Read More >>"> My Brother Falling in Love (29.Sehun's Confuse) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Brother Falling in Love
MENU
About Us  

Xiumin POV

 

Entah kenapa makan siang kali ini rasanya hambar. Tidak sama saat pertama kali bel istirahat berbunyi perutku meronta ingin diisi. Sekarang harusnya senang bisa makan. Tapi malah terasa hambar begini. Mungkin karena aku harus makan sambil melihat Baekhyun dan Sis Kae sesekali saling berbisik. Kenapa juga mereka harus sebahagia itu? sejak kapan Sis Kae dekat dengan Baekhyun.

 

"Kau kenapa ada disini?" Tanya Chanyeol, pandangannya tertuju pada gadis disebelah Sis Kae. Gadis itu menaruh sumpitnya dan melihat Chanyeol.

 

"Sedang makanlah" jawab gadis itu datar.

 

"Apaan sih Nyeol. Udah dari tadi kali dia disini" aku ikut menyahut ingin cepat-cepat mengakhiri makan siang ini.

 

"Baru lihat, soalnya dia mengganggu pemandangan tau" sindir Chanyeol. Teman Sis Kae itu langsung berdiri dan membawa nampan makanannya.

 

"Yakh! Kau selalu menyebalkan. Tanya yang lain, yang mengganggu pemandangan itu ya orang tinggi sepertimu" Go Han Mel benar-benar meluapkan amarahnya pada Chanyeol. Membuat yang lain termasuk aku merinding.

 

"Ayo Sis Kae kita pergi" Go Han Mel dan Sis Kae pergi dari kantin.

 

Aku hanya bisa tersenyum menahan tawa yang akan meledak. Namun sepertinya itu tidak biasa dilakukan oleh Baekhyun dan Chen yang langsung meledakkan tawa mereka begitu Sis Kae dan temannya pergi.

 

Chanyeol tampak begitu polos.memasang wajah bingung melihat Kami tertawa seperti mengejeknya. Itu memang benar karena Chanyeol belum menyadari ucapan Go Han mel.

 

"Wae? Kalian mengejekku? Tertawa untuk apa?" Chanyeol menatap Aku, Baekhyun dan Chen bergantian.

 

"Kau sama sekali tidak mengetahuinya?" Baekhyun berusaha menahan tawanya untuk menjelaskan alasannya.
"Gadis itu benar Nyeol, yang mengganggu pemandangan itu ya orang-orang yang tinggi. Kaya kamu"

 

"Hahahah..." Chen tertawa begitu lebar membuat Chanyeol bertambah kesal saja. Dengan setengah jengkel, Chanyeol mengambil sosis yang masih tersisa dinampan dan menjejali mulut Chen dengan sosis tersebut.

 

Hingga aku dan Baekhyun memang sudah harus menghentikkan tawa. Masalah bertambah serius. Chanyeol marah maka sekolah akan ambruk seketika.

 

***

 

Author POV


Sis Kae mengejar langkah Han Mel yang seolah-olah tidak ingin berjalan bersamanya. Sis Kae tahu bahwa sahabatnya itu sedang sangat kesal karena perdebatan dengan Chanyeol.

Akhirnya dengan sedikit berlari Sis Kae dapat menarik lengan Han Mel dan membuat mereka sama-sama berhenti berjalan.

"Aku tahu kau kesal. Tapi apa kau harus mengabaikanku?" Sis Kae merajuk meminta penjelasan dari Han Mel. "Aku yang mengajakmu makan bersama Baekhyun sunbae dan teman-temannya. Mianhee" kedua tangan Sis Kae memegang telinga. Ia melakukan hal yang selalu dilakukannya jika sedang meminta maaf dan merasa bersalah.

Tidak butuh waktu lama, Go Han Mel sudah tersenyum. Gadis itu menurunkan tangan Sis Kae dari telinga.

"Aku hanya kesal dengan namja tinggi itu. Aku yang harusnya minta maaf karena mengabaikan sahabatku" Go Han Mel merangkul lengan Sis Kae dan mengajak gadis itu berjalan kembali menuju kelas.

"Nah, begitu dong. Kalau kau menganggap Chanyeol sunbae itu musuhmu. Berarti dia juga musuhku"

"Sudah sudah. Jangan sebut-sebut namanya. Aku kesal tau"

Sis Kae sedikit kaget mendengar kata-kata Han Mel. Apa yang membuat sahabatnya itu sampai sebegitu bencinya pada Chanyeol?

"Oh, iya..kenapa Baekhyun sunbae memintamu makan bersamanya tadi?" Han Mel mengerlingkan matanya mengingat sahabatnya pasti menyembunyikan sesuatu? semisal, Sis Kae dan Baekhyun berkencan??

