Read More >>"> Hidden Words Between Us (A Wish) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hidden Words Between Us
MENU
About Us  

Suara meja dan kursi kayu yang bergesekan dengan lantai memenuhi sebuah ruang kelas hingga terdengar di sepanjang koridor lantai dua gedung sekolah SMA Tunas Bangsa. Lingkungan sekolah saat itu sudah sepi dan sunyi--kesempatan yang dimanfaatkan dengan baik oleh dua cowok yang kini sedang sibuk menata beberapa kursi dan meja beberapa meter di depan papan tulis kelas 11 IPS 2.

      "Beres," ucap si cowok bertubuh jangkung yang kini berdiri di belakang kursi yang baru saja selesai diaturnya. "Lo bisa hubungi dia sekarang."

      Seorang cowok lain yang bersamanya tersenyum miring. "Siap."

      Dikeluarkannya ponsel dari saku celananya kemudian mengetik sebuah pesan.

      Kita udah selesai. Lo bisa ke kelas kita sekarang.

      Dan terkirim.

 

πŸ’–

 

1 pesan baru.

      Rambut panjang lurus berwarna kecoklatan seorang gadis yang duduk sendirian di dalam kelas 11 IPS B itu seketika berubah keemasan ketika sinar matahari yang menyusup melalui jendela menerpanya. Menyadari cahaya matahari yang terlalu terik membuatnya mau tidak mau beranjak dari tempat duduknya menuju jendela. Setelah menutup jendela dengan tirai, dia kembali ke tempat duduknya untuk mengambil ponsel dan mengecek 1 pesan baru yang masuk beberapa saat yang lalu.

      Gadis itu tersenyum miring sambil mendengus setelah membaca isi pesan itu. "Kalian mimpi apa, sih, semalam? Tumben banget rajin piket. Biasanya  juga langsung kabur."

      Gadis itu segera merapikan buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam tas, lalu keluar meninggalkan kelasnya.

 

πŸ’–

 

"Kenapa pintunya ditutup?" gumam gadis itu bingung setelah sampai di depan kelas 11 IPS 2. "Apa mereka udah pergi? Ninggalin gue?!"

      Tidak. Dia harus memastikan. Untuk itu, dia membuka pintu.

      "Happy birthday, Elsa .... Happy birthday, Elsa .... Happy birthday, Happy birthday, happy birthday to you ...."

      Gadis bernama Elsa itu tidak mampu menahan senyumnya ketika membuka pintu dan langsung mendengarkan kedua sahabatnya itu memberikan kejutan untuknya. Senyumnya kian melebar melihat kue dengan lilin yang masih menyala berbentuk angka 16 di atasnya.

      "Mike, Jo, kalian bohongin gue soal piket?!" Bagaimana pun juga, Elsa tidak terima dirinya dibohongi seperti ini oleh kedua cowok itu.

      Mike dan Jo sama-sama menyengir lebar tanpa dosa. Mike, cowok bertubuh tinggi yang tampan, pintar, dan nyaris serba bisa. Dan Jo, cowok yang berantakan tapi selalu berhasil menjadi moodbooster Elsa. Masih bisa melihat dan bersama mereka saja, itu merupakan hadiah terbesar dan terindah yang bisa didapatkan Elsa di hari ulang tahunnya. Dia bersyukur memiliki Mike dan Jo dalam hidupnya.

      "Masuk, masuk!" Mike meraih tangan kanan Elsa dan menariknya masuk kemudian menutup pintu.

      Sekarang Elsa sudah duduk di bangku yang telah diatur di tengah-tengah ruang kelas. Kue dengan lilin yang masih menyala itu berada di atas meja, tepat di hadapannya. Senyum Elsa tidak hilang sedetik pun sejak dia membuka pintu kelas tadi.

      "Sekarang saatnya lo niup lilin."

      Mike berdiri dua meter di depannya sambil merekam momen itu dengan handycam milik mereka yang dibeli menggunakan uang tabungan mereka bertiga tahun lalu. Handycam itu hadiah dari ketiganya untuk diri mereka sendiri saat mereka berhasil masuk di sekolah ini. Semua momen penting yang terjadi dalam satu setengah tahun ini terekam dan tersimpan di dalamnya.

      Setelah sekian lama hanya diam dan tertawa, Jo akhirnya bersuara, "Lo nggak mau make a wish dulu?"

      Elsa menoleh ke arah Jo yang duduk di atas sebuah meja di sisi kanannya, lalu tersenyum lebar sampai kedua matanya menyipit. Jo sampai tidak tahan untuk ikut tersenyum. "Menurut lo gue harus ....?"

