Read More >>"> Unending Love (End) (#15 Kedatangan Vampir Lain) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Unending Love (End)
MENU
About Us  

Seperti hari-hari biasaku di mansion ini, bangun tidur, Chas menyiapkan air untukku mandi, lalu turun ke ruang makan dan sarapan bersama Axel, pergi ke halaman belakang atau ke perpustakaan untuk membaca buku. Lalu seperti beberapa hari lalu saat Paman Axel datang berkunjung, suara ketukan pintu terdengar dan aku bergegas membukanya, aku cukup khawatir jika di balik pintu tersebut ada Paman Axel dan segera memarahiku seperti dulu.

Lalu kemudian yang kutemui adalah seorang wanita berparas cantik dengan gaun khas dunia ini sedang memandangiku.

“Halo,” sapaku.

“Oh, maafkan aku yang kurang sopan, apa benar ini kediaman Tuan Easter?” tanyanya lembut.

“Iya, tapi Ax— maksudku Tuan Easter sedang tidak ada di rumah sekarang.”

Hampir saja aku menyebut nama Axel sembarangan. Lalu wanita itu sedikit kebingungan.

“Ada perlu apa ya?” tanyaku. “Mungkin aku bisa membantu.”

“Anu, aku ingin bertemu Tuan Easter dan memintanya untuk membatalkan perjodohan kami.”

“Hah?!”

Aku terkejut bahwa wanita di hadapanku ini, cantik, anggun, berkelas, dan yang lebih penting, dia seorang vampir, ternyata orang yang akan dijodohkan dengan Axel. Ada sedikit rasa minder ketika kini aku memandangi wanita satu ini.

“Ah, maaf aku tadi cukup terkejut. Maksudku, mungkin kau mau menunggu sampai Ax— maksudku Tuang Easter pulang? Aku bisa buatkan teh.”

“Terima kasih banyak.”

Terlihat wanita ini sangat senang ketika aku mengajaknya masuk dan menawarkan secangkir teh padanya.

Kemudian aku meminta Chas untuk membawakanku teh dan beberapa cemilan untuk menemani wanita itu di ruang tamu yang baru pertama kali aku masuki juga. Tak lama setelah itu, aku kembali memandangi wanita anggun di hadapanku. Jika semua vampir pria di dunia ini terlihat sangat elegan bak seorang pangeran, maka vampir wanitanya tak kalah anggun seperti Nyonya Aurora yang pernah kutemui saat acara perayaan di istana.

“Aku hampir lupa, perkenalkan namaku Elena, panggil saja Elen,” kataku mengulurkan tangan.

Wanita itu terkejut mendengar namaku, lalu ia meraih tanganku dengan tangan pucat dan dinginnya itu.

“Kau Nona Elena yang sering dibicarakan Ayahku? Aku sangat senang sekali bertemu denganmu. Perkenalkan namaku Victoria Van Zendwick.”

“Nona Victoria,” kataku.

“Panggil aku Victory saja. Sebenarnya aku ingin bertemu denganmu, selama ini keluargaku sangat melarangku untuk berinteraksi dengan para manusia yang tinggal di wilayah Timur. Aku senang ketika Tuan Easter memiliki kekasih seorang manusia.”

“Kekasih?! Tunggu! Kupikir kau salah paham, aku hanya menumpang di sini, tidak lebih.”

Bahkan untuk memperkenalkan Axel sebagai teman rasanya kurang pas saja mengingat hubungan kami tidak seakrab itu. Apa ya julukan untuk hubungan kami? Dokter dan pasien? Pemilik rumah dan penyewa? Aku tak yakin.

“Tapi Tuan Easter membawamu ke perayaan istana beberapa hari lalu? Setahuku, Tuan Easter tidak pernah mau berurusan dengan seorang wanita manapun, kaulah satu-satunya, Elena.”

Sudah kubilang saat itu Axel memaksaku ikut dengannya, entah dengan alasan apa. Tapi aku tak mungkin menceritakannya pada wanita yang baru kukenal ini.

“Saranku, kau jangan terlalu menganggap bahwa Tuan Easter adalah orang yang penuh misteri.”

Dibandingkan dengan itu, menurutku Axel hanya orang yang selalu memutar-mutar banyak hal hanya untuk mengatakan satu kalimat sederhana. Sejauh ini, yang dikatakannya selalu berputar-putar padahal maksud yang kutangkap tidak serumit itu. Mungkin Axel hanya kurang mampu mengatakan sesuatu secara sederhana saja. Ah! Intinya pria itu membingungkan! Cukup!

