Read More >>"> My Brother Falling in Love (57.Byun Jisung) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Brother Falling in Love
MENU
About Us  

Jangan Lupa Voment. Okee...

Happy Reading~~~

***

"Hahaah...akhirnya kita keluar"

"Setelah ini kita akan berpesta"

"Mati saja mereka"

Dua orang namja berjalan mundur setelah keluar dari pintu utama. Mereka bahkan meludahi tempat itu. Tidak tahu saja saat berbalik pandangan pertama adalah seorang polisi.

"Angkat tangan!!"

Kedua namja berpakaian serba hitam yang baru saja keluar itu  tidak menyadari adanya polisi pasrah saja dan mengangkat tangan mereka ke udara.

Mereka diborgol dan segera dibawa kedalam mobil polisi berbarengan dengan datangnya mobil pemadam kebakaran.

Kai berlari mengejar pelaku yang sudah tertangkap itu. Menghentikan polisi yang akan membawanya.

Bugh
Sebuah tinju melayang di pipi salah satu pelakunya.

"Yakh! Dimana kakakku? Kenapa kau keluar sendiri?" teriak Kai.

Sehun menarik sahabatnya yang sedang emosi agar tidak bertindak sembrono.

"Tenang. Kami masih melakukan pencarian" kata polisi.

"Akhh..." Kai menjambak rambutnya frustasi. Kenapa kerja polisi lambat begitu. Kai bisa saja menerobos kedalam dan menemukan Xiumin. Tapi Sehun mencekal lengannya.

Irene terus merapal doa, tiba-tiba ia melihat Tao ada disebelahnya. Ternyata namja itu belum pulang setelah mengantarnya. Lebih tepatnya Tao khawatir pada Irene.

"Tenang Irene. Rye Hyun pasti akan keluar" ujar Tao.

"Huwaa...aku takut Tao-yah" isakan keluar dari bibir Irene. Ia mengingat kembali dimana Suho menitipkan adiknya. Bagaimana jika terjadi sesuatu.

"Jangan menangis. Nanti cantiknya hilang. Tenang ya, Bebeb Tao ada disini"

Irene mengusap air matanya dan memukul lengan Tao.
"Yakh! Tidak tau kondisi sekali kau. Aku sedang cemas dan panik. Kau malah merayu. Ish...pulang saja sana"

"Tap--"

"Pulang atau aku pukul lagi kau"

Tao lari terbirit-birit meninggalkan Irene. Setelah memastikan Tao pergi menaiki mobilnya Irene kembali menangis.

Park Nopi ikut mengusap bahu Kai mencoba menenagkannya. Melihat asap makin menggumpal membuat semuanya panik.

"Uhuk...uhuk.." Suara batuk seseorang membuat semua tercengang dan segera menghampiri polisi yang membawa para korban.

Kai merengkuh tubuh kakaknya dan menangis seperti anak kecil.
"Hyung....kau akhirnya keluar juga. Kau tidak apa-apa kan?"

Xiumin melerai pelukan Kai dan mengusap air mata Kai.
"Aku baik-baik saja"

"Bagaimana kalian bisa keluar?" tanya Park Nopi.

"Kami mengikuti orang yang membakar tempat ini" jawab Chanyeol.

Irene menyapu pandangannya. Dia tidak menemukan Rye Hyun. Irene mendekati Chanyeol dan menatapnya.
"Rye Hyun dimana?"

"Dia belum keluar?" heran Chen.

air mata kembali keluar dari kedua mata Irene. Semua orang keluar kecuali Irene dan Baekhyun. Lalu bagaimana keadaan mereka?bagaimana mereka keluar kalau api semakin besar.

"Rye Hyun dan Baekhyun belum keluar?" Xiumin ikut khawatir karena menghentikan pencarian. Xiumin pikir Baekhyun dan Rye Hyun sudah keluar karena perintah Kyungsoo.

