Read More >>"> My Brother Falling in Love (32.Daebak! Han Mel) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Brother Falling in Love
MENU
About Us  

Author POV

 

"Apakah sebenarnya hubungan kita Umin?"

 

"Entah gimana kamu menilainya, bagiku kau adalah cinta pertamaku hingga sekarang Sis Kae-yah"

 

Malam itu setelah menjawab pertanyaan dari Sis Kae tidak ada lagi pembicaraan yang terjadi. Baik Sis Kae maupun Xiumin tidak tahu harus berkata apa. Xiumin terus saja berperang dengan perasaan dan otaknya. Secara teknis namja itu memang belum meminta Sis Kae menjadi pacarnya atau sebut saja nembak, dan itulah yang Sis Kae maksud. Jika Xiumin belum menembak Sis Kae, itu berarti hubungan mereka masih hanya sebatas teman sejak kecil. Berbeda bukan?

 

Xiumin jadi tidak bisa tidur malam ini. Ia bingung, padahal biasanya jika sudah menyentuh bantal dia akan langsung mengantuk. Tapi malam ini aneh.

 

Sudah pukul dua dan Xiumin masih terjaga. Kedua matanya sejak tadi hanya memperhatikan jarum jam.

 

"Aggrrhhh..." Xiumin membalikkan tubuhnya menjadi tengkurap dengan wajah yang sengaja ia tenggelamkan diantara bantalnya.
"Harusnya aku nembak Sis Kae. Aku ingin menjadikannya milikku. Seharusnya aku melakukan itu"

 

"Kapan ya?"

 

"Secepatnya"

 

Seulas senyum terbit dibibir Xiumin membuat pipinya yang chubby menjadi sangat menggemaskan. Ia merasa amat bahagia meski baru memikirkan rencananya menembak Sis Kae.

 

***

 

Keesokan harinya digerbang sekolah ada yang sedikit berbeda. Normalnya yang berjaga disana hanya Suho dan anggota osisnya. Hari ini tidak normal, disana ada Kai menyelinap diantara Suho dan Luhan.

 

"Hei kau tidak pakai dasi. Catat sunbae " teriak Kai menunjuk salah seorang murid.

 

"Pagi Broo" begitu melihat teman sekelasnya Kai ber-high five.

 

Luhan terlihat menggelengkan kepalanya menyaksikan aksi Kai yang jarang terjadi. Sementara itu Suho hanya terkekeh.

 

"Sebenarnya kenapa kau ikut menjaga gerbang seperti ini? huh?mau jadi anggota osis juga?" tanya Luhan setelah menepuk bahu Kai.

 

"Nega? anggota osis? hahaha....gila dong aku" dengan bangganya Kai malah berkacak pinggang.

 

"Oh..jadi kau pikir anggota osis itu orang gila?" Luhan menjadi tertantang oleh kata-kata Kai.

 

"Aku tidak bilang begitu" Kai membuang mukanya melihat kearah gadis yang sedang berjalan memasuki area sekolah.
"Hai Seulgi...you look so beautiful"

 

"Yang gila itu kamu Kai"
Luhan geram menghadapi Kai, jika saja Suho tidak mencegahnya sudah dipastikan tangannya menjitak Kai.

 

Sudah hampir bel tapi seseorang yang sedang Kai tunggu belum juga muncul. Sebenarnya Kai sudah bosan berdiri diantara orang-orang rajin ini. Terlebih lagi, bagaimana jika gerbang ditutup sebelum dirinya sempat membolos. Oh..malapetaka.

 

"Berapa lama lagi gerbang ditutup sunbae?" tanya Kai pada Suho.

 

"Tiga menit lagi"

 

Kai mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia sedang memikirkan seseorang yang ditunggunya.sudah sejak pagi ia menunggu didepan gerbang sampai rela berdiri dengan para osis hanya untuk menunggu gadis itu. Kai curiga apakah dia tidak masuk sekolah? apakah dia terlambat?

 

"Loh, Kai ngapain kamu disini?"

