Read More >>"> Mask of Janus (Prologue) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mask of Janus
MENU
About Us  

Janus memakai topengnya di dalam kegelapan malam. Mantel kulit hitam, tudung hitam, dan celana panjang, bahkan bot kulit dengan sol tebal yang dia pakai salut membuat tubuhnya menyatu sempurna dengan kegelapan di lorong sempit kota. Penerangan yang berada di sana hanyalah sebuah lampu jalan yang berada di mulut lorong di belakangnya—memang terdapat Bulan di langit malam, bahkan berlaksa-laksa bintang, hanya saja mereka tidak memberikan penerangan yang cukup agar mata bisa menatap segalanya.

Dia tidak berlari, bahkan Janus tidak melangkah buru-buru meski mangsanya berlari menjauh dengan cepat. Dia hanya membuat suara langkah kaki horor yang melantun di tengah lorong, di dalam kegelapan, di dalam ... kematian. Janus hanya mengatur napasnya di balik Topeng Janus yang memiliki dua wajah. Satu wajah di sisi sebelah kiri bermimik tertawa sedangkan di sisi lain bermimik menangis, tepat seperti Janus yang sedang tertawa di balik topengnya dan si mangsa yang seharusnya sedang menangis. Hanya saja, pria yang lari terbirit-birit di depannya itu tidak kunjung menangis, dan Janus menganggap itu sebagai sesuatu yang aneh. 

“Seharusnya, kau menangis,” gumam Janus dengan suara bergetar seperti seorang pria tua. “Mengapa kau tidak menangis?”

Pria yang menjadi mangsanya sekarang bernama Alex. Entah, apa pun nama panjang pria itu, Janus tidak peduli. Satu-satunya yang dia peduli hanyalah Alex yang mencoba melarikan diri meski ujung lorong adalah jalan buntu tanpa celah keluar. Ya, mangsa milik Janus itu akhirnya tersudut, dan Janus berharap Alex menangis karena hal itu.

Alex, yang berperawakan pria muda bertubuh tinggi dan berotot minim, hanya memakai kemeja putih dan celana hitam panjang yang keduanya sudah kusut dan kotor oleh debu tanah. Sebenarnya, dia sempat mengenakan sepatu, tetapi terlepas di jalan selagi mereka bermain kejar-kejaran. Rambut Alex berwarna cokelat, matanya biru suram, dan wajahnya bermimik bodoh dengan mata melotot dan dahi embal oleh keringat. 

Dia mencoba untuk merayap di dinding lorong beton yang tinggi, mencoba lari dari Janus yang semakin lama justru semakin mendekatinya. Ketika angin malam musim panas yang terasa suam meniup rambut cokelat Alex, akhirnya dia menyerah untuk merayap lari dan lebih memilih untuk berhadapan langsung dengan Janus. Itu adalah satu-satunya jalan keluar dari lorong sempit di mana dirinya berada sekarang, yaitu melawan.

Awalnya, Janus hanya menghindar dari semua serangan yang Alex berikan. Dia melangkah ke kiri untuk menghindari pukulan, ke kanan untuk pukulan yang lain, lalu melompat ke belakang agar tendangan Alex tidak menyentuhnya. Janus terus menghindar dari satu serangan ke serangan yang lain, membuat sebuah deretan suara dari sol sepatu dan mantel kulitnya yang menggesek permukaan kasar dari fondasi aspal di bawahnya. 

Alex pikir, karena dia dan Janus yang hanya bermodalkan tangan kosong, itu mungkin dapat membuat pertarungan mereka menjadi seimbang. Dia pikir, mereka hanya akan beradu pukul sampai salah satu dari mereka terluka berat atau setidaknya kelelahan. Jika memang begitu, maka Alex memiliki kesempatan untuk lari dari psikopat pemakai Topeng Janus itu. Sayangnya, Janus tampak tidak kelelahan sedikit pun, dan fakta bahwa dia selalu menghindar dari tiap serangan yang diluncurkan kepadanya sanggup membuat Alex merasa terganggu. Alhasil, Alex harus membuat celah pelariannya sendiri dengan melewati Janus saat musuhnya itu menghindar dari pukulan yang dia berikan. Sayangnya, Janus tidak membiarkan dia lolos.

Si empunya topeng itu menarik ikat pinggang Alex, lalu menariknya kasar sampai tubuh pria itu ikut tertarik dan terlempar ke sudut lorong buntu. Janus melepas kasar ikat pinggang Alex, lalu mengikat kedua tangan si pemuda ke belakang sampai mangsanya itu tidak berkutik. Alex yang terikat memang sejak awal sudah kelelahan karena berlari jauh. Tidak aneh jika dia tidak lagi berdaya setelah terlempar kasar dan diikat seperti sekarang. Namun, sebagai jaga-jaga, Janus menduduki punggung Alex agar mangsanya tidak dapat lari lagi.

“Siapa pengkhianat selain dirimu?” tanya Janus dengan suara bisikan yang hampir tidak terdengar. “Katakan, siapa yang menyuruh dirimu untuk menjadi pengkhianat? Apa yang telah kalian perbuat?”

