Read More >>"> Who Is My Husband? (BAB I : BACK TO 2001) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Who Is My Husband?
MENU
About Us  

1

Back to 2001

 

29 November 2001

Alarm di jam beker milik Donna berbunyi nyaring. Tapi toh, Donna hanya menggeliat sedikit, melempar jam itu sembarangan sampai pecah, lalu tidur lagi. Bahkan berkali-kali suara teriakan ibunya dari arah dapur tak juga di pedulikan oleh Donna.

“Donna bangun!!”

“Donna bangun, mandi lalu sarapan!!”

“Donna!! Anak babi lo!! Cepetan bangun!! Lu mau berangkat kuliah, ‘kan?! Cepetan banguuuunn!!” teriak Ibunya lagi dan lagi, sampai-sampai Donna menggertak kesal dan menutup kupingnya yang bengkak akibat teriakan itu.

Masuklah seseorang yang mengusik tidur nyenyaknya, “Heh, babi tua jelek. Bangun! Ibu udah teriak bangunin elo tuh!” Kali ini giliran Andre, kakaknya yang membangunkan dirinya.

“Ah!! Jangan ganggu!! Masih ngantuk tahu!! Gue pulang jam 2 dinihari buat nyelesein tugas gue!!”

“Masa?!”

“Beneran!”

“Bodo!!”

“Uuuuhhh!! Sialan lo!!” teriak Donna kesal karena dipermainkan. Donna melempar guling kepada Andre. Andre bisa menghindar dan menjulurkan lidahnya.

“Awas lo ya!” ancam Donna.  

Dengan berat hati dan dengan mata yang sedikit pun enggan dibuka, Donna beranjak dari kasur dan melangkah pelan keluar dari kamar, kemudian masuk kedalam kamar mandi utama di sebelah dapur.

Rasa segar guyuran air yang mulai membanjiri seluruh tubuhnya. Air yang begitu sejuk, sesejuk hatinya di pagi hari ini. Masalah-masalah di kepalanya seperti tersiram dan mengalir jauh-jauh. Donna sangat suka air, apalagi mandi di pagi hari. Itu bisa memakan waktu berjam-jam di dalam kamar mandi.

Donna keluar berbalut handuk yang cukup tebal di dadanya hingga sebatas paha. Sedangkan handuk tipis menggulung di kepalanya dan tangannya menggosok-gosok rambutnya yang basah.

Tiba-tiba masuklah Andre dengan wajah tidak berdosa. Sementara Donna menjerit dan menutup dadanya dengan kedua tangannya. Untungnya ia sama sekali belum bertelanjang bulat.

“Gila lo!! Masuk sembarangan!! Dasar mesum lo!” jerit Donna.

“Cih!! Emangnya tubuh lo menarik di mata gue? Kagak ada yang menarik sama sekali di tubuh lo tahu!” cibir Andre.

“Sialan lo!” dengus Donna.

“Mau apa lo ke kamar gue?” tanya Donna masih kesal.

“Gue mau nyuruh lo cepetan ke dapur buat sarapan. Anak-anak kost sebelah sudah nunggu,” ujar Andre.

“Oh. Iya, gue mau di baju dulu,” balas Donna seraya tersenyum kepada Andre.

Tadi marah-marah, sekarang sok imut. Dasar cewek aneh, pikir Andre.

 

ÀÀÀ

 

“Aku berangkat, Bu!! Aku terlambat, nih!” teriak Donna di halaman yang sedang memakai sepatu.

“Makanya kalau di suruh bangun, cepet bangun! Kan jadinya telat. Kakak kamu sama yang lainnya udah berangkat dari tadi,” ujar ibunya, menghampiri Donna dengan membawa selembar uang sepuluh ribu.

“Aku tahu. Makanya aku kesel sama Andre karena ninggalin aku. Hah? Masa sepuluh ribu, sih? Kurang, Bu!” Donna protes dan menampan lagi.

“Jatah kamu tiap hari kan segitu! Gak usah protes! Kamu udah janji gak bakalan minta lagi buat ganti duit ibu yang kamu minta buat nonton konser! Cepet ah, pergi sono!” ujar ibunya.