 

Kai tersadar dari lamunan mendengar kalimat itu. Sehun menghampirinya dan menjabat tangannya.

 

"Ada urusan" singkat Kai.

 

Sehun akhirnya memilih melenggang seorang diri memasuki gedung sekolahnya.
Tadinya ia ingin mengajak Kai, tapi seperti yang dikatakan sahabatnya itu, sedang ada urusan itu berarti Kai tidak bisa diganggu.

 

"Sepuluh detik lagi Han. Setelah itu tutup gerbangnya" aku Suho.

 

"Okee" sahut Luhan memegang besi gerbang.

 

Kai jadi was-was, ia kembali melihat jauh kedepan jalanan. Ada seseorang tengah berlari-lari kecil. Sedikit menyipitkan matanya Kai berhasil menangkap seseorang itu.

 

Luhan sudah bertindak akan menutup rapat gerbang sekolah. Namun, dicegah oleh tangan kekar Kai. Terjadilah aksi saling tarik-menarik pagar besi.
Hingga akhirnya gadis itu berhasil masuk.

 

Kai menggamit lengan gadis itu begitu tangannya membiarkan Luhan menutup gerbang.


"Thanks sunbae" Kai berlalu menarik Sis Kae berjalan memasuki gedung sekolah.
Lagi-lagi, Suho dan Luhan hanya bisa berdecak sambil geleng-geleng kepala.

***

Sesampainya ditempat yang dirasa sudah sepi Kai berhenti berjalan dan melepaskan tangan Sis Kae. Gadis itu melihat pergelangan tangannya yang merah akibat ditarik Kai dan dirinya berusaha memberontak.

"Mianhee, sakit ya?"

Sis Kae tidak ingin membalas Kai. Ia memilih diam dan menunggu apa yang ingin dikatakan Kai. Jika perasaannya benar, Kai sedang ingin memberitahukan sesuatu. Seperti sebelum-sebelumnya itu.

"Ikutlah membolos denganku, Ne" ujar Kai memohon-mohon. Tentu saja Sis Kae tidak akan mau.

"Kau gila ya? Bagaimana bisa kau mengajak keburukan pada orang lain"

"Bolos bukan sesuatu yang buruk. Aku hanya memintamu melakukannya sekali ini saja"

"Aku tidak mau Kai"

Kai menyibakkan rambut depannya. Ia bingung harus dengan cara apa supaya Sis Kae mau ikut bersamanya.

"Kalau tidak ada yang ingin dikatakan, aku akan pergi ke kelas"

"Baiklah aku tidak akan memaksamu" setelah mengatakan kalimat itu Kai pergi meninggalkan Sis Kae dengan segala kebingungannya. Kali ini Kai tidak memberitahu apa yang akan terjadi. Bagaimana jika sesuatu yang buruk akan terjadi hari ini.

Sis Kae harus meminta kejelasan.

"Kai" didepan sana Kai berhenti dan berbalik menghadap Sis Kae.

"Wae??"

Aduh, Bagaimana Sis Kae menanyakan ini?

"Kau...hmm...kau jadi bolos hari ini?"

Kai menyunggingkan senyumnya sekilas. Ia melangkah mendekati Sis Kae kembali. Wajah gadis itu terlihat lucu jika sedang gugup seperti itu. Andai dia sudah menjadi milik Kai.

"Kalau kau menemaniku" ujar Kai merasa Sis Kae mulai peduli padanya hingga harus bertanya hal itu.
"Anni. Aku tidak akan bolos hari ini. Setidaknya aku harus tau kau aman"

Sis Kae masih belum mengerti kenapa Kai tidak langsung memberitahunya seperti kemarin. Bagaimana nanti ia akan memberitahu Baekhyun.

"Ayo aku antar kau ke kelas"

Sis Kae menuruti perintah Kai. Ia berjalan beriringan dengan Kai menuju kelas. Ini karena pikirannya masih mencoba menebak apa yang akan terjadi. Ia memang harus segera memberitahu Baekhyun soal ini. Setidaknya, Baekhyun bisa mencaritahu kelanjutannya.

