Read More >>"> Kala Saka Menyapa (Mau Mangga muda! ) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kala Saka Menyapa
MENU
About Us  

Ibaratnya yang kaya semakin kaya, yang bahagia semakin bahagia. Yang melarat makin merosot. Seperti tidak ada keadilan.

Hukum alam memangnya begitu? Bukankah roda itu bundar, bumi itu bulat? Selalu berputar tiap detiknya, bergeser walau sedikit?

Aku kadang berpikir, semesta itu gemarnya bersaksi. Sudi saja melihat kisah-kisah madesu-ku.

"Udah mah akadnya absurd, jauh dari kata indah. Eh Sekarang malah ditambah lagi gak honeymoon. Miris banget sih pernikahan lo Ra." cekikik Sisca.

"Gak ada yang lebih miris selain tingkah Samella. Saking cintanya, dia nangis kejer tiap hari karena Saka mau pergi." curhatku bingung.

Entah, Same itu berotak dewasa tapi tingkahnya tidak sedewasa itu. Sisi normalnya masih ada. Dia bahkan bisa marah padaku selama ini karena hal sepele. Childess.

Keabsenanku di acara sekolah seminggu yang lalu amat dipermasalahkan. Giliran ada Papap yang sayang Same malah harus pergi, Bibun gak sayang Same. Pokoknya gak mau seatap sama Bibun!

Seakan menunaikan keinginannya. Gadis kecil itu sudah hijrah ke rumah Ayah diantar Saka tadi pagi.

"Baru ditinggalin Saka ke Jepang seminggu aja udah nangis-nangis gitu." timbrung Gibran yang baru tiba. "Ini kayak ngajarin lo buat baik-baik sama Saka. Gak boleh ada cerai-ceraian!"

"Kali ini gue terpaksa setuju sih  sama Gibran." suara Sisca terbit diantara kunyahannya. "Lo udah coba tanyain tentang Chelsea yang kedapatan sering nginep di rumah Saka sebelum kalian nikah?"

Sejauh Saka menutup rapat mulutnya, aku coba mengikuti. Malas bertanya meski penasaran. Serius, dituduh cemburu itu jauh dari menyenangkan.

Pernikahan ini biar berjalan mengikuti arusnya. Aku patuh pada setiap permainan hidup. Menjadi istri seperti pada umumnya, tidak berpikiran untuk bercerai atau apa pun.

Tapi jika kekhawatiran Sisca terjadi. Aku bisa apa selain pasrah? Tentu menerim perpisahan, membiarkan status jandaku tersemat lagi.

Sisca akhir-akhir ini sedikit banyak memperhatikan Chelsea. Selain matanya selalu sebesar telur dinosaurus, wajahnya juga pucat pasi. Dia sering muntah-muntah pula.

Ajaib rasanya, di pagi hari makan rujak, di sore hari saat hujan turun minum pop ice full ice. Sepulang lembur tepatnya jam 8 malam, Chelsea pamer ingin bandros.

Ngidam, bisa jadi anak Saka. Lo siap-siap dicerain kalo enggak dipoligami. Begitulah kata Sisca tempo hari.

"Lo bener kayaknya." simpulku setelah menatap sekilas pojokan kanan restoran Italia ini.

"Bener apa?" heran Gibran menunda buku menunya.

"Oh My God!" kaget Sisca kala mengikuti arah pandangku. "Chelsea fix hamil ini mah."

"Uhuk! Uhuk." Gibran terbatuk karena tersentak. Chelsea termasuk anak didiknya. "Gak mungkin, dia masih SMA."

"Elah lo kaya hidup di zaman apa aja sih. Chelsea hamil anak Saka!" beber Sisca. "Tapi semoga aja enggak deh."

Iya, di pojokan kanan sana ada Chelsea. Persis tingkahnya seperti Vanessa di acara resepsi, tergopoh berlari arah toilet menahan mual.

Tak lama, aku tidak tahu ada hubungan apa antara Chelsea dan Vanessa, si dosen pengganti Saka itu ikut menyusul Chelsea khawatir.

"Tapi masa sih?" tak percaya Gibran. "Hamil lagi? Pusing gue."

"Hamil lagi?" sontakku dan Sisca berbarengan.

"Eh, an, anu." gelagapnya bingung. Dia baru saja keceplosan.

.

.

.

***

Papap, Bibun....

