Read More >>"> High School Second Story (DIMULAI?) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - High School Second Story
MENU
About Us  

Aku terbangun dari lamunanku, dengan bola berada di bawah kakiku. Bola ini yang kemarin ku temukan? Apa ini orang itu lagi?

“Hoi!” teriaknya dari arah lapangan.

“Lempar bolanya!” perintahnya.

Aku diam tidak bergerak, hanya menatap orang itu dengan tatapan heran. Dia pun kemudian menghamipirku, dan duduk di sebelahku dengan napas terengah-engah.

“Punya minum?” tanyanya lagi.

“Punya.” Jawabku singkat.

“Berikan padaku, aku haus sekali.” Perintahnya (lagi)

“Memangnya kau siapa memerintahku seperti itu?!” Tanyaku marah.

“Aku tahu kau ini siapa sebenarnya!” katanya dengan nada sedikit meninggi.

“A..Apa? Memangnya aku siapa?” tanyaku, suaraku mulai sedikit bergemetar.

“Kau itu adalah Khairina Talysha Hadley, murid pindahan dari London. Panggilan mu adalah Khai, kau baru saja bergabung dengan geng para wajah kanvas, yaitu gengnya Jemima alias Jemi. Benarkan?” jelasnya.

Aku diam, tidak menjawabnya. Aku pikir dia tahu tentang penyamaranku itu, nyatanya tidak. Aku sungguh bersyukur.

“Namaku Brandon Bueaventura, Panggil saja Brandon.” Katanya sambil mengulurkan tangan.

“Khai.” Jawabku singkat, kemudian berdiri meninggalkan dia duduk sendirian dengan tatapan bingung.

“Hoi! Mau keman?” teriaknya.

“Pulang! Sudah di jemput!”

***

Aku duduk di balkon kamarku, memandang langit sore sambil berbicara lewat telpon dengan Puri. Dia terus saja memintaku bercerita, sampai mulutku rasanya kaku.

“Iya jadi Aku harus masuk ke dalam geng itu. Aku belum tahu sih rasanya seperti apa, tapi Aku takut mereka lama kelamaan tahu penyamaranku ini.” Kataku.

“Sudah, kau jalani saja, tidak usah memikirkan kedepannya bagaimana. Aku yakin kau pasti bisa melewatinya Khai, nikmati masa-masa SMA mu lagi." Jawab Puri di seberang sana.

“Oh iya, aku harus mencari gaun warna merah, apa kau punya? Jujur saja kau tahu kan aku tidak punya baju-baju seperti itu?” kataku.

“Iya aku tahu kau seperti apa, tapi aku tidak punya gaun warna merah. Gaunku kan rata-rata berwarna biru atau warna-warna soft, aku tidak suka warna merah Khai.” Katanya.

“Berarti aku harus beli gaun itu.” Kataku.

“Untuk apa sih memangnya?” tanyanya.

“Untuk pergi ke acara pesta tahunan sekolah. Entahlah, anak yang bernama Jemi itu bilang dresscode gengnya warna merah.” Kataku.

"Begini saja, bagaimana kalau kau minta uang dari Pak Yoga untuk membeli gaun itu. Bilang saja untuk menghadiri pesta sekolah, atau kau sewa saja lah di butik langgananku. Hanya sekali pakai, untuk apa kau beli." Sambungnya. Aku menuruti kata-kata Puri, setelah menutup telponnya Aku kemudian langsung menghubungi Pak Yoga dan mengatakan apa maksudku. Beliau dengan senang hati mentransfer sejumlah uang ke rekeningku, kemudian mengatakan bahwa setelah ikut pesta itu Aku harus mendapatkan satu bahan untuk artikel yang akan terbit minggu depan. Benar-benar tidak mau rugi deh beliau ini.

***

Aku menunggu Puri di sebuah cafe di dalam mall yang cukup ramai, sudah hampir satu jam berlalu tapi batang hidung perempuan manja itu belum juga muncul. Kopi ku sudah mau habis, Aku mulai pegal duduk di bangku cafe ini. Astaga, demi Tuhan, ponselnya pun sulit dihubungi.