Sebelum Go Han Mel berfikir jauh, Sis Kae sudah lebih dulu menebaknya. Ia yakin sahabatnya itu punya sejuta pemikiran aneh.
"Anni. Bukan soal kedekatan atau apa ya. Aku dan Baekhyun sunbae..." Sis Kae harus apa sekarang?menceritakan kerjasamanya dengan Baekhyun pada Go Han Mel atau memilih merahasiakannya. Sepertinya pilihan kedua lebih baik untuk saat ini.

Go Han mel menunggu lanjutan kalimat Sis Kae.
"Wae?"

"Kita hanya...kau tahu istilah pedagang dan pembeli saling berteman? beberapa minggu yang lalu aku pernah diminta menjaga toko bunga. Saat itu kebetulan ada Baekhyun sunbae" Sis Kae tidak yakin dengan alasan yang ia buat. Tapi ia sangat berharap sahabatnya dapat mempercayainya.
"Sebelum itu juga kita pernah bertemu saat peristiwa keracunan kantin waktu itu"

"Lalu kenapa dia memintamu duduk dengannya tadi? yang itu aku masih belum paham" Han Mel bukanlah seseorang yang akan mudah diberi alasan. Seharusnya Sis Kae paham dari awal.

"Mungkin ia melihat aku sedang mencari tempat duduk. Kau tahu kan kelas kita keluar agak terlambat membuat kantin sedikit padat tadi"

"Byun sunbae baik kan? iya kan Sis Kae?" Han Mel mencolek-colek perut Sis Kae untuk menggoda gadis itu. Mau tidak mau Sis Kae menghindar dan berlarian karena dikejar Han Mel.

"Yakh! Han Mel hentikan" teriak Sis Kae disepanjang koridor. Berlarian gadis itu mengejar Sis Kae demi menggodanya.

***

Mendribel bola basket jauh lebih menarik dari pada harus duduk dikelas dan mendengarkan penjelasan guru. Bagi Kai itu semua adalah cobaan hidup. Siang ini di sekolah ia terlihat tidak sendiri, ada Sehun menemaninya bermain basket.

"Enam poin untukku" teriak Kai begitu bola berhasil masuk kedalam ring. Dengan gerakan memutarnya Kai berbalik menghadap Sehun.

"Wae?" Kai menatap Sehun yang sedang diam sejak dirinya pertama kali mencetak poin. Kai meraih bola dan memainkan dengan jarinya. Sehun menatap datar Kai dengan kening yang berkerut. Kedua namja itu sama-sama berkeringat. Mereka memilih bermain basket di lapangan luar.

"Soal Go Han Mel?" tebak Kai. Sehun langsung mendongak dan memperhatikan Kai. Lelaki didepannya itu seperti bisa membaca hatinya. Memang cocoklah Sehun berteman dengan Kai.

"Ceritakan padaku. Aku bisa bantu. Daripada diam saja" Kai melempar bola basket ke belakang.

"Kemarin aku jalan dengan Park Nopi"

Kai menyilangkan lengannya didepan dada. Menyibakkan rambutnya kebelakang. Samar-samar terlihat Kai menyunggingkan senyum.
Bukan hal aneh Sehun bercerita tentang Park Nopi. Bisa dibilang gadis itu cinta sejatinya. Meskipun Sehun sudah berpacaran dengan orang lain. Sehun pasti akan tetap memilih Park Nopi itu. Kai baru menyadari dirinya berteman dengan namja Playboy macam Sehun. Memang Kai nakal, biang onar, seenak jidat atau apalah. Tapi, soal yeoja silahkan hitung. Kai tidak punya satupun mantan. Atau cari siapa yang pernah menangis karenanya, Tidak ada.

Kai berbalik badan hendak mengambil bola basketnya yang ternyata sudah menggelinding jauh. Alhasil Kai kembali menghadap Sehun.

"Mwo?" Tanya Kai yang memergoki Sehun menatapnya tajam.Kai memang sedang terlihat bingung.tapi bukan karena masalah Sehun. Ia bingung kemana bola basket yang tadi dilemparnya.

"Kau tidak menanyaiku lagi?"

"Bicara yang jelas dong Hun?" Kai menarik lengan kemejanya.
"Aku paham. Kau memintaku mencari alasan agar kau bisa putus dengan Han Mel? akan kucarikan"

"Aku tidak ingin memutuskannya" Sehun menggaruki hidungnya yang tidak benar-benar gatal. Kulitnya yang putih tambah bersinar karena terpaan matahari.