      "Ya haruslah! Cepetan! Tangan gue pegal!" seru Mike tidak sabar.

      Elsa kemudian mengambil posisi untuk berdoa. Menunduk, memejamkan mata, dan menyatukan tangannya di depan dada sambil terus tersenyum. Tidak salah jika Mike dan Jo sama-sama membenarkan bahwa Elsa adalah gadis yang paling murah senyum di dunia. Berdoa saja sambil tersenyum terus.

      "Udah!" seru Elsa setelah mengucapkan wish-nya dalam hati dan membuka kedua matanya, siap untuk meniup lilin.

      "Eits, lo punya rahasia?" tanya Mike pada Elsa setelah menyadari sesuatu.

      Senyuman Elsa memudar seketika. "Nggak, tuh," jawabnya bingung.

      "Sejak kapan lo ngucapin wish ulang tahun dalam hati? Biasanya lo sampai teriak-teriak," selidik Jo.

      Elsa memikirkan jawaban untuk itu. "Karena .... Gue pengen aja. Kali ini gue cuma mau Tuhan yang tahu."

      Tahu-tahu Jo sudah membungkuk di samping kanan Elsa dan menyelidik wajah gadis itu dari jarak yang teramat dekat. Tubuh Elsa mendadak kaku ketika membalas tatapan cowok itu. "Lo suka sama seseorang? Tanpa kita tahu?"

      Elsa nyaris tergelak mendengarnya. Dia menyentuh lembut pipi cowok itu dengan tangan kanannya. "Kalau ada cowok yang lebih ganteng dari kalian, mungkin gue bisa suka sama dia."

      Rasanya tubuh Jo membeku meski tangan Elsa yang menyentuh pipinya terasa hangat. Kedua matanya yang sipit terpaku menatap wajah Elsa. Jo tiba-tiba merasa sulit bernafas.

      Elsa menurunkan tangannya dari wajah Jo bersamaan dengan cowok itu menegakkan punggungnya kembali. "Gue nggak semudah itu suka sama cowok lain. Emang kalian pernah liat gue jalan sama cowok lain selain kalian?"

      "Udah, udah! Lilinnya udah meleleh tuh," sela Mike tiba-tiba. Dia masih setia berdiri sambil memegang handycam.

      Jo menjauh perlahan sambil diam-diam meraba kedua pipinya yang dirasanya memanas.

      "Teriakin wish lo seperti biasa, dong, Sa!" seru Mike. "Gue juga sama penasarannya sama Jo!"

      Elsa terkikik melihat tingkah kedua cowok itu. Lalu dia memejamkan mata lagi sambil menyatukan kedua tangannya di depan dada dan menyuarakan doanya sebelumnya.

      "Tuhan, gue berharap ... sangat-sangat berharap ... gue, Mike, dan Jo bisa selalu sama-sama seperti sekarang, sampai kita tua, sampai satu per satu di antara kita pergi untuk selama-lamanya. Amin." Usai membuka mata Elsa segera meniup lilin sebelum Mike dan Jo bersuara lagi.

      Mike dan Jo sama-sama tersenyum dan mengaminkan doa Elsa dalam hati mereka masing-masing.

      "Itu doa macam apa coba? Kita nggak mungkin bisa sama-sama terus sampai seterusnya. Kecuali kita bertiga pacaran, nikah sama-sama, tinggal di satu atap bertiga juga," canda Mike.

      Elsa tertawa. Tapi dia tidak bisa berkata apa-apa untuk itu. Elsa tahu, bahwa bagaimana pun juga, suatu saat mereka pasti akan berpisah. Dan tidak satu pun dari mereka yang tahu kapan akan tiba waktunya. Elsa hanya akan menikmati waktunya bersama kedua sahabat yang disayanginya itu untuk sekarang.

      "Sekarang waktunya kita foto bareng!" seru Jo seraya berjalan menuju Elsa dan duduk di samping kanannya.

      Mike melakukan hal serupa. Dia menutup handycam-nya dan duduk di sisi kiri Elsa. Kamera polaroid berwarna biru pastel kini dipegang oleh Jo di tangan kanannya. Lalu mereka mulai berpose. Mike merangkul Elsa dari kiri, dan Jo merangkul Elsa dari kanan. Sementara Elsa merangkul Mike dan Jo sekaligus dengan kedua tangannya dan tersenyum selebar mungkin sampai kedua matanya tertutup.

      Klik.

      Satu lembar foto keluar dari kamera polaroid yang digenggam Jo.

