Gedung itu dipenuhi oleh para peserta dari berbagai kota di inggiris. Kurang lebih ada seratu seratus puluh peserta yang duduk menunggu. Para peserta yang telah mendaftarkan diri berpindah ke ruang tunggu, tempat audisi akan di lakukan. Londa memperhatikan para peserta yang hadir, hampir semua peserta mengenakan kostum sesuai dengan peran yang akan diiukutinya. Beberapa terlihat menunggu sambil menghapal sesuatu dari kertas yang dibacanya, beberapa lainya mengobrol satu sama lain membicarakan asal mereka dan peran apa yang iingin mereka dapatkan. Londa duduk menunggu di salah satu disalah satu sudut, jika ia tidak ingat apa misi dia sebeneranya, ingin rasanya ia melarikan diri sekarang.
Londa tidak suka berada di depan panggung dan disaksikan oleh orang banyak, meskipun mamanya adalah seorang pemain teater yang cukup terkenal di masanya, tidak membuat Londa akhirnya menyukai keramain pertunjukkan. Untuknya hidup dalam kehidupan nyata saja sudah terlalu banyak kepura-puraan yang ditemuiny, jadi untuk apa menambahnya dengan panggung pertunjukkan.
Hampir semua peserta adalah wanita, karena tidak ada audisi untuk Romeo. Sang Romeo telah ditetapkan, seorang aktor muda, selain nama Fairtale teater yang cukup terkenal yang menjadi mimpi beberapa orang untuk dapat bermain di dalamnya, alasan lain aktor yang akan memnjado romeo tersebut. Para wanita ini rela menunggun berjam-jam untuk dapat berperan menjadi Julier dan beradu akting dengan aktor muda tersebut. Dari semua peserta yang hadir hanya Londa yang tidak memiliki keinginan sama dengan mereka, ia bahkan berjanji pada dirinya sendiri bahwa pertunjukkan ini menjadi yang pertama dan terakhir untuk dirinya.
Setelah hampir tiga jam menunggu, nama Londa pun dipanggil. Londa bahkan sempat tertidur beberapa saat. Londa bangkit dari duduknya dengan cepat, ia merapihkan anak-anak rambutnya sebelum akhirnya masuk ke ruang audisi. Londa berdoa sebentar dan menarik nafas dalam-dalam, sebelum akhirnya membuka pintu tersebut.
Hingga tiba saat audisi, Elsi Clark menatapnya dan memandangyan dingin
“Aku ingin kau membacakan naskah itu untukku” ujarnya datar
Londa tampak gugup, namun dengan cepat ia menarik nafas untuk mengusir kegugupannya.
Londa pun berhasil melakukan semua yang diajarkan Frank padanya dan melakukanya dengan benar.Setelah audisi pertama para peserta diminta untuk menunggu. Nama-nama peserta yang lolos ke audisi berikutnya pun dibacakan, Londa masuk ke dalam nama-nama peserta yang lolos.
Audisi selanjutnya adalah bermain peran, Londa cukup percaya diri kali ini karena Frank telah mengajarinya dengan baik. Dia hanya perlu membayangkan dirinya adalah karakter yang sedang dimainkannya.
Audisi kedua pun berjalan lancar. Para pemain diminta untuk kembali menunggu. Masing-masing akan dipanggil untuk diwawancarai. Londa mendapat kesempatan pertama. Ia terlihat gugup. Tiga pasang mata menatapnya tajam, terjadi keheningan sesaat, sebelum akhirnya salah satu dari mereka menanyakan beberapa pertanyaan pribadi mengenai pekerjaan Londa. Hingga tiba saatnya giliran Elsie Clark. Frank telah memberitahukan padanya bahwa Londa harus berhati-hati dengan wanita ini. Ia sering kali menjatuhkan mental para peserta audisi dengan sikapnya galak dan dingin.
“Apakah kau bersedia menggunakan wig” tanya Elsie Clark padanya, wajah Londa tampak bingung ia tidak mengerti maksud pertanyaan wanita ini
“Juliet itu memiliki berambut panjang, sedangkan kau berambut pendek” Jelas Elsie menjawab kebingungan Londa
“Jika nanti kau terpilih menjadi Juliet apakah kau bersedia menggunakan wig?” tanyanya lagi, kali ini Londa menganguk dengan cepat
“Baiklah! kau boleh keluar “ ujar Elsie seraya menuliskan sesuatu pada kertasnya.
Londa tidak menjawa, wajanhnya masih terlihat bingung, bagaimana dengan pertanyaan sulit yang harusnnya ditanyakan padanya, bukankah banyak terdengar kabar bahwa Elsie Clark suka sekali membuat para peserta gugup dengan pertanyaannya
“Nona, kau boleh keluar “ Londa pun tersadar dari lamunannya, dan keluar dari ruangan tersebut dengan gugup.
Mantap cantikaaa, teruskan ya semoga jalan menjadi penulis lancar sukses dan dapat memberikan inspirasi lewat tulisanmu seperti yang udah kamu lakukan padaku.
Comment on chapter 1. Gerbang Masa Lalu