Read More >>"> LEAD TO YOU (Lead To You - Part 5) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - LEAD TO YOU
MENU
About Us  

LEAD TO YOU – PART 5

*****

Tadi malam seorang wanita cantik datang ke rumah Tuan Alghaz membawakan beberapa pakaian seragam sekolah untukku, dan alhamdulillah ukuran yang dibawakan sesuai dengan tubuhku. Seragam putih abu-abu dengan rok panjang, baju lengan panjang dan kerudungnya lengkap diberikan padaku. Tuan Alghaz mengucapkan terima kasih pada wanita yang bernama Lidya itu dan memintanya pergi setelah memberikan beberapa berkas padanya. Wanita itu menurut dan langsung pergi. Ia menoleh padaku, “Silakan kamu coba pakaiannya, katakan padaku kalau ada yang kurang cocok” tandasnya sambil berlalu meninggalkanku dengan satu tas besar berisi pakaian seragamku.

“Iya...” aku ragu-ragu menyebut namanya.

Pagi ini, aku sudah rapi memakai pakaian seragamku, setelah merapikan diri di depan cermin, aku menyambar tasku dan berjalan keluar kamar. Bu Ami memberikanku setangkup roti untukku sarapan di mobil karena Tuan Alghaz sudah menungguku sejak tadi. Ya Tuhan aku lupa kalau hari ini dia berniat mengantarku ke sekolah. Aku melihat jam dinding jam 6 lewat 5 menit. Aku menerima roti pemberian Bu Ami, walaupun aku berniat melakukan puasa sunnah hari ini. “Terima kasih, Bu” ujarku seraya meraih tangannya dan menciumnya. Aku merasa memiliki Ibu lagi. Semoga Ibuku bahagia di alam sana.

Pak Momo membukakan pintu mobil belakang untukku, tapi aku sedikit sungkan kalau harus bersebelahan dengan Tuan Alghaz, sepertinya lebih baik aku duduk di depan saja. Maka aku membuka pintu depan sebelah supir, belum juga bokongku menyentuh kursinya, suara Alghaz terdengar agak keras, “Apa ada yang bilang kamu boleh duduk di depan sana, Gadis?”

Aku tertegun sesaat sambil kembali mengangkat bokongku keluar, “Ehm, maaf Tuan...” aku berpindah ke pintu belakang dan masuk ke dalamnya di sebelah Tuan Alghaz yang wangi. Ia melihatku dan memerintahkan sopirnya untuk segera pergi. Aku menelan ludah menyadari ia masih memperhatikanku.

“Apa ada yang salah, Tuan?”

“Alghaz, Gadis. Tidak pakai Tuan” katanya.

“Maaf, saya agak canggung---“

“Tidak perlu canggung” katanya.

Aku  tidak bersuara selama beberapa menit kemudian, sampai Alghaz mengangsurkan sebuah kotak padaku, aku menoleh padanya, “Apa ini?”

“Kamu buka saja”

Sebetulnya dari gambar depannya saja aku tahu kalau kotak ini berisi sebuah ponsel mahal. Aku tahu ini ponsel mahal dari gambar apel di depannya. Aku tidak bisa menerimanya, Tuan Alghaz sudah terlalu banyak memberi padaku. Mungkin lama-lama aku akan terbiasa memanggilnya Alghaz kalau aku sendiri membiasakannya. “Saya tidak bisa menerima ini, Tuan” sahutku.

“Sekali lagi kamu menyebutku tuan, aku akan menghukummu” katanya menakutkan.

“Saya tidak bisa menerimanya Al-ghaz, ini terlalu berlebihan”

“Aku memaksamu menerimanya, jangan pernah menolak pemberianku” ujarnya.

“Tapi---“

“Itu sudah bisa langsung dipakai, nomorku ada di nomor satu. Ini memudahkanku juga untuk menghubungimu. Menurutmu kalau kamu tidak ada ponsel bagaimana aku atau Bi Ami menghubungimu?” tanyanya.

“Baiklah, terima kasih banyak Tu---Alghaz” ujarku gugup.

Tiba di sekolah, Alghaz ikut turun dan mengantarku sampai ruang kepala sekolah. Ibu Puji menyambut ramah Alghaz dan berjanji akan menjagaku selama dalam pengawasannya. Testnya akan dilakukan diruangannya, dan kami sedang menunggu soalnya yang akan dibawakan salah satu staf di sekolah itu.

“Kalau Gadis lulus tesnya, maka ia bisa langsung mengikuti pelajaran hari ini, Mr. Devran” ujarnya kepada Alghaz.

Alghaz mengangguk sambil berkata, “Itu bagus, ya kan, Dis?” matanya mengarah padaku.

