Read More >>"> Hidden Path (Chapter 3 - Miracle) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hidden Path
MENU
About Us  

Siang yang panas itu berangsur gelap. Tampaknya hujan akan segera turun. Hana yang sedari siang tenggelam dalam tangisnya setiap mengingat penyesalan di masa lalunya, kini sudah berhenti menangis. Tak berapa lama sesaat setelah Hana mulai berhenti menangis, samar-samar ia mendengar sesuatu dari luar kamarnya. Ia pun keluar dari kamar dan mengikuti arah suara yang nampaknya suara kucing. Perasaan sedih Hana berubah cepat menjadi perasaan heran mengingat Mbak Minah bilang komplek kost Laluna tidak mengizinkan adanya binatang peliharaan.

"Meow"

Suara kucing itu terdengar lagi begitu jelas. Hana yakin suaranya berasal dari pintu gudang yang ternyata sudah terbuka. Lagi-lagi Hana merasa aneh. Yang ia tahu, pintu gudang itu selalu dikunci oleh pemilik kost karena pintunya yang mudah rusak. Mungkinkah mbak Minah baru saja membukanya dan lupa menutup pintunya? Pikir Hana.

"Meow meow"

Lagi. Suara kucing itu terdengar lagi dan semakin keras seolah memantul diantara kesunyian lorong kost. Suaranya seolah berbunyi seperti suara kucing yang terjebak minta tolong. Mengeong begitu keras. Hana yang selalu ingin tahu, akhirnya menuju gudang untuk mencari kucing tersebut. Ia melongok ke dalam gudang yang begitu gelap sambil memanggil kucing tersebut.

"Pusss..pusss..." panggil Hana. Namun tak ada kucing yang keluar menghampirinya, hanya kegelapan gudang yang menyapanya. Ia pun semakin melongokkan kepalanya ke dalam gudang sambil mencoba mencari-cari arah suara kucing tersebut. Hana akhirnya memutuskan untuk mengganjal pintu dengan botol minum stainless-nya dan masuk ke dalam gudang, mencari saklar lampu agar dapat mencari kucing tersebut. Gudang tanpa ventilasi itu terasa begitu pengap dan gelap. Hana sendiri kesulitan mencari saklar lampu yang biasanya ada di dekat pintu namun rupanya tidak ada.

"Puss.. kamu dimana sih?" tanya Hana seolah berharap kucing tersebut akan menjawabnya. Ia terus berjalan mencari-cari saklar seperti seorang tuna netra.

BRAAAKK!!!

Tepat saat Hana sibuk mencari saklar sambil terus memanggil kucing tersebut, tiba-tiba terdengar suara benda jatuh yang diiringi munculnya seekor kucing hitam dengan kalung bergemerincing berwarna biru.

"Akh!"

Hana begitu kaget melihat Kucing yang tiba-tiba muncul itu lari secepat kilat sampai-sampai menabrak botol minum yang menjadi penyanggah pintu. Dan dalam sekejap mata, pintu gudang tertutup menyisakan gelap yang luar biasa. Seolah tak ada lagi sedikit cahaya yang tersisa di bumi, gudang tersebut menjadi gelap pekat. Hana yang berada sekitar tiga meter dari pintu, kini melangkah pelan sambil mencari pintu gudang tersebut.

Semakin ia berjalan dan berjalan ia tak mendapati dinding maupun pintu. Hana mulai panik dan merasa aneh. Ia benar-benar yakin pintu gudang tidak jauh berada di depannya. Ia terus berjalan dalam kegelapan mencari gagang pintu gudang agar dapat cepat-cepat keluar sebab kegelapan yang luar biasa itu mulai menimbulkan rasa panik dalam dirinya.

Saat rasa panik mulai mengepung dirinya, tiba-tiba dari arah belakang muncul seberkas cahaya.

Pintunya! Batin Hana.

Meskipun dalam hati ia bertanya-tanya mengapa pintu yang awalnya berada di depannya, tiba-tiba jadi berada di belakangnya.

