Read More >>"> Rewind
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Rewind
MENU
About Us  

Sudah hampir tiga jam Eléonore berkeliling di sekitar Lac d'Annecy, tapi ia tak menunjukkan tanda-tanda kebosanan sama sekali. Emeline yang malang, alias sahabat Eléonore yang ia ajak untuk menemaninya, malah tak ia hiraukan sama sekali. Mereka berdua tengah menikmati vacances d'ete--liburan musim panas, tapi tampaknya yang berlibur hanya Eléonore. Maklum, air tenang seperti Lac d'Annecy memang tak semenarik itu bagi Emeline.

"Elle, apakah kau tak ingin mengajakku kembali ke hotel?" tanya Emeline untuk yang kesekian kalinya, bersaing dengan berapa kali ia menguap dalam satu jam terakhir.

Emeline bukan orang yang mudah mengiyakan ajakan orang lain untuk berlibur ke tempat yang menurutnya membosankan. Akan tetapi, belakangan, ia merasa Eléonore tengah dirundung kemuraman. Eléonore menjadi sering melamun, tak konsen, dan seperti orang yang tak bersemangat. Akhirnya, ia memaksakan dirinya untuk menemani sahabatnya.

"Lebih baik aku mengajakmu ke danau ini daripada ke suatu pantai di antah-berantah, bukan?" sahut Eléonore acuh tak acuh, larut dalam birunya Lac d'Annecy.

Emeline hanya menyahutinya dengan gerutuan di belakang Eléonore, yang tentunya tak dipedulikan sahabatnya itu.

"Menurutmu, apakah aku orang yang egois?" tanya Eléonore tiba-tiba sambil mendudukkan dirinya di kursi kosong yang berada tepi Lac d'Annecy.

"Apa? Mengapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?"

"Kau tahu, terkadang aku tak bisa menahan diri untuk membandingkan perilaku Jean terhadap pacar barunya dengan perilaku Jean ketika bersama denganku."

"Astaga, Elle--"

"Dan aku menemukan bahwa apa yang ia lakukan terhadap pacar barunya juga ia lakukan padaku."

Emeline mengernyit, tak mengerti ke mana arah pembicaraan Eléonore. "Lalu?"

"Ah, entah mengapa... Aku merasa seringkali aku iri terhadap pacar barunya. Padahal, ketika dulu Jean melakukannya untukku, aku tak begitu menghargainya."

"Apa yang sebenarnya kau bicarakan, Elle?"

Ingatan Eléonore berkelana ke masa-masa delapan bulan lalu tanpa bisa ia cegah. "Kau ingat bukan, Jean memang tipe pria yang suka memberikan kado untuk segala jenis perayaan? Bunga, kue, pakaian, sepatu. Banyak hadiah yang dia berikan untukku selama dua tahun kami berhubungan."

"Ya, tentu saja. Setiap aku berkunjung ke apartemenmu dulu, rasanya selalu ada barang baru di sana!"

"Beberapa bulan sebelum kami berpisah, seringkali aku protes. Apakah aku tampak seperti orang yang kekurangan uang sampai-sampai ia terus menerus memberikanku hadiah berupa barang? Aku bilang padanya bahwa aku perlu waktunya, bukan uangnya. Ia bahkan tak bisa meluangkan waktunya untuk makan malam denganku saat perayaan hari jadi kami. Malahan, ia hanya menuliskan surat untuk perayaan se-spesial itu. Dulu aku marah dengan sikapnya yang menurutku tak menunjukkan perhatian sama sekali."

Emeline tetap diam, tak mengeluarkan sepatah kata pun. Ia merasa Eléonore belum selesai berbicara.

"Sekarang, begitu aku melihatnya melakukan semua hal itu terhadap pacar barunya, aku baru sadar bahwa itulah Jean. Ia menyatakan cintanya lewat hadiah dan kata-kata.Kukira... Jean tak benar-benar mencintaiku. Ternyata, hanya cara kami menyatakan cinta yang menjadi permasalahannya."

Emeline tak berkutik. Ia tahu Eléonore pasti menyesali keterlambatannya menyadari semua ini.

"Aku orang yang egois, bukan?" gumam Eléonore. "Aku menuduhnya tak benar-benar mencintaiku hanya karena ia tak mencintaiku dengan cara yang kuinginkan. Padahal, ia telah jungkir balik menyatakan perhatiannya padaku dengan caranya sendiri."

Tags: FFWC2 ffwc2

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kamu, Laut, dan Mencoba untuk Melupakannya
7      7     0     
Short Story
Tentang kamu yang sedang galau karena dia.
Sending My Love To Heaven
12      12     0     
Short Story
Untukmu, lelaki yang pernah membuat hidupku berwarna. Walau hanya sementara.
From Ace Heart Soul
10      9     0     
Short Story
Ace sudah memperkirakan hal apa yang akan dikatakan oleh Gilang, sahabat masa kecilnya. Bahkan, ia sampai rela memesan ojek online untuk memenuhi panggilan cowok itu. Namun, ketika Ace semakin tinggi di puncak harapan, kalimat akhir dari Gilang sukses membuatnya terkejut bukan main.
Kata Tanpa Nyawa
12      11     0     
Short Story
Cahaya bulan yang pecah berserak telah dikumpulkan, menjadi letera yang memperjelas dosa di bawah cahaya : Kamu orang yang salah, tapi jatuh cinta padamu adalah hal yang benar.
F E A R
16      16     0     
Short Story
Satu semester telah berhasil aku dan Al lewati. Semuanya berjalan lancar dan baik-baik saja. Sampai pada hari ulang tahunku, dan hari dimana Al memberikan keputusan untuk kembali berjuang meraih impiannya. Andai kupon permintaan yang ia beri dapat mencegah kepindahannya..
Teman Kecil
8      8     0     
Short Story
Sudah sepuluh tahun kita bersama, maafkan aku, aku harus melepasmu. Bukan karena aku membencimu, tapi mungkin ini yang terbaik untuk kita.
365 Hari, Aku Bertanya pada Kalian?
10      10     0     
Short Story
Aku akan menceritakan kisahku pada kalian semua. Tidak, tidak. Aku tidak meminta belas kasihan kalian. Wanita seperti ku tidak perlu dikasihani oleh kalian. Karena setelah mendengar ceritaku ini, mungkin kalian akan memberiku kalimat penyemangat yang terdengar basi dan empat menit kemudian kalian sudah melupakanku. Jadi, aku tidak perlu itu semua. Aku hanya ingin bertanya kepada kalian, Apak...
desire and waiting
12      12     0     
Short Story
Semilir angin menerpa wajah dan helaian rambutku ,,, Ku ukir senyuman yang amat sangat indah dan tulus,, Sambil membawa kotak berwarnag merah dan di hiasi pita berwarna merah muda,,,
Secret story : ketika akhir cerita tak sesuai keinginan kita.
41      37     0     
Short Story
Baca ceritanya dan temukan kejutannya. Enjoyyyyyyyyyy.
Menggenggam Harapan
9      9     0     
Short Story
Sampai kapanpun, dua hati yang tak pernah jujur akan perasaannya satu sama lain, berarti pemiliknya hanyalah menggenggam perasaan, menggenggam harapan.