Read More >>"> When Punkers Fall In Love (Punkers) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - When Punkers Fall In Love
MENU
About Us  

Ric : dulu

“Oi....” sapa seorang dengan potongan rambut mowhawk modifikasi, bercorak merah menyala pada ujung-ujungnya. Mirip punggung Stegosaurus, dinosaurus herbivora yang hidup pada akhir masa jurasic. Punggung dinosaurus ini memiliki tanduk cluster spike ganda berjajar dua sepanjang punggungnya. Kaos hitam berpadu dengan celana jeans ketat hitam lusuh penuh robekan. Sepatu boot yang kulitnya telah terkelupas sana-sini membalut kaki.

“Oi... oi Bro!” balasan salam datang dari si rambut spike warna biru. Model rambut kulit landak. Pakaian anak ini tak beda jauh dengan si penyapa, yang membedakan hanya celana jeans panjang menjadi jeans biru pendek tak kalah compang-camping.

“Ada event lagi?” tanya rambut Stegosaurus langsung duduk depan temannya yang sedang menuliskan sesuatu pada buku besar.

“Kita ada undangan konser di Arcaf. Bintang tamu utama Superman Is Dead.”

“Serius lo? Kapan?”

“Yoi,” balas si rambut landak. “Minggu depan. Makanya satu minggu ini kita harus latihan.”

“Sedang dipakai ya?”

“Kurang setengah jam lagi,” kata si rambut landak menengok ke arah pintu masuk rental. Hari ini memang jatah si landak jaga studio rental milik empat sekawan Animals Kingdom.

Tak lama kemudian muncul dua orang lagi dengan dandanan serupa. Sapaan oi oi... kembali mengudara. Sebuah motor butut warna merah, BMW mereka menyebutnya, Bebek Merah Warnanya, parkir tepat depan studio rental.

Dua orang yang baru datang segera mengambil kursi yang tersusun bertumpuk di sudut ruang. Studio rental ini awalnya sebuah rumah kecil tipe 21 milik keluarga Reno. Sekat kamar yang ada dibongkar agar ruang untuk bermain musik menjadi lapang. Yang masih utuh hanya dapur mini dan kamar mandi di bagian belakang ruang berperedam. Sementara ruang depan tempat mereka sekarang berkumpul menyerupai lorong seluas 2 x 1 m.

Percakapan seru segera terjelang. Apalagi kalau bukan membahas mengenai lagu yang akan mereka bawakan saat konser nanti.

“Sham 69, If The Kids Are United, sepertinya asyik.” usul Reno Eagle si rambut landak biru. Sejak terbentuknya grup band Animals Kingdom, mereka memakai nama-nama binatang predator sebagai nama belakang masing-masing. “Ada unsur penyatuan, kebersamaan.”

“Di era perpolitikan seperti sekarang, lagu I Am an Anti-Crist, Sex Pistols lebih menggelegar.” bantah anak berambut menyerupai punggung Sigung, bercorak hitam putih dengan ekor rambut menjuntai. “Menurutmu gimana Cob?”

Tidak seperti teman-temannya yang menggunakan nama binatang dalam Bahasa Inggris, Lian yang memilih beruang kutub sebagai simbolnya tidak mau menggunakan nama bear. Dia bilang bear cenderung mengarah pada boneka Teddy Bear, beruang yang lucu. Masa punkers berkesan imut lucu. Akhirnya Lian mencari-cari nama lain dari polar bear. Ketemulah istilah Thalarctos Maritimus. Lian pun mendeklarasikan diri sebagai Lian Thalarctos.

“Sejak awal kita lebih cenderung beraliran skinhead.” Erwin Lion yang kepalanya plontos bertindik dihidung menyela. Sangat bertolak belakang dengan singa yang mempunyai surai panjang. Erwin memilih menghabisi rambutnya. “Sham 69 lebih mencerminkan kita.”

“Terus terang aku tidak terlalu suka jika kita berkiblat pada salah satu aliran yang ada. Berbeda-beda itu justru ramai.” kata Rico Cobra santai. “The Clash lebih terasa cerdas, indah, berwarna. Kalian tahu kan lagu-lagunya tidak hanya punk rock. Ada unsur reggae, ska, rap dan funk. Seru, Man! Aku ingin kita perform lagu The Magnificent Seven.”

“Hei, kamu lupa. Kita ada karena ada kesamaan, kebersamaan.” protes Erwin. “Bukan perbedaan kasta. Kita sama derajad, kita sama.”

“Aku tidak bicara tentang perbedaan kasta atau kelas sosial yang menjadi pembeda. Aku bicara tentang beda yang menyatukan.”

“Sudah-sudah.” Reno sebagai pencetus band menengahi. “Kita memang punya kecenderungan terhadap aliran musik sendiri-sendiri, tapi ingat kita tetap mengacu Skinhead, bukan pada jenisnya tapi lebih pada perjuangannya terhadap kaum pekerja dan buruh rendahan.”

Animals Have More Fun.” celetuk Lian Thalarctos tak terduga, membuat ketiga temannya memandang dengan mata berbinar.

“Jenius!”

“Kita banget!”

