dan Darpa berpamitan pulang lebih dulu kepada Putra, tidak dengan Jensen. Putra membalas dengan menyerahkan nomer ponselnya kepada Darpa, membuat cowok itu terkekeh. Putra bilang, kami boleh menghubungi mereka dan berjanjian ketemu. Bermain bersama lagi dengan Elin, tertawa dan bahagia. Tidak memedulikan Jensen yang terus menggerutu kesal. Tapi kami tidak peduli, karena yang kami mau hanya pertemanan bukan permusuhan yang sering Jensen berikan.

Dan malam itu benar-benar menjadi malam yang tidak pernah Andra lupakan. Darpa mengajaknya pulang setelah menghabiskan sebagian sosis bakar yang dibelinya tadi. Menaiki motor, kembali menikmati perjalanan dengan semilir angin malam. Memperhatikan lampu jalan yang terus menyala, sorot lampu kendaraan lain pun tak mau kalah. Malam ini menjadi malam yang sangat berkesan. Momentum yang tidak akan hilang dalam pikiran Andra.

*****

 

Jam sepuluh malam. Motor yang dikendarai Darpa terhenti. Ban motor yang belakang bocor. Membuat mereka harus menepi dan mencari tukang tambal ban. Malam tak menjadi penghalang. Bagi Andra, malam bukan alasan mereka untuk berhenti menikmati keadaan kota di malam hari.

 

Darpa menatap Andra, menyuruh agar menunggu di tepi jalan. Atau setidaknya, naik di atas motor yang dia dorong. Tentu saja Andra menolak keras. Bagaimana bisa ia duduk santai di atas motor sedangkan Darpa susah payah mendorong dan mencari tukang tambal ban.

 

"Kamu gak apa-apa jalan kaki?"

 

Andra tertawa, pertanyaan macam apa itu? Ia tidak keberatan sama sekali. Meski harus berjalan berkilo-kilo jauhnya, jika bersama Darpa semua tidak akan terasa melelahkan. Andra senang-senang saja harus berjalan dengan Darpa di sebelahnya, dengan motor yang mereka dorong bersama.

 

Andra tidak tahu penyebab pasti kenapa ban motor Darpa bisa bocor. Padahal sebelumnya terlihat baik-baik saja. Memang benar, kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi ke depannya.

 

"Kalo capek bilang, ya. Nanti biar istirahat dulu."

 

"Kalo sama kamu mah gak ada kata capek. Bawaannya seneng terus."

 

Darpa tertawa hingga kedua matanya menyipit. Cowok itu menatap Andra dengan senyumnya. Lalu beralih menatap sekitar, berharap cepat menemukan tukang tambal ban. Darpa bilang, tidak baik anak perempuan sepertinya berlama-lama di jalanan, malam hari, dan masih berkeliaran di luar rumah.

 

Di ujung sana, Darpa melihat tukang tambal ban. Cowok itu menyipitkan matanya, mempertajam, berharap jika yang  baru saja dilihatnya adalah tukang tambal ban yang sedang dicari. Dan, semesta begitu baik padanya. Ternyata benar. Itu tukang tambal ban yang hampir mau tutup dan lekas pulang. Untung saja, Darpa sampai sebelum abangnya pulang ke rumah. Dan kabar baiknya lagi, abang tukang tambal ban mau melayani motor Darpa dan tidak keberatan karena menunda kepulangannya.

 

"Maaf ya bang, jadi ketunda pulangnya." Ucap Darpa tak enak hati. Mereka duduk di bangku panjang yang sudah disediakan.

 

Abang tukang tambal ban tertawa, sibuk memperbaiki ban yang bocor. Tidak begitu peduli dengan kalimat serius Darpa.

 

"Santai aja."

 

Darpa tersenyum, pun sama dengan Andra. Semesta begitu baik malam ini. Membantu agar mereka berlama-lama berduaan. Membantu agar mereka lebih lama lagi menghabiskan waktu meski dengan berbagai macam masalah yang ada. Seperti satu ini, ban motor yang bocor. Sehingga membuatnya dan Darpa berjalan kaki, mengobrol sepanjang jalan, menikmati semilir angin malam, mencari tukang tambal ban yang bisa membantu mempercepat kepulangan, dan akhirnya mereka harus kembali menunggu karena perbaikan ban motor yang bocor. Semesta begitu adil. Begitu baik memperpanjang waktu kebersamaannya dengan Darpa.

 

Terima kasih untuk semesta yang mengerti perasaan Andra. Terima kasih karena telah memberinya waktu yang banyak untuk terus bersama Darpa. Terima kasih karena telah mempermainkan perasaannya sejenak. Membuatnya harus merapikan kembali perasaan yang sempat retak. Terima kasih karena sudah tahu kondisinya sehingga membuatnya senang dengan kehadiran Darpa. Dan, terima kasih telah mempertemukan Andra dengan Putra dab Elin si gadis menggemaskan. Terima kasih juga, sudah mempertemukan dengan cowok menyebalkan yang tidak pernah hilang dari garis takdirnya.