"Apa masih ada korban?" tanya Polisi.

Xiumin mengangguk dan menunjuk gedung berhantu itu.
"Masih ada dua orang disana, ahjussi. Tolong selamatkan mereka"

"Tenang. Kalian jangan panik dulu. Tim pemadam sudah masuk kedalam dengan beberapa polisi"

Xiumin mengangguk. Ia hanya bisa berdoa supaya Rye Hyun dan Baekhyun baik-baik saja.

Park Nopi sudah memeluk Irene yang terus terisak. Ia juga ikut terguncang dengan kenyataan ini.

Diam-diam Sehun mendekati Han Mel dan Chanyeol. Tidak bisa dibohongi bahwa Sehun masih khawatir pada gadis itu. Memanfaatkan kelengahan Park Nopi.

"Kau baik-baik saja Han Mel-ah?"

"Hmm" kata Han Mel singkat.

"Maafkan aku untuk kejadian waktu itu. Tolong maafkan aku Han Mel"

Gadis itu memilih bertukar tempat dengan Chanyeol. Kini yang disebelah Sehun adalah Chanyeol. Tadinya Chanyeol akan membiarkan saja Sehun dan Han Mel bicara. Mereka harus menyelesaikannya. Tapi, Han Mel masih belum mau bicara dengan Sehun.

"Minta maaf nya nanti saja. Bisa bawakan makanan dan minuman, Kami kelaparan. Aku akan membujuk Han Mel kalau kau melakukannya" alis Chanyeol naik turun menggoda Sehun agar mau menurutinya. Karena Sehun terlalu baik ia pun hanya bisa mengangguk.

Tanpa sadar satu air mata luruh dari pipi Han Mel.
"Kenapa kau meninggalkan aku, Sehun. Padahal aku sedang mencintaimu waktu itu"

***

Baekhyun menarik Rye Hyun menjauhi api didepannya. Mereka benar-benar panik karena jalanan tidak terlihat jelas karena asap.

Rye Hyun menggenggam erat Baekhyun dengan kedua tangannya. Gadis itu sampai melupakan lukanya.

"Baekhyun aku takut" Lirih Rye Hyun.

"Aku juga Rye Hyun. Tapi kau harus percaya padaku. Kita bisa keluar dari sini"

"Aku percaya padamu Baekhyun"

Baekhyun tersenyum meskipun Rye Hyun masih memasang wajah meringisnya. Mereka berjalan terus mencari jalan keluar.

"Awas Rye Hyun"
Baekhyun menarik Rye Hyun kebelakang saat melihat sebuah api menyambar pintu didepannya. Hampir saja. Hampir saja mengenai gadis itu.

"Gomawo Baekhyun-ah" Baekhyun pun mengangguk.

"Uhuk...uhuk"
Nafas Baekhyun memburu.Ia paling tidak tahan dengan asap. Saat menyelamatkan Xiumin di lab waktu itu, Baekhyun sampai ikut masuk rumah sakit.

Beberapa tempat sudah penuh dengan api. Baekhyun dan Rye Hyun berada diantara tempat tersebut. Mereka terjebak dan tidak tahu harus bagaimana.

"Uhuk...uhuk..." Batuk Baekhyun makin lama makin sering terdengar oleh Rye Hyun. Ia menatap iba kearah namja disampingnya.

"Baekhyun kau baik-baik saja?"tanya Rye Hyun khawatir. Ia juga ingat Baekhyun pernah masuk rumah sakit karena kebakaran lab sekolah waktu itu. Gadis itu jadi berfikir mungkin Baekhyun tidak kuat menghirup asap.

"Aku tidak...uhuk..apa-apa"

Rye Hyun mengerucutkan bibirnya. Bagaimana mungkin Baekhyun baik-baik saja kalau jawabannya dengan terbatuk begitu. Rye Hyun tidak tahu bagaimana caranya keluar dari tempat itu.