“A-aku tidak tahu.”

Sekarang, suara Janus berubah menjadi suara perempuan cilik yang berkata, “Tenanglah, Teman. Diriku bukan Obscuro yang akan membunuhmu. Aku hanya datang untuk mencari informasi. Tidak lebih.”

Namun, Alex tidak percaya. “Kau berasal dari Obscuro! Kau adalah salah satu dari mereka!”

“Tidak, Alex,” kali ini, Janus menggunakan suara pria yang berat. “Obscuro sudah dibubarkan empat tahun yang lalu. Aku hanyalah pengganti mereka untuk mencari tahu pengkhianat Organisasi.” Janus mengusap kepala Alex yang mulai kesusahan bernapas, lalu menjambaknya sampai pria itu meringis kesakitan. “Katakan, kepada siapa kau menjual informasi internal Organisasi?”

Alex enggan berbicara. Dia mencoba untuk menggigit lidahnya tanda dia lebih baik mati daripada memberikan informasi yang dia miliki. Untungnya, Janus cepat-cepat mencekik Alex sampai dia menyerah meski mulutnya tetap bungkam. 

“Aku bisa membebaskanmu jika kau memberikanku sebuah atau dua nama. Bagaimanapun, aku bukan berada di sini untuk membunuhmu.”

Setelah melewati keheningan dalam beberapa menit, benturan kepala ke aspal beberapa kali, dua jari tangan yang patah, dan telinga kirinya yang hampir putus, akhirnya Alex membuka mulut. “Kumohon hentikan,” pintanya dengan napas tersengal dan darah yang sudah seperti keringat di telinga kirinya. Saat itulah, Alex mengatakan sebuah nama yang membuat Janus merasa senang. Dia bahkan sampai tersenyum seperti wajah di topeng sebelah kirinya.

Namun, alih-alih membebaskan mangsanya, Janus justru bangkit berdiri, berjongkok di depan Alex, membuka setengah topengnya, lalu menarik rambut cokelat pria itu sampai mata mereka saling menyorot. Mata yang Alex lihat di depannya itu membuat dirinya ketakutan, jauh lebih mengerikan daripada apa yang telah Janus lakukan kepadanya. Meskipun begitu, Alex tidak membuat suara sedikit pun selain napasnya yang tidak teratur. Dia tidak berteriak ketakutan, tidak mengutuk, tidak meronta, atau melakukan apa pun sebagai respons sorotan mata di depannya. Alex mematung diam bukan karena dia begitu ketakutan, bukan karena dia ingin untuk begitu, tetapi karena Janus tidak mengizinkannya.

“Shh, tenanglah,” bisik Janus di depan wajah Alex. “Jangan buat suara. Aku ingin mendengar suara jantungmu yang memelan, memelan, dan semakin memelan.” 

Entah mengapa, Alex berubah lemas. Jantungnya memelan seperti apa yang Janus katakan, bahkan napasnya berubah berat dan matanya berubah sayu. Dia semakin lemah seiring Janus berbicara, dan ketika pemilik Topeng Janus itu berkata, “Berhenti,” jantung Alex ikut berhenti. Entah mengapa, dia ... mati.

“Apakah kautahu langkah pertama untuk menanam tanaman?” tanya Janus yang menggunakan suara persis seperti milik Alex. Saat itu, dia tersenyum di balik topengnya, lalu terkikik kecil di dalam kegelapan. “Menyingkirkan rumput liar,” sambungnya sebelum dia beranjak pergi dari sana.

Janus hanya melepaskan cengkeramannya dari kepala Alex dan membiarkan wajah itu kembali membentur aspal. Dia berlalu begitu saja tanpa memikirkan mayat Alex di ujung lorong. Dia melangkah di dalam kegelapan bersama suara sepatunya yang menggema dan suara angin musim panas yang meniup mantel kulitnya. Ketika Janus berjalan keluar dari lorong gelap itu, sosoknya tidak lagi terlihat. Dia menghilang, pupus bersama misinya yang sudah selesai dan nyawa Alex yang melayang. Orang dengan kode nama Mask of Janus itu menyelesaikan misinya dengan sempurna ... sekali lagi.

How do you feel about this chapter?

0 0 2 0 0 0
Submit A Comment
Comments (49)
  • quinheillim

    @SusanSwansh Andah engga cocok baca karya gue yang judulnya Adikia berarti, loool. Gaya bahasanya beda soalnya, rada puitis juga

    Comment on chapter The Tallest Tree
  • SusanSwansh

    @quinheillim hooh. Wkwkw. Mantap ceritanya. Ini aku banget. Suka juga sama gaya bahasanya. Tidak bertele2. Langsung hajar.

    Comment on chapter The Tallest Tree
  • quinheillim

    @felitas3 Maaaaap lol, hambah pencintah pelelangan tokoh soalnya looool

    Comment on chapter Epilogue
  • SusanSwansh

    @felitas3 ini lagi baca bab 1. Like banget gaya bahasanya. Wkwkw.