Biar aku yang menjadi langitnya
Gelap gulita ketika malam tiba
Tidak apa, terpenting bintang dan bulan dapat bersinar

Bintang itu Bibun
Sama cantiknya kala Bibun berbinar tertawa untukku

Bulan itu Papap
Sama terangnya kala Papap menyapa hidupku

Biar aku yang menjadi langitnya.
Langit yang selalu seruang dengan kalian.
Tetap temani langit ya Bintang, Bulan.

Samella cinta Papap dan Bibun.

Sebelum kalimat per kalimatnya terlontar lancar, riangnya masih bisa ku temukan. Tawa dan ceria kerap mengundang iri teman sebayanya.

Iya, acara masak-masakan. Walau patner Same bukan seperti yang lain-ayah dan ibunya, tapi Samella menikmati.

Posisiku digantikan oleh Gibran. Jadi Samella berjibaku dengan dua orang pria awam, tidak mengerti dapur. Anehnya mereka memangku juara pertama.

Puncaknya saat pentas seni, Samella yang tidak mengenal gugup, ragu ataupun malu mempersembahkan sebuah puisi.

Titik kecewanya, puisi yang disusun bermalam-malam berasa tidak berarti karena tidak ada aku di sana.

Banyak yang bertepuk tangan, banyak yang terharu, Gibran pun sampai menangis. Saka? Tidak tahu, dia memegang kamera, tidak terekspose.

"Jelek ih!" komentar Saka di belahan bumi sana. "Sayang tuh air matanya dibuang-buang mening kalo keluarnya mutiara."

"Lo kok baru kirim videonya sih?  Pantes aja anak lo ngambeknya kebangetan gitu." ucapku.

"Aku kira udah dapet dari Gibran. Dia kan sahabat eh mantan terindahmu kan? Masa gak cerita." kekeh dia di sana. Matanya dihias lingkar hitam.

"Enggak." tukasku lebih tertarik pada warm water zack merah di nakas sana. Saka kram perut? Lebam-lebam? Atau kenapa?

"Tadi mules, sakit banget perutnya." jawab dia seperti mengerti arah tatapku.

"Telat makan? Makan pedes-pedes?" tuduhku menanyakan.

"Gak ada yang ngurusin gimana dong?" lesunya.

Sudah jalan empat hari dia terdampar di negeri matahari terbit. Tak dipungkiri guratan-guratan lelah menyambul.

Tidak tahu apa penyebabnya. Lelah bekerja atau terganggu karena masalah lain? Misal tentang Chelsea yang tercium jelas kehamilannya.

Ibu-ibu di kantor sampai terus bergunjing. Sisca juga kadang menyentil sindiran. Sementara Gibran? Dia kabur entah kemana.

Susah ditemui, membuatku dan Sisca semakin penasaran terhadap rahasianya.

"Makan soup anget. Minum obat terus istirahat!" ujarku. "Udah tutup VC-nya!"

"Ih masih kangen!" rajuknya.

"Nanti mata lo kayak panda beneran lagi." ketusku. Jelas-jelas dia punya waktu untuk istirahat, harusnya lelapkan segala lelah lewat tidur.

"Mau mangga muda. Di Jepang ada yang jual gak ya Ra?" konyolnya.

Membelalak kaget bagai kesetrum. Satu poin penambah kuatnya isu Chelsea hamil anak Saka. Dia pasti sedang ngidam.

Tuhan, bahkan sekarang Saka meninggalkan layar, terberit mual-mual ke arah toilet. Gambaran yang membuatku benci menyaksinya.

Selagi menunggu Saka kembali, dering telpon rumah mendorongku beranjak dari layar.

Pak Budi supir di rumah ayah menelpon. Dia orang handal, mau membantuku mengawasi Same. Tersiar kabar bahwa Same sering mampir ke mall tiap pulang sekolah.

Bukan perkara aneh. Hingga kabar berikutnya cukup membuatku bertanya-tanya.

"Plat nomor itu lagi Mba. Om-nya Radit."

Akalku langsung tersambung pada seraut wajah tampan yang dulu ku puja. Gibran. Selain anti galau, dia juga anti transparan. Sama sekali sulit dibaca. Mulai dari kehamilan Chelsea sampai mendekati Samella. Apa maksudnya?

Seketika teringat cuplikan video tadi. Gibran mengapa bisa hadir? Amat ceria menemani masak-masakan, terlampau baper pada puisi Same?

Menitikan air mata? Bukan Gibran banget!

Sebenarnya ada apa dengan Gibran? Dia siapa bisa care padaku dan Same?Yang ku tahu dia itu sebatas mantan pacarku dan calon suami Camill yang gagal.

Iya seserius itu Gibran pada Camill. Sedalam itu cintanya sampai lupa pada akal sehat. Ayah, ibunya terpaksa bertindak kasar untuk menyadarkan.