"Hoi!!" kata seseorang yang begitu membuatku terkejut. Astaga, anak itu, si pemilik bola basket ada di sini. Mau apa dia.

"Apa-apaan sih kau ini, Aku kaget tahu!" Sahutku sambil memarahinya.

"Maaf-maaf, tadi dari jauh Aku melihatmu duduk melamun sendirian. Wajahmu yang ditekuk itu membuatku penasara, jadi Aku hampiri saja. Sedang apa sih? Menunggu pacar ya??" Tanyanya dengan wajah jahil. 

"Tidak. Aku sedang menunggu kakak sepupuku."Jawabku berbohong.

"Ohh, Aku kira kau menunggu pacarmu. Kalau begitu, Aku boleh bergabung dong denganmu?" Katanya lagi dan tanpa persetujuanku dia duduk di kursi sebelahku.

"Apa sih, pergi sana! Aku tidak mau ditemani." Aku mendorong tubuhnya berharap dia cepat pergi dari sini, Aku takut jika dia melihat Puri, dia akan tahu penyamaranku.

"Aduh Khai, maaf Aku terlambat." Kata Puri yang tiba-tiba saja datang dengan keadaan nafas terengah-engah.

"Nahhhhh, ini kakak sepupuku sudah datang. Sana gih kau pergi saja." Usirku pada Brandon.

"Ha? Kakak? Sepupu?" Tanya Puri kaget.

"Iyalah! Kau ini pura-pura lupa deh... Kita memang baru ketemu setelah sepuluh tahun, tapi jangan melupakakkan ku gitu dong KAK!" Kataku dengan sedikit penekanan di bagian akhir kalimat dan tak lupa mataku yang memberikan isyarat pada Puri.

"Ahhhhh iyaaaaa.... Aku hanya bercanda saja Khai heheheh." kata Puri akhirnya mengetahui maksudku.

"Ohh, baiklah kalau begitu. Lain kali temani Aku minum kopi ya... Dah Khai... Dah Kak.." Kata Brandon yang berangsur pergi.

Aku diam dan memelototi Puri dengan tajam, hingga dia merasa tidak enak dan langsung memesankan donat kesukaanku. Setelah itu, Aku dan Puri kemudian menuju butik langganannya untuk menyewa sebuah gaun berwarna merah dan membeli sepatu hills berwarna silver yang sangat cantik, tak lupa tas tangan berwarna senada dengan sepatu ikut dibeli.

Gaun maxi model swing dan ruffle berlengan pendek berbahan satin duchesse berwarna merah inilah yang menarik perhatianku, dan begitu Aku mencobanya, Puri dengan senang hati menyuruhku mengambil gaun ini. Aku berkaca sambil berputar-putar, melihat bayanganku di cermin yang sangat berbeda. Mengingatkan Aku dengan kejadian waktu itu.

***

Kejadian waktu itu, saat Aku memilih gaun untuk prom night di sebuah salon dekat rumahku. Gaun berwarna merah juga menjadi pilihanku saat itu, bedanya gaun itu seperti gaun pesta ulang tahun anak kecil. Aku berdandan seadanya di salon itu, sebab Aku hanya mampu membayar setengah dari harga yang seharusnya. Sebagai gantinya Aku bekerja paruh waktu di salon ini, menyapu sisa rambut yang habis dipotong, mengepel lantai, membersihkan peralatan salon dan masih banyak lagi. Aku berharap malam itu akan menjadi malam yang indah dan mengesankan, tapi kalian pasti tahu, Aku bernasib sial. Hal paling berharga dalam hidupku hampir saja direnggut oleh orang yang bahkan tidakku kenal. Kejam, mereka sangat kejam.

***

"Hey! Kenapa kau malah melamun sih Khai? Ada apa?" Tanya Puri yang tiba-tiba saja sudah berada di sampingku.

