Read More >>"> My Brother Falling in Love (15.Jogging) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Brother Falling in Love
MENU
About Us  

Author POV

 

Kim Sis Kae, gadis yang sedari tadi berusaha keras menyembunyikan rona merah dikedua pipinya. Pasalnya, kata-kata Xiumin sore itu masih begitu terngiang ditelinganya.

 

Mereka menghabiskan waktu menonton film bersama. Sebelum film dimulai mereka memakan popcorn bersama. Namun, gadis itu sepertinya lebih suka dengan minumannya.

 

"Dimakan dong popcorn nya" pinta Xiumin.

 

Apa Xiumin melupakan kata-katanya? kenapa ia tak membahas ucapannya yang membuat gadis itu gelisah.

 

"Ne"

 

Tak lama kemudian Filmnya dimulai. Adegan demi adegan romantis terputar disana. Tapi kenapa kecanggungan terjadi antara Xiumin dan Sis kae. Sesekali mereka beradu pandang.

 

Sis Kae mengambil satu persatu popcorn nya lalu memasukkannya kedalam mulutnya. Begitupun dengan Xiumin disebelahnya. Hingga akhirnya mereka tak sadar bahwa popcorn telah habis. Xiumin tak sengaja menyentuh tangan Sis Kae yang memang berniat mengambil popcorn.

 

Mereka seketika saling bertatapan.tak ada satupun yang ingin mengakhiri adegan ini. Film yang sedang terputar pun bahkan tak bisa menggubris keduanya.

 

Mereka berdua masih dalam keadaan yang sama. Bermenit-menit berlalu dan mengabaikan Film, mengabaikan suasana, dan mengabaikan kedua tangan yang saling menyatuh.

 

Ada desiran hebat dalam tubuh Xiumin saat ini. Entah kenapa jantungnya berdetak sangat kencang. Tubuhnya seperti membeku melihat wajah Sis Kae.
Jujur ini pertama kalinya bagi Xiumin merasakan hal aneh itu.

 

Sis Kae tak ingin mengakhiri adegan ini. Demi EXO, ia rela berjam-jam melihat wajah Xiumin dengan puas.

 

Mereka tak sadar Filmnya telah berakhir. Xiumin tersentak dengan keadaan Bioskop yang riuh dengan para pengunjung yang berhamburan keluar.

 

"A...ayo ki...kita keluar" ajak Xiumin.

 

Sis Kae masih tak sanggup berkata-kata ia hanya bisa menganggukkan kepala.

 

Mereka keluar dari bioskop dan berjalan disekitar Mall. Masih tak ada yang bersuara. Hingga Xiumin tiba-tiba meraih tangan Sis Kae dan menggenggamnya.

 

Gadis itu tersentak dengan perlakuan Xiumin. Begitu manis menurutnya.

 

"Aku jujur dengan ucapanku Sis Kae-yah"

 

"Aku ingin terus menggenggam tanganmu. Gomawo telah hadir dikehidupanku"

 

Sis Kae masih tak percaya. Ia masih berfikir ini mimpinya. Mimpi yang sangat indah.

 

Saat melihat Sis Kae tersenyum malu Xiumin segera menarik gadis itu ke suatu tempat yang memperlihatkan banyak boneka disana. Namja itu memilih salah satu dan segera membelinya. Lalu ia serahkan pada Sis Kae yang memang masih melihat-lihat sekitar.

 

"Buat aku?" tanya Sis Kae mengambil boneka dari uluran Xiumin.

 

"Untuk gadis cantik sang tokoh utama"

 

Sis Kae terkekeh sedikit malu. Tumben Xiumin berkata seromantis ini.

 

"Gomawo Umin-ah"

 

"Sudah malam. Ayo kita pulang"ajak Xiumin.

 

Sis Kae mengangguk setuju. Merekapun berjalan beriringan keluar Mall.

 

Xiumin kembali meraih salah satu tangan gadis itu. Mereka saling berpandangan merasa senang dengan hubungan mereka saat ini.

 

***

 

Sesampainya di depan rumah, mereka berpisah. Xiumin mengantar gadis itu sampai depan pintu.

 

"Gomawo Umin-ah untuk hari ini" ucap Sis Kae sebelum masuk kedalam rumahnya.

 

"Ne. Aku pergi yah ..."
Pamit Xiumin.

 

Sis Kae mengangguk sambil terus tersenyum.

 

"Aku pergi " ucap Xiumin lagi.

 

"Ne " jawab Sis Kae.

 

"Bye" Xiumin berjalan mundur dan melambaikan tangannya. Sis Kae hanya terkekeh melihat tingkah Xiumin.