“Jadi semua setuju kalau kita tampil pakai lagu Jimmy Pursey?” tanya Reno Eagle memastikan.

“Yoi!” jawab yang lain serempak.

Dari beberapa lagu band Oi legendaris seperti yang telah disebut tadi dan beberapa antaranya Cock Sparrer, The Templars, On File dan lainnya, mereka akhirnya sepakat membawakan lagu Animals Have More Fun milik Jimmy Pursey jebolan Sham 69 yang bekerjasama dengan Peter Gabriel.

Tepat setelah mereka menentukan lagu sendiri yang akan ditampilkan, band yang tengah memakai studio keluar. Keempatnya menghambur liar mengambil alat musik yang tersedia.

Hentakan musik keras berdentam terserap peredam suara. Reno Eagle sang vokalis menegang urat leher menyanyikan dua lagu yang akan mereka suguhkan untuk para penikmat musik punk.

Tiba saat konser, keempatnya telah membaur dalam lautan orang-orang yang mengaku sebagai Public United Nothing Kingdom, PUNK. Meski mereka mengaku ogah diatur-atur tapi sesungguhnya diri mereka telah mengatur secara otomatis terhadap kesepakatan yang telah dibuat bersama.

Jangan salah, meski tampak bertampang gratisan tapi setiap ada konser mereka hadir tidak cuma-cuma. Mereka dengan suka rela membayar tiket masuk konser. Mereka sebut itu sebagai solidaritas, membantu penyelenggara konser.

Uang biasanya mereka dapatkan dari mengamen, menjual asesoris punk, membuka jasa tindik dan tato serta nge-band. Bahkan ada yang membuka distro untuk menjual CD hasil rekaman sendiri. Sama seperti Animals Kingdom yang membuka studio musik. Pokoknya prinsip mereka Do It Yourshelf, DIY.

Arts & Cafe, Arcaf yang terletak di bilangan Babarsari, Yogyakarta memang terkenal sebagai tempat untuk mempresentasikan serta mengapresiasi bermacam karya musik, seni tari, seni lukis dan sebagainya. Tak salah jika penyelenggara mengadakan acara konser punk di tempat ini. Banyak sekali band dari berbagai wilayah tampil meramaikan suasana malam yang menjadi gahar.

Animals Kingdom tampil pada urutan kelima dari sepuluh band yang diundang. Lagu mereka sendiri yang berjudul Pollutan, berhasil membawa penonton turut bernyanyi bersama. Lagu yang mengandung arti orang-orang pinggiran seperti polusi yang harus disingkirkan. Sungguh keterlaluan.

Lagu kedua Animals Have More Fun tak kalah heboh membuat penonton jingkrak-jingkrak membakar aura kafe. Di akhir konser Superman Is Dead kembali perform dengan sangat memukau.

Acara Punk Nite Concer berakhir pukul 23.00 WIB. Punkers yang datang saling bersalam sapa sebelum bubar untuk mempererat persaudaraan di antara mereka.

 

**

 

Jika punkers identik dengan miras, narkoba dan seks bebas, Reno Eagle selalu menekankan pada tiga sobatnya agar tidak merusak image punk dengan hal-hal tidak penting macam itu. Reno yang lulusan sarjana seni musik memang sangat konsen dalam bidangnya tersebut. Dia ingin Animals Kingdom bersih dari barang-barang yang bisa merusak masa depan.

Reno tak bosan selalu mengingatkan punkers sejati adalah yang murni berjuang untuk melawan ketidakadilan. Punkers sejati harus menginspirasi perbaikan moral pemimpin negeri. Karena itulah, jika ingin menggugat ketidakberesan yang ada, diri sendiri harus beres dulu.

Penampilan sangar tidak mesti berandalan. Justru punkers yang terjebak pergaulan bebas bukan punkers sebenarnya, mereka hanya mengenakan casing sama tapi hati dan jiwa mereka bukan punk. Punk abal-abal yang justru merusak sejarah kelahiran komunitas punk sejati.

Reno menghela nafas berkali-kali menatap tiga temannya yang lain. Dia tidak mengerti kenapa doktrin yang dia tanamkan pada mereka bertiga seolah menguap begitu saja. Erwin Lion, Rico Cobra dan Lian Thalarctos baru saja keluar dari bui akibat tawuran saat ada konser di Pogo.

“Kamu tidak usah mengatur kami lagi. Kami bukan anak buahmu.” kata Erwin Lion sengit selepas Reno berteriak-teriak menyalahkan.

“Iya, punk kita terlihat aneh. Kita jadi tidak bisa membaur dengan yang lain. Bukankah komunitas punk itu kebersamaan? Kalau kita memisahkan diri maka kita bukan punkers.” imbuh Rico Cobra.

“Berbaur bukan berarti ikut arus mencoba yang tidak-tidak.” bantah Reno masih terlihat menyala.

“Tapi kami terlihat menggelikan. Seperti hewan buas tak bertaring.” kata Rico lagi.

“Jadi apa maumu?”

“Kami ingin bebas seperti mereka, mencoba semua yang mereka pakai.”

“Merusak diri?”

“Tak ada salahnya mencoba hal baru bukan?”