Saat didepan kelas Sis Kae. Mereka berhenti dan saling memandang satu sama lain. Sis Kae menatap Kai penuh tanda tanya, sedangkan Kai memandang gadis didepannya dengan kekaguman.

"Kenapa masih memandangiku? aku tau aku ganteng"

Sis Kae langsung masuk kedalam kelas dan mengabaikan kata-kata Kai. Disana ia langsung disambut Go Han Mel yang merasa keanehan melihat Sis Kae baru masuk kekelas.

"Kau terlambat?" tanya Han Mel.

Sis Kae meletakkan tasnya di gantungan meja. Ia menggaruki kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu Han Mel" Sis Kae rasa ia harus bercerita tentang Kai, tentang kerjasamanya dengan Baekhyun pada sahabatnya itu. Sis Kae tidak sanggup berfikir sendirian.

"Mwo?"

"Aku dan Baekhyun sunbae sebenarnya sedang menyelidiki pelaku teror sekolah, Han Mel"

Mulut Han Mel terbuka lebar terkejut mendengar pengakuan Sis Kae.

"Mian, Aku baru cerita. Dan hari ini, Kai bersikap aneh. Aku yakin dia tau sesuatu. Tapi aku tidak tau apa itu?aku ingin segera memberitahukan ini pada Baekhyun sunbae. Tapi apa yang harus aku katakan padanya?" Sis Kae kembali menunduk merasa terbebani dengan ini semua.

Tangan Go Han Mel mengelus pundak Sis Kae. Memberikan kekuatan pada gadis itu dengan keberadaannya. Ia juga mencoba meyakinkan Sis Kae bahwa ia tidak salah telah bercerita dengan Han Mel.

"Katakan saja pada Baekhyun sunbae supaya dia bisa berhati-hati untuk hari ini. Mungkin saja Kai sendiri belum tau akan terjadi apa?"

"Kau seakan berpikir bukan Kai pelakunya?" Go Han Mel mengangguk yakin ditanya oleh Sis Kae.

Sis Kae bingung dan merasa semakin kalut. Kedua partner nya berpendapat bahwa Kai bukan pelaku sebenarnya. Baekhyun pasti tahu sesuatu.

"Bagaimana caranya aku memberitahu Baekhyun sunbae?"

"Kau tidak punya nomor telfonnya ?"

Han Mel benar lagi, kenapa Sis Kae tidak bertukar kontak dengan Baekhyun. Membuat kerjasamanya jadi kurang saja.

Sis Kae menggeleng lemah dengan wajah yang semakin menampakkan kekhwatiran.

"Kau ini bagaimana?" Han Mel melirik jam ditangannya dan mencoba berfikir sesuatu.
"Kita ke kelasnya saja Sis Kae"

"Alasannya apa?"

"Bilang saja kau ingin mengembalikkan bukunya"

Sis Kae tersenyum lega mendengar ide Han Mel. Tanpa menunggu lama ia pun mengambil sebuah buku didalam tasnya. Sebuah novel yang baru dibelinya beberapa hari yang lalu sebelum kakaknya pergi ke Cina.

"Bagaimana kalau Ms.Angel datang ke kelas kita?"

"Ck! Sis Kae. Kau lupa siapa temanmu ini?"

Sis Kae memutar bola matanya. Apa maksud Han Mel?

"Aku ketua kelas" alis Han Mel naik turun.

Sis Kae terkekeh dan merekapun segera bangkit dari tempat duduk masing-masing lalu Han Mel menghampiri temannya yang duduk dibaris paling depan.

"Jika Ms.Angel datang, katakan aku sedang ke ruang guru melihat absensi kelas. Gomawo"
Yang ditanya hanya mengangguk.

Mereka segera keluar kelas dan mencari kelas Baekhyun. Sis Kae benar-benar bersyukur punya sahabat seperti Go Han Mel.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Aku punya pengumuman guys...nih aku baru bikin ff baru judulnya "Annyeong Jimin"
Siapa tahu pada suka mampir aja.