Setelahnya kami membicarakan hal lain, tidak lagi berkaitan dengan Axel ataupun diriku, atau hubungan kami berdua. Dari yang kutangkap, wanita ini sangat bersemangat jika berkaitan dengan manusia, ia ingin tahu segala hal tentang duniaku, aku tak keberatan, lagipula tidak memerlukan keahlian khusus untuk menerangkan kehidupanku saat di London dulu.

“Aku selalu penasaran dengan Hari Valentine, kudengar mereka merayakan di musim salju, bukankah salju itu begitu dingin? Kenapa mereka harus merayakannya di saat cuaca sedang tidak mendukung?”

Valentine ya, beberapa hari lagi hari kasih sayang itu tiba. Selama hidupku, aku tak pernah merayakan hari kasih sayang, walaupun beberapa orang misterius sengaja menyimpan bunga atau coklat di atas meja saat sekolah dulu, aku tidak tertarik mengambil satu pun dari mereka.

“Mungkin menurut mereka salju itu romantis, musim dingin adalah waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaan pada orang-orang yang mereka sayangi, agar suasananya menjadi lebih hangat.”

Tapi Valentine hanya satu hari di mana aku mengingat-ingat kenangan bersama ibuku yang meninggal di hari tersebut.

“Pasti menyenangkan bisa mengungkapkan perasaan melalui sebatang coklat dan setangkai bunga.”

“Ya, menyenangkan.”

“Kau pernah mendapatkannya, Elena?”

“Hm? Sesekali, dan cukup menyenangkan. Kenapa kau tidak coba saja menyatakan perasaanmu pada seseorang yang kau kagumi. Lewat seikat bunga?”

“Hahaha … Ayahku pasti merasa aneh jika aku melakukan hal itu.”

“Ibumu?”

“Ibuku sudah lama meninggal.”

Aku merasa bersalah menanyakan hal tersebut dengan nada biasa seperti tadi.

“Maaf.”

“Tak masalah, itu hanya cerita lama. Ngomong-ngomong, orang tua Elena bagaimana? Elena kan tinggal di sini sekarang?”

“Ibuku juga sudah lama meninggal, dan bisa dibilang ayahku membuangku. Jadi, tempat ini adalah pilihan terakhir untukku bisa bertahan hidup.”

Victory menggenggam tanganku, wajahnya terlihat sedih.

“Kau pasti bukan sekedar wanita biasa Elena. Kau pasti sangat kuat sekali.”

Aku tersenyum mendengar kalimat semangat yang dilontarkannya.

“Terima kasih, Victory.”

Sambil menyesap teh dan menghabiskan hari itu, aku dan Victoria saling berbagi cerita tentang kehidupan kami masing-masing, tentang pertanyaan-pertanyaannya soal kehidupan para manusia, dan bagaimana rasanya tinggal di dunia empat musim. Tak banyak yang kutanyakan soal dunia vampir padanya, selain Grine ataupun Chas yang sering menceritakannya padaku, buku-buku di perpustakaan pun menjadi referensi tambahan agar aku mengenal lebih banyak tentang dunia ini.

“Elena, bisakah sesekali aku menemuimu? Aku tahu kedai-kedai teh enak di dunia vampir. Aku senang berbincang-bincang denganmu.”

“Baiklah, aku juga senang bisa punya teman mengobrol di sini.”

“Aku pasti akan menunjukkan dunia vampir yang tak kalah menyenangkan dari duniamu. Akan kupastikan kau betah berlama-lama di sini.”

“Dan kupastikan kau akan segera pergi dari rumahku.”

Suara dingin, sinis, intimidatif dan sarkas khas Axel membuat kami berdua menoleh padanya. Axel sudah berdiri di sampingku. Entah bagaimana kehadirannya bisa tiba-tiba tanpa aku ketahui sebelumnya.

“Axel,” seruku.

Lalu kulirik sekilas Victoria yang cukup terkejut ketika aku memanggil nama Axel dengan santainya.

“Anu, bukan, maksudku Tuan Easter.”

“Kau ini sedang apa?” Axel memandangiku keheranan.

Kemudian Victoria bangkit dan sedikit menunduk pada Axel yang ada dihadapannya.

“Maafkan saya Tuan Easter sudah kurang ajar masuk ke dalam kediamanmu tanpa izin terlebih dahulu.”

“Cepat pergi!”

Aku dengan cepat bangkit dan menyikut pria di sampingku ini. Axel terlihat tak bergeming.

“Kau ini tidak sopan sekali. Aku yang mengajaknya masuk, dia jauh-jauh dari daerah Timur untuk menemuimu. Oh ya, kau bilang akan menemui Axel, Victory.”

“Tidak perlu, Elena. Sepertinya tanpa membicarakan kedatanganku pun, Tuan Easter pasti akan membantuku untuk membatalkan pertunangan kami berdua. Ditambah aku semakin yakin ketika bertemu denganmu. Sepertinya aku harus segera pamit, aku tidak ingin mengganggu kalian berdua.”