 

"Good Night Sis Kae-yah Nice dream...bye bye...."

 

Sis Kae masuk kedalam rumahnya saat Xiumin benar-benar sudah tak terlihat lagi. Gadis itu langsung menaiki tangga menuju kamarnya.

 

***

 

Malam ini Xiumin senang sekali bisa jalan dengan Sis Kae. Kesedihan yang menimpanya sudah hilang dan terganti oleh kebahagiaan. Meskipun sederhana namun sangat berkesan.

 

Ia melempar begitu saja tubuhnya di atas tempat tidur. Besok hari minggu jadi ia bisa libur belajar untuk malam ini.

 

"Hyung !! Temenin nonton bola" teriak Kai dari ruang tengah.

 

Xiumin mendongakkan kepalanya.
"Ayo Xuimin seru nih" teriak ayah mereka juga.

 

"Tumben aboeji dan Kai akur. Masalah bola aja akur" gumam Xiumin.

 

Segera saja namja itu bangkit dan turun menuju ruang tengah. Benar saja disana sudah ada Kai dan ayahnya tengah asik menonton acara sepak bola.

 

"Ya.. sebentar lagi...ayo tembak...tembak ayo.." teriak Kai antusias.

 

"Jagoan appa pasti menang" teriak ayah mereka tak ingin kalah dari anak bungsunya.

 

Xiumin bergabung dan duduk disamping kiri aboeji. Ia mengambil cemilan diatas meja dan memakannya.

 

"Kalo aku liat jagoan aboeji nggak ada apa-apanya sama jagoan Kai. Aku yakin yang Kai dukung pasti menang.liat aja udah beberapa kali mereka hampir mencetak gol"ucap Xiumin yang langsung mendapat tatapan horor dari ayahnya.

 

Kai terkekeh dan siap ber-High Five dengan Xiumin.
"Mantap Hyung" tutur Kai.

 

"Xuimin kamu mau nggak dapat uang jajan?" Tanya appa sinis sekali.

 

Xiumin terkekeh dan memilih untuk menawarkan cemilan pada ayahnya.
"Heheh....Nih cemilan enak banget aboeji . Cobain deh buatan ahjumma Bin luar biasa" kata Xiumin mengalihkan perhatian.

 

"Goolllll !!! " teriak Kai dan Xiumin bersamaan. Kai berdiri lalu berlarian sambil mengangkat kedua tangannya. Xiumin melempar-lempar cemilannya ke TV. Sedangkah ayah mereka hanya menatap sendu ke depan meratapi kekalahannya. Kenapa dirinya tak bisa menang melawan anak-anaknya?

 

***

 

Keesokan Harinya rumah Xiumin terlihat sepi hanya ada Kai dan ahjumma Bin disana. Xiumin harus menghadiri perlombaan sahabatnya. Sedangkan, aboeji harus keluar kota menghadiri pembukaan Hotel terbarunya meskipun dihari libur.

 

Kai sengaja bangun pagi lalu membuka jendelanya dan berdiri disana. Ia mengamati rumah disebelahnya. Mencari seseorang yang beberapa hari ini selalu dirindukannya.

 


"Kapan gadis itu keluar rumah"gumam Kai pada dirinya sendiri.

Akhirnya setelah beberapa menit Kai menunggu. Sis Kae keluar dan berlari kecil dari rumahnya. Sepertinya gadis itu sedang berolahraga. Kai siap mengambil langkah menghampiri gadis itu.

Sis Kae berlari melewati beberapa rumah sendirian. Harusnya sekarang Go Han Mel ada bersamanya. Entah kenapa gadis itu belum juga kelihatan.

"Annyeong" Sapa Kai mengagetkan Sis Kae.

"Kau kenapa bisa ada disini?" tanya Sis Kae yang terlampau terkejut.

Kai berdecak sebelum menjawab. Ia mengacak-acak puncak kepala Sis Kae. Membuat gadis itu salah tingkah saja.
"Ya bisalah...aku kan sudah bilang rumahku deket. Aku memang rajin joging tiap pagi, setiap hari tau. Makanya aku suka telat ke sekolah. Kamu pasti jarang olahraga ya. Aku baru liat kamu joging" jawab Kai panjang lebar.

Sis Kae mendesis. Sungguh itu adalah jawaban terpanjang yang sering ia dapatkan dari Kai, ini membuatnya sedikit terpicu.

"Tapi aku baru liat tuh kamu joging hari ini. Alasan!" Bentak Sis Kae lalu lanjut berlari.

"Hei...itu karena aku joging berpindah tempat" jawab Kai beralasan.

