Tringggg!!!
Bel pulang berbunyi dan semua siswa dan siswi SMA WANNA BE bersiap untuk pulang kerumah mereka masing-masing. Tak terkecuali seorang gadis yang sedang menunggu kakak tercintanya di bawah pohon rindang.
“Ish kak Andrea lama banget sih, ngga tahu kalo Jakarta itu so hot apa!” dengus Vanilla sambil mengibaskan tangannya sebagai kipas.
“Lo kesambet apa gimana Nill?” Tanya seorang cewek yang menghampiri Vanilla dengan nafas yang terengah-engah.
“Berta. Lo ngagetin gue tahu” Ucap Vanilla kepada sahabat barunya itu. Ya Vanilla memang mendapatkan sahabat baru karena Derby mengenalkannya kepada beberapa teman cewek yang diangap paling cocok dengan Vanilla. Derby tidak mau jika Vanilla menjadi bahan bullyan para fansnya kerena terus menempel padanya.
“Lagian lo berdiri di bawah pohon beringin sambil bergumam gitu, ya siapa tahu penunggunya suka sama lo” ujar seorang cewek berambut pendek yang mendekat kearah mereka dengan keadaan yang sama dengan Berta.
“Mela lo ngapain lari-lari begitu?”
“Gue ngejar si Berta yang khawatir takut lo kesurupan” Jelas Mela sambil menetralkan nafasnya.
Vanilla terkekeh karena ucapan kedua sahabatnya itu “Aduh kalian so sweet banget sih, sorry yah udah bikin kalian khawatir”
“iya ngga masalah kok. Lo ngga pulang Nill?”
“Gue lagi nungguin jodoh gue nih, tapi tak kunjung datang”
Berta menyentuh kening Vanilla “Lo lagi day dreaming yah Nill? Atau ini bukan lo?”
Mela langsung menyentuh pucuk kepala Vanilla “Saha maneh teh saha?”
Vanilla terkekeh sebentar dan dia ingin mengerjai kedua sahabatnya itu. Vanilla menatap sinis ke arah kedua sahabatnya itu lalu meraung “Aing Maung hrrr”.
Muka kedua sahabatnya itu tiba-tiba menegang dan itu membuat Vanilla tertawa terbahak-bahak.
“Hai. lo Nilla yah?” sapa salah seorang cowok yang menghampirinya bersama dengan teman satu spesiesnya. Kedatangannya membuat tawa Vanilla seketika terhenti.
“Iya” jawab Vanilla tanpa melihat kearah cowok itu.
“lo cantik. Oh iya kenalin gue Bara anak kelas 11 IPA 3” ucap cowok tersebut sambil mengulurkan tangannya hendak bersalaman dengan Vanilla.
Tinnnnn!
Suara klakson mobil membuat percakapan mereka terhenti. Dari mobil Ferrari tersebut turunlah seorang pria tampan dengan setelan jaz rapih yang membuat semua siswa dan siswi menghentikan aktifitas mereka Karena memperhatikan pria tersebut.
“Astaga,,,sekolah ini beruntung karena seorang malaikat telah rela untuk mampir sebentar ke sekolah ini” mungkin itu adalah apa yang difikirkan oleh para siswi tidak tahu apa yang difikirkan para siswa.
“Tuan putri Vaniku, mari kita pulang” ajak pria tersebut yang tidak lain adalah Andrea, sambil memegang lengan Vanilla hendak mengajaknya pulang.
Vanilla hanya diam dan menatap sinis kearah kakaknya, sebab dia masih kesal karena kejadian tadi pagi dan lagi dia sudah menunggu lama karena kesibukan kakaknya itu.
“lo kenal kakak ganteng nan mapan ini Nill?” Tanya Berta kepada Vanilla dengan lantang tanpa ada rasa malu sedikitpun.
“Udah pasti dong!” Sahut Andrea dengan bangganya
“Beneran Nill?” Tanya Mela
“Iya” jawab Vanilla malas.
Dalam hati, kakaknya tertawa menang karena adiknya masih mau mengakuinya meskipun sedang kesal. Dia bersyukur karena Vanilla tidak melakukan sesuatu yang tidak wajar seperti di sekolah sebelumnya.
“Tuhkan emang saya itu orang terpenting untuk Va-“ belum selesai Andrea berbicara dan membanggakan seberapa penting dirinya bagi Vanilla, Vanilla sudah memotong ucapannya.