“Iya, iya! Aku berangkat,” ujar Donna.  

 

ÀÀÀ

 

“Ndre, si Donna mana, sih? Lama bener?” keluh  Joe sambil melirik jam tangannya.

“Gue udah telat nih! Gue ada presentasi,” Erik juga mengeluh karena sedari tadi ia tidak bisa diam dan hanya mandangin jam tangannya.

Andre tidak menyahuti keluhan mereka. Matanya sibuk melihat layar ponsel yang ia pegang.

“Eh, udah nunggu lama, ya? Sori, gue telat bangun,” ujar Donna yang baru datang.

Andre, Joe dan Erik sudah menunggu sedari tadi di gang kecil dekat perumahan mereka. Setelah Donna tiba disana, bahkan mereka masih menatap Donna dengan kesal.

Menyadari tatapan itu, Donna hanya tertawa.

“Ya elah, gitu aja marah. Lo berdua kagak bakalan telat ini!”

“Kita udah dimari dari tadi! Lagian kenapa lo bangunnya siang sih?” Joe tetap marah melihat Donna yang tanpa dosa bicara seperti itu. Erik menenangkan Joe sebelum berlanjut dengan debat.

Guys, gue duluan ya?” pamit Andre.

“Oh, oke. Moga lo beruntung sama cewek keturunan Turki itu,” ujar Erik. Kemudian Andre berlalu mengendarai mobil keluaran terbarunya yang baru saja dibelinya.

“Dre!! Dre!! Ini bekal makanan lo!! Ibu udah buatin ini buat lo!” teriak Donna setelah Erik sudah berlalu jauh. Sayang suara teriakannya tak terdengar oleh Andre. Karena Andre tidak menyahut, itu berarti nasi bekal buatan ibu jadi miliknya sekarang.

“Asyik!! Lumayan nih!”

Sekejap kemudian, Donna menjadi bingung, maksud Erik beruntung sama cewek keturunan Turki itu maksudnya apa? Apa Andre sudah punya gebetan baru?

“Rik, lo tadi bilang, ‘Moga beruntung sama cewek keturunan Turki’ itu maksudnya apa? Andre udah punya gebetan?” tanya Donna.

“Enggak disebut gebetan juga, sih. Mereka baru pendekatan. Cewek itu namanya Mieke, cewek keturunan Turki yang satu jurusan sama Andre, jurusan Seni. Mereka udah saling kenal sejak Andre tingkat satu dan cewek itu tingkat dua,” Erik menjawab.

“Mereka sudah sedeket itu? Kok gue gak tahu mereka pedekate?”

“Udah, ah! Nyok berangkat! Dah telat gue! Eh, lo sama gue sekelompok, kan?” tanya Erik kepada Donna.

“Hah? Gue gak tahu. Oh!! Gue baru inget, minggu kemarin gue bolos, ‘kan? Gue kan nonton idola gue. Slank!!” Donna menyebut nama idolanya dengan teriakan melengking, membuat Erik dan Joe tutup telinga.

“Udah, ah! Terserah lo deh!”

Mereka bertiga sudah mulai jalan. Sekarang mereka sudah sampai di trotoar jalan raya, di depan zebra cross. Mereka sedang menunggu lampu merah menyala.

Tak lama kemudian lampu merah menyala. Tapi Donna tidak memperhatikan lampu itu dan berjalan membelakangi jalan, menatap Erik dan Joe. 

 “Rik, emangnya presentasi tentang apa, sih?” tanya Donna.

“Tentang..... Awas, Don!!” teriak Erik, karena tidak Donna sadari ia tidak melihat kendaraan. Donna tertabrak mobil sedan yang melaju pesat sehingga Donna terjatuh dan kepalanya membentur aspal jalan. Pengendara mobil itu berhenti sejenak lalu melihat keluar dari dalam mobil, lalu pergi begitu saja.

“WOOOY!! TANGGUNG JAWAB LO, PENGECUT!! KURANG AJAR LO!! BERHENTI LO!!” teriak Erik.