πŸ’–

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • yurriansan

    waah baper liat persahabatan Elsa, Mike dan Jo. keren,lanjutin nih!

    oh ya, kamu juga boleh kasih kritik dan saran di ceritaku yang judulnya WHEN HE GONE. trims

    Comment on chapter A Wish
Similar Tags
Zo'r : The Teenagers
99      75     0     
Science Fiction
Book One of Zo'r The Series Book Two = Zo'r : The Scientist 7 orang remaja di belahan dunia yang berbeda-beda. Bagaimana jadinya jika mereka ternyata adalah satu? Satu sebagai kelinci percobaan dan ... mesin penghancur dunia. Zo'r : The Teenagers FelitaS3 | 5 Juni - 2 September 2018
I'il Find You, LOVE
134      100     0     
Romance
Seharusnya tidak ada cinta dalam sebuah persahabatan. Dia hanya akan menjadi orang ketiga dan mengubah segalanya menjadi tidak sama.
C L U E L E S S
510      396     5     
Short Story
Clueless about your talent? Well you are not alone!
Ketos in Love
36      27     0     
Romance
Mila tidak pernah menyangka jika kisah cintanya akan serumit ini. Ia terjebak dalam cinta segitiga dengan 2 Ketua OSIS super keren yang menjadi idola setiap cewek di sekolah. Semua berawal saat Mila dan 39 pengurus OSIS sekolahnya menghadiri acara seminar di sebuah universitas. Mila bertemu Alfa yang menyelamatkan dirinya dari keterlambatan. Dan karena Alfa pula, untuk pertama kalinya ia berani m...
STORY ABOUT THREE BOYS AND A MAN
446      213     0     
Romance
Kehidupan Perkasa Bagus Hartawan, atau biasa disapa Bagus, kadang tidak sesuai dengan namanya. Cintanya dikhianati oleh gadis yang dikejar sampai ke Osaka, Jepang. Belum lagi, dia punya orang tua yang super konyol. Papinya. Dia adalah manusia paling happy sedunia, sekaligus paling tidak masuk akal. Bagus adalah anak pertama, tentu saja dia menjadi panutan bagi kedua adiknya- Anggun dan Faiz. Pan...
Teilzeit
27      20     0     
Mystery
Keola Niscala dan Kalea Nirbita, dua manusia beda dimensi yang tak pernah bersinggungan di depan layar, tapi menjadi tim simbiosis mutualisme di balik layar bersama dengan Cinta. Siapa sangka, tim yang mereka sebut Teilzeit itu mendapatkan sebuah pesan aneh dari Zero yang menginginkan seseorang untuk dihilangkan dari dunia, dan orang yang diincar itu adalah Tyaga Bahagi Avarel--si Pangeran sek...
Tembak, Jangan?
9      9     0     
Romance
"Kalau kamu suka sama dia, sudah tembak aja. Aku rela kok asal kamu yang membahagiakan dia." A'an terdiam seribu bahasa. Kalimat yang dia dengar sendiri dari sahabatnya justru terdengar amat menyakitkan baginya. Bagaimana mungkin, dia bisa bahagia di atas leburnya hati orang lain.
Varian Lara Gretha
120      86     0     
Romance
Gretha harus mempertahankan persahabatannya dengan Noel. Gretha harus berusaha tidak mengacuUhkan ayahnya yang berselingkuh di belakang ibunya. Gretha harus membantu ibunya di bakery untuk menambah biaya hidup. Semua harus dilakukan oleh Gretha, cewek SMA yang jarang sekali berekspresi, tidak memiliki banyak teman, dan selalu mengubah moodnya tanpa disangka-sangka. Yang memberinya semangat setiap...
Yang ( Tak ) Di Impikan
351      290     4     
Short Story
Bagaimana rasanya jika hal yang kita tidak suka harus dijalani dengan terpaksa ? Apalagi itu adalah permintaan orangtua, sama seperti yang dilakukan oleh Allysia. Aku melihat Mama dengan maksud β€œ Ini apa ma, pa ?” tapi papa langsung berkata β€œ Cepat naik, namamu dipanggil, nanti papa akan jelaskan.” ...
Akhir yang Kau Berikan
7      7     0     
Short Story
\"Membaca Novel membuatku dapat mengekspresikan diriku, namun aku selalu diganggu oleh dia\" begitulah gumam Arum ketika sedang asyik membaca. Arum hanya ingin mendapatkan ketenangan dirinya dari gangguan teman sekelasnya yang selalu mengganggu ia. Seiring berjalan dengan waktu Arum sudah terbiasa dengan kejadian itu, dan Laki Laki yang mengganggu ini mulai tertarik apa yang diminati oleh Arum...