Read More >>"> 3600 Detik (BAB 4. HUJAN DI AWAL NOVEMBER) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - 3600 Detik
MENU
About Us  

Waktu itu, tahun 2008. Hujan mempertemukan kita dalam sebuah kebetulan yang ku sebut takdir. Dan untuk pertama kalinya, aku bahagia kala hujan turun. Bahkan, harapan aneh tiba - tiba saja muncul. Semoga hujan turun untuk waktu yang lama. Semoga.

Semua berawal dari pagi burukku. Yang membuatku lupa untuk membawa payung yang sudah disiapkan oleh ibu. Waktu itu, aku berangkat dengan perasaan yang amat kacau. Setelah mendengar perdebatan kedua orang tuaku yang akhir - akhir ini kian menjadi. 

Bukan cuma itu saja hari burukku. Bahkan setelah sampai disekolahpun, ada saja hal yang membuatku tak nyaman. Seragamku kotor karena tak sengaja terkena bola yang ditendang oleh salah seorang murid yang tengah bermain dilapangan yang becek. Becek karena air hujan semalam. Dan aku tak bisa marah. Kenapa? Karena aku tak mengenal mereka. Pun mau marah percuma. Kenapa? Karena mereka juga tak akan mendengarkanku yang orang asing. 

Kenapa orang asing? Karena baru beberapa bulan ini aku resmi berstatus sebagai murid di sekolah ini. Yang belum cukup tahu seluk beluk disini. Belum cukup paham orang - orang yang aku temui tadi. Apakah mereka kakak tingkat atau sebaya denganku.

Jangan heran, aku memang bukan orang yang cepat akrab. Dan aku juga tak banyak memiliki teman. Aku tak pandai bergaul. Bahkan, dalam satu kelaspun hanya ada beberapa yang baru ku ajak bicara. Sementara beberapa yang lainnya tak ku kenal. Hanya tahu sebatas nama saja. 

Dan kejadian yang memperparah hariku pun terus berlanjut. Ketika aku sampai di mejaku. Dan hendak meletakkan tas yang ku gendong. Sebuah tas lain, entah milik siapa ternyata sudah menghuni meja tersebut. Ingin ku pindah tas tersebut, ternyata yang punya langsung datang menghampiriku. Gadis berambut panjang yang sangat ku benci. 
Jangan tanya alasannya! Karena aku hanya benci, dengan sikap "sok" nya. 

"Maaf ya, siapa cepat dia dapat." katanya. Membuat tanganku yang sudah terulur kembali ku turunkan. 

Dan aku, kembali, tak bisa marah ataupun memprotesnya. Aku hanya bisa pasrah, pergi mencari tempat duduk lain. 

Dan disinilah aku, duduk dibangku deretan belakang. Bersama mereka yang asing, yang tak henti - hentinya berbicara. Tiga orang gadis yang dari pagi sampai siang terus saja membicarakan gosip tak jelas, entah itu gosip dari para artis indonesia atau gosip yang beredar disekolah ini. Dan aku, hanya bisa diam sambil menghela nafas pasrah. 

Aku ingin pindah, tak adakah tempat lain yang bisa ku duduki? 

Dan semua itu belum berakhir, semua keburukan itu masih berlanjut ketika bel pulang berbunyi.

Aku sudah bergegas untuk cepat keluar, agar terhindar dari cerewetan ketiga gadis tersebut. Tapi, hujan turun. Hujan yang tak pernah kusuka. Turun dengan derasnya menyapa bumi. Dan aku hanya bisa terpaku menyaksikan tetesan - tetesan air yang turun. Saat menyadari payung yang tadi pagi tlah ibu siapkan lupa ku bawa. 

Ahh, bagaimana ini. Rutuk ku. 

Tak mungkin kan aku pinjam, sedang mereka juga pakai. Tak mungkin juga aku ikut sepayung dengan mereka. Sedang aku tak kenal, pun mereka juga. 

Akhirnya, satu keputusan yang belum pernah ku ambil, kini ku ambil juga. Menerjang hujan. Satu hal yang belum pernah ku lakukan. 

Aku berlari cukup kencang. Menuju halte didepan sekolah. Tak mempedulikan tatapan yang mengarah kepadaku. Aku terus berlari, menerobos hujan, dengan tangan di atas kepalaku. Berharap dapat melindungi diriku. Tapi nihil. Aku tetap basah kuyup. 

Sesampainya di halte, tak ada tempat kosong untuk ku berteduh. Aku kembali terpaku. Melihat halte itu sudah penuh sesak oleh murid - murid yang juga sedang berteduh sambil menunggu angkutan. 

Hah, tak habis pikir, aku dan hari ini. Seperti tak bersahabat. Bahkan seperti musuh yang sedang membalas dendam. Dan berhasil. 

Aku memperlambat lariku. Menjadi jalan. Berjalan pelan ke arah halte sambil memperkirakan adakah tempat kosong untuk ku. Tapi sekali lagi, nihil. Dan sekarang aku harus berteduh dimana? Pikirku sambil melihat diriku sendiri yang sudah basah kuyup. 

Dan akhirnya kembali ku putuskan, berdiri disamping halte, dibawah sedikit atapnya. Dengan resiko, setengah badanku terterjang hujan. Tapi tak apalah, dari pada seluruhnya. Nanti, kalau ada yang pergi baru aku bisa masuk.

Tapi, sudah hampir 10 menit aku berdiri, tak ada yang berkurang. Tak ada yang naik angkutan. Dan angkutan yang melaju ke daerah rumahku pun tak kunjung datang. Dan aku sudah mulai menggigil. 