 

*****

 

"Kamu tahu nggak?" Bunda duduk di sebelah Andra. Mengambil remote televisi dan mencari saluran yang baik untuk pagi hari yang cerah.

 

Andra melirik Bunda yang sibuk dengan siaran di depannya. Melupakan pertanyaannya barusan. Tapi tidak bertahan lama. Bunda kembali menatapnya dan bertanya.

 

"Kamu tahu nggak?"

 

"Tahu apa?" Balasku mengernyit.

 

"Kamu tahu nggak serial televisi yang seru. Bunda dari tadi sibuk mencari tapi tidak menemukan. Sepertinya menonton kartun ada baiknya. Tapi, dari tadi Bunda nggak ketemu."

 

Sontak ucapan Bunda membuat gadis itu tertawa. Ia pikir ada hal penting yang akan disampaikan Bunda, yang tidak diketahui. Tapi ternyata hanya masalah serial televisi. Memang jika masih pagi seperti ini, menonton kartun lebih membantu menyemangati daripada harus menonton gosip-gosip dan kabar miring para artis.

 

"Di space toon Bunda," balas Andra menatap Bunda. "Cari aja, kalau nggak ketemu nanti aku yang cari."

 

"Ah, lebih baik kamu yang cari." Bunda mendesah pelan. Memberikan remote yang dipegangnya pada Andra. Menyuruhnya untuk mencari channel itu. Sesekali Andra terkikik, Bunda lucu sekali.

 

"Bunda lagi pms, ya?" Tanya Andra mengganti channel.

 

"Sok tahu kamu,"

 

"Loh, aku kan nanya. Kok malah sok tahu?" Balas Andra menatap Bunda. Mengembalikan remote televisi. Siaran di depan sudah berganti film. Sekarang Bunda asik menonton kartun lucu yang berada di layar persegi panjang di depannya.

 

"Bunda lagi nggak pms," balas Bunda tetap fokus ke depan.

 

"Terus? Kok tumben cari film kartun. Biasanya suka banget nonton gosip."

 

"Lagi males," sahut Bunda mengambil camilan yang berada di meja depannya. Membuka toples itu dan memakannya. Tanpa beralih menatap Andra.

 

Andra tidak membalas perkataan Bunda. Kembali bermain ponsel yang ia genggam. Entah kenapa, pagi ini ia lebih menyukai chatting dengan Darpa. Tidak tertarik dengan kartun yang terus tertawa di hadapannya.

 

"Kenapa sih kok kartun aneh. Filmnya binatang semua. Tadi raja gajah dan raja badak. Sekarang kura-kura yang tinggal di satu pulau. Apa serunya, sih?" Bunda terus berceloteh. Mengomentari film yang beliau tonton. Andra hanya terkekeh, bukankah kartun memang seperti itu?

 

Ah, yang Bunda maksud mungkin film turtle island. Film yang menceritakan seekor kura-kura pintar, menurut Andra. Filmnya lumayan seru, tapi ia lebih menyukai film ninja Hatori. Itu spesial kartun di channel space toon. Lebih bagus lagi film Doraemon. Mereka begitu menggemaskan.

 

"Ndra, kamu nanti pergi gak?"

 

"Nggak, kenapa?"

 

"Bunda mau titip camilan. Yang ini sudah habis, lihat!" Bunda menunjukkan toples tadi. Isinya sudah habis. Ludes. Andra terperangah beberapa detik. Bingung dengan Bunda yang jadi suka sekali nyemil. Setoples camilan habis beliau makan sendiri.

 

"Mau camilan apa?"

 

"Katanya enggak pergi," sahut Bunda.

 

"Kalo Bunda mau, nanti aku minta anterin Darpa." Balas Andra sekenanya.

 

"Darpa terus," celetuk Bunda tertawa. "Kamu seperti sepasang kekasih yang tidak bisa lepas. Dikit-dikit selalu bersama. Menggemaskan."

 

"Bunda!" Balas Andra merengek. Merajuk dengan ledekan Bunda. Bunda benar-benar menyebalkan. Sikapnya aneh sekali.

 

"Iya.. iyaa.. maaf. Ya sudah sana, beliin camilan yang kayak tadi, ya. Oh, iya. Ditambah sama es krim juga coklat. Kamu mau?"

 

"Mau, lah!" Seru Andra cepat. Tidak menolak tawaran Bunda. Siapa sih yang akan menolak coklat dan es krim? Itu surga dunia.

 

"Ini uangnya." Bunda menyerahkan dua lembar uang seratusan. Membuat Andra mengernyit. Apa tidak kebanyakan. Seakan mengerti pandangan gadis itu, Bunda tertawa renyah.

 

"Lebihnya buat kamu aja. Sudah sana, ajak Darpa pergi."

 

Andra tersenyum. Berseru senang. Akhirnya dapat uang saku lebih. Gadis itu tertawa sepanjang jalan menuju kamar untuk mengganti pakaian piyamanya. Ah, ia harus menghubungi Darpa agar cowok itu datang ke rumah dan menemaninya.

