Read More >>"> Love Finds (Bab 15) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love Finds
MENU
About Us  

Pagi itu Jean masuk kantor tidak seperti biasanya, ia masuk pagi sekali. Tidurnya berupa kilasan-kilasan pagutan bibir Devlin dan Jean terbangun beberapa kali sampai akhirnya ia memutuskan untuk tidak tidur lagi. Jean melirik ke samping mejanya, jam 04.00 pagi.

Apa yang terjadi kemarin masih merupakan tanda tanya bagi Jean. Ia telah menikah, bercinta dengan suaminya berkali-kali, namun yang ia rasakan dengan Devlin kemarin sama sekali belum pernah dirasakannya dengan Mike. Ada sesuatu yang liar bergejolak dari dalam dirinya dan memohon untuk lepas.

Ia bangun dan bersiap berangkat ke rumah sakit walaupun shiftnya belum mulai. Jean memutuskan melakukan sesuatu untuk mengalihkan pikirannya dari Devlin, dan cumbuannya yang memabukkan.

Lorong masih dingin dan sepi ketika Jean sampai di ruang ganti suster, ia memasukkan perlengkapannya dan segera berganti. Jean memutuskan untuk menunggu shiftnya di ruang pantry lantai dua. Tubuhnya lelah sekali karena kurang tidur. Ketika ia berkaca di ruang ganti suster, ia memperhatikan bibirnya masih memperlihatkan sedikit lebam dan ia khawatir akan ada yang bertanya mengenai itu, terutama Dora.

Berbicara mengenai Dora, ia seakan keluar dari pikiran Jean dan muncul di pintu pantry. "Dora! Pagi sekali kau sudah disini."

"Yah, aku mengalami hari yang buruk Jean. Nanti saja aku bahas, saat ini aku cuma perlu hot latte untuk memperbaiki mood-ku." Dora berjalan menuju mesin kopi dan mulai membuat untuk dirinya sendiri. "Kau mau?"

"Yeah, tentu saja."

Semenit kemudian Dora meletakkan hot latte di depan Jean. "Kau sendiri, pagi sekali kemari Jean? Merindukan James? Jangan khawatir, besok dia pulang." Gelak Dora.

"Ah~ kau ini Dora. Bukan itu. Tapi boleh aku bertanya Dora?" Jean berkata-kata tanpa melihat Dora, direguknya hot latte-nya untuk menyembunyikan lebam di bibirnya ketika Dora menatapnya.

"Yeah, apapun untukmu. Ada apa manisku?"

"Hmm... apakah kau pernah merasakan sesuatu sensasi terhadap orang lain yang tidak pernah kau alami dengan suamimu?" Bola mata Jean membesar penuh rasa penasaran.

Tawa Dora pecah di ruang pantry itu, dia tertawa geli. "Apa maksudmu? Pertanyaan macam apa itu?" Dora tertawa lagi.

Jean bingung untuk menjelaskannya ke Dora. Tetapi sebagai wanita yang telah menikah empat kali, Jean yakin Dora punya jawabannya. "Uh-oh... tahan tawamu Dora atau orang-orang akan masuk kesini." Wajah Jean merona, ia berkata sambil berbisik, "Maksudku, misalnya ciuman. Ciuman bersama suamimu dan lelaki lain apakah memiliki sensasi yang berbeda? Yang mana lebih baik?"

Tawa Dora menggelegar lagi, tapi kali ini ia buru-buru menutup mulutnya. "Jean kau lucu sekali, aku bisa mati ketawa." Dora cekikikan. "By the way--kau tidak sadar--kau telah membuat mood-ku lebih baik." Dora menelan tawanya dan mulai mengingat-ingat pengalamannya.

"Mari aku jelaskan mekanisme ciuman, benarkan ciuman yang kau maksud atau ... ada hal lainnya?" Alis Dora terangkat sebelah.

"Tidak ... tidak ... hanya sebatas ciuman saja."