"Baekhyun---"

"Hmm"

"Kau percaya padaku kan?"

"Tentu saja"

Rye Hyun menarik tangan Baekhyun dan berlari melewati jalanan yang masih sedikit apinya. Entah kemana tujuannya, Rye Hyun juga tidak tahu. Setidaknya ia ingin berusaha. Tidak adil selama ini menunggu Baekhyun menuntunnya.

Setelah melewati beberapa pintu. Rye Hyun makin tahu rasanya terjebak dilabirin. Ini persis permainan yang dimainkan anak-anak.

"Uhuk..." Rye Hyun melirik Baekhyun yang sudah semakin lemas. Sepertinya Baekhyun semakin kesakitan.

Rye Hyun melewati tangga dan membantu Baekhyun menuruninya. Namun, karena kabut asap yang makin tebal, Baekhyun salah menginjak anak tangga. Alhasil kini ia terjatuh menggelinding. Rye Hyun tercengang.

"Baekhyun"

Rye Hyun menemukan tubuh Baekhyun yang tidak sadarkan diri dan mengguncang-guncangnya seraya meneriaki nama Baekhyun.

"Baekhyun sadarlah..."

"Baekhyun kumohon, kita harus keluar Baekhyun"

Rye Hyun terisak meremas jas sekolah Baekhyun. Ia tidak tahu harus berbuat apa lagi. Apa ini saatnya pasrah. Mati?

"Toloooongg !!"

"Siapa saja Tolong !!!"

Tangan Rye Hyun menyentuh pipi Baekhyun. Melihat Baekhyun sakit Rye Hyun menjadi sedih. Ia ketakutan, bukan karena terjebak dan gagal keluar. Tapi karena gagal menyelamatkan Baekhyun.

"Baekhyun kau tau...Selama ini. Hiks...aku pikir tidak ada orang yang peduli padaku selain Xiumin"

Rye Hyun mengusap pipinya yang basah. Ia benar-benar menangis dan pikirannya melayang kesaat-saat dimana Baekhyun melindunginya.

"Kau, Byun Baekhyun. Orang yang sudah membuat aku tertawa. Ayo sadarlah kumohon...kumohon sadarlah Baekhyun"

Rye Hyun menenggelamkan wajahnya ke dada Baekhyun. Tangisnya makin keras.

"Rye---"

Baekhyun kesulitan nafas karena dadanya ditekan sesuatu. Ia membuka matanya dan tersenyum mendapati Rye Hyun menangis didadanya. Tangan Baekhyun menyentuh rambut Rye Hyun.

"Kau sadar Baekhyun"

"Hmm. Aku mendengar suara seseorang. Ku pikir kita sudah mendekati jalan keluarnya...uhuk..." Baekhyun bangkit dan duduk dibantu oleh Rye Hyun.

"Kau hebat bisa sampai sini. Ayo kita bebas Rye Hyun"

Gadis itu mengangguk dan merasakan tangan hangat Baekhyun mengusap pipinya.

"Baekhyun--"

"Hmm"

"Apa kau mendengar kata-kataku sebelumnya?"

Baekhyun menggeleng sedangkan Rye Hyun tersenyum. Ia lega Baekhyun tidak mendengar itu. Karena Rye Hyun masih tidak mengerti kenapa ia mengucapkan kalimatnya.

"Memangnya kau bilang apa?"

"A-aku bilang sadarlah Baekhyun dan kita harus keluar"

Baekhyun mengangguk seraya merapal kata 'Oh' kemudian menarik Rye Hyun kembali berjalan. Tiba-tiba mereka menggeliat karena disiram sesuatu. Dan mendengar teriakan orang.

"Ada orang!"

***

Kyungsoo mengendarai mobilnya begitu kencang, ia memukul-mukul setir karena jarak mobil polisi dibelakangnya makin menipis.

Dia harus kabur.