 

Andra meraih ponsel yang sempat ia letakkan di meja. Mencari nama Darpa yang tertera di sana. Menghubunginya.

 

Andra : Darpa, ada sesuatu yang harus kamu tahu. Sekarang ke rumah, ya. Sekalian antar aku ke supermaket.

 

🍭🍭🍭🍭🍭

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • nanasmuda

    Lucu banget Darpa sama Andra ini

    Comment on chapter Sahabat
Similar Tags
Akhirnya Pacaran
388      300     5     
Short Story
Vella dan Aldi bersahabat dari kecil. Aldi sering gonta-ganti pacar, sedangkan Vella tetap setia menunggu Aldi mencintainya. \"Untuk apa pacaran kalau sahabat sudah serasa pacar?\" -Vella- \"Aku baru sadar kalau aku mencintainya.\" -Aldi-
Kamu
11      11     0     
Short Story
Untuk kalian semua yang mempunyai seorang kamu.
Ketos in Love
40      28     0     
Romance
Mila tidak pernah menyangka jika kisah cintanya akan serumit ini. Ia terjebak dalam cinta segitiga dengan 2 Ketua OSIS super keren yang menjadi idola setiap cewek di sekolah. Semua berawal saat Mila dan 39 pengurus OSIS sekolahnya menghadiri acara seminar di sebuah universitas. Mila bertemu Alfa yang menyelamatkan dirinya dari keterlambatan. Dan karena Alfa pula, untuk pertama kalinya ia berani m...
CHERRY & BAKERY (PART 1)
75      51     0     
Romance
Vella Amertaβ€”pindah ke Jakarta sebagai siswi SMA 45. Tanpa ia duga kehidupannya menjadi rumit sejak awal semester di tahun keduanya. Setiap hari dia harus bertemu dengan Yoshinaga Febriyan alias Aga. Tidak disangka, cowok cuek yang juga saingan abadinya sejak jaman SMP itu justru menjadi tetangga barunya. Kehidupan Vella semakin kompleks saat Indra mengajaknya untuk mengikuti les membuat cu...
Kamar Nomor Sepuluh
10      10     0     
Short Story
Riana: Ada yang aneh dengan Dokter Nathan. Bukan, bukan hanya Dokter Nathan, tapi juga kamar itu.. Kamar nomor 10. Gina: Aku tidak suka melihatnya seperti ini. Nathan tidak boleh masuk ke kamar nomor 10 lagi! Apa sebenarnya rahasia di balik kamar nomor 10? Bagaimana kamar itu menghubungkan antara masa lalu dan masa kini, antara Riana, Nathan, dan Gina?
Little Spoiler
54      44     0     
Romance
hanya dengan tatapannya saja, dia tahu apa yang kupikirkan. tanpa kubicarakan dia tahu apa yang kuinginkan. yah, bukankah itu yang namanya "sahabat", katanya. dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku, rahasianya, cinta pertamanya, masalah pribadinya bahkan ukuran kaos kakinya sekalipun. dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku yang menyembunyikan sesuatu dariny...
THE DARK EYES
9      9     0     
Short Story
Mata gelapnya mampu melihat mereka yang tak kasat mata. sampai suatu hari berkat kemampuan mata gelap itu sosok hantu mendatanginya membawa misteri kematian yang menimpa sosok tersebut.
Without End
37      28     0     
Mystery
Di tahun akhir masa SMA nya, atas ajakan dari sahabat baiknya, ia ikut kencan buta dan bertemu dengan pria tampan dengan perilaku yang sangat sopan. Ia merasa bahwa pria tersebut memiliki sisi lain dan tak bisa tak menjadi tertarik, hingga mengantarkan dirinya sendiri terjebak ke dalam lubang yang ia gali sendiri. Kebahagiaan, ketakutan, perasaan terbelenggu, tercekik, sesak nafas, dan ha...
Throwback Thursday - The Novel
409      185     0     
Romance
Kenangan masa muda adalah sesuatu yang seharusnya menggembirakan, membuat darah menjadi merah karena cinta. Namun, tidak halnya untuk Katarina, seorang gadis yang darahnya menghitam sebelum sempat memerah. Masa lalu yang telah lama dikuburnya bangkit kembali, seakan merobek kain kafan dan menggelar mayatnya diatas tanah. Menghantuinya dan memporakporandakan hidupnya yang telah tertata rapih.
WEIRD MATE
54      36     0     
Romance
Syifa dan Rezeqi dipertemukan dalam kejadian konyol yang tak terduga. Sedari awal Rezeqi membenci Syifa, begitupun sebaliknya. Namun suatu waktu, Syifa menarik ikrarnya, karena tingkah konyolnya mulai menunjukkan perasaannya. Ada rahasia yang tersimpan rapat di antara mereka. Mulai dari pengidap Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), pengguna narkoba yang tidak diacuhkan sampai kebencian aneh pa...