Dora menaikkan kedua alisnya dan mengamati Jean sebelum menjawab, "ciuman itu bisa menjadi sangat sensasional jika kau menginginkannya Jean, dengan seluruh jiwa. Jika kau berciuman karena merasa itu sebagai kewajiban atau melakukannya tanpa maksud, maka rasanya hanya manis, menyenangkan, bahkan hambar. Seperti mencium pipi atau kening saja, kau tau?"

Ah~ tatapan Jean menembus ke dinding di belakang Dora, tanpa sadar jarinya menyentuh bibir bawahnya dan lamunan membawanya ke bayang-bayang Devlin. Apakah ia menginginkan Devlin atau sebaliknya?

Dora tersenyum, "seseorang melakukan itu? Siapa orang itu Jean?"

"Melakukan apa? Siapa?" Jean kembali ke saat ini, pura-pura tidak mengerti pertanyaan Dora. Dora yang berpengalaman pasti bisa menebaknya walaupun Jean berusaha menyembunyikannya. Ataukah ia adalah pembohong yang buruk.

"Jean ayolah, kau tau aku bukan orang yang banyak mulut. Kau bisa menceritakannya padaku. Kau tau aku hidup dari mendengar cerita cintamu." Dora tersenyum tulus. "Tetapi kalau menurutmu kau belum siap, jangan. Aku bisa menahan rasa penasaranku sampai kau siap."

"Terima kasih Dora." Jean menolak untuk bercerita, ia belum siap.

"Siapapun yang menciummu seperti itu pasti sangat menginginkanmu, dan seorang  lelaki yang hot." Dora mengipas-ngipas tangannya seakan kepanasan. Jean mendelik ke Dora dan Dora menutup mulutnya dengan menegak hot latte-nya.

Jam 07.00, shift mereka mulai. Dora dan Jean sama-sama bergerak keluar dari zona nyaman mereka untuk menyambut pasien.

 

 

Duduk di minibar-nya pagi itu, Devlin mengacak-acak rambut pendeknya, mengusap-usap wajahnya kemudian menyesap Americano-nya yang masih mengepul perlahan-lahan. Setiap kali ia menatap ke kamar mandinya, bayangan Jean dalam bajunya dengan rambut lembab dan wajah lugunya tanpa make-up muncul, lagi dan lagi. Keberadaan Jean di kamarnya seakan-akan menyempurnakan apa yang kurang dari kamarnya, dari dirinya.

Ia bisa menjejerkan beberapa mantan pacarnya dalam baju yang sama dan rambut yang lembab, tetapi tidak satupun yang bisa membangkitkan kelaki-lakiannya, termasuk Cas. Dan itu membuatnya frustasi.

Ia sudah mengatakan maaf, tetapi tidak menyesal atas apa yang terjadi. Jika kejadian itu terulang lagi, Devlin tidak akan merubah apapun. Bahkan mungkin menambahkan dengan tidak memulangkan Jean. Merayu Jean untuk menyerahkan dirinya--melihat dari responnya--Devlin yakin Jean akan bersedia. Kemarin malam Devlin tidur dengan gelisah, ia merasa Jean tidur disisinya dan kemudian mendapati dirinya terbangun sendirian.

Bagaimana mungkin ia menginginkan tunangan orang lain. Mungkin yang ia rasakan pada Jean hanyalah nafsu belaka dan nafsunya hanya akan membuat Jean sengsara, merusak masa depan Jean. Yang ia inginkan adalah Jean hidup bahagia. Devlin tau ia tidak berhak atas Jean dan ia harus berhenti, berhenti membayangkan Jean, berhenti menemuinya. Berhenti.

Jam 07.00, Devlin menyambat kunci mobilnya dan berangkat ke kantor.

Sore itu, tim kepolisian intel Surabaya mengadakan rapat dengan tim kepolisian intel Jakarta melalui sambungan video jarak jauh. Devlin mewakili tim Surabaya, dan ketika sambungan jarak jauh terhubung wajah Spike muncul mewakili tim Jakarta. Devlin senang sekali melihat sahabatnya yang muncul sehingga tidak perlu untuknya berbasa-basi dan bersifat formal.