"Hahaha....." suara tawa Kyungsoo keluar disaat-saat rasa paniknya. Apa ia masih bisa bahagia?

Mungkin Kyungsoo bahagia karena bisa menyakiti teman-temannya. Ia membayangkan penderitaan Xiumin didalam gedung berhantu, sedang menangis dan kelaparan.

Kyungsoo menginjak kembali pedal gas dan menambah kecepatannya.

"Aku bebas......hahaha" Kyungsoo memukul kepalan tangannya ke udara. Dilihatnya ternyata jarak mobil polisi kembali jauh.

Dan namja itu tertawa bahagia merasa sudah aman. Ia seharusnya memperhatikan jalan. Tapi Kyungsoo hanya sibuk tertawa.

Ia membelalakkan matanya kala melihat seseorang melintas didepannya. Segera Kyungsoo menginjak rem. Seketika terdengar bunyi gesekan antara ban mobilnya dengan jalan.

"Sial!" geram Kyungsoo.

Tok...tok...tok

Kyungsoo membuka kaca mobilnya dan melihat polisi berdiri disana sambil menunjukkan borgolnya.

"Ikut kami"

***

Setelah beberapa jam akhirnya api bisa dipadamkan. Pihak kepolisian juga sudah mengabarkan para orangtua siswa dan pihak sekolah. Banyak juga dari wartawan dan reporter yang meliput kejadian tersebut.

Masing-masing dari orangtua Chen, Chanyeol dan Go Han Mel sudah menjemput anaknya. Sedangkan Sehun sudah pergi mengantar Park Nopi.

Rye Hyun yang baru keluar dalam keadaan basah hanya menatap sendu pemandangan para orangtua yang mengkhawatirkan anaknya. Ditemani Irene disebelahnya, Rye Hyun tersenyum miris menertawakan dirinya sendiri.

"Rye Hyun-ah...ayo pulang bersamaku"

Rye Hyun menggeleng, karena ia melihat orangtua Irene juga sudah datang.
"Tidak usah, Irene. Aku juga nanti dijemput sama supir. Kau tenang saja. Orangtua mu khawatir, pulang saja Irene"

"Kau yakin?" Rye Hyun mengangguk. Irene tidak bisa memaksa Rye Hyun. Belum lagi gadis itu terus mengibaskan tangannya agar Irene segera pergi dari sana.

"Baiklah, aku pulang ya. Telfon atau chat aku kalau kau mau curhat. Nih ponselmu, okee"

"Iya"

Irene berlalu dengan kedua orangtuanya. Rye Hyun meringis. Apa hanya dirinya yang tidak diperhatikan orangtua?

Sis Kae menghampiri Ibu dan Ayahnya.
"Eomma....Appa..."

"Sis Kae, anakku"

Sambil menyalami orangtua Sis Kae, Kai dan Xiumin berbincang-bincang bersama sebelum mereka hilang dari pandangan Rye Hyun.

Rye Hyun merasakan dingin kala angin menyentuh kulitnya. Tanpa sadar sesuatu yang basah melintasi pipinya. Rye Hyun merasa sepi. Biasanya Rye Hyun akan melihat Suho datang dan keluar dari mobil kemudian memeluknya dan menenangkan dengan kalimat-kalimatnya.

Tidak ada seorangpun yang peduli padanya. Tidak ada siapapun. Rye Hyun bahkan tidak ingin merusak kebersamaan Xiumin dengan adiknya dan Ayahnya. Setelah mendengar kenyataan bahwa Kai adalah adik Xiumin dan mereka hanya bermain drama, Rye Hyun merasa bukan lagi seseorang yang sangat dikenali Xiumin.

Suho. Hanya Suho yang bisa memperhatikan Rye Hyun. Suho yang menjadi Ibu dan Ayah baginya. Tapi kini Suho jauh di Amerika.

Rye Hyun menyalakan ponselnya yang diberikan Irene. Ia sengaja membuka pesan dan mengetik sesuatu.