“Donna! Donna! Lo bertahan, Don! Kita bakalan bawa lo ke rumah sakit,” ujar Joe. Sayang sekali, Donna yang terluka di bagian kepala kini tak sadarkan diri.

 

000

 

Donna dibawa ke ruang UGD, dia masih tidak sadarkan diri. Erik dan Joe berada di sisinya, memegang tangannya hingga ke depan pintu ruang UGD. Datanglah Sandi, teman mereka, yang kebetulan sedang praktek magang karena dia calon dokter, bersama anggota dokter lainnya.

“Teman-teman, gak usah khawatir. Kami akan menyelamatkan Donna. Kalian berdua, cepat kabari orang tua dia,” ujar Sandi.

“Kami ngerti,” jawab mereka.

 

000

 

Ibu Donna sedang mencuci piring di dapur ketika telepon rumahnya tiba-tiba berbunyi. Ibu Donna menyimpan piring yang ia pegang di atas wastafel dan menuju ruang utama.

“Halo, dengan kediaman keluarga Yayan. Dengan siapa ini?” sapa Ibu Donna.

Tangan Ibu Donna menjadi lemas, seluruh tubuhnya menjadi lemas dan mati rasa setelah mendengar apa yang ia tangkap. Telepon itu terlepas dari tangannya. Itu telepon dari Erik yang mengabarinya bahwa Donna kecelakaan dan saat ini berada di rumah sakit. Ibu Donna luar biasa shock nya dan tak mampu berkata apa-apa. Kemudian ia membawa ponselnya dan segera  menelepon Andre.

“Andre, kamu dimana? Cepat ke rumah sakit. Donna...Donna...kecelakaan,” ujar Ibu Donna dengan nada yang tersendat-sendat menahan tangis.

 

000

 

Andre dan ibunya tiba di rumah sakit, tepatnya di depan ruang UGD tempat Donna ditangani di dalam sana. Yang paling shock jelas ibunya. Sementara Erik dan Joe hanya bisa duduk termenung sambil berdoa.

“Gimana keadaan Donna? Kenapa bisa terjadi? Jelaskan!!” Ibunya yang masih terkejut langsung menghampiri Joe dan Erik.

“Donna akan menyeberang jalan, tapi tidak lihat ada mobil ngebut. Tiba-tiba mobil menabraknya, padahal saat itu sedang lampu merah,” jelas Erik.

“Apa pengendara itu bertanggung jawab?! Tidak? Siapa pengendara sialan itu, hah!! Akan aku tuntut orang itu!!” Ibu Donna emosi.

“Sudahlah, Bu. Kita berdoa saja semoga Donna baik-baik saja,” Andre menenangkan ibunya.

Ibunya luluh dan duduk di kursi, disamping Erik dan Joe. Air matanya tidak bisa dihentikan. Ibu Donna sangat cemas dan selalu memperhatikan pintu UGD. Hingga dokter-dokter yang menolong Donna keluar dari ruang UGD. Mereka semua langsung menghampiri dokter itu. Termasuk Sandi yang bersama dengan dokter itu.

“Siapa keluarga Donna?” tanya Dokter.

“Saya, Dokter,” jawab Ibu Donna.

“Anda tidak perlu khawatir, Bu. Donna sudah kami selamatkan. Hanya saja kepalanya terbentur keras, hingga membutuhkan puluhan jahitan. Tetapi tidak apa-apa. Sebentar lagi dia akan segera sadar, kalian boleh melihatnya ke dalam,” ujar Dokter.

“Oh, syukurlah....” Ibu Donna bernafas lega, begitu pula Erik, Joe dan Andre.

“Kerja bagus,” Erik dan Joe memberikan tepukan penghargaan untuk Sandi. Sandi tersenyum layaknya mengatakan ‘terima kasih’.

Mereka semua pergi ke dalam, melihat Donna yang dibalut perban di kepalanya. Donna sedikit membuka matanya dan perlahan membuka mata seutuhnya. Ada gurat kebahagiaan di wajah ibunya.