“Aku ingin bebas, sebebas-bebasnya. Hah! Kenapa di sini pun ada yang sok mengatur hidup kita?” Rico masih mengemukakan pendapatnya.

“Jika benar kamu ingin bebas. Kamu aku bebaskan!” kata Reno tegas.

“Ok!” Rico berdiri, memandang dua teman yang lain lalu melangkah keluar.

Sejak saat itu, Animals Kingdom bersisa tiga orang. Mereka masih sering manggung, membuat rekaman lagu, dan menjual kaset CD pada komunitas punk.

Rico sendiri selepas dari Animals Kingdom yang telah mengenalkannya pada dunia punk sejati bergabung dengan kelompok punk lain. Tempat mangkal favorit kelompok barunya berada di pasar Demangan. Di sana dia bebas merokok, minum, mencoba ganja, kadang jika kehabisan uang mereka mengamen demi mendapatkan sekeping rupiah.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • yurriansan

    @xies wkwkwk. keren kak idenya.

    btw mampir juga ya ke ceritaku, judul the story of four boys. ksi krisannya ya kak. trims ^^

    Comment on chapter Martabak Pwerto Rico
  • xies

    @yurriansan nama martabaknya fiktif ^ ^
    Biar kayak nama martabak yang tenar.

    Comment on chapter Martabak Pwerto Rico
  • yurriansan

    nama martabaknya unik, beneran ada kah martabak dengan merek itu?

    Comment on chapter Martabak Pwerto Rico
Similar Tags
Our Tears
68      50     0     
Romance
Tidak semua yang kita harapkan akan berjalan seperti yang kita inginkan
Bersyukur Tanpamu
10      10     0     
Short Story
Without You, I\'m Fine
Aku Lupa Cara Mendeskripsikan Petang
318      251     2     
Short Story
Entah apa yang lebih indah dari petang, mungkin kau. Ah aku keliru. Yang lebih indah dari petang adalah kita berdua di bawah jingganya senja dan jingganya lilin!
Melodi Sendu di Malam Kelabu
11      11     0     
Inspirational
Malam pernah merebutmu dariku Ketika aku tak hentinya menunggumu Dengan kekhawatiranku yang mengganggu Kamu tetap saja pergi berlalu Hujan pernah menghadirkanmu kepadaku Melindungiku dengan nada yang tak sendu Menari-nari diiringi tarian syahdu Dipenuhi sejuta rindu yang beradu
Reminisensi Senja Milik Aziza
40      35     0     
Romance
Ketika cinta yang diharapkan Aziza datang menyapa, ternyata bukan hanya bahagia saja yang mengiringinya. Melainkan ada sedih di baliknya, air mata di sela tawanya. Lantas, berada di antara dua rasa itu, akankah Aziza bertahan menikmati cintanya di penghujung senja? Atau memutuskan untuk mencari cinta di senja yang lainnya?
Between Clouds and Tears
6      6     0     
Short Story
a collection of poetry made by yours truly. sappy, melancholic, and at times, nonsensical Whatever you may interpret from the words strung together in this book, i hope they impact you (positively, i hope), one way or another.
RANIA
61      41     0     
Romance
"Aku hanya membiarkan hati ini jatuh, tapi kenapa semua terasa salah?" Rania Laila jatuh cinta kepada William Herodes. Sebanarnya hal yang lumrah seorang wanita menjatuhkan hati kepada seorang pria. Namun perihal perasaan itu menjadi rumit karena kenyataan Liam adalah kekasih kakaknya, Kana. Saat Rania mati-matian membunuh perasaan cinta telarangnya, tiba-tiba Liam seakan membukak...
Love Dribble
189      112     0     
Romance
"Ketika cinta bersemi di kala ketidakmungkinan". by. @Mella3710 "Jangan tinggalin gue lagi... gue capek ditinggalin terus. Ah, tapi, sama aja ya? Lo juga ninggalin gue ternyata..." -Clairetta. "Maaf, gue gak bisa jaga janji gue. Tapi, lo jangan tinggalin gue ya? Gue butuh lo..." -Gio. Ini kisah tentang cinta yang bertumbuh di tengah kemustahilan untuk mewuj...
From You
10      10     0     
Romance
Hanna George, hanyalah seorang wanita biasa berumur 25 tahun yang amat cantik. Ia bekerja sebagai HRD di suatu perusahaan. Hanna sudah menikah namun di saat yang bersamaan ia akan bercerai. Di tengah hiruk pikuknya perceraian yang berakhir dengan damai—mungkin, Hanna menyempatkan diri untuk pergi ke sebuah bar yang cukup terkenal. Di sanalah Hanna berada. Dalam ruang lingkup dunia malam, ber...
When I Was Young
188      137     0     
Fantasy
Dua karakter yang terpisah tidak seharusnya bertemu dan bersatu. Ini seperti membuka kotak pandora. Semakin banyak yang kau tahu, rasa sakit akan menghujanimu. ***** April baru saja melupakan cinta pertamanya ketika seorang sahabat membimbingnya pada Dana, teman barunya. Entah mengapa, setelah itu ia merasa pernah sangat mengenal Dana. ...