Mungkinkah aku salah melangkah karena terlalu gelap? Batinnya lagi. Namun apapun itu, Hana langsung cepat-cepat berjalan menuju pintu tersebut agar dapat keluar dari kegelapan gudang yang mulai membuat dadanya terasa sesak karena rasa panik.

Sesaat setelah Hana keluar dan menutup pintu dan memutar balik tubuhnya, ia mendapati sesuatu yang luar biasa aneh. Kenyataan yang sangat tak masuk akal. Matanya terbelalak kaget mendapati apa yang ia lihat.

"Astaga!" ucapnya yang tak percaya dengan apa yang ia lihat. Sebab kini Hana berada di sebuah teras rumah tua! Tangannya yang masih menggenggap knop pintu perlahan terasa dingin dan basah. Ia mencoba membuka knop pintu itu, berharap dapat kembali, atau setidaknya berharap kalau semuanya mimpi.

"Tolong buka pintunya!!" teriak Hana sambil menggedor pintu itu dengan keras. Namun kenyataan yang lebih mengerikan muncul. Pintu tersebut perlahan memudar seperti efek CGI yang biasa ia lihat di film-film. Satu-satunya pintu yang mengantarkan Hana ke tempat aneh tersebut, kini menghilang. Langit yang sebelumnya terlihat mendung, kini berubah terang dengan lembayung sore yang menyapa. Gila, ini mimpikan?

Hana yang perlahan menyadari situasi tidak masuk akal ini mulai panik. Pintu gudangnya menghilang, begitupun dengan kost beserta gedungnya. Seolah baru saja melewati pintu Doraemon, kini ia berada di tempat yang sangat berbeda. Ia tidak bisa mempercayai keanehan tersebut. Beberapa detik lalu, ia masih berada di dalam gudang, dan kini ia entah berada dimana.

Hana terduduk lesu di sebuah teras rumah tua yang nampaknya tak berpenghuni lagi. Udara di kost yang semula terasa panas, tiba-tiba berubah sejuk dan mulai terasa dingin karena hujan nampaknya baru turun di tempat tersebut. Daun-daun berserakan di halaman beserta dengan rumpur-rumput liar yang masih basah karena sisa hujan. Pintu dan jendela rumah tua tersebut nampak sudah rusak dan berdebu.

Kedua kaki Hana terasa gemetar mendapati semua kenyataan ini. Hana jatuh lemas di depan pintu. Ia bingung dan tak mengerti sedikit pun apa yang terjadi. Ia yang awalnya hanya berniat menolong kucing di gudang kostnya, kini sudah terduduk lemas di sebuah teras depan halaman rumah tua.

Kalut. Satu kata yang mendeskripsikan keadaan Hana dengan sangat tepat. Ia sudah tak tahu harus melakukan apa setelah kehilangan 'jalan pulang'-nya. Ia hanya terdiam memperhatikan sekelilingnya dan nampak memikirkan segala yang terjadi sementara matahari mulai tenggelam ke barat. Hana mengambil handphone di sakunya. Meskipun signal handphonenya hilang, namun beruntungnya benda itu masih berfungsi. Ia merasa terheran-heran saat menemukan jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Padahal jelas-jelas ia tiba di kost pukul 1 siang. Hana yang terduduk lemas dengan ransel yang menggantung di punggungnya berusaha tenang. Akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari rumah tersebut dan mencari tahu dimana ia sedang berada.

***

Keadaan disekitar rumah tersebut terlihat sebagaimana biasanya rumah di perkampungan. Orang-orang berlalu-lalang sepulang kerja, anak-anak SMA berkerumun melewati gang sambil mengobrol. Suasana khas perkampungan di Indonesia, yang jauh berbeda dengan kawasan elit perkotaan di tempat tinggal Hana. Saat Hana sibuk memikirkan keanehan yang ia temui, tiba-tiba seorang anak kecil berjalan melalui pagar rumah sambil menangis.