    Comment on chapter The Tallest Tree
  • quinheillim

    @SusanSwansh ooooh temennya si Peli, hambah kira siapa, wkwkwkwk. Selamat menikmati cerita kejar kilat ini ya, wkwwkkwk.

    Comment on chapter Epilogue
  • felitas3

    @SusanSwansh kakak baca sendiri aja dah. Ga enak spoiler wkwk.

    Comment on chapter The Tallest Tree
  • felitas3

    @quinheillim hm wkwk. Endingnya membekas karena nyeseq untuk pencinta Minno kayak aku :')

    Comment on chapter Epilogue
  • SusanSwansh

    @felitas3 wkwkwk. Twist ya?

    Comment on chapter The Tallest Tree
  • felitas3

    @SusanSwansh endingnya ngeselin kak. Bikes banget.

    Comment on chapter Epilogue
  • SusanSwansh

    @quinheillim Jangan panggil mba dong. Aduh ane berasa tua banget. Hehe. Panggil nama aja. Aku temannya Felly. Hallo salam kenal.

    Comment on chapter Epilogue
Similar Tags
The Secret
5      5     0     
Short Story
Aku senang bisa masuk ke asrama bintang, menyusul Dylan, dan menghabiskan waktu bersama di taman. Kupikir semua akan indah, namun kenyataannya lain. Tragedi bunuh diri seorang siswi mencurigai Dylan terlibat di dalam kasus tersebut. Kemudian Sarah, teman sekamarku, mengungkap sebuah rahasia besar Dylan. Aku dihadapkan oleh dua pilihan, membunuh kekasihku atau mengabaikan kematian para penghuni as...
Hamufield
604      164     0     
Fantasy
Kim Junsu: seorang pecundang, tidak memiliki teman, dan membenci hidupnya di dunia 'nyata', diam-diam memiliki kehidupan di dalam mimpinya setiap malam; di mana Junsu berubah menjadi seorang yang populer dan memiliki kehidupan yang sempurna. Shim Changmin adalah satu-satunya yang membuat kehidupan Junsu di dunia nyata berangsur membaik, tetapi Changmin juga yang membuat kehidupannya di dunia ...
Pertualangan Titin dan Opa
72      45     0     
Science Fiction
Titin, seorang gadis muda jenius yang dilarang omanya untuk mendekati hal-hal berbau sains. Larangan sang oma justru membuat rasa penasarannya memuncak. Suatu malam Titin menemukan hal tak terduga....
F I R D A U S
19      13     0     
Fantasy
Kisah-Kisah Misteri Para Pemancing
42      26     0     
Mystery
Jika kau pikir memancing adalah hal yang menyenangkan, sebaiknya berpikirlah lagi. Terkadang tidak semua tentang memancing bagus. Terkadang kau akan bergelut dengan dunia mistis yang bisa saja menghilangkan nyawa ketika memancing! Buku ini adalah banyak kisah-kisah misteri yang dialami para pemancing. Hanya demi kesenangan, jangan pikir tidak ada taruhannya. Satu hal yang pasti. When you fish...
Lusi dan Kot Ajaib
183      82     0     
Fantasy
Mantel itu telah hilang! Ramalan yang telah di buat berabad-abad tahun lamanya akan segera terlaksana. Kerajaan Qirollik akan segera di hancurkan! Oleh siapa?! Delapan orang asing yang kuat akan segera menghancurkan kerajaan itu. Seorang remaja perempuan yang sedang berlari karena siraman air hujan yang mengguyur suatu daerah yang di lewatinya, melihat ada seorang nenek yang sedang menjual jas h...
Mapel di Musim Gugur
10      10     0     
Short Story
Tidak ada yang berbeda dari musim gugur tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya, kecuali senyuman terindah. Sebuah senyuman yang tidak mampu lagi kuraih.
ALACE ; life is too bad for us
4      4     0     
Short Story
Aku tak tahu mengapa semua ini bisa terjadi dan bagaimana bisa terjadi. Namun itu semua memang sudah terjadi
Teilzeit
19      12     0     
Mystery
Keola Niscala dan Kalea Nirbita, dua manusia beda dimensi yang tak pernah bersinggungan di depan layar, tapi menjadi tim simbiosis mutualisme di balik layar bersama dengan Cinta. Siapa sangka, tim yang mereka sebut Teilzeit itu mendapatkan sebuah pesan aneh dari Zero yang menginginkan seseorang untuk dihilangkan dari dunia, dan orang yang diincar itu adalah Tyaga Bahagi Avarel--si Pangeran sek...
Detective And Thief
84      43     0     
Mystery
Bercerita tentang seorang detektif muda yang harus menghadapi penjahat terhebat saat itu. Namun, sebuah kenyataan besar bahwa si penjahat adalah teman akrabnya sendiri harus dia hadapi. Apa yang akan dia pilih? Persahabatan atau Kebenaran?