Victoria kembali membungkuk sejenak di hadapan Axel lalu tersenyum padaku.

“Terima kasih untuk teh dan ceritanya, Elena. Lain kali aku ingin bertemu dan berbincang lagi denganmu.”

“Tidak ada lain kali dan jangan pernah menginjakkan kakimu kemari lagi.”

“Hei!!!”

Victoria lalu pamit dan keluar dari ruang tamu, ditemani salah seorang pelayan yang ternyata sejak tadi menungguku di luar ruangan.

“Bisa tidak kau sedikit menghilangkan sifat galakmu itu?”

Kemudian aku menyusul Victoria dan menemaninya hingga pintu keluar. Aku jadi merasa bersalah padanya ketika si pemilik rumah yang galaknya melebihi anjing penjaga itu datang mengganggu kami berdua.

“Victory, maafkan Axel, dia cukup galak untuk ukuran pemilik rumah.”

“Tidak, Elena. Tuan Easter memang seperti itu, lagipula memang tidak sopan ketika pemilik rumah menemukan orang asing di dalam rumahnya.”

“Tolong jangan di masukan ke dalam hati, lain kali kita bisa bertemu di luar saja. Tak perlu mendengar ocehannya.”

Victoria terkekeh mendengar penuturanku, jauh dari yang aku ramalkan.

“Tuan Easter terkenal sebagai bangsawan paling mempesona di kalangan para gadis di sini, terutama kedekatannya dengan Raja Leonhard. Ditambah perangainya yang dingin dan misterius itu, Tuan Easter semakin digemari oleh gadis-gadis di sini. Lalu ketika ada gadis lain yang sanggup melelehkan pertahanan Tuan Easter, kuyakin gadis itu punya tempat spesial untuk Tuan Easter.”

Aku tidak bisa menyangkal ucapan Victoria, bagaimana ya? Pria dingin, kejam, tajam, sarkas, dan sedikit cabul itu memang cukup digandrungi perempuan-perempuan yang hadir saat pesta perayaan di istana, tapi sepertinya Victoria keliru jika ada seseorang yang bisa menempati tempat spesial di kehidupan pria itu.

“Terima kasih untuk tehnya Elena, lain kali aku janji akan mengajakmu pergi ke kedai yang aku rekomendasikan. Dan kuharap kau bisa bertahan lama dengan Tuan Easter. Aku pasti mendukung kalian berdua.”

“Sudah kubilang hubungan kami tidak ada yang perlu dipertanyakan. Terima kasih juga sudah menemaniku seharian ini.”

 

****

 

Aku tidak mengerti apa yang terjadi pada pria di hadapanku ini sejak Victoria pamit dari mansionnya, pria itu terlihat lebih dingin dari sebelumnya. Apa masalah di desa belum juga tuntas hingga membuat mood-nya terlihat begitu buruk?

“Bicara padaku, sejak Victoria pulang, kau sepertinya tengah merajuk padaku?”

“Apa maksudmu?”

“Tuh! Kata-kata yang keluar dari mulutmu lebih dingin dari biasanya. Sekarang kau mulai mencoba marah padaku?”

“Untuk apa aku marah padamu? Dan aku tidak sepertimu yang selalu memulai pertengkaran.”

Aku menyerah!

“Baiklah, aku yang salah, aku memang selalu memulai keributan di sini. Baiklah, baiklah. Maafkan aku.”

Axel lalu bangkit dan meninggalkan piring makanannya yang masih tersisa setengahnya. Baru saja dua langkah ia pergi, secara tiba-tiba Axel muncul dengan kepulan asapnya dan muncul di sampingku lalu menatapku tajam seperti biasanya.

“Jangan pernah akrab dengan orang-orang di luar mansion ini. Kau tidak akan pernah tahu betapa berbahayanya mereka.”

Aku menghela napasku. Jengah dengan setiap perkataan Axel yang sebenarnya hal itu juga tertuju untuknya juga.

“Kenapa?! Kau juga akan menghalangiku dari orang-orang yang hanya ingin berteman denganku?”

“Aku tak suka siapapun mendekatimu dengan alasan apapun, berinteraksi dengan banyak orang hanya akan menimbulkan kemungkinan besar kau dilukai oleh mereka. Seperti yang dilakukan ayahmu dan para pengganggu yang menculikmu dulu. Tolong jangan buat aku melihatmu menangis karena terluka oleh orang lain lagi.”

DEG!

DEG!

DEG!