"Mamaa... heungg...." anak kecil itu menangis tersedu-sedu memanggil ibunya. Hana yang tak tega akhirnya menghampiri anak kecil itu.

"Hai, dek.. kamu kenapa nangis?" tanya Hana sambil berjongkok di depan gadis kecil dengan rambut yang dikuncir dua tersebut.

"Peliharaanku hilang.. heung" jawab anak kecil itu sambil menangis menutup matanya dengan punggung tangannya.

"Peliharaan apa? Cup cup... Mau kakak bantu cariin?" tanya Hana lagi.

"Peliharaanku kucing. Namanya Milo dan warnanya hitam. Aku udah cari dari tadi tapi Milo gak ketemu... heungg" ujar anak kecil itu kembali menangis. "Kakakgak lihat kucingku di rumah itu? Tadi aku liat dia masuk ke gang ini. Tapi tiba-tiba hilang"

Hana terdiam, mencurigai sesuatu.

"Dia itu kucing pintar kak, kalau ada apa-apa pasti mengeong keras. Dia pakai kalung biru yang ada lonceng kecil gitu kak" lanjut anak kecil itu menjelaskan. Hana tersentak kaget dengan penjelasan anak kecil tersebut. Ini bukan mimpi, pikirnya.

Kucing hitam.

Mengeong keras.

Berkalung biru.

Lonceng kecil.

Hana melepaskan tangannya dari bahu anak kecil itu dan mendadak melangkah mundur darinya. Ia menyadari sebuah kejanggalan yang tidak ia pahami. Ia menatap anak kecil itu seperti melihat sebuah alien yang datang dari galaksi lain.

Karena jika dugaannya benar, kucing yang ia lihat di gudang adalah milik gadis kecil di depannya.

Jika dugaannya benar, pintu gudang apartemennya secara ajaib memang terhubung dengan pintu di rumah tua tersebut.

Dan Jika dugaannya benar, kucing itu tak bisa kembali karena pintu yang menghubungkan apartemen dengan rumah tua itu tak ada lagi.

Dan terakhir, jika dugaannya benar, ia pun terjebak dan tak bisa kembali ke apartemennya.

Setelah berusaha menenangkan gadis kecil tersebut, Hana mencoba pergi ke tempat lainnya sambil terus berpikir, kemana ia harus meminta tolong. Karena ia tahu, tak akan ada orang yang percaya ceritanya tentang sang 'pintu ajaib'. Hana menyadari dirinya dalam keadaan yang serius karena tak bisa kembali ke tempatnya. Ia paham, ini bukanlah cerita doraemon yang akan selalu muncul menolong nobita di akhir cerita. Ia harus mencari jalan keluarnya sendiri.

Tak jauh dari rumah tua tersebut, Hana melihat keramaian pada beberapa ruko besar di sebrang jalan. Lagi-lagi, rasa ingin tahunya pun membawa langkahnya pada keramaian tersebut. Seorang wanita cantik dengan tubuh yang tinggi dan langsing menghampirinya seraya memberikan sebuah flyer.

"Jangan kelewatan ya kak, diskonnya cuma sampe hari ini aja! Langsung diborong sekarang kak" ujar wanita tersebut yang kemudian langsung menghampiri pejalan kaki lainnya yang berada di sekitar dan meninggalkan Hana yang mematung sambil menatap flyer tersebut.

Hana terdiam membaca flyer tersebut. Riuh ramai suara musik, suara SPG yang sibuk promosi dan lalu lalang lalu lintas seolah berhenti sejenak begitu ia melihat sebuah tulisan besar 'Sale Akhir Tahun! 28-31 Desember 2008!'. Matanya terbelalak kaget pada tulisan tersebut.

Desember 2008.

Desember.

2008.

*Bersambung

Author: instagram.com/woozia

Gimana? perlu dilanjut?