“Iya Al---“sahutku tanpa bermaksud menyingkat namanya, aku hanya gugup untuk meneruskan menyebut namanya saja. Namun Alghaz di depanku ini malah tersenyum aneh.

Ketika staf yang membawakan soal tesku datang, Bu Puji memberikan soalnya padaku. Aku melihat ke arah Alghaz, ia mengangguk, “Aku akan menunggumu selesai” katanya. Aku justru berharap dia segera pergi, karena kehadirannya malah membuatku gugup setengah mati. Tapi aku tidak mengatakan apapun, karena beberapa saat kemudian aku sudah hanyut dengan soal-soal tes yang lumayan susah. Alghaz berjalan keluar ruangan kepala sekolah ketika dering ponselnya berbunyi nyaring, ia menjawabnya pada dering ketiga dan sudah berada di luar ruangan. Aku merasa lega dan baru bisa berkonsentrasi membaca soal-soal.

Sampai satu setengah jam ke depan dan hanya tersisa satu soal lagi untukku, Alghaz kembali masuk ke dalam. Ia duduk di tempat semula dan aku merasa ia menatapku. Ketika mataku mencuri pandang ke arahnya mata kami bertemu, dan aku buru-buru memalingkan lagi pandanganku ke kertas soal. Aku menarik napas dalam-dalam ketika waktu yang diberikan sudah habis dan akupun sudah menyelesaikan semua soalnya. Ibu Puji mengambil kertas soalku dan memintaku untuk menunggu sementara salah seorang guru memeriksa jawabanku.

“Berapa lama kami harus menunggu?” tanya Alghaz.

“Kira-kira tiga puluh menit, Mr. Devran” jawab Bu Puji.

“Kalau begitu biar saya ajak Gadis ke kantin yang ada di sekolah ini, dia belum sarapan setahu saya” katanya sambil menatapku.

Aku tidak menyangka Alghaz begitu perhatian padaku seperti itu. Aku memang tidak sarapan, karena aku berniat puasa hari ini. Tapi aku mengikutinya keluar ruangan.

“Saya tidak sarapan...”

“Iya, aku tahu, karena itu aku mau ajak kamu makan di kantin sekolah ini”

“Maaf, tapi saya puasa hari ini”

“Puasa? Kenapa?” tanyanya dengan ekspresi syok.

“Karena saya ingin puasa”

“Tapi kamu bisa pingsan dan sakit magh nanti! Kamu harus makan” ujarnya.

“Saya tidak akan sakit hanya karena berpuasa, Alghaz. Tenang saja, saya terbiasa melakukan ini. Dan saya juga tidak punya magh, tapi kalau Anda mau makan, saya akan menemani” sahutku.

“Ini kan bukan bulan puasa, buat apa kamu puasa di saat orang lain makan?”

Aku tersenyum melihatnya menggelengkan kepala. Aku juga tidak menjawab pertanyaannya. Ponsel Alghaz berbunyi lagi, ia melihatnya dan alih-alih menjawabnya ia malah menggeser tanda decline pada layarnya. “Saya tidak apa-apa ditinggal, Anda pasti lebih dibutuhkan di kantor” ujarku.

Ia menatapku, “Kamu benar, entah apa yang membuat aku tertahan di sini. Kamu? Kenapa? Karena  kasihan atau apa?” sahutnya banyak pertanyaan yang aku sendiri bingung menjawabnya, “yang pasti aku merasa berat meninggalkan kamu di sini” lanjutnya.

Mataku membesar menatapnya, manik matanya sekarang berwarna coklat kehitaman mengkilat. Jantungku berdetak dua kali lebih cepat, aku cepat-cepat menghindari matanya. Apa yang kupikirkan? Aku menghela napas perlahan, “Saya baik-baik saja, saya akan kabari Anda kalau ada sesuatu nanti...” ujarku.

Ponselnya berdering lagi, tapi kali ini ia langsung menjawabnya, “Ya, baiklah, kami segera kesana!” ujarnya seraya menutup telepon dan mengajakku kembali ke kantor kepala sekolah.

“Alhamdulillah, Gadis lulus tes. Jadi Gadis bisa mulai mengikuti pelajaran hari ini. Gadis masuk di kelas 12A, semoga kamu bisa cepat beradaptasi dengan teman-teman sekelasmu dan sekolah ini ya, Dis” seru Bu Puji memberi ucapan selamatnya padaku. Aku memeluknya dan mengucapkan terima kasih yang tulus dari dalam lubuk hatiku.

Aku melihat ke arah Alghaz, dan ia tersenyum bangga padaku. Dadaku kembali menghangat melihat senyumnya. Ya Allah apa yang kupikirkan sih.

