Read More >>"> CURHAT
Loading...
Logo TinLit
Read Story - CURHAT
MENU
About Us  

Dalam sebuah hubungan pastinya tidak akan selalu berjalan mulus. Seperti hubunganku saat ini yang entah harus kudeskripsikan seperti apa. Aku kecewa, ingin marah, tapi tidak tahu bagaimana harus melampiaskannya.

Saat di sekolah tadi, Virgo, kekasihku sudah berjanji akan mengajakku pergi ke Bazar Seribu Buku di Balai Kota selepas pulang sekolah. Dengan semangat, aku berlari dari lantai tiga kelasku sampai tempat parkir ketika bel baru berbunyi. Virgo belum menampakkan batang hidungnya. Aku pun memilih untuk menunggu dirinya.

Senyum masih terpatri di wajahku. Sapaan demi sapaan dari temanku menemani kesendirianku. Lama menunggu, aku menjadi gelisah karena Virgo tidak kunjung datang. Berulang kali aku melihat jam di pergelangan tanganku, dan ya, tiga jam sudah aku berdiri bagai orang bodoh di parkiran yang sudah sepi.

Bosan. Itulah yang kurasakan. Aku menghentakkan kaki berulang kali sebagai bentuk kekesalanku. Kemana sebenarnya laki-laki itu? Tega sekali membiarkan kekasihnya menunggu tanpa kepastian seperti ini.

Lima menit berlalu, batas kesempatan yang kuberikan sudah habis. Namun, Virgo belum datang juga. Dengan amarah yang memuncak, tanpa berpikir jauh, aku mengempeskan kedua ban motornya. Setelah melakukan hal gila tersebut, aku segera meninggalkan area sekolah. Masa bodo bagaimana laki-laki itu akan pulang. Kesabaranku sudah habis sekarang.

Ini bukan pertama kalinya Virgo ingkar janji. Aku sudah sering menunggunya dan berakhir dengan aku yang berjalan kaki pulang ke rumah. Miris sekali nasibku ini. Satu dua kali masih bisa kutoleransi, tapi ini sudah yang keberkian kalinya. Jika memang dia ada acara mendadak atau apalah itu, seharusnya ia menghubungiku terlebih dahulu. Dia pikir menunggu itu enak? Menunggu adalah pekerjaan paling tidak berfaedah dalam hidupku semenjak mengenal dirinya.

Ponsel di sampingku terus saja berbunyi, menampilkan nama My Love di layar. Kubiarkan panggilan itu hingga berhenti sendiri. Tadi saja tidak ada inisiatif untuk menghubungiku. Sekarang aku pun juga bisa mengabaikannya. Hey, ponsel ditemukan bukan untuk pajangan. Selagi bicara itu gratis, apa susahnya dia memberiku kabar.

Tanganku terus menari di atas keyboard dengan lincahnya. Menuliskan berbaris-baris kalimat yang terangkum dalam otakku. Inilah yang biasa kulakukan ketika hatiku membutuhkan pencerahan.

Terkadang aku merasa lelah dengan semua ini. Inginku melepaskan, tapi ada bagian dalam diriku yang secara tegas menolaknya. Aku mencintainya, sangat. Virgo adalah cinta pertamaku. Pencipta bahagia dan sedihku. Aku selalu terjebak di dalam dua pilihan dan pada akhirnya aku juga yang harus mengalah menuruti dirinya. Teori bahwa wanita selalu benar memang tidak berlaku dalam kisahku.

“Keysa, makan dulu, Sayang.”

Panggilan mama dari bawah menghentikan pergerakan jariku. Aku menghembuskan napas pelan. “Iya, Ma.”

Kusimpan tulisan singkatku yang baru setengah jadi itu. Aku memandangi wajah tampan Virgo yang menjadi wallpaper laptopku. Bingung rasanya harus mengambil sikap seperti apa. Ketika pikiran ingin berhenti, tapi hati terus memaksa bertahan. Memang benar, hati dan pikiran kadang tidak sejalan.

Pada akhirnya, aku memilih keluar dari kamar untuk makan malam bersama mama dan papaku. Maaf Virgo, memikirkanmu membuatku lapar. Aku tidak menyangka bahwa cinta serumit ini.

Tags: FFWC2

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bukan Untukku
11      11     0     
Short Story
Tak selamanya orang yang kita cintai adalah takdir.
Kata, Kita, Derita
6      6     0     
Short Story
Aku hanyalah sepotong kenangan. Mengiba pada waktu untuk mencipta temu, meski aku tak sanggup memilikimu.
Search My Couple
13      13     0     
Short Story
Gadis itu menangis dibawah karangan bunga dengan gaun putih panjangnya yang menjuntai ke tanah. Dimana pengantin lelakinya? Nyatanya pengantin lelakinya pergi ke pesta pernikahan orang lain sebagai pengantin. Aku akan pergi untuk kembali dan membuat hidupmu tidak akan tenang Daniel, ingat itu dalam benakmu---Siska Filyasa Handini.
Te Amo
9      9     0     
Short Story
Kita pernah saling merasakan titik jenuh, namun percayalah bahwa aku memperjuangkanmu agar harapan kita menjadi nyata. Satu untuk selamanya, cukup kamu untuk saya. Kita hadapi bersama-sama karena aku mencintaimu. Te Amo.
Secret Love Song
17      17     0     
Short Story
Cinta tidak untuk dijalani dengan cara saling menyakiti. Tetapi yang lazim terjadi, ia tumbuh melalui sesuatu yang terkadang sulit dipahami oleh hati. Seperti yang kami alami.
From Ace Heart Soul
10      9     0     
Short Story
Ace sudah memperkirakan hal apa yang akan dikatakan oleh Gilang, sahabat masa kecilnya. Bahkan, ia sampai rela memesan ojek online untuk memenuhi panggilan cowok itu. Namun, ketika Ace semakin tinggi di puncak harapan, kalimat akhir dari Gilang sukses membuatnya terkejut bukan main.
Tenggelam
10      10     0     
Short Story
Percayakah kalian dengan seorang babu yang jatuh cinta pada majikannya? Cinta seorang babu itu tabu. Menggebu-gebu sampai akhirnya menjadi belenggu. Belenggu itu berwujud abu. Abu yang akan hilang bersama kelabu. Bagaimana perasaan cinta si babu? Entahlah, mungkin akan berdebu.
Asa Menggenggam Kata
13      12     0     
Short Story
Kalbuku tersayat, mengenang kesalahan yang tak dapat kuperbaiki. Hatiku bimbang, kemana kaki harus melangkah?
ANAGAPESIS #ffwc2
11      11     0     
Short Story
Ini berawal dari harapan yang dipupuk kebiasaan. Oh, sebuah rutinitas yang mengesankan. Harapanku tumbuh, menjulang menantang akanan. . Hingga suatu ketika kenyataan menamparku agar putar halu. Ini tentang kamu.
Ruang Nostalgia
14      14     0     
Short Story
Jika kita tidak ditakdirkan bersama. Jangan sesali apa pun. Jika tiba-tiba aku menghilang. Jangan bersedih, jangan tangisi aku. Aku tidak pantas kamu tangisi. Tapi satu yang harus kamu tau. Kamu akan selalu di hatiku, menempati ruang khusus di dalam hati. Dan jika rindu itu datang. Temui aku di ruang nostalgia. -Ruang Nostalgia-