To : Suho Oppa

Oppa. Kau sedang apa?

"Hiks..."
Isakan kecil keluar dari mulutnya. Rye Hyun menyeka matanya dan menghalau air matanya keluar lagi.

Setelah beberapa menit ponselnya berdering dan Suho menelfonnya. Rye Hyun awalnya ragu untuk mengangkatnya. Namun, Ia berusaha mengangkatnya dan menetralkan suaranya.

"Oh. Oppa" sapa Rye Hyun saat menekan tombol hijau dan menempelkan ponselnya ditelinga kanan.

"Rye Hyun-ah. Kau apa kabar?"

"Aku? hmm...." Rye Hyun menarik nafasnya menahan isakannya agar Suho tidak mendengar.
"Di kamar membaca novel" bohong Rye Hyun.

Gadis itu sedang apa? Duduk didepan gedung berhantu dan menyaksikan hingar bingar polisi dan pemadam kebakaran yang sibuk meneliti tempat, Para reporter dan wartawan yang sibuk meliput, dan para orangtua yang khawatir.

"Kau baik kan, sayang? kenapa suaramu sedikit berbeda?"

"Hmm. Baik kok Oppa. Oh, aku mau mandi dulu, nanti ku telfon lagi. Bye Oppa"

"Bye..."

Tut.

Tanpa Rye Hyun sadari sejak tadi ada yang sedang memperhatikannya. Sepasang mata yang melihat Rye Hyun dengan penuh perasaan. Dia Baekhyun.

Dengan duduk berlutut didepan Rye Hyun, Baekhyun tersenyum dan melihat wajah cantik gadis didepannya.

"Kau belum pulang Baekhyun?" Tanya Rye Hyun.

"Kau juga. Aku akan pulang kalau kau juga pulang."

"Aku akan pulang. Sebentar lagi supir ibuku datang. Itu ayah dan ibumu sudah menjemput kan?"

Baekhyun mengangguk saja seraya menatap Rye Hyun seolah berkata kalau-orangtua-ku-datang-lalu-kenapa?

"Aku akan menunggumu. Aku sudah bilang akan pulang kalau kau juga pulang"

Rye Hyun mengalihkan pandangannya. Tidak akan ada yang menjemput Rye Hyun. Jika Baekhyun ikut menunggu dia hanya akan membuang waktu.

Rye Hyun diam dan Baekhyun tersenyum. Baekhyun tahu, sangat tahu. Semua percakapan Rye Hyun dengan kakaknya. Baekhyun mendengarnya. Bagaimana Rye Hyun berbohong. Baekhyun sangat peduli itu.

"Hyung...Ayo pulang" Jisung datang dan menarik tangan Baekhyun.

Rye Hyun mendongak dan melihat wajah Jisung yang sudah lama tidak dilihatnya. Jisung terlonjak melihat Rye Hyun. Ada apa? Jisung mengingat perjanjian?

"Noona yang waktu itu"

Baekhyun berdiri dan membisikkan sesuatu pada Jisung, adiknya.

"Yakh! Noona--"

Plak

"Bicara yang sopan Byun Jisung"

Jisung meringis dan memegangi lengan bekas pukulan Baekhyun.
Rye Hyun tersenyum samar.

"Noona ayo ikut aku. Aku kan hutang ice cream padamu. Aku mau membayarnya sekarang"

"Jisung-ah. Sepertinya nanti saja"

Baekhyun mencolek pipi Jisung dan merangkul adiknya dengan memberi kode berupa tatapan 'cepat lakukan adikku'

"Sirheo! Ayo Noona" Jisung pun menarik tangan Rye Hyun dan membawa gadis itu menuju mobil orangtuanya.

"Yakh! Byun Jisung kau sungguh adik sejatiku. Hehehe..." kekeh Baekhyun.

.
.
.
.
.