*****

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • Dreamon31

    @yurriansan terima kasih ya, oke aku mampir

    Comment on chapter Lead To You - Part 2
  • yurriansan

    Aku baru baca chapter 1, seru ceritanya. suka juga dengan gayamu bercrta.

    oh ya mmpir jg ya f crtaku. aku tggu kritik dan sarannya.
    judulnya : When He Gone
    trims

    Comment on chapter Lead To You - Part 1
Similar Tags
Trainmate
94      72     0     
Romance
Di dalam sebuah kereta yang sedang melaju kencang, seorang gadis duduk termangu memandangi pemandangan di luar sana. Takut, gelisah, bahagia, bebas, semua perasaan yang membuncah dari dalam dirinya saling bercampur menjadi satu, mendorong seorang Zoella Adisty untuk menemukan tempat hidupnya yang baru, dimana ia tidak akan merasakan lagi apa itu perasaan sedih dan ditinggalkan. Di dalam kereta in...
Annyeong Jimin
671      275     0     
Fan Fiction
Aku menyukaimu Jimin, bukan Jungkook... Bisakah kita bersama... Bisakah kau tinggal lebih lama... Bagaimana nanti jika kau pergi? Jimin...Pikirkan aku. cerita tentang rahasia cinta dan rahasia kehidupan seorang Jimin Annyeong Jimin and Good Bye Jimin
Akhirnya Pacaran
389      301     5     
Short Story
Vella dan Aldi bersahabat dari kecil. Aldi sering gonta-ganti pacar, sedangkan Vella tetap setia menunggu Aldi mencintainya. \"Untuk apa pacaran kalau sahabat sudah serasa pacar?\" -Vella- \"Aku baru sadar kalau aku mencintainya.\" -Aldi-
Love Rain
515      264     0     
Romance
Selama menjadi karyawati di toko CD sekitar Myeong-dong, hanya ada satu hal yang tak Han Yuna suka: bila sedang hujan. Berkat hujan, pekerjaannya yang bisa dilakukan hanya sekejap saja, dapat menjadi berkali-kali lipat. Seperti menyusun kembali CD yang telah diletak ke sembarang tempat oleh para pengunjung dadakan, atau mengepel lantai setiap kali jejak basah itu muncul dalam waktu berdekatan. ...
Cinta Tau Kemana Ia Harus Pulang
269      152     0     
Fan Fiction
sejauh manapun cinta itu berlari, selalu percayalah bahwa cinta selalu tahu kemana ia harus pulang. cinta adalah rumah, kamu adalah cinta bagiku. maka kamu adalah rumah tempatku berpulang.
Blue Rose
8      8     0     
Romance
Selly Anandita mengambil resiko terlalu besar dengan mencintai Rey Atmaja. Faktanya jalinan kasih tidak bisa bertahan di atas pondasi kebohongan. "Mungkin selamanya kamu akan menganggapku buruk. Menjadi orang yang tak pantas kamu kenang. Tapi rasaku tak pernah berbohong." -Selly Anandita "Kamu seperti mawar biru, terlalu banyak menyimpan misteri. Nyatanya mendapatkan membuat ...
Reality Record
114      72     0     
Fantasy
Surga dan neraka hanyalah kebohongan yang diciptakan manusia terdahulu. Mereka tahu betul bahwa setelah manusia meninggal, jiwanya tidak akan pergi kemana-mana. Hanya menetap di dunia ini selamanya. Namun, kebohongan tersebut membuat manusia berharap dan memiliki sebuah tujuan hidup yang baik maupun buruk. Erno bukanlah salah satu dari mereka. Erno mengetahui kebenaran mengenai tujuan akhir ma...
When You Reach Me
155      125     0     
Romance
"is it possible to be in love with someone you've never met?" alternatively; in which a boy and a girl connect through a series of letters. [] Dengan sifatnya yang kelewat pemarah dan emosional, Giana tidak pernah memiliki banyak teman seumur hidupnya--dengan segelintir anak laki-laki di sekolahnya sebagai pengecualian, Giana selalu dikucilkan dan ditakuti oleh teman-teman seba...
Teilzeit
29      21     0     
Mystery
Keola Niscala dan Kalea Nirbita, dua manusia beda dimensi yang tak pernah bersinggungan di depan layar, tapi menjadi tim simbiosis mutualisme di balik layar bersama dengan Cinta. Siapa sangka, tim yang mereka sebut Teilzeit itu mendapatkan sebuah pesan aneh dari Zero yang menginginkan seseorang untuk dihilangkan dari dunia, dan orang yang diincar itu adalah Tyaga Bahagi Avarel--si Pangeran sek...
Wake Me Up With Amnesia
9      9     0     
Short Story
who would have thought that forgetting a past is a very difficult thing