"Wae?"

"Aku mencintai Park Nopi. Tapi aku tidak ingin memutuskan Go Han Mel"

"Kapan Park Nopi sekolah?" Tanya Kai. Mungkin hanya itu yang bisa Kai tanyakan. Mengenai Sehun dan kata-katanya yang aneh itu bukan urusan bagi Kai.

"Besok ia berangkat ke Sekolah"

"Baguslah" Kai menepuk-nepuk bahu Sehun lalu berjalan menjauhi lelaki itu. Kai bukan berjalan memasuki gedung sekolah. Tapi, ia berjalan menuju gerbang. Ia meraih tasnya yang tergeletak di tanah dan menyampirkannya disalah satu bahunya.

.
.
.
.
.
.
.
.

Park Nopi?? Temukan rahasia Sehun di Part selanjutnya...

Ditunggu Voment-nya selalu guys...๐Ÿ˜๐Ÿ˜Šโ˜บ

Tbc

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
She Is Mine
9      9     0     
Romance
"Dengerin ya, lo bukan pacar gue tapi lo milik gue Shalsa Senja Arunika." Tatapan Feren makin membuat Shalsa takut. "Feren please...," pinta Shalsa. "Apa sayang?" suara Feren menurun, tapi malah membuat Shalsa bergidik ketakutan. "Jauhin wajah kamu," ucapnya. Shalsa menutup kedua matanya, takut harus menatap mata tajam milik Feren. "Lo pe...
RARANDREW
468      232     0     
Romance
Ayolah Rara ... berjalan kaki tidak akan membunuh dirimu melainkan membunuh kemalasan dan keangkuhanmu di atas mobil. Tapi rupanya suasana berandalan yang membuatku malas seribu alasan dengan canda dan godaannya yang menjengkelkan hati. Satu belokan lagi setelah melewati Stasiun Kereta Api. Diriku memperhatikan orang-orang yang berjalan berdua dengan pasangannya. Sedikit membuatku iri sekali. Me...
Namaste Cinta
266      157     0     
Romance
Cinta... Satu kata yang tak pernah habisnya menghadirkan sebuah kisah...
dรฉessertarian
110      71     0     
Romance
Tidak semua kue itu rasanya manis. Ada beberapa yang memiliki rasa masam. Sama seperti kehidupan remaja. Tidak selamanya menjadi masa paling indah seperti yang disenandungkan banyak orang. Di mana masalah terbesar hanya berkisar antara ujian matematika atau jerawat besar yang muncul di dahi. Sama seperti kebanyakan orang dewasa, remaja juga mengalami dilema. Ada galau di antara air mata. Di sa...
Bait of love
53      39     0     
Romance
Lelaki itu berandalan. Perempuan itu umpan. Kata siapa?. \"Jangan ngacoh Kamu, semabuknya saya kemaren, mana mungkin saya perkosa Kamu.\" \"Ya terserah Bapak! Percaya atau nggak. Saya cuma bilang. Toh Saya sudah tahu sifat asli Bapak. Bos kok nggak ada tanggung jawabnya sama sekali.\"
Perihal Hati
11      11     0     
Romance
Hati manusia siapa yang tahu, hati manusia siapa yang tak mau dijaga. Namun hati siapa juga yang mau tersakiti. Ini semua hanya permainan hati.
Mrs. Late
11      11     0     
Short Story
Nadia telah berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki kesalahan yang Dia buat, sampai merasa semua usahanya sia-sia akan tetapi keadaan membuat Dia sadar tak ada yang sia-sia seperti apa yang Dia alami...
Klise
79      56     0     
Fantasy
Saat kejutan dari Tuhan datang,kita hanya bisa menerima dan menjalani. Karena Tuhan tidak akan salah. Tuhan sayang sama kita.
Black Roses
864      435     0     
Fan Fiction
Jika kau berani untuk mencintai seseorang, maka kau juga harus siap untuk membencinya. Cinta yang terlalu berlebihan, akan berujung pada kebencian. Karena bagaimanapun, cinta dan benci memang hanya dipisahkan oleh selembar tabir tipis.
Kesya
286      177     0     
Fan Fiction
Namaku Devan Ardiansyah. Anak kelas 12 di SMA Harapan Nasional. Karena tantangan konyol dari kedua temanku, akhirnya aku terpaksa harus mendekati gadis 'dingin' bernama Kesya. Awalnya pendekatan memang agak kaku dan terkesan membosankan, tapi lama-kelamaan aku mulai menyadari ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh Kesya. Awal dari ancaman terror dikelas hingga hal mengerikan yang mulai ...