“Syukurlah, kamu enggak apa-apa,” ujar ibu.

“Aku dimana?” lirih Donna.

“Kamu di rumah sakit,” jawab Sandi.

“Lo enggak apa-apa, ‘kan, Donna? Gue khawatir banget sama lo,” ujar Erik.

“Lo inget kami siapa? Lo inget gue, ‘kan?” Joe memegang pipi Donna.

“Ka...kalian siapa?” tanya Donna.

“Sial! Lo jangan becanda, Don! Kami temen lo, dia kakak lo dan ini ibu lo!” Joe tidak percaya dan menganggap Donna hanya bercanda. Semua orang ternganga mengetahui Donna tidak mengingat mereka siapa.

“Donna!! Jawab!!” bentak Joe.

“Donna? Siapa Donna? Aku Ana. Ana!’ ujar Donna.

“Ana, ‘Anak setan’ maksud lo? Kenapa lo bisa nganggep diri lo Ana? Lo itu Donna! Donna Agnesia!” ujar Joe tidak percaya.

“Aku panggil dokter dulu. Pasti ada yang salah dengan Donna,” Sandi pergi untuk mencari dokter.

Semua orang di dalam ruangan bingung, terkejut dan aneh dengan perubahan Donna. Semua orang, termasuk Andre.

Hingga pada akhirnya satu minggu kemudian...

 

5 Desember 2001

Andre menuangkan air di gelas milik Ana yang nampak ragu untuk menerima perlakuan itu. Ana hanya menunduk dan sesekali menatap ke arah Ibu dan Andre bergantian. Andre kemudian menyendoki pepes ikan dan kemudian di letakkan di piring Ana.

“Makan yang banyak,” ujar Andre.

“Te...terima kasih, ka..kakak,” Ana menerimanya dengan malu-malu.

Andre tersenyum. Ibunya melihat sikap yang berkebalikan pada diri Andre. Ibunya saja sampai terheran-heran. Andre begitu perhatian kepada Donna, atau lebih tepatnya Ana. Namun keheranannya segera buyar setelah melihat Ana tersedak dan bersusah payah meraih air.

“Aduuh, pelan-pelan makannya. Ini, minum dulu. Pasti duri ikan nyangkut di tenggorokan kamu, tuh. Sini Ibu sembuhin kamu,” Ibunya mengepal nasi hingga bulat dan memasukkannya ke mulut Ana. Ana menelannya.

“Sudah berhenti, ‘kan?” Ibu mengusap rambut Ana lembut. Meski ia tahu jiwa Ana adalah Donna sendiri yang selama ini tak pernah ia perlakukan seperti ini.

“Terima kasih, Ibu,” ujar Ana, tersenyum lemah.

“Aku tidak peduli dia itu Ana, atau Donna. Tapi dimataku dia tetap istimewa. Anakku. Anakku Donna.” ujar ibu dalam hati.

Seminggu kemudiannya lagi, Andre sudah melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada Donna. Dalam satu hari, Donna bisa berubah menjadi sisi kepribadian dengan nama yang berbeda.

Dan inilah awal terjadinya keanehan itu. Keanehan yang terjadi kepada adikku. Donna berubah menjadi orang lain. Bukan hanya Ana, ia juga berubah menjadi Juleha, kemudian Zaskia. Dia berubah menjadi empat orang dengan sifat yang berbeda dalam satu hari. Donna, atau Ana, Juleha dan Zaskia, terkena amnesia yang menyebabkan dirinya memiliki empat kepribadian. Jenis amnesia yang aneh. Donna akan berubah kepribadian setelah bersin. Sungguh aneh. Batin Andre.

 

000

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • yurriansan

    Wow 4 kepribadian?
    Aku msh keep going syory nya. Knjgi story ku jga ya..