"Wow ... Spike! Looking good, man?" Devlin tergelak melihat sahabatnya dengan rambut di cat pirang. Baru kali ini penampilan Spike terlihat segar seperti ini.

"Yeah, nanti saja aku ceritakan." Kata Spike tersipu sambil melirik anggota tim lainnya yang menghadiri rapat. Kemudian wajahnya berubah serius, "Ada hal penting yang harus kami sampaikan Dev. Kau ingat kejadian peledakan yang memakan nyawa Mike? Kami menyusuri kasusnya setelah itu dan barusan kami dikabari dari tim kepolisian anti teroris bahwa kelompok teroris tersebut sudah bergerak ke Surabaya.

"Aku tidak tau bagaimana mengatakannya Dev, aku ingin kau dan tim-mu berhati-hati dan tetap terhubung. Menurut agen anti teroris yang menghubungi kami, kemungkinan target sasaran mereka adalah pusat keramaian seperti dulu, atau rumah ibadah untuk menimbulkan kekacauan. Agen anti teroris juga sedang membentuk tim-tim kecil berisi sniper dan spesial intel untuk menggagalkan rencana ini. Mereka akan segera berangkat ke Surabaya."

"Noted, Spike." Buku-buku jari Devlin memutih. Bagaimana mungkin Devlin melupakan kematian Mike. Mendengar kelompok teroris menuju kotanya sekarang, darah Devlin mendidih. Ia ingin sekali membalas apa yang sudah mereka lakukan terhadap Mike, terhadap Jean, terhadapnya.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (10)
  • dede_pratiwi

    Ceritanya keren. ku udah like and komen. tolong mampir ke ceritaku juga ya judulnya 'KATAMU' jangan lupa like. makasih :)

    Comment on chapter Bab 1
  • YUYU

    @aisalsa09 lanjut sis wkwkwk...

    Comment on chapter Bab 15
  • aisalsa09

    Aku baru baca smpe part 15, kok jadi takut James otak kematian Mike ya? Wkwk. Ya ampun otakku

    Comment on chapter Bab 15
  • YUYU

    Kang isa.. dah ak revisi elipsisnya hahaha... nuhun kang. Ada lg?

    Comment on chapter Bab 1
  • YUYU

    ???? Tq bgt diarah keun

    Comment on chapter Bab 1
  • YUYU

    Oooo... Bsk ak japri y

    Comment on chapter Bab 1
  • Kang_Isa

    Paragraf 13.

    Apa yang akan terjadi pak? ....

    ( Apa yang terjadi, Pak? .... )

    Begitu pun pargraf di bawahnya.
    ---- "Jangan khawatir pak. Istri bapak ----
    ( ---- "Jangan khawatir, Pak. Istri Bapak ---- )

    Kayaknya masih ada lagi, deh. Aku baru baca sampai bab 4 dulu. Suka dari alurnya, menarik. Kalau tanda baca bisa sambil jalan, hehehe.

    Comment on chapter Bab 1
  • Kang_Isa

    Di bab 1, paragraf 9.
    Di situ ada kalimat:
    ---- Devlin.....? -----
    Elipsis, atau titik tiga di apit oleh spasi. ( ... )
    Kalau ditambahi dengan tanda tanya. ( ...? )
    Begitu pun untuk tanda seru atau lainnya. ( ...! / ...?! )

    Comment on chapter Bab 1
  • YUYU

    Terima kasih @Kang_Isa bgn mana atuh kang mohon petunjuknya... ak coba cek n edit.

    Comment on chapter Bab 1
  • Kang_Isa

    Halo, Yuyu. Salam kenal, ya. Ceritanya cukup menarik, alurnya lumayan menyentuh. Segi tanda baca, sama beberapa kosakata masih ada yang kurang pas kalau menurutku. Salam semangat, ya.