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • ShiYiCha

    Whoaa ... Seruu ini. Aku suka😍. Minim typo juga. Liked

    Comment on chapter #1 Hari Perjumpaan
  • cintikus

    @YantiRY Hai, makasih ya udah membaca tulisanku. Chapter-chapter selanjutnya sudah siap menanti :)

    Comment on chapter #1 Hari Perjumpaan
  • YantiRY

    Like. Ditunggu chapter2 berikutnya.

    Comment on chapter #1 Hari Perjumpaan
Similar Tags
Cute Monster
10      10     0     
Short Story
Kang In, pria tampan yang terlihat sangat normal ini sebenarnya adalah monster yang selalu memohon makanan dari Park Im zii, pekerja paruh waktu di minimarket yang selalu sepi pengunjung. Zii yang sudah mencoba berbagai cara menyingkirkan Kang In namun selalu gagal. "Apa aku harus terbiasa hidup dengan monster ini ?"
After Rain [Sudah Terbit]
81      66     0     
Romance
Bagaimana rasanya terjebak cinta dengan tiga laki-laki yang memiliki hubungan saudara? Bilamana hujan telah mempertemukan kita berteduh di bawah payung yang sama, maka hujan juga bisa memisahkan apa yang sama-sama kita rasa, kemudian memulangkan kembali semua kenangan yang ada. Copyright � 2018, Deka Lika
From Ace Heart Soul
10      9     0     
Short Story
Ace sudah memperkirakan hal apa yang akan dikatakan oleh Gilang, sahabat masa kecilnya. Bahkan, ia sampai rela memesan ojek online untuk memenuhi panggilan cowok itu. Namun, ketika Ace semakin tinggi di puncak harapan, kalimat akhir dari Gilang sukses membuatnya terkejut bukan main.
Dua Puluh Dua
12      12     0     
Short Story
Kehidupan Rion berubah total di umurnya yang ke dua puluh dua. Dia mulai bisa melihat hal-hal yang mengerikan. Kehadiran Krea di hidupnya membuat Rion jauh lebih baik. Tapi Rion harus menyelesaikan misi agar dirinya selamat.
SarangHaerang
56      42     0     
Romance
(Sudah Terbit, sebentar lagi ada di toko buku dekat rumahmu) Kecelakaan yang menimpa saudara kembarnya membuat Hae-rang harus menyamar menjadi cewek. Awalnya dia hanya ingin memastikan Sa-rang menerima beasiswanya, akan tetapi buku harian milik Sa-rang serta teror bunga yang terjadi memberikan petunjuk lain kalau apa yang menimpa adiknya bukan kecelakaan. Kecurigaan mengarah pada Da-ra. Berb...
Ketika Kita Berdua
1099      398     0     
Romance
Raya, seorang penulis yang telah puluhan kali ditolak naskahnya oleh penerbit, tiba-tiba mendapat tawaran menulis buku dengan tenggat waktu 3 bulan dari penerbit baru yang dipimpin oleh Aldo, dengan syarat dirinya harus fokus pada proyek ini dan tinggal sementara di mess kantor penerbitan. Dia harus meninggalkan bisnis miliknya dan melupakan perasaannya pada Radit yang ketahuan bermesraan dengan ...
My Sweety Girl
254      173     0     
Romance
Kenarya Alby Bimantara adalah sosok yang akan selalu ada untuk Maisha Biantari. Begitupun sebaliknya. Namun seiring berjalannya waktu salah satu dari keduanya perlahan terlepas. Cinta yang datang pada cowok berparas manis itu membuat Maisha ketakutan. Tentang sepi dan dingin yang sejak beberapa tahun pergi seolah kembali menghampiri. Jika ada jalan untuk mempertahankan Ken di sisinya, maka...
Until The Last Second Before Your Death
287      227     4     
Short Story
“Nia, meskipun kau tidak mengatakannya, aku tetap tidak akan meninggalkanmu. Karena bagiku, meninggalkanmu hanya akan membuatku menyesal nantinya, dan aku tidak ingin membawa penyesalan itu hingga sepuluh tahun mendatang, bahkan hingga detik terakhir sebelum kematianku tiba.”
Wake Me Up With Amnesia
9      9     0     
Short Story
who would have thought that forgetting a past is a very difficult thing
Magelang, Je t`aime!
9      9     0     
Short Story
Magelang kota yang jauh itu adalah kota tua yang dingin dan tinggal orang-orang lebut. Kecuali orang-orang yang datang untuk jadi tentara. Jika kalian keluar rumah pada sore hari dan naik bus kota untuk berkeliling melihat senja dan siluet. Kalian akan sepakat denganku. bahwa Magelang adalah atlantis yang hilang. Ngomong-ngomong itu bukanlah omong kosong. Pernyatanku tadi dibuktikan dengan data-d...