"Ah tidak apa-apa kok." Kataku mengeles

"Sudahlah, Aku tahu. Jangan Kau pikirkan lagi masa lalumu itu, ini tidak akan menjadi mimpi burukmu untuk kedua kalinya. Percayalah." Katanya lagi. Aku tersenyum kecil padanya.

"Maaf Mbak, tapi gaun ini tidak untuk disewa." Kata seorang pramuniaga butik ini. Aku kaget mendengarnya, kemudian menatap kearah Puri.

"Loh kenapa Mbak? Bukannya di butik ini bisa untuk disewa? Saya sering loh menyewa di sini." Kata Puri meyakinkan si pramuniaga.

"Iya mbak, untuk beberapa gaun memang sengaja dibuat untuk dijual, tidak untuk disewakan. Salah satunya gaun itu, karena pemilik butik menyukai desain gaun itu, dan beliau tidak ingin banyak orang memakainya. Jadi beliau mendesain gaun itu spesial untuk dijual, di bagian dalam gaun juga ada tanda khusus yang dibuat beliau. Mbak bisa lihat di bagian kerah belakang, ada motif mawar di sana. hanya ada beberapa gaun yang ditandai seperti itu." jelas sang pramuniaga. Aku sedikit bingung, akanku ambil atau aku memilih gaun lain saja.

"Sudah, ambil saja. Mungkin gaun ini membawa keberuntungan untukmu Khai." Kata Puri.

"Tapi... Harganya pasti mahal." Sahutku dengan sedikit berbisik.

"Tidak mahal sayang." Kata seorang wanita paruh baya yang baru saja keluar dari sebuah ruangan di dalam butik. Sang pramuniaga pun menundukkan setengah badannya kemudian pergi melayani tamu lain.

"Ah iya, perkenalkan. Aku pemilik butik ini, namaku Damiaa Damaris ( artinya wanita yang sopan santun dan baik)." Beliau mengulurkan tangannya, Aku dan Puri bergantian menyambut uluran tangannya.

"Gaun itu sangat cocok denganmu anak cantik. Ambilah, kau bisa bayar dengan berapapun yang kau mau." Katanya lagi.

"Tidak. Jangan seperti itu Nyonya, Aku merasa tidak enak. Lebih baik Aku pilih gaun lain saja yang bisa Aku sewa." Kataku mengelak.

"Jangan panggil Aku Nyonya, anak cantik. Panggil saja Aku Madam Damiaa, lagi pula gaun itu hanya satu. Aku menunggu seseorang memilih gaun itu sejak lama, kebanyakan wanita muda memilih gaun yang terbuka dan seksi. Jadi ku harap, kau mau mengambil itu sebagai hadiah dariku yang telah membuat dan menunggu gaun itu memilih pemliknya." Katanya lagi dengan senyum lembut, dia mengelus pundakku lembut, seperti seorang Ibu yang menyayangi anaknya. Aku hampir saja menangis melihat tatapan matanya yang sejuk ketika melihat kearahku.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • DesyTioulina

    @dede_pratiwi thank you :), gambarnya di gambarin hehe pasti aku mampir di ceritamu

    Comment on chapter MENGINGATNYA LAGI
  • dede_pratiwi

    covernya gambar sendiri ya? nice drawing... dan untuk penulisannya oke, gaya bahasanya mudah dipahami. keep writing...udah kulike dan komen storymu. mampir dan like storyku juga ya. thankyouu