    Comment on chapter Bab 1
Similar Tags
F I R D A U S
18      12     0     
Fantasy
You Can
29      18     0     
Romance
Tentang buku-buku yang berharap bisa menemukan pemilik sejati. Merawat, memeluk, hingga menyimpannya dengan kebanggaan melebihi simpanan emas di brankas. Juga tentang perasaan yang diabaikan pemiliknya, "Aku menyukainya, tapi itu nggak mungkin."
Mencintaimu di Ujung Penantianku
50      32     0     
Romance
Perubahan berjalan perlahan tapi pasti... Seperti orang-orang yang satu persatu pergi meninggalkan jejak-jejak langkah mereka pada orang-orang yang ditinggal.. Jarum jam berputar detik demi detik...menit demi menit...jam demi jam... Tiada henti... Seperti silih bergantinya orang datang dan pergi... Tak ada yang menetap dalam keabadian... Dan aku...masih disini...
Diary of Time
23      11     0     
Romance
Berkisah tentang sebuah catatan harian yang melintasi waktu yang ditulis oleh Danakitri Prameswari, seorang gadis remaja berusia 15 tahun. Dana berasal dari keluarga berada yang tinggal di perumahan elit Menteng, Jakarta. Ayahnya seorang dokter senior yang disegani dan memiliki pergaulan yang luas di kalangan pejabat pada era pemerintahan Presiden Soekarno. Ibunya seorang dosen di UI. Ia memiliki...
Kama Labda
7      7     0     
Romance
Kirana tak pernah menyangka bahwa ia bisa berada di jaman dimana Majapahit masih menguasai Nusantara. Semua berawal saat gadis gothic di bsekolahnya yang mengatakan bahwa ia akan bertemu dengan seseorang dari masa lalu. Dan entah bagaimana, semua ramalan yang dikatakannya menjadi kenyataan! Kirana dipertemukan dengan seseorang yang mengaku bahwa dirinya adalah raja. Akankah Kirana kemba...
When I Found You
63      37     0     
Romance
"Jika ada makhluk yang bertolak belakang dan kontras dengan laki-laki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan." Andra Samudra sudah meyakinkan dirinya tidak akan pernah tertarik dengan Caitlin Zhefania, Perempuan yang sangat menyebalkan bahkan di saat mereka belum saling mengenal. Namun ketidak tertarikan anta...
Oh My Heartbeat!
8      7     0     
Romance
Tentang seseorang yang baru saja merasakan cinta di umur 19 tahun.
Today, I Come Back!
62      35     0     
Romance
Alice gadis lembut yang sebelumnya menutup hatinya karena disakiti oleh mantan kekasihnya Alex. Ia menganggap semua lelaki demikian sama tiada bedanya. Ia menganggap semua lelaki tak pernah peka dan merutuki kisah cintanya yang selalu tragis, ketika Alice berjuang sendiri untuk membalut lukanya, Robin datang dan membawa sejuta harapan baru kepada Alice. Namun, keduanya tidak berjalan mulus. Enam ...
Strange and Beautiful
38      11     0     
Romance
Orang bilang bahwa masa-masa berat penikahan ada di usia 0-5 tahun, tapi Anin menolak mentah-mentah pernyataan itu. “Bukannya pengantin baru identik dengan hal-hal yang berbau manis?” pikirnya. Tapi Anin harus puas menelan perkataannya sendiri. Di usia pernikahannya dengan Hamas yang baru berumur sebulan, Anin sudah dibuat menyesal bukan main karena telah menerima pinangan Hamas. Di...
A D I E U
35      30     0     
Romance
Kehilangan. Aku selalu saja terjebak masa lalu yang memuakkan. Perpisahan. Aku selalu saja menjadi korban dari permainan cinta. Hingga akhirnya selamat tinggal menjadi kata tersisa. Aku memutuskan untuk mematikan rasa.