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • AjengFani28

    Mantap thor. lanjutkan ceritanya

    Comment on chapter Chapter 1 - Timeline
  • SusanSwansh

    Wow. Mantul ceritanya. Semakin banyak saja nih penulis misteri kece di Tinlit. Hehe. Jadi tambah semangat nulisnya. Mampir di lapakku ya, Sob. Hehe.

    Comment on chapter Chapter 1 - Timeline
Similar Tags
ALACE ; life is too bad for us
11      11     0     
Short Story
Aku tak tahu mengapa semua ini bisa terjadi dan bagaimana bisa terjadi. Namun itu semua memang sudah terjadi
The Eternal Love
425      205     0     
Romance
Hazel Star, perempuan pilihan yang pergi ke masa depan lewat perantara novel fiksi "The Eternal Love". Dia terkejut setelah tiba-tiba bangun disebuat tempat asing dan juga mendapatkan suprise anniversary dari tokoh novel yang dibacanya didunia nyata, Zaidan Abriana. Hazel juga terkejut setelah tahu bahwa saat itu dia tengah berada ditahun 2022. Tak hanya itu, disana juga Hazel memili...
God's Blessings : Jaws
51      39     0     
Fantasy
"Gue mau tinggal di rumah lu!". Ia memang tampan, seumuran juga dengan si gadis kecil di hadapannya, sama-sama 16 tahun. Namun beberapa saat yang lalu ia adalah seekor lembu putih dengan sembilan mata dan enam tanduk!! Gila!!!
Jeritan Suara
62      35     0     
Horror
Menjadikan pendakian sebagai hobi walaupun dia seorang gadis dengan kukuatan fisik yang tidak sebanding dengan teman-temannya yang lain. Tetapi seperti dirinya, teman-temannya tau jika Pai lebih kuat dari apa yang orang lain bisa lihat. Setelah beberapa kali membuat kegaduhan saat pulang mendaki selalu membawa 'oleh-oleh', kali ini bukan hanya itu saja. Lebih besar pengaruhnya saat ia membawa ...
SOLITUDE
35      28     0     
Mystery
Lelaki tampan, atau gentleman? Cecilia tidak pernah menyangka keduanya menyimpan rahasia dibalik koma lima tahunnya. Siapa yang harus Cecilia percaya?
Pertualangan Titin dan Opa
100      71     0     
Science Fiction
Titin, seorang gadis muda jenius yang dilarang omanya untuk mendekati hal-hal berbau sains. Larangan sang oma justru membuat rasa penasarannya memuncak. Suatu malam Titin menemukan hal tak terduga....
Rumah Laut Chronicles
48      41     0     
Horror
Sebuah rumah bisa menyimpan misteri. Dan kematian. Banyak kematian. Sebuah penjara bagi jiwa-jiwa yang tak bersalah, juga gudang cerita yang memberi mimpi buruk.
Bloody Autumn: Genocide in Thames
296      172     0     
Mystery
London, sebuah kota yang indah dan dikagumi banyak orang. Tempat persembunyian para pembunuh yang suci. Pertemuan seorang pemuda asal Korea dengan Pelindung Big Ben seakan takdir yang menyeret keduanya pada pertempuran. Nyawa jutaan pendosa terancam dan tragedi yang mengerikan akan terjadi.
Detective And Thief
87      46     0     
Mystery
Bercerita tentang seorang detektif muda yang harus menghadapi penjahat terhebat saat itu. Namun, sebuah kenyataan besar bahwa si penjahat adalah teman akrabnya sendiri harus dia hadapi. Apa yang akan dia pilih? Persahabatan atau Kebenaran?
Time Travel : Majapahit Empire
810      351     0     
Fantasy
Sarah adalah siswa SMA di surabaya. Dia sangat membenci pelajaran sejarah. Setiap ada pelajaran sejarah, dia selalu pergi ke kantin. Suatu hari saat sekolahnya mengadakan studi wisata di Trowulan, sarah kembali ke zaman kerajaan Majapahit 700 tahun yang lalu. Sarah bertemu dengan dyah nertaja, adik dari raja muda Hayam wuruk