TBC

Byun Jisung

 

 


Unch...adikmu Byun...😍

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Well The Glass Slippers Don't Fit
21      8     0     
Fantasy
Born to the lower class of the society, Alya wants to try her luck to marry Prince Ashton, the descendant of Cinderella and her prince charming. Everything clicks perfectly. But there is one problem. The glass slippers don't fit!
fall
59      24     0     
Romance
Renata bertemu dua saudara kembar yang mampu memporak-porandakan hidupnya. yang satu hangat dengan segala sikap manis yang amat dirindukan Renata dalam hidupnya. satu lagi, dingin dengan segudang perhatian yang tidak pernah Renata ketahui. dan dia Juga yang selalu bisa menangkap renata ketika jatuh. apakah ia akan selamanya mendekap Renata kapanpun ia akan jatuh?
Hujan Terakhir Bersamamu
4      4     0     
Short Story
"Kamu tak punya alasan untuk tidak menyukai hujan," katamu waktu itu. Namun sekarang aku punya banyak alasan untuk membencinya.
Premium
Smitten With You
5267      1493     10     
Romance
He loved her in discreet… But she’s tired of deceit… They have been best friends since grade school, and never parted ways ever since. Everything appears A-OK from the outside, the two are contended and secure with each other. But it is not as apparent in truth; all is not okay-At least for the boy. He’s been obscuring a hefty secret. But, she’s all but secrets with him.
Army of Angels: The Dark Side
316      94     0     
Fantasy
Genre : Adventure, Romance, Fantasy, War, kingdom, action, magic. ~Sinopsis ~ Takdir. Sebuah kata yang menyiratkan sesuatu yang sudah ditentukan. Namun, apa yang sebenarnya kata ''Takdir'' itu inginkan denganku? Karir militer yang telah susah payah ku rajut sepotong demi sepotong hancur karena sebuah takdir bernama "kematian" Dikehidupan keduaku pun takdir kembali mempermai...
Say Your Love
282      227     2     
Short Story
Dien tak pernah suka lelaki kutu buku sebelumnya. Mereka aneh, introvert, dan menyebalkan. Akan tetapi ada satu pengecualian untuk Arial, si kutu buku ketua klub membaca yang tampan.
KAU, SUAMI TERSAYANG
424      312     3     
Short Story
Kaulah malaikat tertampan dan sangat memerhatikanku. Aku takut suatu saat nanti tidak melihatku berjuang menjadi perempuan yang sangat sempurna didunia yaitu, melahirkan seorang anak dari dunia ini. Akankah kamu ada disampingku wahai suamiku?
L & A
26      24     0     
Romance
LA (From Aquarius to Leo) ____ The Blue adalah sebuah perusahaan majalah tempat di mana Riu bekerja. Dia bisa ada di sana karena bantuan seorang kepala editor yang memberikan ia kesempatan bekerja di sana. Riu bertemu dengan banyak orang. Dia memiliki usia paling muda di antara semua orang di perusahaan itu. Riu bekerja di tim editor bersama beberapa orang lainnya. Hari itu ia tidak s...
Secret Room
257      209     4     
Short Story
Siapa yang gak risik kalau kamu selalu diikutin sama orang asing? Pasti risihkan. Bagaimana kalau kamu menemukan sebuah ruang rahasia dan didalam ruang itu ada buku yang berisi tentang orang asing itu?
My Halloween Girl
5      5     0     
Short Story
Tubuh Kevan bergetar hebat. Ia frustasi dan menangis sejadi-jadinya. Ia ingat akan semalam. Mimpi gila itu membuatnya menggila. Mimpi itu yang mengantarkan Kevan pada penyesalan. Ia bertemu dengan Keisya dimimpi itu. “Kev, kau tahu? Cintaku sama besarnya denganmu. Dan aku tak akan membencimu,”. Itu adalah kata-kata terakhir Keisya dimimpinya. Keisya tak marah dengannya. Tak membencinya. Da...