    Comment on chapter MENGINGATNYA LAGI
Similar Tags
Love Warning
24      15     0     
Romance
Dinda adalah remaja perempuan yang duduk di kelas 3 SMA dengan sifat yang pendiam. Ada remaja pria bernama Rico di satu kelasnya yang sudah mencintai dia sejak kelas 1 SMA. Namun pria tersebut begitu lama untuk mengungkapkan cinta kepada Dinda. Hingga akhirnya Dinda bertemu seorang pria bernama Joshua yang tidak lain adalah tetangganya sendiri dan dia sudah terlanjur suka. Namun ada satu rintanga...
Ikatan itu Bernama Keluarga
4      4     0     
Inspirational
Tentang suatu perjalanan yang sayang untuk dilewatkan. Tentang rasa yang tak terungkapkan. Dan tentang kebersamaan yang tak bisa tergantikan. Adam, Azam, dan Salma. Hal yang kerap kali Salma ributkan. Ia selalu heran kenapa namanya berinisial S, sedangkan kedua kakaknya berinisial A. Huruf S juga membuat nomor absennya selalu diurutan belakang. Menurut Salma, nomor belakang itu memiliki ban...
Senja Belum Berlalu
57      25     0     
Romance
Kehidupan seorang yang bernama Nita, yang dikatakan penyandang difabel tidak juga, namun untuk dikatakan sempurna, dia memang tidak sempurna. Nita yang akhirnya mampu mengendalikan dirinya, sayangnya ia tak mampu mengendalikan nasibnya, sejatinya nasib bisa diubah. Dan takdir yang ia terima sejatinya juga bisa diubah, namun sayangnya Nita tidak berupaya keras meminta untuk diubah. Ia menyesal...
Catatan 19 September
351      137     0     
Romance
Apa kamu tahu bagaimana definisi siapa mencintai siapa yang sebenarnya? Aku mencintai kamu dan kamu mencintai dia. Kira-kira seperti itulah singkatnya. Aku ingin bercerita sedikit kepadamu tentang bagaimana kita dulu, baiklah, ku harap kamu tetap mau mendengarkan cerita ini sampai akhir tanpa ada bagian yang tertinggal sedikit pun. Teruntuk kamu sosok 19 September ketahuilah bahwa dir...
Unknown
6      6     0     
Romance
Demi apapun, Zigga menyesal menceritakan itu. Sekarang jadinya harus ada manusia menyebalkan yang mengetahui rahasianya itu selain dia dan Tuhan. Bahkan Zigga malas sekali menyebutkan namanya. Dia, Maga!
Rasa yang Membisu?
6      4     0     
Romance
Menceritakan 4 orang sahabatnya yang memiliki karakter yang beda. Kisah cerita mereka terus terukir di dalam benak mereka walaupun mereka mengalami permasalahan satu sama lain. Terutama kisah cerita dimana salah satu dari mereka memiliki perasaan terhadap temannya yang membuat dirinya menjadi lebih baik dan bangga menjadi dirinya sendiri. Pertemanan menjadikan alasan Ayu untuk ragu apakah pera...
Love Finds
193      100     0     
Romance
Devlin Roland adalah polisi intel di Jakarta yang telah lama jatuh cinta pada Jean Garner--kekasih Mike Mayer, rekannya--bahkan jauh sebelum Jean berpacaran dengan Mike dan akhirnya menikah. Pada peristiwa ledakan di salah satu area bisnis di Jakarta--yang dilakukan oleh sekelompok teroris--Mike gugur dalam tugas. Sifat kaku Devlin dan kesedihan Jean merubah persahabatan mereka menjadi dingin...
Senja Kedua
46      20     0     
Romance
Seperti senja, kau hanya mampu dinikmati dari jauh. Disimpan di dalam roll kamera dan diabadikan di dalam bingkai merah tua. Namun, saat aku memiliki kesempatan kedua untuk memiliki senja itu, apakah aku akan tetap hanya menimatinya dari jauh atau harus kurengkuh?
JUST A DREAM
8      8     0     
Fantasy
Luna hanyalah seorang gadis periang biasa, ia sangat menyukai berbagai kisah romantis yang seringkali tersaji dalam berbagai dongeng seperti Cinderella, Putri Salju, Mermaid, Putri Tidur, Beauty and the Beast, dan berbagai cerita romantis lainnya. Namun alur dongeng tentunya tidaklah sama kenyataan, hal itu ia sadari tatkala mendapat kesempatan untuk berkunjung ke dunia dongeng seperti impiannya....
Unthinkable
205      89     0     
Romance
Cinta yang tidak diketahui keberadaannya, namun selalu mengawasi di dekat kita