Tbc.😁

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
ketika hati menentukan pilihan
5      5     0     
Romance
Adinda wanita tomboy,sombong, angkuh cuek dia menerima cinta seorang lelaki yang bernama dion ahmad.entah mengapa dinda menerima cinta dion ,satu tahun yang lalu saat dia putus dari aldo tidak pernah serius lagi menjalani cintanya bertemu lelaki yang bernama dion ahmad bisa mengubah segalanya. Setelah beberapa bulan menjalani hubungan bersama dion tantangan dalam hubungan mereka pun terjadi mula...
The First
6      6     0     
Short Story
Aveen, seorang gadis19 tahun yang memiliki penyakit \"The First\". Ia sangatlah minder bertemu dengan orang baru, sangat cuek hingga kadang mati rasa. Banyak orang mengira dirinya aneh karena Aveen tak bisa membangun kesan pertama dengan baik. Aveen memutuskan untuk menceritakan penyakitnya itu kepada Mira, sahabatnya. Mira memberikan saran agar Aveen sering berlatih bertemu orang baru dan mengaj...
NWA
35      21     0     
Humor
Kisah empat cewek penggemar boybend korea NCT yang menghabiskan tiap harinya untuk menggilai boybend ini
The Presidents Savior
125      49     0     
Action
Semua remaja berbahaya! Namun bahaya yang sering mereka hadapi berputar di masalah membuat onar di sekolah, masuk perkumpulan tidak jelas yang sok keren atau berkelahi dengan sesama remaja lainnya demi merebutkan cinta monyet. Bahaya yang Diana hadapi tentu berbeda karena ia bukan sembarang remaja. Karena ia adalah putri tunggal presiden dan Diana akan menjaga nama baik ayahnya, meskipun seten...
Tentang Penyihir dan Warna yang Terabaikan
86      35     0     
Fantasy
Once upon a time .... Seorang bayi terlahir bersama telur dan dekapan pelangi. Seorang wanita baik hati menjadi hancur akibat iri dan dengki. Sebuah cermin harus menyesal karena kejujurannya. Seekor naga membeci dirinya sebagai naga. Seorang nenek tua bergelambir mengajarkan sihir pada cucunya. Sepasang kakak beradik memakan penyihir buta di rumah kue. Dan ... seluruh warna sihir tidak men...
Ruang Nostalgia
5      5     0     
Short Story
Jika kita tidak ditakdirkan bersama. Jangan sesali apa pun. Jika tiba-tiba aku menghilang. Jangan bersedih, jangan tangisi aku. Aku tidak pantas kamu tangisi. Tapi satu yang harus kamu tau. Kamu akan selalu di hatiku, menempati ruang khusus di dalam hati. Dan jika rindu itu datang. Temui aku di ruang nostalgia. -Ruang Nostalgia-
Semanis Rindu
175      77     0     
Romance
Aku katakan padamu. Jika ada pemandangan lain yang lebih indah dari dunia ini maka pemandangan itu adalah kamu. (Jaka,1997) Sekali lagi aku katakan padamu. Jika ada tempat lain ternyaman selain bumi ini. Maka kenyamanan itu ada saat bersamamu. (Jaka, 1997) Jaka. nama pemuda jantan yang memiliki jargon Aku penguasa kota Malang. Jaka anak remaja yang hanyut dalam dunia gengster semasa SM...
Monday
7      7     0     
Romance
Apa salah Refaya sehingga dia harus berada dalam satu kelas yang sama dengan mantan pacar satu-satunya, bahkan duduk bersebelahan? Apakah memang Tuhan memberikan jalan untuk memperbaiki hubungan? Ah, sepertinya malah memperparah keadaan. Hari Senin selalu menjadi awal dari cerita Refaya.
I wish you were here
8      8     0     
Short Story
Kasih yang Tak Sampai
5      5     0     
Short Story
Terkadang cinta itu tak harus memiliki. Karena cinta sejati adalah ketika kita melihat orang kita cintai bahagia. Walaupun dia bahagia bukan bersama kita.