Bagaimana bisa orang tua rela melihat anaknya bertanggung jawab pada kesalahan yang bukan diperbuat Gibran sendiri.

Camill mengaku bukan Gibran pelakunya, tapi Gibran memaksa ingin menikahi Camill. Drama banget memang. Ujungnya semua berpisah, sad ending.

Camill meninggal, begitu pun Gibran--meninggalkan tanah air. Dibawa lari entah kemana oleh Tante Maya dan Om Ardi. 

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Unforgettable
11      11     0     
Short Story
Do you believe in love destiny? That separates yet unites. Though it is reunited in the different conditions, which is not same as before. However, they finally meet.
Abnormal Metamorfosa
70      52     0     
Romance
Rosaline tidak pernah menyangka, setelah sembilan tahun lamanya berpisah, dia bertemu kembali dengan Grey sahabat masa kecilnya. Tapi Rosaline akhirnya menyadari kalau Grey yang sekarang ternyata bukan lagi Grey yang dulu, Grey sudah berubah...Selang sembilan tahun ternyata banyak cerita kelam yang dilalui Grey sehingga pemuda itu jatuh ke jurang Bipolar Disorder.... Rosaline jatuh simpati...
Upnormal
209      120     0     
Fantasy
Selama kurang lebih lima bulan gadis delapan belas tahun ini sibuk mencari kerja untuk kelangsungan hidupnya. Sepertinya Dewi Fortuna belum memihaknya. Nyaris puluhan perusahaan yang ia lamar tak jodoh dengannya. Selalu coba lagi. Belum beruntung. Faktor penyebab atas kegagalannya ialah sang makhluk lain yang selalu menggodanya hingga membuat gadis itu naik pitam. Maklum usia segitu masih labil. ...
Looking for J ( L) O ( V )( E) B
59      39     0     
Romance
Ketika Takdir membawamu kembali pada Cinta yang lalu, pada cinta pertamamu, yang sangat kau harapkan sebelumnya tapi disaat yang bersamaan pula, kamu merasa waktu pertemuan itu tidak tepat buatmu. Kamu merasa masih banyak hal yang perlu diperbaiki dari dirimu. Sementara Dia,orang yang kamu harapkan, telah jauh lebih baik di depanmu, apakah kamu harus merasa bahagia atau tidak, akan Takdir yang da...
Invisible Girl
33      28     0     
Fan Fiction
Cerita ini terbagi menjadi 3 bagian yang saling berkaitan. Selamat Membaca :) Jangan Lupa tinggalkan Like dan Komentar nya yaa :) Borahae
ALACE ; life is too bad for us
10      10     0     
Short Story
Aku tak tahu mengapa semua ini bisa terjadi dan bagaimana bisa terjadi. Namun itu semua memang sudah terjadi
SarangHaerang
56      42     0     
Romance
(Sudah Terbit, sebentar lagi ada di toko buku dekat rumahmu) Kecelakaan yang menimpa saudara kembarnya membuat Hae-rang harus menyamar menjadi cewek. Awalnya dia hanya ingin memastikan Sa-rang menerima beasiswanya, akan tetapi buku harian milik Sa-rang serta teror bunga yang terjadi memberikan petunjuk lain kalau apa yang menimpa adiknya bukan kecelakaan. Kecurigaan mengarah pada Da-ra. Berb...
Laci Meja
11      11     0     
Short Story
Bunga yang terletak di laci meja Cella akhir-akhir ini membuatnya resah. Dia pun mulai bertekad untuk mencari tahu siapa pelakunya dan untuk apa bunga ini dikirim. Apa ini....teror?
RARANDREW
435      211     0     
Romance
Ayolah Rara ... berjalan kaki tidak akan membunuh dirimu melainkan membunuh kemalasan dan keangkuhanmu di atas mobil. Tapi rupanya suasana berandalan yang membuatku malas seribu alasan dengan canda dan godaannya yang menjengkelkan hati. Satu belokan lagi setelah melewati Stasiun Kereta Api. Diriku memperhatikan orang-orang yang berjalan berdua dengan pasangannya. Sedikit membuatku iri sekali. Me...
Senja Menggila
10      10     0     
Romance
Senja selalu kembali namun tak ada satu orang pun yang mampu melewatkan keindahannya. Dan itu.... seperti Rey yang tidak bisa melewatkan semua tentang Jingga. Dan Mentari yang selalu di benci kehadirannya ternyata bisa menghangatkan di waktu yang tepat.