“Dia supir gue!” Ucap Vanilla dengan tampang tidak berdosa andalannya.
Jleb!
“HAH!?” Andrea begitu terkejut dengan perkataan Vanilla.
“Kebiasaan lamanya balik lagi deh” Ucap Andrea sembari mencubit pipi chubby Vanilla dengan gemas.
Vanilla hanya menatap Andrea sinis. “Kenapa, ngga terima?!”
“Mana ada sih supir setampan dan sekeren Kakakmu ini” Andrea memang senang untuk menggoda adiknya yang sedang ngambek itu.
“idih, situ waras?” Ucap Vanilla sambil memandang jijik kakaknya itu.
Andrea menghembuskan nafasnya kasar sambil menarik tangan Vanilla lalu mendudukkan Vanilla di kursi penumpang sambil marah-marah sendiri“Udah pulang aja, jatuh harga diri kakakmu ini Vani”
Setelah mobil Vanilla melaju barulah para siswa dan siswi itu melanjutkan aktifitas mereka kembali. Entah mengapa mereka menjadi seakan terhipnotis melihat kedua perpaduan yang sangat sempurna itu.
“Eh tadi itu beneran kakaknya Nilla kan?” Tanya Bara kepada sahabat Vanilla.
“Mana kita tahu kak, orang kita juga baru kenal dia tadi pagi kok”jawab Berta
“Kalo emang bener kakaknya berarti baguslah, gue masih ada kesempatan” gumam Bara namun masih bisa di dengar oleh Berta.
Berta sudah tahu kepribadian Bara yang terkenal playboy dan nakal. Dan berta tidak ingin jika sahabatnya terjebak kisah cinta dengan Bara.
“Tapi perlakuannya romantis gitu Mel, gue jadi curiga. Mungkin ngga sih kalo Kakak tampan itu ternyata adalah orang yang dijodohin sama Vanilla” ucap Berta dengan menekankan kata ‘dijodohin’ agar dapat terdengar oleh Bara si playboy kelas Salmon itu.
“Yeu mana mungkin, ini hidup kenyataan say. Jadi jangan lo samain kayak novel-novel yang dijodohin sama om om tampan gitu. Bosen gue tuh pasti alurnya sama” ucap Mela
“kalo alurnya sama itu mah kesalahan lo sendiri, karena pasti lo baca novel yang sama mulu yah?”
“Iyalah, mana ada duit gue buat beli novel lagi”
“Eh jaman sekarang ada bacaan online kali, gue juga lagi baca nih”
“Emang iya? Coba liat lo baca apa.”
“Gue lagi baca cerita yang judulnya The Power Of Destiny tapi yang Series Vanilla Ice Cream”
“Gimana alur ceritanya sama ngga kayak cerita yang sering gue baca?”
“Ya mana gue tahu”
“Kok ngga tahu, lo sebenernya baca itu cerita atau ngga sih?”
“baca! Cuma masih on going makanya gue belum tahu mau bagaimana kisahnya berjalan. Ini aja gue masih nunggu ini cerita di update” ucap Mela sambil nyengir kuda.
"Btw peran utamanya siapa?"
"Vanilla, tapi sayangnya peran utama cowoknya bukan Bara namanya. Jadi beda deh kayak di dunia kita"
"Emang peran cowoknya siapa?"
"Daniel"
"Oh gitu, bagus deh kalo gitu". Mela menganggukkan kepalanya seraya membalas perkataan Berta.
“Ekhem!” suara deheman membuat mereka menoleh ke arah sumber suara.
“Aih kak Bara, ada apa kak?” Tanya Mela sambil tersenyum kikuk.
“Gue duluan yah, Vanilla nya juga udah balik” ucap Kak Bara sambil tersenyum manis dan kemudian berlalu meninggalkan mereka berdua bersama teman satu spesiesnya.
“Berta jangan bilang itu geng The Most Wanted sekolah kita”
“Iya itu mereka”
“Astaga! kok bisa mereka nyapa Vanilla dan senyumin kita sih, apalagi Kak Bara kan leadernya”
“Iya Mel, waduh kayaknya kita kecipratan keuntungan dari kecantikan si Vanilla yang tiada tara nih”
baca prolognya sebentar berasa lg settingan film twilight, kota hujan hehe. but nice story, kusampai terlarut dalam pensetinggan. udah kulike dan komen storymu. mampir dan like storyku juga ya. thankyouu
Comment on chapter BAB 1 : Olivia Hale