Hingga tiba - tiba satu peristiwa itu datang. Merubah kebencianku pada hujan. Dia, seseorang yang tak ku kenal, tiba - tiba saja membuka payungnya dan memayungiku. Dengan tiba - tiba.

Dengan pelan, ku toleh seseorang yang berdiri disampingku. Yang tubuhnya kering tak terkena air hujan. Berkebalikan dengan diriku. Ku tatap wajahnya. Seorang laki - laki dengan mata cokelatnya. Dan wajah tanpa senyum. Yang langsung membuatku terpaku. Untuk beberapa detik, aku tak bisa mengalihkan pandanganku darinya.

Siapa dia? 

Tapi ku biarkan saja dia memayungiku. Dalam diam, tanpa bicara. Daripada aku semakin kedinginan. Ku biarkan juga degup jantung ku yang kian menjadi. Ku biarkan juga rasa penasaranku yang terus menggelitik. Aku tetap diam, mencoba tak peduli.

Hingga, mobil berwarna hijau lumut itu datang. Dan aku langsung berlari masuk kedalamnya. Dengan diam juga, tanpa mengucapkan terima kasih. 

Mobil melaju dengan pelan, dan tanpa sengaja kedua mata kami bertemu. Dan tak terduga, dia tersenyum. Dan sangat itu, seakan waktu berhenti untuk sesaat. Dan suara hatiku tiba - tiba saja terus saja berteriak. Membodoh - bodohkan diriku. Rasa penasaranku tiba - tiba saja memukulku, ikut menyalahkanku.

Kenapa tadi aku tak mencoba membuka suara, minimal ucapan terima kasih. Mungkin dengan itu, aku bisa mengenalnya. 

Kembali, hari ini memang hari burukku. Tak ada satu hal pun yang berjalan benar untuk hari ini.

 

 

Tags: Twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Begitulah Cinta?
342      195     0     
Romance
Majid Syahputra adalah seorang pelajar SMA yang baru berkenalan dengan sebuah kata, yakni CINTA. Dia baru akan menjabat betapa hangatnya, betapa merdu suaranya dan betapa panasnya api cemburu. Namun, waktu yang singkat itu mengenalkan pula betapa rapuhnya CINTA ketika PATAH HATI menderu. Seakan-akan dunia hanya tanah gersang tanpa ada pohon yang meneduhkan. Bagaimana dia menempuh hari-harinya dar...
My Sweety Girl
254      173     0     
Romance
Kenarya Alby Bimantara adalah sosok yang akan selalu ada untuk Maisha Biantari. Begitupun sebaliknya. Namun seiring berjalannya waktu salah satu dari keduanya perlahan terlepas. Cinta yang datang pada cowok berparas manis itu membuat Maisha ketakutan. Tentang sepi dan dingin yang sejak beberapa tahun pergi seolah kembali menghampiri. Jika ada jalan untuk mempertahankan Ken di sisinya, maka...
Reminisensi Senja Milik Aziza
40      35     0     
Romance
Ketika cinta yang diharapkan Aziza datang menyapa, ternyata bukan hanya bahagia saja yang mengiringinya. Melainkan ada sedih di baliknya, air mata di sela tawanya. Lantas, berada di antara dua rasa itu, akankah Aziza bertahan menikmati cintanya di penghujung senja? Atau memutuskan untuk mencari cinta di senja yang lainnya?
Selfless Love
106      76     0     
Romance
Ajeng menyukai Aland secara diam-diam, meski dia terkenal sebagai sekretaris galak tapi nyatanya bibirnya kaku ketika bicara dengan Aland.
For Cello
93      68     0     
Romance
Adiba jatuh cinta pada seseorang yang hanya mampu ia gapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang ia sanggup menikmati bayangan dan tidak pernah bisa ia miliki. Seseorang yang hadir bagai bintang jatuh, sekelebat kemudian menghilang, sebelum tangannya sanggup untuk menggapainya. "Cello, nggak usah bimbang. Cukup kamu terus bersama dia, dan biarkan aku tetap seperti ini. Di sampingmu!&qu...
TAKSA
8      8     0     
Romance
[A] Mempunyai makna lebih dari satu;Kabur atau meragukan ; Ambigu. Kamu mau jadi pacarku? Dia menggeleng, Musuhan aja, Yok! Adelia Deolinda hanya Siswi perempuan gak bisa dikatakan good girl, gak bisa juga dikatakan bad girl. dia hanya tak tertebak, bahkan seorang Adnan Amzari pun tak bisa.
My Reason
32      25     0     
Romance
pertemuan singkat, tapi memiliki efek yang panjang. Hanya secuil moment yang nggak akan pernah bisa dilupakan oleh sesosok pria tampan bernama Zean Nugraha atau kerap disapa eyan. "Maaf kak ara kira ini sepatu rega abisnya mirip."
Persapa : Antara Cinta dan Janji
174      106     0     
Fantasy
Janji adalah hal yang harus ditepati, lebih baik hidup penuh hinaan daripada tidak menepati janji. Itu adalah sumpah seorang persapa. "Aku akan membalaskan dendam keluargaku". Adalah janji yang Aris ucapkan saat mengetahui seluruh keluarganya dibantai oleh keluarga Bangsawan. Tiga tahun berlalu semenjak Aris mengetaui keluarganya dibantai dan saat ini dia berada di akademi persa...
Sherwin
11      10     1     
Romance
Aku mencintaimu kemarin, hari ini, besok, dan selamanya
ENAM MATA, TAPI DELAPAN
5      4     0     
Romance
Ini adalah kisah cinta sekolah, pacar-pacaran, dan cemburu-cemburuan