"Bodo"

Kai mengimbangi langkahnya hingga dapat berlari sejajar dengan gadis itu. Kai suka memandang wajah cemberut Sis Kae. Lucu sekali gadis itu dimata Kai.

Derrt...derrt...

Sis Kae mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan yang ternyata dari Go Han Mel.

"Yeoboseo..."ucap Sis Kae.

"Sis Kae-yah...mian aku tak bisa ikut joging hari ini. Aku ada urusan. Okee..Bye"

Tut...tut

"Kenapa sih tuh anak buru-buru amat" gumam Sis Kae merutuki ponselnya.

"Tuhan mengirim seorang Kai untuk menemani gadis cantik supaya tidak joging sendiri, kamu harus bersyukur loh" Cengiran Kai mampu membuatnya mendapat jitakan dari Sis Kae.

"Aku lebih bersyukur kalo kamu tidak ada, aman dan tenang"

Sis Kae berlari kencang tidak ingin diikuti Kai. Tapi bukan Kai namanya jika harus menyerah begitu saja.

"Aku akan mengejarmu Sis Kae-yah"

.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Uh.....Xiumin 😍😍

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Replika
34      23     0     
Romance
Ada orang pernah berkata bahwa di dunia ini ada 7 manusia yang mirip satu sama lain? Ada juga yang pernah berkata tentang adanya reinkarnasi? Aku hanya berharap salah satu hal itu terjadi padamu
Mistress
116      72     0     
Romance
Pernahkah kau terpikir untuk menjadi seorang istri diusiamu yang baru menginjak 18 tahun? Terkadang memang sulit untuk dicerna, dua orang remaja yang sama-sama masih berseragam abu-abu harus terikat dalam hubungan tak semestinya, karena perjodohan yang tak masuk akal. Inilah kisah perjalanan Keyra Egy Pillanatra dan Mohamed Atlas AlFateh yang terpaksa harus hidup satu rumah sebagai sepasang su...
Untuk Navi
30      25     0     
Romance
Ada sesuatu yang tidak pernah Navi dapatkan selain dari Raga. Dan ada banyak hal yang Raga dapatkan dari Navi. Navi tidak kenal siapa Raga. Tapi, Raga tahu siapa Navi. Raga selalu bilang bahwa, "Navi menyenangkan dan menenangkan." *** Sebuah rasa yang tercipta dari raga. Kisah di mana seorang remaja menempatkan cintanya dengan tepat. Raga tidak pernah menyesal jatuh cinta den...
Piromaniak
110      69     0     
Romance
Dia merubah apiku dengan cahayanya
Percikan Semangat
15      15     0     
Short Story
Kisah cinta tak perlu dramatis. Tapi mau bagaimana lagi ini drama yang terjadi dalam masa remajaku. Cinta yang mengajarkan aku tentang kebaikan. Terima kasih karena dia yang selalu memberikan percikan semangat untuk merubahku menjadi lebih baik :)
Janji
14      14     0     
Short Story
Dia sesalu ada, dan akan tetap ada.
PENYESALAN YANG DATANG TERLAMBAT
468      307     7     
Short Story
Penyesalan selalu datang di akhir, kalau diawal namanya pendaftaran.
Help Me to Run Away
45      41     0     
Romance
Tisya lelah dengan kehidupan ini. Dia merasa sangat tertekan. Usianya masih muda, tapi dia sudah dihadapi dengan caci maki yang menggelitik psikologisnya. Bila saat ini ditanya, siapakah orang yang sangat dibencinya? Tisya pasti akan menjawab dengan lantang, Mama. Kalau ditanya lagi, profesi apa yang paling tidak ingin dilakukannya? Tisya akan berteriak dengan keras, Jadi artis. Dan bila diberi k...
Ketika Takdir (Tak) Memilih Kita
11      11     0     
Short Story
“Lebih baik menjalani sisa hidup kita dengan berada disamping orang yang kita cintai, daripada meninggalkannya dengan alasan tidak mau melihat orang yang kita cintai terluka. Sebenarnya cara itulah yang paling menyakitkan bagi orang yang kita cintai. Salah paham dengan orang yang mencintainya….”
The Reason
346      205     0     
Romance
"Maafkan aku yang tak akan pernah bisa memaafkanmu. Tapi dia benar, yang lalu biarlah berlalu dan dirimu yang pernah hadir dalam hidupku akan menjadi kenangan.." Masa lalu yang bertalian dengan kehidupannya kini, membuat seorang Sean mengalami rasa takut yang ia anggap mustahil. Ketika ketakutannya hilang karena seorang gadis, masa lalu kembali menjerat. Membuatnya nyaris kehilan...