    Comment on chapter BAB II : 4 KEPRIBADIAN YANG MENIMBULKAN MASALAH
Similar Tags
My X Idol
366      210     0     
Romance
Bagaimana ya rasanya punya mantan yang ternyata seorang artis terkenal? Merasa bangga, atau harus menutupi masa lalu itu mati-matian. Seterkenal apapun Rangga, di mata Nila ia hanya mantan yang menghilang ketika lagi sayang-sayangnya. Meski bagi Rangga, Nila membuat hidupnya berwarna. Namun bagi Nila, Rangga hanya menghitam putihkan hatinya. Lalu, apa yang akan mereka ceritakan di kemudian hari d...
A Boy. A Girl.
927      505     5     
Short Story
She is a nobody. Remains unnoticed by everybody. He is the eye-candy. Tempting, untamed; the life of a party. Here\'s their story...
Teori Membenci
13      13     0     
Inspirational
Terkadang sebuah pemikiran bijak suka datang tiba-tiba. Bahkan saat aku berdiri menunggu taksi di pinggir jalan.
Belum berakhir
8      8     0     
Short Story
kekalahan bukan alasan untuk seseorang berhenti melakukan yang terbaik. pasti ada jalan yang lebih baik untuk kemenangan yang tertunda. cerita seorang pemuda yang selalu berbuat baik dan berhasil membantu sahabatnya mencapai impian, yang ternyata impian pemuda itu sendiri justru terpatahkan. Yang Dia rasa sahabatnya lah yang menghancurkan impian miliknya.
Senja di Sela Wisteria
8      8     0     
Short Story
Saya menulis cerita ini untukmu, yang napasnya abadi di semesta fana. Saya menceritakan tentangmu, tentang cinta saya yang abadi yang tak pernah terdengar oleh semesta. Saya menggambarkan cintamu begitu sangat dan hangat, begitu luar biasa dan berbeda, yang tak pernah memberi jeda seperti Tuhan yang membuat hati kita reda. “Tunggu aku sayang, sebentar lagi aku akan bersamamu dalam napas abadi...
REMEMBER
147      94     0     
Inspirational
Perjuangan seorang gadis SMA bernama Gita, demi mempertahankan sebuah organisasi kepemudaan bentukan kakaknya yang menghilang. Tempat tersebut dulunya sangat berjasa dalam membangun potensi-potensi para pemuda dan pernah membanggakan nama desa. Singkat cerita, seorang remaja lelaki bernama Ferdy, yang dulunya pernah menjadi anak didik tempat tersebut tengah pulang ke kampung halaman untuk cuti...
THE LIGHT OF TEARS
206      95     0     
Romance
Jika mencintai Sari adalah sebuah Racun, Sari adalah racun termanis yang pernah Adam rasakan. Racun yang tak butuh penawar. Jika merindukan Sari adalah sebuah kesalahan, Sari adalah kesalahan terindah yang pernah Adam lakukan. Kesalahan yang tak perlu pembenaran. Jika menyayangi Sari adalah sebuah kegelapan, Sari adalah kegelapan yang hakiki yang pernah Adam nikmati. Kegelapan yang tak butuh pene...
Chester Bennington: From Zero to Hero
372      274     0     
Short Story
Aku Chester Charles Bennington. Aku adalah pentolan grup band metal yang terkenal seantero dunia, Linkin Park dan juga penulis lagu. Ternyata perjuanganku hingga sukses tak seindah karierku saat ini. Banyak hal pahit yang kualami. Tak tanggung-tanggung aku pernah terjun ke barang haram! Penasaran dengan ceritaku? Baca saja kisahku!
Ocha's Journey
13      13     0     
Romance
Istirahatlah jika kau lelah. Menangislah jika kau sedih. Tersenyumlah jika kau bahagia. Janganlah terlalu keras terhadap dirimu sendiri.
Weak
10      10     0     
Romance
Entah sejak kapan, hal seromantis apapun kadang terasa hambar. Perasaan berdebar yang kurasakan saat pertama kali Dio menggenggam tanganku perlahan berkurang. Aku tidak tahu letak masalahnya, tapi semua hanya tidak sama lagi. Kalau pada akhirnya orang-orang berusaha untuk membuatku menjauh darinya, apa yang harus kulakukan?